Bab 4

"Nona Flower masih pasien saya. Kalau Anda menyakitinya, saya bisa menjadi saksi di pengadilan," kecam Dokter Kim dengan nada tegas, sorot matanya tajam menatap Alan.

Flower menoleh, menatap dokter itu dengan penuh rasa penasaran. Ia tidak menyangka ada seseorang yang mau membelanya di tengah situasi penuh tekanan ini.

Alan mendengus kasar, tak suka dengan peringatan tersebut. "Dokter, apakah Anda tidak terlalu ikut campur?" tanyanya dengan kesal, suaranya meninggi.

Namun, Dokter Kim tetap tenang. "Saya berhak melindungi pasien saya. Apa yang kalian lakukan hari ini sama saja menjatuhkan mental pasien yang sedang dalam kondisi depresi. Bahkan ada indikasi kekerasan. Kalian telah menekan pasien saya. Saya memiliki laporan lengkap dan siap menjadikannya bukti untuk menuntut kalian semua," jawabnya, nada bicaranya tegas tapi terkendali.

Ruangan itu mendadak sunyi. Yohanes, Alan, dan Zoanna terdiam, tidak mampu membalas kecaman dokter itu. Mereka saling berpandangan, seolah menimbang risiko jika benar-benar berhadapan dengan hukum.

Flower menggigit bibirnya, menahan emosi yang membuncah. Ia menarik napas dalam sebelum akhirnya bicara, suaranya lirih namun penuh penyesalan. "Pa, Ma, Kakak... kalian tidak usah takut. Aku tidak akan membuat masalah untuk kalian."

Ia mengangkat wajahnya, tatapannya penuh luka. "Aku sudah sering dibully di universitas. Kalian bahkan tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi padaku. Aku berusaha melindungi diri sendiri karena aku tidak punya dukungan dari siapapun."

Air matanya mengalir tanpa ia sadari. "Dan aku juga tidak akan melibatkan Cici, putri kesayangan kalian. Aku tahu tempatku di keluarga ini," ucapnya dengan getir.

Ia terdiam sejenak, menenangkan napas yang mulai memburu. "Maaf... karena telah membuang waktu kalian selama satu bulan ini. Kalian bisa pura-pura tidak tahu saja tentang semua ini. Tapi, kalau suatu saat terjadi sesuatu lagi padaku... Tidak usah takut kalian akan terlibat," tambahnya dengan suara bergetar.

Suasana ruangan makin tegang. Kata-kata Flower menggantung di udara, meninggalkan beban yang sulit diabaikan.

"Aku tahu kau sengaja bicara seperti itu pada kami. Lebih baik jaga sikapmu!" tegas Alan, tatapannya penuh amarah sebelum akhirnya beranjak pergi bersama ayah dan ibunya.

Flower hanya menatap hampa ke arah punggung mereka yang menjauh, tanpa ada niat sedikit pun untuk menahan mereka. Kecewa dan lelah, itulah yang ia rasakan. Seolah semua usahanya untuk mendapatkan pengakuan keluarga hanyalah sia-sia.

Dokter Kim, yang sejak tadi mengawasi dalam diam, melangkah pelan mendekati Flower. "Lukamu baru sembuh, istirahatlah dulu," ucapnya singkat sebelum hendak beranjak pergi.

Namun, Flower memanggilnya dengan suara pelan, "Terima kasih... karena telah membantuku."

Dokter Kim berhenti sejenak di ambang pintu, lalu menoleh. "Aku melakukannya karena aku seorang dokter. Selagi kamu masih di sini, kamu adalah tanggung jawabku," ujarnya tegas sebelum akhirnya melangkah pergi meninggalkan ruangan.

Flower menghela napas berat, membiarkan kesunyian mengisi ruangan. Ia menunduk, tangan gemetar menahan emosi yang tak tertahankan. "Anak angkat lebih penting dari anak kandung... Cici selalu saja pintar berbohong dan manja, makanya mereka selalu percaya padanya. Aku? Aku cuma beban buat mereka," gumamnya dengan getir. Matanya memerah, namun ia cepat menghapus air mata yang hampir jatuh. "Aku harus membuktikan kalau aku bisa bertahan tanpa mereka. Di kampus atau di mana saja, aku tidak butuh mereka."

Di sisi lain, Dokter Kim Anderson duduk di ruang kantornya yang rapi, dikelilingi rak-rak penuh berkas medis. Ia bersandar santai di kursinya, namun sorot matanya tajam, penuh pikiran. Di hadapannya, seorang pria berjas hitam duduk di sofa, wajahnya serius.

"Sandro, apa yang kau temukan?" tanya Dokter Kim, membuka percakapan.

Sandro mengangguk dan mulai melaporkan, "Tuan, Nona Flower Florencia selama ini sering menerima hinaan dan perlakuan buruk di kampus. Teman sekelas dan kakak tingkatnya selalu membully dan merendahkannya. Dalang utamanya adalah Cici Florencia."

Mata Dokter Kim menyipit, tanda ketidaksenangan.

Sandro melanjutkan, "Nona Flower bahkan pernah terlibat perkelahian demi membela diri, tapi malah dia yang dihukum. Nilai-nilainya sering dipangkas tanpa alasan. Padahal, dia sebenarnya mahasiswi yang cerdas, bahkan lebih unggul dari Cici."

Dokter Kim mengetukkan jarinya di meja, berpikir dalam diam. "Cici Florencia bukan putri kandung keluarga itu, tapi mereka lebih mengutamakannya dibandingkan Flower. Keluarga ini cukup... unik. Mereka mengabaikan anak kandung sendiri dan memperlakukan anak angkat bak permata."

Ia terdiam sejenak sebelum akhirnya memberi instruksi tegas. "Cari tahu dari mana sebenarnya gadis itu berasal dan siapa orang tuanya."

Sandro menunduk. "Baik, Tuan. Tapi... apakah Nona Flower Florencia adalah gadis yang selama ini Anda cari?" tanyanya hati-hati.

Senyum tipis muncul di wajah Dokter Kim, meski matanya penuh kecemasan. "Benar. Gadis yang aku cari bertahun-tahun tiba-tiba muncul dalam kondisi seperti ini. Aku tidak bisa diam saja. Aku akan ikut campur dan menyelidiki ini sampai tuntas!"

Mansion Keluarga Florencia

Malam itu, sekeluarga sedang makan malam bersama sambil bercengkerama dan tertawa gembira. Ketidakhadiran Flower sama sekali tidak membuat suasana terasa kurang atau tidak lengkap.

"Cici, kelak kamu harus menjadi juara dan mahasiswi paling terkenal di universitas. Papa masih berharap kamu bisa lolos menjadi dokter. Itu akan membuat nama keluarga kita semakin harum," ujar Yohanes penuh harap.

"Cici, kalau kau berhasil, aku akan memberimu apa saja yang kau mau," tambah Wilson, tersenyum bangga.

Cici membalas dengan senyum manis. "Kakak, aku akan ingat janjimu. Suatu hari nanti, aku pasti menagihnya."

Zoanna yang sejak tadi memperhatikan suasana tiba-tiba angkat bicara. "Aku masih merasa aneh, kenapa Flower tidak bisa mirip Alan dan Wilson? Padahal mereka bertiga sedarah. Sementara Cici, yang bukan adik kandung kalian, malah lebih cerdas."

Yohanes tersenyum lebar. "Saat itu, kita mengadopsi Cici karena belum punya anak perempuan. Tidak kusangka, setelah Cici masuk ke rumah ini, kamu hamil tak lama kemudian. Aku yakin, Cici adalah pembawa keberuntungan keluarga ini."

Cici menunduk sedikit, pura-pura merendah. "Pa, Ma, Kakak, tenang saja. Aku tidak akan mengecewakan kalian. Tidak masalah jika Flower tidak menyukaiku, aku bisa mengerti. Mungkin karena selama ini aku lebih unggul darinya. Bahkan di kampus, lebih banyak teman yang memihakku. Mungkin itu yang membuat Flower makin membenciku."

Cici tersenyum tipis, namun di balik senyumnya terselip rasa puas.

"Flower hanya tahu berpura-pura, tidak seperti kamu yang dewasa dan pintar. Setelah dia pulang, aku akan mendidiknya dengan baik. Ini tanggung jawabku sebagai kakak tertua," ucap Alan dengan nada tegas.

"Kakak, kamu harus benar-benar tegas, supaya dia tidak bertindak semaunya lagi. Aku bahkan tidak suka berbicara atau peduli padanya," ujar Wilson dengan nada dingin.

Alan mengangguk pelan, meski ada sedikit keraguan di matanya. "Aku juga tidak menyukainya. Tapi demi keluarga ini, aku harus bisa mengawasinya."

"Mengenai penghentian pelajaran Flower, apakah benar sudah diputuskan?" tanya Cici dengan penuh harapan.

"Benar! Kita tidak perlu lagi membayar biayanya, jadi dia akan berhenti tanpa disuruh," jawab Yohanes.

Tanpa mereka sadari, Flower telah mendengar semua pembicaraan itu. Gadis itu membawa tas bukunya dan berdiri di balik pilar dengan mata berkaca-kaca.

"Kalian adalah sekeluarga, lalu siapa aku bagi kalian?" batin Flower.

Terpopuler

Comments

𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁

𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁

Hallo banget Sandro.. apa kabar 🤣🤣🤣 jadi inget salah satu penghianat di MBD salah satu anak buah kepercayaan banget Jack Anderson 🤣🤣🤣🤣🤣

2025-04-03

0

Bu Kus

Bu Kus

kamu harus kuat Flo buat mereka nyesel cari bukti kalo Cici jahat jadi lah wanita tangguh Flo tunjukkan kemampuan mu

2025-02-23

1

Isnanun

Isnanun

pergi lah dari neraka itu Flower buktikan kalo kamu bisa tanpa keluarga mu

2025-02-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!