"Berorganisasi itu menumbuhkan toleransi,rasa peduli,teguh pendirian diri, hingga tanggung jawab kita pribadi."-Arsyad An-nass Senopati Az-zzioi
****
Riuh suansana didalam ruangan berukuran 4x4 meter tersebut terasa berbeda. Bukan soal riuh karena sebuah kekacauan, tetapi lebih dominan kearah kecemasan. Banyak remaja tanggung berseragam putih abu yang berlalu lalang kesana kemari, membuka dokumen satu dan dokumen lainya. Sesekali terdengar obrolan kecil diantara mereka.
"Ron, softcoppy LPJ nya beneran gak ada?"
"Iya, padahal gue udah cari diflashdisk yang khusus data data OSIS. Tapi gak ada Sen!"
"Loe lupa kali, kemarin pas loe kasih ke Arsyad loe simpen lagikan filenya?"
"Iya sen, suer. Gue save lagi kok."
Didepan ruangan tersebut tertulis jelas 'R.OSIS' yang tertulis dari hasil ukiran diatas gantungan kayu yang nampak apik.
"Loe lupa kali Ron, buktinya softcoppynya gak ada."
"Sumpah Sen, udah gue save."
Sepasang Ketua Osis dan wakil ketua Osis tersebut tak henti hentinya berargumen semenjak beberapa jam yang lalu. Ketika salah satu file softcopy dokumen dokumen sidang AD/ART yang mereka persiapkan hilang. Padahal setengah jam lagi, akan ada evaluasi dari pihak MPK--Majelis Perwakilan Kelas.
"Mati. Kita belum ada hasil printout file itu." Celetuk Aroon frustasi.
"Jangan ribut dulu, usahakan tenang. Kita bisa ulur waktu sampai rapat MPK dimulai." Ujar pemuda bername tage Arsen tersebut.
Mereka adalah ketua dan wakil ketua OSIS SMAN Dandelion. Diano Aroon dee Prameswari-sang wakil ketua Osis yang memiliki pribadi yang easygoing dan selalu bisa menempatkan diri dengan baik dalam keadaan apapun. Sedangkan Arsenov Rayyan-adalah Ketua OSIS SMA Dandelion yang terkenal ramah dan memiliki pandangan luas tentang berorganisasi. Arsen juga pandai menempatkan diri, dengan keahlianya sebagai seorang pemimpin.
Organisasi Siswa Intra Sekolah memang dapat dianalogikan sebagai jantung sebuah intansi pendidikan setingkat SMP dan SMA. Karena semua organisasi yang ada didalam intansi sekolah tersebut, memiliki hubungan kepada OSIS. Namun, dibalik itu ada yang organisasi yang dinamakan sebagai otak dibalik Organisasi Siswa Intra sekolah. Organisasi tersebut adalah MPK, atau organisasi Majeli Perwakilan Kelas yang kerjanya mengevalusi, mengkoordinir dan memantau kinerja OSIS.
MPK SMA Dandelion biasanya terdiri dari perwakilan setiap kelas yang sudah mengikuti seleksi dan pelantikan OSIS. Bisa dibilang, anak MPK itu anak OSIS yang memang siap untuk menanggung tanggungjawab lebih besar lagi. Berbeda dengan OSIS yang memiliki almamater khusus dari sekolah, organisasi MPK selalu memiliki atribut berbeda dari OSIS.
Dalam struktur kewarganegaraan, MPK itu seperti halnya MPR.
Anggotanya tetap, tidak kurang atau lebih. Dengan sifatan anggotanya yang rata rata tak kenal lelah dan tak mudah gentar.
"Kak?"
"Iya kenapa nes?" Jawab Arsen sambil memijit pangkal hidungnya.
"Anak MPK udah nunggu diruangan. Katanya rapat dimulai lima belas menit lagi."
Deg
"Alamak, mati digares bang Seno nih!" Frustasi Aroon.
"Ok, kamu kasih tahu yang lain nes. Rapatnya lima belas menit lagi, nanti gue nyusul." Ujar Arsen tenang.
"Iya kak"
Sepeninggalan siswi tersebut, Arsen langsung berdiri dan menghampiri rekanya. Menepuk bahunya pelan, sebelum berujar.
"Udah ron, kamu kayak gak kenal Arsyad aja. Kalaupun softcopynya gak hilang, dia bakal tetep nemu kesalahan kita."
Sudah bukan rahasia umum lagi, jika ketua MPK angkatan saat ini memiliki ketelitian dan kejelian yang tinggi akan apa yang dikerjakanya. Kesalahan kecil saja, dapat ditemukan oleh mata jelaganya. Ketua MPK saat ini, merupakan ketua OSIS Periode tahun lalu.
"Iya, gue tahu kok." Jawab Aroon lemah.
Sial memang hari ini untuknya, karena ketidakberuntungan itu datang detik ini. Ketika sudah dipersiapkanya matang matang,pada akhirnya ia harus menyerah kepada keadaan juga.
"Yok, pak Ketu gak suka nunggu." Ajak Arsen.
Aroon mengangguk lemah, karena ia terlalu lemas untuk memikirkan apa yang akan terjadi nantinya. Ia terlalu hafal sifat super duper teliti dan jeli yang dimiliki seseorang yang suka sekali berkecimpung didunia organisasi tersebut.
****
Ruangan yang tak kalah besar ukuranya dari ruang OSIS Tersebut nampak mulai dipadati anak anak OSIS yang terlihat rapih dengas jas dongker kebanggan mereka. Sedangkan disisi kiri, khusus ditempati anak MPK yang nampak mengenakan jas berwarna berbeda, yaitu warna hitam dengan garis merah dibeberapa titik.
Rapat akan segera dimulai, ketua maupun wakil ketua OSIS nampak duduk dibarisan paling depan. Menghadap langsung kepada ketua dan wakil ketua MPK yang telah memeriksa berkas berkas untuk kesiapan sidang AD/ART. Sidang Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga memang diperuntukan untuk anggota OSIS baru nantinya. Sedangkan anggota OSIS lama diwajibkan menyerahkan LPJ atau Laporan Pertanggung Jawaban selama periode mereka menjabat sebagai osis.
Program kerja yang tidak terlaksana/tidak terealisasikan pada periode tersebut,akan dilanjutkan oleh periode berikutnya. Begitupun jika para calon anggota osis baru memiliki poker tambahan, bisa diajukan saat sidang ini berlangsung. Sesuai peraturan sidang AD/ART yang berlaku, sidang dilakukan oleh anggota MPK sebagai presidium-atau penyidang.
"Hasil printout LPJ nya belum ada?" Tanya suara datar namun sarat akan intimidasi tersebut.
"Begini Syad, sepertinya ada sedikit kesalahan karena pihak osis kurang teliti. Softcoppy lpj itu hilang sebelum kami sempat printout." Ujar Arsen menuturkan.
Jemari yang tengah sibuk membuka kertas HVS tersebut berhenti sejenak. Mata tajamnya nampak mengkilat saat menatap lawan bicaranya.
"Ceroboh"
Deg
Semua anggota OSIS mati kutu. Ucapan barusan memang benar adanya, mereka ceroboh akan satu hal. Padahal semua ini sudah dipersiapkan secara matang matang. Tapi pada saat evaluasinya, harus gagal total karena satu kecerobohan.
"Dalam satu minggu ini, berkas sidang harus sudah lengkap. Minggu berikutnya, sidang AD/ART akan dilangsungkan." Ujarnya kemudian setelah mendengarkan berbagai penelasan anggota OSIS.
"Baik De." Jawab Arsen dan Aroon bersamaan.
"Kalau begitu rapat hari ini cukup sanpai disini. Wabilahi taupik walhidayah, waalaikumsalam warohmatullahi wabarakatu."
"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarakatuh." Jawab yang lain serempak.
Kini baik Arsen maupun Aroon bisa bernafas lega. Setidaknya mereka masih memiliki waktu satu minggu lagi untuk memperbaiki kelalaian tersebut.
"Ehh kutu kupret, itu minuman punya gue!" Protes pemuda berseragam futsal tersebut.
"Gue haus bang, minta dikitlah." Lirih Aroon sambil meneruskan acara minumnya.
"Eh kutil onta, pesen sendiri sana." Protes sang kakak lagi.
"Abang pelit banget deh, minta dikit kenapa sih?"
"Heh, marah ke kakak itu Allah gak suka loh?" Alibi pemuda bernama Davian Arion de Prameswari.
"Lagian, punya abang kok pelitnya naudzubillah himidzalik."
"Eh bontot, gak sopan loe bilang gitu sama gue."
"Bodo!"
"Eh, ngelunjak loe ya?" Kesal Davian.
"Udah gak usah ribut, nih gue ganti minuman leo." Sahut pemuda bernama Davin Anrsyed di Prameswari.
"Ehh thanks atuh Dav, memang paling pengertian sedunia deh elo." Senang Davian sambil buru buru membuka tutup minuman tersebut.
"Yang sopan dikit loe sama gue, gue abang loe!" Kesal Davin tak suka.
"Suka suka aku, kitakan kembar. Bedanya juga cuma berapa menit."
"Terserah loe lah, gue lagi males debat." Jawab pemuda berseragam pramuka lengkap tersebut.
Davin, Davian dan Diano adalah kembar tiga bersaudara. Hanya saja si bungsu Diano lebih suka dipanggil dengan nama Aroon. Jika Aroon itu menjabat sebagai wakil ketua OSIS, kakak kakaknya pun tak kalah telak seperti dirinya. Bedanya, kakak pertamanya-Davin menjabat sebagai Judat atau Juru Adat di organisasi pramuka. Sedangkan kakak keduanya-Davian menjabat sebagai ketua ekstra kulikuler Futsal dan volly ball.
Rata rata para generasi baru dari keluarga Radityan ini memang anak organisasi. Mereka aktif diberbagai bidang organisasi, bahkan sering sekali mengikuti perlombaan OSN atau O2SN hingga tingkat nasional.
"Eh De, sini gabung sama kita." Tawar Davin.
"Bang, yang sopan. Bang Seno itu lebih senior dari kita." Koreksi si bungsu.
"Iya bawel loe." Ketus si abang.
"Dibilangin malah ngegas." Kesal Aroon.
"Bacot!" Ujan Davin dan Davian bersamaan.
"Dasar abang gak berakhalak." Ketus Aroon, sambil beralih fokus kepada sosok disampingnya.
"Bang Seno, rencana malam renungan dipuncak nanti gimana, udah di Acc sama kepsek belum?" Tanyanya.
"Udah, tapi acaranya kayaknya bakal diundur dari jadwal awal."
"Kenapa bisa gitu bang?"
"Sesuai pertimbangan dari kepsek, malam renungan itu sesudah sidang AD/ART."
"Owh, ok deh."
Diantara Davin, Davian dan Davian alias Aroon. Memang hanya sibungsu lah yang pemikiranya lebih waras dari abang abangnya. Waras dalam artian mudah diajak berbicara serius, bukan seperti Davin dan Davian.
"Kita yang bukan anak osis boleh ikutan gak sih?" Tanya Davin penasaran.
"Boleh, asal jangan bikin keributan." Ujar Aroon memperingatkan.
"Gak kok, kita juga mau sekalian camping di puncak." Sahut Davian menimpali.
"Silahkan, asal ada persetujuan yang jelas." Imbuh Arsyad sambil mulai menyantap menu makan siangnya.
"Abanggggg, kok Arra ditinggal?!" Teriak suara melengking dari ambang pintu yang langsung membuat banyak jiwa terkejut.
"Astagfirullah." Kaget Arsyad sambil memegang piring nasi uduknya kuat kuat, takut jantuh nantinya.
Gadis cantik dengan hijab lebar itu berjalan mendekat setelah membuat seisi kantin heboh. Sambil menengteng paperbag berwarna pink, gadis cantik itu memasang wajah cemberut yang lucu disepanjang perjalanan.
"Ish, kebiasaan." Ketusnya setelah berhasil sampai didepan sang kakak.
"Bekal dari bunda selalu ditinggal. Kata bunda apa, tugas abang itu padat. Tapi bekal jangan sampai lupa." Cerocosnya sambil menyingkirkan piring berisi nasi uduk itu kesamping.
Membuka barang bawaanya sendiri, lalu mengeluarkan kotak bento berwarna dongker dari dalam sana. Membukanya, lalu menyodorkanya kepada sang kakak. Lengkap dengan sendok dan garpu yang terlapisi plastik khusus dan tissu.
"Udah, silahkan makan bang." Ujarnya sambil tersenyum manis.
"Jangan lupa baca doa dulu." Imbuhnya.
Arsyad tidak mau mendebat, toh untuk apa juga menolak. Adik kembarnya ini memang selalu protectif kepadanya. Terutama menjaganya dari fans fans fanatiknya.
"Terimakasih" Ujarnya lirih yañg langsung diangguki oleh sang adik.
Sejujurnya, ada ribuan gadis yang mengirikan posisi Arra sebagai kembaran Arsyad. Arra itu selain cantik, juga sangat disayangi oleh Arsyad. Bahkan hanya Arra yang memiliki akses penuh akan seorang Arsyad An-nass Senopati Az-zzioi. Bahkan, Arsyad yang selalu irit bicara, coolkas, flat, menjaga sentuhanya terhadap lawan jenisnya, namun semua itu tidak berlaku untuk saudarinya. Pokoknya banyak sekali fans Arsyad yang ingin berada diposisi Arra walaupun hanya sejenak.
"Coba aja kembaranku cewek, pasti enak. Ada yang merhatiin terus." Celetuk Aroon bermonolog.
"Eh kampret, loe doain gue sama Davin jadi cewek?" Ketus Davian.
"Gak tuh, gue cuma berharap bang. Kalaupun jadi kenyataan ya gak papa juga." Jawab Aroon santai.
"Eh, adek kampret!" Timpal Davin dan Davian bersamaan.
Mau bagaimanapun gilanya, mereka tetap satu saudara yang berbagi darah bersama. Pernah berbagi rahim yang sama, bahkan berbagi sumber makanan bersama. Hanya saja, tidak selamanya saudara sekembar bisa selalu akur seperti Arsyad dan Arra. Terkadang mereka juga sering terlibat cekcok atau kecemburuan tak berujung, seperti si kembar tiga satu ini.
****
TBC
Selamat Pagi semua👏
Part ini masih pemanasan dulu🌞
Wokeee,jangan lupa jejaknya dikolom komentar ya🖑🖑
Biar tambah semangat nulisnya🤗🤗🤗
Bonus Pict💕
Ok,jumpa lagi dipart berikutnya🖑🖑
Sukabumi 09 Sept 2020
08.02
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Surati
awal cerita yg menarik
2023-01-09
1
Ima Ashahri
masih lanjuut baca
2022-08-03
1
Happyy
👍🏻👍🏻
2021-06-05
1