R F W #11 - Misi Dunia Nyata
Setelah menyelesaikan misi tim sebelumnya, akhirnya waktu berjalan seperti biasa, mereka tak lagi terjebak di dalam kamar
Walau begitu, permainan belum benar benar berakhir, karena mereka belum berhasil mendapatkan uang total sebesar 50 miliar
Louis Javier Anders
Game ini, bener bener dah
Louis Javier Anders
Bikin depresi
Andika Rendra Surya
Biasa aja kali, kamu kan pemuja genre H
Louis Javier Anders
Oi!!!
//Kesal//
Mirai Tsuki
Genre H apaan bang?
//Polos//
Andika Rendra Surya
H itu panjangan dari Hen—
Louis Javier Anders
H ITU PANJANGAN DARI HOROR
Louis Javier Anders
JANGAN BIKIN AKU KESAL—
Namun sebelum sempat menyelesaikan perkataannya, terdengar suara dari luar kamar Louis
Amelia (Ibu Louis)
Louis!!!
Amelia (Ibu Louis)
Kamu belom tidur?
Amelia (Ibu Louis)
Jangan bilang karena kebanyakan main game!!
Amelia (Ibu Louis)
Matiin itu sekarang atau gak ada main PC lagi
Pablo (Ayah Louis)
Jangan lupa, Louis
Pablo (Ayah Louis)
Besok PC-nya bakal papa pake buat tugas kantor
Pablo (Ayah Louis)
Jangan harap itu bakal ada di kamar kamu buat waktu lama
Louis Javier Anders
Aku cuma lagi main sama temen temen
Louis Javier Anders
Bentar lagi tidur kok
Louis Javier Anders
𝘿𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙝𝙖𝙩𝙞
Ini semua salah Andi
Mirai Tsuki
Cie yang di marahin~
Andika Rendra Surya
Sabar ya Louis
Andika Rendra Surya
Btw, kita lanjutin ngobrol besok aja ya
Andika Rendra Surya
Aku capek
Louis Javier Anders
Aku harap kali ini aku bisa tidur dan gak mimpi buruk
[Notifikasi : Andi dan Mirai telah offline]
Louis Javier Anders
Bjir, cepet amat tu dua makhluk tidur
Louis Javier Anders
//Memejamkan mata//
Good night, sekai
Tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat
Louis bahkan tak bermimpi sama sekali, setidaknya ia tak harus melihat sosok makhluk dari game terkutuk itu
Sinar mentari pagi, mulai menyinari dunia dengan cahayanya, meski terlihat malu malu
Meski begitu, udara masih tampak dingin, padahal saat itu sudah pertengahan musim panas
Louis Javier Anders
Hmm... agak aneh ya?
[Tiba tiba terdengar suara ketukan dari depan pintu kamar]
Louis Javier Anders
Jangan bilang—
Amelia (Ibu Louis)
//Membuka pintu//
Louis, sarapan udah siap
Amelia (Ibu Louis)
Buruan turun ke bawah sebelum mama jewer telinga kamu!!
Louis Javier Anders
Aku belum siap, baru aja bangun belom mandi
Amelia (Ibu Louis)
Ya udah 30 menit dari sekarang
Amelia (Ibu Louis)
//Melangkah pergi//
Louis Javier Anders
//Menggaruk kepala//
Harusnya aku seneng kan gak ada gangguan?
Louis Javier Anders
//Melirik sebentar ke arah PC//
Louis Javier Anders
Hmm...
Setelah mandi dan berpakaian, akhirnya Louis turun ke bawah buat sarapan
Louis Javier Anders
//Makan dengan cepat//
Amelia (Ibu Louis)
Pekan pelan napa makannya?
Amelia (Ibu Louis)
Kayak orang yang gak pernah makan aja
Pablo (Ayah Louis)
Dah, biarin aja dia
Pablo (Ayah Louis)
Keselek juga dia yang tanggung kan?
Louis Javier Anders
//Menelan makanan//
//Minum air//
Udah selesai
[Dalam keheningan terdengar suara ketukan pintu]
Louis Javier Anders
Biar aku saja
//Melangkah ke arah pintu//
Louis Javier Anders
𝘿𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙝𝙖𝙩𝙞
Apa semuanya benar benar udah selesai? Tapi—katanya kan harus ngumpulin sampe 50 miliar
Di depan pintu ternyata Mirai dan Andi sudah menunggunya
Louis Javier Anders
Kalian kok gak pake seragam?
Andika Rendra Surya
Bang, tau gak?
Mirai Tsuki
Sekolah di liburkan beberapa hari
Mirai Tsuki
Baca grup chat kelas gak sih?
Andika Rendra Surya
Kayaknya Louis gak baca apa apa dah, tipikal manusia pemalas nih bos
Louis Javier Anders
Hey, jangan bikin kesel ya? Atau aku usir dari rumah!!
Mirai Tsuki
Minta maaf gi, Andi
Andika Rendra Surya
Tch, ngeselin
Andika Rendra Surya
Sori ya Louis
Mirai Tsuki
Aku sempet kepikiran
Mirai Tsuki
Gimana kalau kita mampir ke makam Mario dan juga Rizal?
Andika Rendra Surya
Ngapain kita ke syitu, kocak?
Andika Rendra Surya
Buang buang waktu aja ke tempat mayat (orang mati)
Louis Javier Anders
Tapi kalau bukan karena kita yang mainin game itu, mereka gak bakal mati
Louis Javier Anders
//Memutar mata//
Tetepa aja mereka udah mayat, lagian yang mainin karakter mereka kan kamu Louis
Andika Rendra Surya
Seterah kamu aja
Sementara itu Louis tampaknya belum bisa melupakan ekspresi Mario, atau kenyataan bahwa dia bahkan tak bisa menyelamatkan Rizal karena system game
Mereka bertiga pun melanjutkan perjalanan menuju tempat pemakaman
Entah kenapa jalanan begitu sepi, bahkan tak ada suara burung atau angin yang biasanya ada saat pagi hari
Mirai Tsuki
Kalian ngerasa kalau ini aneh banget?
Mirai Tsuki
Ini bukan game kan?
Mirai Tsuki
Padahal cuma pemakaman, tapi kok rasanya kayak—
//Menelan ludah//
Andika Rendra Surya
Mungkin karena kamu terlalu takut kali
Andika Rendra Surya
Udah, santai aja kali~
Louis Javier Anders
Kamu beneran cuma mikirin soal duit ya?
Louis Javier Anders
Bahkan gak ngerasa bersalah sama sekali
Andika Rendra Surya
Bersalah?
Andika Rendra Surya
Pfft... justru harusnya kamu bilang terima kasih sama mereka karena udah ngasih kamu uang
Mirai Tsuki
//Menatap tajam//
Kamu serius ngomong soal itu, setelah bikin kita hampir—trauma?
Andika Rendra Surya
Ya elah, Mirai
Andika Rendra Surya
Aku yakin kita udah dapet banyak kemarin, inget 50 miliar di depan mata, jangan dia siain
Andika Rendra Surya
Lagian, para karakter yang udah mati gak bakal bisa hidup lagi kan?
Andika Rendra Surya
Ini dunia nyata kan ya?
Andika Rendra Surya
Kalian ngerti gak? Setiap kali nyelesain level, kita bakal di kasih duit banyak
Louis Javier Anders
Uangnya gede, tapi
Louis Javier Anders
Harga yang harus di bayar pun tak sedikit
Louis Javier Anders
Nyawa itu lebih berharga dari emas atau permata loh~
Makam Mario dan Rizal hanya bersebelahan, batu nisannya masih baru bahkan tanahnya masih basah
Louis Javier Anders
Maafin aku, Mario, Rizal
Louis Javier Anders
//Menunduk//
Mirai Tsuki
//Meletakkan bunga//
Semoga kalian tenang di sana, dan tolong jangan gentayangan, ok
Andika Rendra Surya
Udah diem aja
Andika Rendra Surya
Mereka udah MATI, mau nangisin 1000 tahun pun gak bakal hidup
Mirai menatap ke arah Andi dengan mata kesal seakan tengah menahan amarah dan kesedihan
Mirai Tsuki
Kamu itu gak ngerti apa apa ya?!
Andika Rendra Surya
//Mengangkat bahu//
//Tampak tak peduli//
Terus kamu mau apa? Pake sihir buat hidupin mereka?
Andika Rendra Surya
Jangan bodoh, Mirai!!! Ini dunia nyata bukan dalam game
Andika Rendra Surya
Lagian kalau mau salahin
Andika Rendra Surya
Noh, salahin Louis yang gak becus main
Andika Rendra Surya
Coba aja kalau Louis bisa main, pasti Mario dan Rizal gak bakal mati
Louis Javier Anders
Lah kok bawa bawa aku sih 💢
Tiba tiba dari arah belakang mereka terdengar suara
Louis Javier Anders
Siapa itu?
Tapi saat mereka bertiga menoleh ke asal suara, tak ada siapa pun di sana
Hanya deretan makam berjejer rapi seperti sedia kala, namun di sana ada sosok bayangan
Sosok itu tengah berdiri di antara pepohonan
Mirai Tsuki
Louis, itu si-siapa?
//Tertegun//
Louis Javier Anders
Lah, kok kamu nanya aku?
Angin tiba tiba bertiup kencang berbeda dari keadaan beberapa saat lalu
Suara bisikan terdengar dari belakang mereka
?
Kenapa? Kenapa Louis—kamu biarin kami mati?
Suara itu berasal dari bawah kaki mereka, tepatnya di dalam makam
Andika Rendra Surya
Agak creepy gak sih kalau kayak gini?
Tiba-tiba, sesuatu muncul dari balik makam Mario, sebuah tangan… pucat dan kotor, dengan kuku panjang dan penuh darah, menjulur ke atas.
Mirai Tsuki
LOUIS, LAKUIN SESUATU
Louis Javier Anders
Apa yang kamu harepin dari aku, Mirai?
Louis Javier Anders
Aku bukan dewa
Tangan itu mencengkram nisan dengan kuat, seolah mencoba menarik sesuatu keluar dari bawah tanah.
Louis Javier Anders
LARI!!
Namun, sebelum mereka bisa kabur, layar ponsel Louis tiba-tiba menyala sendiri.
[Notifikasi: Game Terlarang]
[Level Bonus Baru Tersedia]
[Misi: Bertahan dari yang Kembali]
Louis Javier Anders
Waw, emejing~
Andika Rendra Surya
Berarti lebih banyak duit buat kita~
Louis Javier Anders
Duit aja teros di kepala kamu
Comments