📚.3-Malam Minggu
"Ketika anda berpacaran dengan cewek manis,satu jam seperti sedetik.Ketika anda duduk diatas tungku panas,sedetik serasa seratus jam.Itulah relativitas."
-Albert Eistain-
📚📚
Malam minggu malam yang panjang-mungkin sebagian orang familiar dengan ujaran tersebut. Sebagian besar anak muda memang berpikiran tersebut,karena sebagian besar dari mereka menganggap jika malam minggu itu waktu yang wajib untuk dinikmati bersama. Nongkrong bersama,nge-date,nonton bareng atau sekedar mabar games yang tengah digandrungi bersama teman.
Sebagian besar anak muda memang menganggap malam minggu adalah malam yang spesial. Terutama bagi para pasangan yang akan menggunakan kesempatan ini untuk menghabiskan waktu bersama. Lain dengan empat pemuda tampan yang tengah asik berkumpul didalam kamar megah yang didominasi warna dark blue tersebut.
"Èhh,kampret loe nge-blocade jalan Alucard gue!" Protes pemuda tampan berkaos biru langit tersebut.
"Bang,yang main itu tangan sama otak. Dari tadi bibirnya nge-bacot terus dah?" Ketus lawan bicaranya.
"Serah gue dong,Suka Suka gue." Kekeh sang kakak sambil memainkan joystik ditanganya dengan lihai.
Aroon dan Davin memang tengah main bareng atau mabar istilah kerenya. Keduanya nampak asik mabar,sambil diselingi dengan celotehan absurd maupun ngawur. Beda dengan Davian yang kini tengah menguasai area ranjang king size berbadcover dark blue tersebut. Sesekali terdengar kekehan maut dari pemuda yang berjuluk playboy kelas kakap tersebut.
"Iya,sayangku. Besok Dadav jemput kok." Rayunya sambil menggulirkan tanganya lihai diatas layar handphone miliknya.
Matanya fokus melihat-lihat beranda Instagram,sedangkan telinganya singkron dengan bibir ketika membalas ucapan kekasih hatinya.
"Iya,maaf ya. Malam ini Dadav ada acara sama mamah,jadi gak bisa ngajak kamu nge-date." Ujarnya dibuat selembut mungkin.
'Elah,mantan lewat beranda cuy.' Gumamnya lirih,saat melihat fhoto gadis berambut sebahu lewat diberanda Instagram miliknya.
'Eh tapi ngomong ngomong,kalo udah jadi mantan kok makin cantik aja? Eakk?' Gumamnya sambil terkekeh kecil.
"Sayang,kamu gak dengerin aku ya?"
"Eh,apa? Enggak kok?" Davian mulai gelagapan.
Fokusnya memang terbagi,antara nge-stalk akun Instagram mantanya,dengan obrolan kekasihnya kini. Bisa kacau balau begini,jika ia ketahuan tidak mendengarkan.
"Ish kesèl deh. Kamu pasti lagi chattingan sama cewek gatel itu kan? Ngaku deh?!" Tuding suara disebrang sana kesal.
"E-enggak kok yang." Dalih Davian.
"Ih tau ah,aku kesel sama kamu."
"Eh,yang. Aku bisa jel-"
TUTT TUTT TUTT
"Eh anjritt,beneran deh nih cewek." Gerutu Davian sambil meleparkan handphone keluaran anyar miliknya.
"Sumpek amat nih malming. Cewek ngambek,motor mana masih di bengkel. Mobil disita nyokap,ya Rabb. Azab apakah ini?" Teriaknya membahana.
"KAPOK!" Seru Davin dan Aroon bersamaan dari depan playstation.
"Dasar sodara luknut loe pada!" Ketus Davian sambil beralih membuka ipad miliknya yang berada diatas nakas.
"Eh iya,gue ada job nge-hack inih." Kekehnya sambil buru-buru mengetikan beberapa kata sandi kedalam akun user miliknya.
Pemuda tampan yang hobby dengan dunia otomotif tersebut,juga pandai sekali dengan yang namanya retas-meretas. Terutama jika untuk kepentingan yang memang diperuntukan. Bukan untuk diselewengkan karena kepentingan komersial.
Berbeda dengan Davin,Davian dan Aroon. Si pemilik kamar malah tengah asik berkutat dengan rumus dan coretan diatas kertas kertas HVS dan buku matematika miliknya.
Matematika memang salah satu mata pelajaran yang paling disukainya. Saking sukanya,dia sampai rela menggoreskan berbagai rumus matematika,fisika maupun kimia diatas langit langit kamarnya. Kata Arsyad kecil sih, 'kalau abang gak bisa tidur,abang hafalin rumus aja biar bisa tidur' ujarnya polos,ketika ditanya oleh kedua orang tuanya.
Pemuda tampan itu juga baru saja menempelkan sebuah sticky note dengan rumus aturan kosinus yang baru digunakanya. Menempelkanya didinding meja belajarnya,agar mudah mengingatnya.
a2 \= b2 + c2 - 2 bc cos A
b2 \= c2 + a2 - 2 ac cos B
c2 \= a2 + b2 - 2 ab cos C
"bang,lagi ngapain?" Tanya sang adik yang tiba tiba muncul dari celah pintu.
"Ketuk dulu pintunya dek." Lirihnya,tampa beralih fokus sedikitpun.
"Astagfirullah,Arra khilaf." Lirih gadis berhijab pink cream tersebut,sambil membuka pintu lebar lebar.
"Ini saudara saudaranya Arra yang nganteng pada ngapain disini?" Panggilnya,sambil melenggang masuk membawa serta toples cookis berbentuk kupu-kupu tersebut.
"Eh,cintaku. Sini sini,deketan sama Dedek Davin." Goda Davin sambil menaik turunkan Alisnya sejenak.
"Ogah,maunya sama Aroon."
"Ih,tetèh kok gitu?" Protes Davin setelah mem-pause permainanya sejenak.
"Udah sini tèh,duduk sama Aroon. Jangan deket deket bang Davin,orang aneh diamah." Timpal Aroon sambil mengunyah
Keripik kentang dari toples yang dipeluknya.
"Kalau Iyan lagi apa?" Tanya Arra penasaran.
"Kerja" Jawab siempunya nama singkat.
"Nge-hack akun siapa lagi yan?" Tanya Arra sambil mengambil posisi duduk di sofa single didekat meja belajar sang kembaran.
"Akun mantanya tante Ninit,katanya tante Ninit curiga kalau mantanya yang udah neror dia." Jawab Davian santai tanpa beralih fokus sedikitpun.
"Tarifnya berapa yan?"
"2 potong aja." Jawab Davian sambil terkekeh kecil.
"Tapi enolnya enamkan dibelakang angka?" Tebak Arra yang langsung membuat pemuda tersebut terkekeh kecil.
Tarif yang dipatok memang cukup terjangkau menurut Davian. Karena dari pekerjaan ini,bukan soal harga yang paling utama. Melainkan tentang keselamatan dan hukum. Salah salah,Davian bisa terjerat Undang Undang IT jika tidak sesuai aturan. Oleh karena itu,Davian juga tidak mudah menerima client. Ia selalu selectif dan kooperatif dalam memilah maupun memilih client yang benar benar perlu dan menjamin keamanan kedua belah pihak.
Untuk ukuran akun yang dihack pun harus jeĺas kepentinganya. Misalnya jika itu benar benar urgen,bukan untuk sekedar main-main atau balas dendam dan semacamnya.
"Memang kalian enggak malam mingguan? Kok malah pada ngumpul disini?" Tanya Arra penasaran.
Biasanya jika weekend begini si kembar akan bencar main kesana-kemari. Meninggalkan mansion besar tempat mereka tumbuh hingga menjadi dewasa seperti saat ini. Siang tadi contohnya,Davin,Davian dan Aroon sejak pagi pagi buta sudah hilang dari kediaman Radityan. Sedangkan kini,ketiganya malah mengumpul disini.
"Kalau kemarin Aroon harus kesekolah Ra,ada urusan urgen." Tutur Aroon memberitahu.
"Oh iya,Aroon kan hari sabtu juga sekolah ya." Kekeh Arra kecil sambil menatap Aroon yang memutar bola matanya kesal.
Tapi memang benar adanya,walaupun sekolah mereka menerapkan sistem fullday. Tetapi tetap saja,bagi anak OSIS dan MPK terutamanya,hari sabtu atau minggu akan tetap digunakan untuk kepentingan rapat organisasi.
"Kalau Davin kenapa gak malam mingguan diluar?"
"Males."
"Lagi marahan ya sama Rachel?"
"Gak"
"Gak bo'ong maksudnya?" Goda si cantik Arra sambil tersenyum kecil.
"Arrabella-nya Davin yang cantik,jangan mulai deh?" Kesal Davian tak suka.
"Siapa suruh pacar pacaran,sekolah dulu yang bener. Wleeee!" Goda Arra senang.
Arsyad yang duduk didepan meja belajarnya hanya bisa menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Setiap malam minggu jika sempat,para saudaranya pasti akan menjadikan kamarnya sebagai basecamp. Padahal dimansion Radityan sendiri sudah dibangunkan satu ruangan khusus yang diperuntukan untuk ruang bermain. Tetapi entah kenapa,mereka selalu senang menjadikan kamarnya bulan bulanan.
"Ok,iya tante. Uangnya tinggal ditransfer aja." Ujar Davian sambil mematikan ipad miliknya.
"Iya. Davi tunggu kabar baiknya." Ujarnya sambil menutup sambungan telphone miliknya.
"Uwah,job gue lancar selancar seluncuran air bocah TK." Tawanya puas sambil berjalan kearah kedua saudara kembarnya.
"Woy mas bro,besok kita turing ke puncaklah. Nanti biaya akomodasinya biar gue yang bayarin,gimana?" Ajaknya sambil merangkul baru adik serta kakak kembaranya.
"Gak bisa." Tolak Aroon mentah mentah.
"Kenape?" Sewot Davian tak suka.
"Tanya aja ke bang Seno. Noh,dia yang punya wacana buat besok."
"WTF?!" Teriak Davian frustasi.
"Astagfirullah,bibirnya kasar." Sentil Arra lewat jemari mungilnya.
"Eh,Davian khilaf tèh." Kekeh Davian sambil tersenyum congkak.
"Bang,memangnya besok ada apaan sih? Gak bosen apa sekolah mulu? Holiday atuh bang sekali-sekali mah,masa gak hangover itu otak." Protes Davian sambil merebut toples snack keripik ditangan Aroon.
"Besok ada rapat dadakan sama pengurus OSIS. Sudah sesuai sama anjuran kepsesk,tidak bisa diganggu gugat." Jawab Arsyad mutlak tanpa bantahan.
"Elah,malming apes. Masa hari minggunya juga besok apes sih,nasib nasib." Kesal Davian sambil mengunyak keripik kentang banyak banyak.
"Sabar slur,pan nanti ada camping bareng anak OSIS." Usul Davin sambil menepuk bahu sang adik.
"Iyalah,tapi nanti. Kan keburu fir'aun main PS atuh?" Kesal Davian karena lagi lagi wacananya harus gagal total.
"Pusing dah gue punya sodara rajin semua. Lah gue,ngerjain tugas aja mager!"
"Eh sama,kayak gue dong." Timpal Davin yang langsung membuat keduanya terkekeh heboh.
"Hadeh,punya sodara kembaran kok kayak dajjal semua ya?" Bingung Aroon sambil mengelengkan kepalanya.
Arra yang melihat ke-akward-an saudara saudaranya itu hanya bisa tersenyum geli. Beginilah mereka,dibalik jutaan julukan yang tersemat kepada mereka.
****
TBC
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya readers
🖑🖐
Ditulis oleh @NRisma/@Nengkarisma/@karisma022
Sukabumi 28 Sept 2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Surati
wah kalo ketemu pasti rame deh
2023-01-09
1
Happyy
💖💖
2021-06-08
1
Khairuna Una
Wah.... Jd rame dan heboh mansion bunda Kia.....😍😍😍
2021-04-27
1