Adi bergegas menuju ke kedai kopi ayahnya yang ada di kota ini. Setelah dia tahu bahwa Maya sekarang tengah menjalani masa Iddah. Ia menjaga jarak dengan Maya, agar tidak menimbulkan fitnah dan membuat para tetangga menjadi salah paham. Adi benar-benar tidak menyangka, ternyata Maya pernah menikah. Ia bertanya-tanya dalam hatinya, kejadian apa saja yang terjadi saat dirinya berada di jeruji besi.
ADI POV
Saat aku sedang berkeliling dengan pak Munawir karyawan kepercayaan ayah, aku dikejutkan dengan wanita yang tertukar sepatu denganku berada di dapur kedai ayah. Mau aku sapa, rasanya malu sekali. Ya sudahlah, aku putuskan untuk berpura-pura tidak melihatnya saja. Namun, sialnya dia malah melihatku.
"Oh iya Bang, kenalkan ini Adinda salah satu karyawan disini juga." ucap pak Mun sambil mengisyaratkan wanita itu untuk berjabat tangan denganku.
"Adinda, Om. Dengan siapa ini?" ucapnya dengan wajah yang memang betul-betul menyebalkan. Coba dengar dia menyebutku dengan apa?
"Adinda!!!" seru pak Mun dengan geram. Tapi lihat wanita itu, ia cengengesan dengan wajahnya yang sok polos.
"Dengan Adi, lebih baik kau panggil aku dengan sebutan yang lebih pantas. Om, om, om!!! Kau kira, aku nikah dengan tante kau!" sarkasku dengan tegas.
Jujur aku jenis manusia yang gampang tersinggung. Aku belum pernah menikah, aku pun belum memiliki anak. Apalagi menikah dengan tantenya, sampai hati dia menyebutku dengan sebutan om. Menurut pengakuan adik-adikku pun aku masih terlihat muda, gagah dan tentu saja manis tiada duanya.
Aku masih tidak mengerti dengan wanita ini, bisa-bisanya dia tertawa terbahak mendengar penuturan ku.
"Ok, Maaf Bang Adi. Aku tak sengaja menyinggung Anda." jawabnya diakhir dengan berdekhem untuk menetralisir suara tawanya.
"Hm, lanjutin aja kerjaan kau!" sahutku kemudian.
Aku lihat, dia mengangguk dan berlalu. Namun, saat ia sampai di samping pak Mun. Dia berbisik tapi masih bisa kudengar, "Siapa dia, Bang? Memang udah nampak macam om pun tersinggung pula dia kupanggil om!" bisiknya tertahan.
"Husttt, udah sana lanjut kerja. Ngeledekin orang aja kau ini." jawab pak Mun dengan suara pelan.
AUTHOR POV
Sampai malam hari Adi berada di kedai. Dia tidak sengaja bertemu dengan kawan lamanya, Haris dan Jefri yang sedang menikmati makan malam.
Adi menghampiri mereka dan menyapanya, "Gimana punya kabar, Rekan?" ucap Adi menyalami mereka berdua.
"Oh wow, siapa nih? Tengok Jef. Udah gak cungkring lagi kau sekarang, Di?" ucap Haris dengan diselingi dengan tawa. Lalu Haris menyambut tangan Adi.
"Sialan kau memang, ngeledek hah?" jawab Adi dengan wajah yang dibuat seolah marah.
Mereka tertawa bersama, membahas segala hal dan Adi baru mengetahui ternyata kawan lamanya berprofesi sebagai dokter yang bertugas di kota ini.
Sampai seorang wanita datang, wanita itu menyapa mereka dan berjabat tangan layaknya teman akrab.
"Udah kelar kerja, Dek? Makan ngopi dulu sini Dek." tawar Haris sambil menepuk kursi di sampingnya.
"Bolehlah Bang, kalau dibayarin." jawab wanita tersebut sambil cengengesan.
"Pesan ajalah! Tapi jangan banyak-banyak!" jawab Haris dengan akrab.
"Kenalin nih, Dek. Dia kawan lama Abang, dia ini anaknya pak Dodi yang punya kedai ini." ucap Jefri dengan menunjukan Adi pada wanita tersebut.
"Memang udah kenal pun. Hei Bang, kau tau tak laki-laki kemarin hari yang aku ceritakan. Inilah Bang orangnya yang buat l*bang aku longgar!" seru wanita itu menatap tajam kearah Adi.
"Hah, l*bang apaan Dek? Kau tak ada cerita sama Abang Dek." sahut Haris dengan cepat, Jefri hanya tertawa renyah mendengarnya.
"Jadi udah sejauh apa laki-laki ini buat, Dek?" lanjut Haris dengan khawatir.
"Eh, Betina! Ambigu betul kau cakap! Jangan seolah aku ini nampak brengsek hah!" bentak Adi dengan tegas.
"Ya Allah, Bang. Aku dibentaknya." ucap wanita itu, seperti anak kecil yang tengah mengadu.
"Ya kau ngomong yang jelas, Adek! Coba jelaskan kek mana cerita nya!" sela Jefri menengahi.
"Jadi tuh, Bang. Aku sama Givan baru balik, dari acara ulang tahun anak kak Shila. Aku singgah sejenak di masjid, pas balik kutengok sepatuku tinggal kiri aja Bang. Selangkah dari tempat aku, nampak sepatu yang tinggal kanan aja. Memang model dan warnanya sama, cuma dari ukurannya memang beda jauh Bang. Terus...." ungkap wanita itu yang dipotong oleh interupsi dari Adi.
"Cukup cukup, ok lebih baik kau bungkus kau punya makanan itu dan balik lah kau cepat!" seru Adi dengan geram.
"Oh, jadi lol*bang sepatu kau yang Adi buat longgar Dek!" sela Haris dan di susul tawa renyah dari mereka.
"Yah begitulah bang,..." saat wanita tersebut ingin mengeluarkan suaranya kembali, Adi langsung menyela pembicaraan mereka.
"Udahlah, mau balik lah aku. Geram betul aku sama kau, tak bisakah kau jaga mulut manis kau itu?!" tutur Adi dengan tegas. Kemudian ia langsung berlalu pergi
ADI POV
Aku kesal sekali, pada siapa tadi namanya? Arinda. Oh bukan, Adinda itu.
Sebetulnya aku tidak punya masalah dengannya, entah mengapa saat melihat ekspresi wajahnya sangat begitu menyebalkan. Ditambah tadi, kenapa juga dia menceritakan hal memalukan itu pada kawan-kawanku?
Dia kira ini lucu apa?
Tahan, tahan. Cukup emosinya, Di.
Sepertinya, lebih baik besok aku cari tempat tinggal di sekitar sini. Terasa begitu aneh bila aku menetap di rumah Maya yang sedang menyelesaikan masa iddahnya. Apa kata tetangga nanti?
Kenapa aku jadi memikirkan Adinda itu, siapa dia bagi Haris?
Aku lihat ekspresi Haris begitu khawatir, saat membahas l*bang yang aku buat longgar di kedai tadi.
Sebenarnya, cantik juga Adinda itu kalau sedang fokus dengan pekerjaannya. Sayang sekali, kenapa dia begitu pendek?
Apa memang dia masih dalam masa pertumbuhan?
Gayanya yang sok kali, dengan kacamata yang bertengger di atas kepala dengan rambut coklat keemasan yang bergelombang. Kulit putih bersih dan licin, mungkin itu karena skincarenya mahal. Wajahnya pun sedikit oriental. Sayangnya, kenapa setiap kali berekspresi wajahnya terlihat begitu menyebalkan?
Ya sudahlah lebih baik aku bersiap tidur.
Saat aku hendak memejamkan mata, aku dikagetkan dengan ketukan pintu. Aku berseru untuk masuk saja karena pintu tidak dikunci. Bukan main, Maya masuk dan langsung berlari untuk memelukku.
"Kenapa, May? Lebih baik, balik lah ke kamarmu dan tidur. malam sudah larut, May." ucapku kaget dengan tindakan Maya
"Maaf, Bang. Aku ngerasa bersalah, pas dengar Abang masuk rehabilitasi dan harus menjalani hukuman." ucap Maya sambil melepas pelukannya, "Aku kira Abang bakal baik-baik aja, pas kita memutuskan untuk putus. Eh, malah beberapa bulan setelahnya aku dengar kabar buruk tentang Abang." lanjutnya kembali.
Hah, apa dia kata?
Dia kira aku melakukan hal tersebut gara-gara putus dengan dia begitu?
Satu bulan setelah putus dari Maya, aku bertunangan dengan Shasha. Aku menidurinya dalam keadaan tidak sadar. Kemudian, pagi harinya dia meminta pertanggung jawaban, meski sudah aku pastikan dia tak akan mungkin hamil. Karena aku selalu menggunakan pengaman saat bermain.
Tentu saja, keluarga kami tidak tahu masalah sebenarnya. Sampai mendadak aku harus melingkarkan cincin di jarinya. Lalu, untuk masalah barang haram. Aku sudah menggunakannya sejak masih punya hubungan dengan Maya. Bukan karena aku putus, kemudian galau karenanya. Hmm, dasar betina!
"Tak apa, May. Udah kelewat juga. Do'akan Abang semoga bisa menjadi laki-laki yang lebih baik lagi." ucapku dengan tersenyum lembut.
"Nak Adi kenapa belum tidur?" suara dari ibu Rokhayah, ibunda dari Maya. Sungguh detik itu juga jantungku serasa hidup anarkis.
Tidak disangka, "Ya Allah nak......."
TBC.
Sekali lagi, mohon maaf. Ada beberapa perubahan karakter dalam tokoh. Karena, novel ini dalam tahap revisi ulang. Tentu memakan waktu yang cukup lama, karena author pun memiliki novel on going yang harus update tiap hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
chaia
🤗kangen bgt...khas bgt bilang2 betina..jantan🤭🤭🤭
2023-09-19
1
Devi Handayani
oohh masuk prodeo gara gara narkoboy bang🙄🤔
2023-02-18
1
Nur Halizah
Niat mau baca penasaran baru satu bab selalu aja ngantuk padahal posisinya jam 11 siang, terus MLM jam 8 nth lah tiba2 ngantuk aja baca novel cerita pdh ceritanya bagus. apakah dikasi obat tidur dalam ceritanya 😂😂 ??
2021-12-23
1