"Buk maaf, bunga yang ini di taruh di mana?" Tanya karyawati Bunda Mutia yang baru beberapa bulan kerja.
"Kamu udah balik? kemarin cuti kemana?" Tanya Bunda Mutia pada gadis cantik berjilbab yang dari awal sudah mencuri hatinya.
"Saya pulang buk, mengirim uang untuk Ibu, karena beliau baru sakit." Jujur gadis itu yang biasa di panggil Tera oleh teman-temannya.
"Ya Allah sakit apa??" Bunda Mutia trenyuh mendengarnya.
"Ibu sakit dan kemarin sempat cuci darah Buk, ginjalnya sudah bermasalah." Jujur Tera membuat Bunda Mutia semakin prihatin.
"Ibu kamu terus yang merawat siapa, kalau kamu di sini?" Tanya Bunda Mutia semakin penasaran dan khawatir.
"Bunda dengan kedua adik saya Buk, adik laki-laki saya SMA sedang adik perempuan saya sudah lulus tahun ini." Jujur Tera.
"Kamu kuliah?" Tanya Bunda Mutia lagi yang di jawab anggukan kepala Tera.
"Saya kuliah tapi belum sempat lulus dan Ayah kami meninggal karena kecelakaan di proyek, Saya memutuskan berhenti dan bekerja." Cerita Tera membuat Bunda semakin merasa trenyuh.
Gadis ini masih muda namun begitu banyak cobaan hidup yang dia terima, rasanya Bunda Mutia tak tega, usianya mungkin di bawah Kean namun sudah begitu pahit hidup yang dia jalani.
"Tera, bagaimana kalau kamu kuliah lagi? Sayang loh udah semester berapa?" Tanya Bunda Mutia lagi.
"Saya sebenarnya tinggal skripsi Buk, saya ambil cuti panjang sampai kondisi ibu lebih baik." Jelas Tera kemudian menata bunga-bunga yang akan di ambil oleh toko-toko yang akan menjualnya.
Bunda Mutia makin menyayangkan harusnya usia segitu masih kuliah dan menikmati waktunya bukan justru bergelut dengan pahitnya menjadi tulang punggung.
"Tera, jika aku membantu pengobatan Ibumu, apakah kamu mau meneruskan kuliah?" Tanya Bunda Mutia membuat Tera menghentikan pekerjaannya.
"Ah, tentu saya ingin bu, tapi itu terlalu baik untuk di terima, saya rasa itu membuat saya jadi merepotkan Bu Mutia." Jawab Tera tersenyum dibalik rasa sedihnya, siapa yang tak mau mendapatkan kebaikan itu namun rasanya itu terlalu serakah bagi dirinya
"Bu Mutia begitu baik, saya tak ingin jadi manusia yang serakah akan kebaikan orang lain, dan memanfaatkan keadaan saya." Jujur Tera membuat Bunda Mutia justru semakin salut dan semakin ingin menolong gadis baik dan tulus hati di depannya itu.
"Ehmm, Bagaimana kalau kamu menjadi menantu saya?" Akhirnya Bunda Mutia memutuskan untuk meminta Tera menjadi menantunya, pasti Kean akan beruntung jika mendapatkan gadis baik di hadapannya ini.
"Hehehe, Bu Mutia suka bercanda. Saya tak pantas bersanding dengan keluarga Bu Mutia. Saya hanya gadis desa yang kotor dan tak berpendidikan." Ujar Tera menjawab dengan wajah lugunya.
"Ah, kamu terlalu merendah." Ucap Bunda Mutia dan Tera justru pamit karena merasa takut dengan tawaran Bunda Mutia yang di luar nalar dia sebagai orang desa yang tak punya apa-apa untuk dia banggakan.
Bunda Mutia menatap Tera yang begitu rajin, baik bekerja ataupun beribadah, rasanya gadis itu cocok dengan putranya, gadis seperti itu akan mampu menjadi wanita yang setia juga menguatkan untuk pasangannya.
Jika menjadi orang susah saja begitu sabar dan berjuang tentu saat berada di sisi Kean, hal seperti apapun akan membuat gadis itu menjadi penenang dan penguat bagi Kean yang saat ini sedang rapuh.
"Ah andai kamu mau." Gumam Bunda Mutia.
\*
Up sedikit semoga tetap sabar ya🙏
Jangan lupa jejak baiknya 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
ayo semangat usaha lbh keraa lg bu muthia demi dapat mantu yg sholihan buat kean
2025-02-13
1
ken darsihk
Jodoh yng Mutia carikan untuk Kean pasti lah yng terbaik
2025-02-15
1