Di mobil, Shihan terlihat sedikit tertekan. Hal tersebut dirasakannya karena Jaehyun terus menatapnya dengan tatapan serius.
“Jaehyun…”
“Ya?”
“Apa aku berbuat salah padamu?”
“Tidak.”
“Lalu kenapa kamu terus menatapku begitu. Hyung…jadi sedikit takut.”
“Hyung, apa kau sakit?”
“Apa?”
“Apa kau merasakan rasa sakit? Mungkin sesuatu seperti susah tidur, terlalu banyak aktivitas berat atau lainnya?”
Pertanyaan itu serius, dia menanyakan hal itu dengan sungguh-sungguh. Aneh, itulah yang dipikirkan oleh Shihan. Bagaimana bisa seseorang yang baru keluar dari rumah sakit bertanya padanya apakah dia sakit?
Jika dilihat dari sisi manapun, orang yang bertanya itu adalah pasien yang baru keluar dari rumah sakit, tapi justru dia yang bertanya pada hyung-nya.
Shihan terlihat bingung, bahkan untuk kembali bertanya pun dia bingung. Di matanya sekarang, Lee Jaehyun yang sekarang sangat berbeda dengan Lee Jaehyun yang sebelumnya.
“Jae, apakah kepalamu memang masih sakit?”
“Aku sudah keluar dari rumah sakit, kan? Jangan mengalihkan pembicaraan. Jawab saja, hyung,” Jaehyun memaksa.
“Aku tidak sakit. Aku baik-baik saja,” jawab Shihan. Dia tidak berbohong, setidaknya untuk saat ini.
Jaehyun menghela napas dan melihat pemandangan dari jendela mobil setelah mendapatkan jawabannya. Apakah itu menyelesaikan masalah? Tidak. Jaehyun masih tidak mempercayai hal itu sepenuhnya.
“Menurutmu aku bodoh? Tidak, aku tidak bodoh. Aku jelas percaya bahwa kau sedang dikelilingi aura kematian.”
“Bukan berarti sebentar lagi kau akan mati, bukan begitu. Tapi ada hal yang membuatnya seakan terikat dan terhubung dengan aura itu.”
“Pak tua yang disebut Chief Han juga. Dia memiliki aura yang sama. Memang sedikit lebih kuat tapi mereka berasal dari sumber yang sama.”
“Bagaimana bisa seperti itu? Memang mereka habis meminta MTYH memanggil arwah orang mati?”
Jaehyun tidak bisa melepaskan pikirannya dari apa yang terjadi padanya. Bertemu dengan orang asing, dipaksa untuk menerima kenyataan bahwa dia tidak lagi ada di zamannya sekarang membuatnya harus menata rencananya dengan baik.
“Bukan lagi munyeo naja tapi seorang idol dari Korea Selatan, hah…menyusahkan.”
“Aku bunuh diri demi bebas dari kemampuan sebagai dukun tapi justru masih membawa kekuatan itu bersamaku di dalam tubuh Lee Jaehyun yang sekarang.”
“Sekarang, aku ragu akan hidup untuk ketiga kali kalau ingin bebas dari kemampuan ini. Sebaiknya memikirkan rencana bagus demi masa depan cerah.”
“Shihan bilang aku sudah memiliki banyak aset dan uang, kan? Kalau begitu, aku akan memanfaatkan itu agar bisa hidup senang tanpa gangguan setan dan masalah yang datang!”
“Tapi pikiranku tidak bisa lepas dari apa yang aku lihat hari ini. Jatuh dari tangga ketiga sampai bisa membuat tubuh ini pingsan 5 jam itu jelas tidak normal.”
“Selain itu…”
Jaehyun mengingat kembali profile dari para member MTYH yang sempat dibacanya beberapa waktu lalu sebelum keluar dari rumah sakit.
Dia ingat sebuah kolom bertuliskan “Manager” yang kosong di bagian paling atas.
“Hyung, aku mau tanya satu hal lagi.”
“Apa yang ingin kamu tanyakan, Jaehyun?”
“Manager…apa kita tidak punya manager?”
Pertanyaan itu sedikit mengejutkan Shihan. Ekspresinya tegang, matanya sedikit kehilangan fokus dan dia seolah menghindar, “Jaehyun sepertinya mudah sekali melupakan orang.”
“Seokyung-hyung sudah–”
“Kita tidak punya manager, benar kan hyung?” sebuah kalimat yang memotong ucapan Shihan. Dia langsung mengatakannya dengan tegas seolah kalimat itu memang harus diucapkan.
Shihan hanya bisa tertunduk sambil mengepalkan kedua tangannya, “Be–benar. Seokyung-hyung sudah mengundurkan diri.”
“Tapi, Jaehyun tau itu kan?”
“...” seolah mengerti apa yang diucapkan oleh Shihan, Lee Jaehyun hanya mengatakan satu kata, “Baiklah,” dengan ekspresi santai.
Jelas bahwa Lee Jaehyun yang sekarang tidak ingat apapun soal itu dan tidak tau apapun soal orang bernama Seokyung-hyung yang dimaksud.
Setelah perjalanan yang menghabiskan waktu sekitar satu jam, mereka tiba di apartemen yang merupakan asrama yang dimaksud.
Terdapat 3 lantai dengan tanda khusus -ANTHEM- di papan map yang ada di dalam lobi apartemen. Hal itu menandakan bahwa apartemen itu disewa khusus oleh perusahaan ANTHEM RECORD atau mungkin lebih dari itu.
Jaehyun bertanya pada Shihan saat mereka menaikki lift, “Kita tinggal di sini atas izin ANTHEM RECORD ya?”
“Ahahaha, Jaehyun lucu sekali. Lantai 17, 18 dan 19 adalah milik ANTHEM.”
“Tidak akan ada yang bisa pergi ke lantai-lantai tersebut tanpa akses karena lantai itu hanya bisa dimasuki oleh kita dan orang-orang ANTHEM RECORD.”
Tidak ada yang mengejutkan, seakan Jaehyun tau apa yang terjadi. Dia hanya ikut dengan Shihan. Tiba di lantai 17, mereka masuk ke dalam salah satu ruangan.
Room 17-01.
Ruangan yang menjadi kamar tempat mereka tinggal. Luas, penuh dengan ornamen warna lembut, didominasi warna nila dan putih, terkesan begitu menenangkan. Shihan langsung menuju pantry dan berkata pada Jaehyun untuk beristirahat di kamarnya.
Kamar yang dimaksud tentu saja miliknya sendiri. Shihan sempat mengatakan bahwa mereka tinggal bersama. Terdapat 5 kamar dalam ruangan itu. Jelas bukan apartemen biasa.
Seperti yang diinformasikan bahwa ada 3 lantai milik perusahaan dan hal itu menjelaskan bahwa lantai-lantai tersebut telah dilakukan renovasi.
Jaehyun menemukan sebuah ruangan dengan plat nama “Lee Jaehyun” terpasang di pintu masuknya.
“Ini pasti kamarku. Bukan, ini pasti kamar Lee Jaehyun,” gumamnya dalam hati.
Saat masuk ke dalam, kamar yang sangat rapi dengan banyak sekali buku memberikan perasaan senang lain di dalam diri Jaehyun.
“Aku merasa begitu tenang di sini.”
Saat dia duduk di tempat tidurnya yang begitu lembut, dia merebahkan dirinya dan mulai memejamkan mata.
Shihan yang mengetuk pintunya pun tidak didengarnya. Seolah tenggelam dalam lelapnya rasa kantuk dan lelah, Shihan membiarkan juniornya tidur di saat dia membawakannya secangkir minuman hangat dari pantry.
Lantai 5, ANTHEM RECORD MUSIC.
Di ruang ganti, dua remaja duduk bersama dengan Chief Han.
Pemuda lain bernama Sagan Suga atau yang biasa dipanggil Sagan. Rambut hitam lebat dengan memakai sebuah anting panjang di telinga sebelah kiri, bermata biru hasil keturunan luar negeri dari darahnya, kulit putih dengan memakai pakaian santai. Make up yang masih menempel di wajah manisnya membuatnya sedikit lebih dewasa.
Pemuda lainnya adalah Baek Yuno atau yang biasa dipanggil Yuno di luar panggung. Pemuda tinggi dengan rambut kecoklatan, tinggi dengan pakaian santai lainnya, cardigan panjang dan kaos hitam.
Keduanya duduk di dekat Chief Han dengan ekspresi khawatir.
“Han-ssi, sudah lebih baik?” tanya Sagan sambil mengusap-usap punggungnya.
“Aku…sudah tidak apa-apa.”
Yuno mengambil botol air minum dan memberikannya pada Chief Han, “Minumlah dulu, ketua. Ini bisa membuatmu lebih baik.”
“Aku sudah meminta semua staff tidak mempermasalahkan hal ini. Lagipula semua sudah selesai dan pemotretan berjalan lancar.”
“Shihan-hyung dan Jae sudah kembali ke rumah, jadi sebaiknya kita juga kembali.”
Meskipun Yuno sudah berkata demikian, Chief Han sama sekali tidak mengatakan apapun. Matanya tidak fokus, dia tertunduk saat duduk, membuat kedua remaja itu semakin khawatir.
Sagan berlutut di depannya, “Han-ssi, apakah ada sesuatu yang kau lihat?”
Deg
Pertanyaan itu membuat jantung Chief Han menjadi tersentak. Dia melihat wajah Sagan yang tampak khawatir.
“Sepertinya dugaanku benar,” ucap Sagan. “Ini…seperti yang dilihat Seokyung-hyung? Hal seperti wanita dan lainnya?”
Mulut Chief Han bergetar, seolah ingin mengatakan sesuatu namun tidak berani mengatakannya. Dia menutup mulutnya kembali dengan tangan gemetar.
Sagan sama sekali tidak bisa membiarkan ini terjadi, “Han-ssi, tolong. Ini bukan pertama kalinya. Seokyung-hyung berhenti dengan mengatakan hal yang aneh.”
“Wanita merah, wanita merah. Itu bukan hanya sekali. Han-ssi tau, kan? Ini akan membuat rumor buruk karena manager MYTH tidak pernah bertahan lebih dari seminggu.”
Yuno mencoba menahan Sagan agar tidak mengatakan hal seperti itu lagi, namun sepertinya Sagan sudah cukup dengan itu semua.
“Hyung juga tau kan? Manager kita tidak pernah ada yang mengatakan alasan mereka berhenti dan Seokyung-hyung yang jelas mengatakannya pada kita!”
“Sagan, kecilkan suaramu,” pinta Yuno untuk menenangkan temannya itu.
Rasanya, ruangan itu semakin suram dengan banyaknya perasaan yang tidak biasa. Chief Han sendiri akhirnya berdiri.
“Kita…pulang.”
“Han-ssi…”
“Ketua…”
“Shihan dan…Jaehyun pasti menunggu. Maafkan aku, hanya saja aku rasa…aku sedikit kelelahan.”
“Han-ssi, seben–” sebelum selesai dengan kalimatnya, Yuno menghentikan Sagan agar tidak bertanya lebih.
Mereka keluar dari ruang ganti dengan banyak perasaan aneh dan rumit.
Cleek
Pintu tertutup. Ruang ganti yang gelap karena telah ditinggalkan oleh ketiganya tiba-tiba memperlihatkan sosok wanita yang muncul bersamaan dengan lampu ruangan yang mulai menyala dan redup beberapa kali.
Saat ketiganya menaikki lift untuk turun, di ruang ganti tersebut terdengar suara ledakan yang diakibatkan dari pecahnya lampu di ruangan tersebut.
Tidak ada yang tau, namun ada sedikit noda darah pada pecahan lampu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Dance Seaweed
loop! oh tydac. aku butuh kekuatan Yunfei!! 🤣🤣
2025-02-18
1
Dance Seaweed
aku ramal. nanti malam kau kencan dengan perempuan bergaun merah /Proud/
2025-02-18
1
Dance Seaweed
kan? bener? mereka ada kencan malam dengan wanita cuantik! muehehe...
2025-02-18
1