The Regression:Brother Revenge
Alvaro 1.2
Sore itu, disebuah perumahan yang cukup mewah, terdengar suara gaduh dari salah satu rumah dan membuat beberapa orang keluar untuk memeriksa situasi
Seolah sudah menjadi makanan sehari-harinya, Alvaro yang baru saja pulang langsung menyuruh para tetangganya untuk masuk kedalam rumah mereka masing-masing
Alvaro
[ Menggerutu ]
Lagi-lagi mereka berkelahi tanpa mempedulikan lingkungan sekitar
Alvaro
[ Memutar gagang pintu ]
Dikunci ya..
[ Mengambil ancang-ancang dan kemudian menendang pintu dengan sangat keras ]
Alvaro
Oh.. Akhirnya terbuka, aku pulang
Melihat putranya tiba dirumah, pasang suami istri itu langsung diam dan tak berani bersuara sedikitpun
Mereka yang tadinya bertengkar hebat seketika menjadi hening, keduanya hanya bisa menunduk dan terlihat ketakutan
Alvaro
Kenapa berhenti..? Lanjutkan saja, jangan pedulikan aku. Anggap saja aku angin lewat
Alvaro segera mengganti pakaian dan mengambil kunci motor miliknya. Pemuda itu sempat pergi ke dapur untuk mengambil satu kotak susu segar
Dia sempat duduk dirumah tamu sambil meminum susu favoritnya. Alvaro menatap kedua orangtuanya yang terlihat ketakutan karena kehadirannya
Alvaro
Ada masalah apalagi sekarang..? Perselingkuhan..? Atau ada masalah lain..?
Alvaro
Jujur saja, aku sudah benar-benar muak dengan tingkah kalian yang selalu membesar-besarkan masalah
Alvaro
[ Bangkit dari tempat duduknya ]
Sekali-kali, bertindak dan berpikirlah selayaknya orang dewasa saat dihadapkan dengan masalah
Dasar bocah..
Alvaro berjalan meninggalkan ayah dan ibunya dalam keheningan, pemuda itu segera memacu motornya menuju rumah Hans
Sesampainya disana, Hans terlihat sudah menunggu sahabatnya itu didepan gerbang rumahnya
Hans
[ Melihat raut wajah Alvaro ]
Jangan dipikirkan, lebih baik kita segera berangkat agar kau bisa meluapkan emosimu
Alvaro
[ Tersenyum kecut ]
Berapa banyak permintaan hari ini..?
Hans
[ Mengecek ponselnya ]
Untuk hari ini kita akan mengerjakan 10 permintaan saja dan 10 lagi kita kerjakan besok
Alvaro
[ Melempar helm ]
Naiklah, kita kerjakan 20 permintaan itu sekaligus
Alvaro dan Hans adalah teman sejak kecil. Dulu setiap orang tua Alvaro bertengkar hebat, dia selalu pergi dan menginap dirumah Hans
Ketika mereka berdua mulai menginjak usia remaja, keduanya sering terlibat perkelahian di jalanan dan mereka sering mendapatkan permintaan dengan bayaran yang cukup tinggi dari para pelajar untuk menghajar para pembully
Disisi lain Samuel sedang sibuk memasukkan laptop dan peralatan lainnya ke dalam sebuah ransel hitam
Dengan dalih kerja kelompok, Samuel berniat untuk pergi ke rumah kepala sekolah dan mencuri data yang dia perlukan untuk menjalankan rencananya
Samuel
Kak, aku pergi dulu. Aku akan pulang sebelum jam 9 malam
Alice
[ Keluar dari dalam kamar mandi ]
Makanlah sesuatu sebelum pergi
Samuel terkejut dan reflek menutup matanya saat melihat Alice keluar dari dalam kamar mandi, Alice hanya melilitkan sebuah handuk berukuran sedang untuk menutupi tubuh indahnya
Samuel
Hei kak..! Setidaknya pakai bajumu sebelum keluar dari kamar mandi..!
Alice
Kamu tidak lihat aku memakai handuk..?
Samuel
Aku tau, tapi handuk itu terlalu kecil..!
Alice
Memangnya kenapa..? Di rumah ini hanya ada aku dan dirimu saja. Lagipula kamu kan adikku
[ Mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum jahat ]
Alice
[ Mendekati Samuel dan memeluknya dari depan ]
Ho.. Apa kamu tergoda melihat tubuh kakak mu sendiri..?
Samuel
[ Merona ]
"Aku benar-benar lupa kalau dia ini sangat suka menjahili ku"
Samuel
[ Mendorong Alice ]
Sudahlah, aku pergi dulu
[ Berlari sekuat tenaga menuju garasi ]
Alice
Dasar membosankan.. Tapi, kenapa jantungku berdebar seperti ini..?
Beberapa saat kemudian, kediaman Kevin
Samuel
Rumah seorang calon walikota dibiarkan begitu saja tanpa penjagaan..? Atau mungkin mereka menempatkan penjaganya di dalam..?
Setelah memastikan titik buta cctv yang berada diluar rumah, Samuel bergerak cepat dan senyap tanpa disadari siapapun. Samuel mengintip dari jendela dan menemukan banyak sekali pengawal di dalam rumah itu
Setelah menilai situasi, Samuel memutus aliran listrik untuk mempermudah pergerakannya. Saat para penjaga kebingungan dan berhamburan keluar untuk memeriksa situasi, Samuel pun segera menyelinap masuk ke dalam rumah Kevin
Dengan pengalamannya sebagai seorang anggota pasukan khusus, Samuel mampu bergerak dalam gelap tanpa kesulitan
Pemuda itu bergerak dengan sangat tenang dan hening, dengan cepat dia menemukan ruang kerja kepala sekolah dan segera menyalin data-data penting dari laptop milik ayah Kevin itu
Setelah selesai, Samuel segera pergi dari rumah itu tanpa disadari oleh para penjaga
Sesampainya dirumah, Samuel melihat Alice sedang duduk diruang tamu sambil membaca sebuah novel
Samuel segera meletakan ranselnya di dalam kamar dan kembali menghampiri kakaknya diruang tamu
Samuel
[ Tidur dipangkuan Alice ]
Fokus sekali, sampai-sampai tidak sadar kalau aku sudah pulang
Alice
[ Menatap adiknya dan tersenyum ]
Bukannya ini masih jam 8 malam..? Apa tugasmu sudah selesai..?
Samuel
Aku menyelesaikannya dengan sempurna
[ Tersenyum dan memejamkan mata ]
Alice
Kamu memang pintar kalau soal belajar. Aku akan memberimu hadiah karena sudah bekerja keras
[ Mengecup bibir Samuel ]
Samuel
[ Terkejut ]
A-apa yang kakak lakukan..?!!
Alice
Aku hanya mencium mu, apa tidak boleh seorang kakak mencium adiknya..?
Samuel
[ Malu-malu ]
B-boleh saja, tapi kan aku sudah dewasa
Alice
Dimata ku kamu masih terlihat seperti anak kecil Sam
Disisi lain, Alvaro dan Hans terlihat tengah bersantai setelah menyelesaikan permintaan yang diberikan para pelanggannya
Tak berselang lama, ponsel Alvaro berdering dan terlihat ada sebuah telepon masuk dari Kevin
Alvaro
[ Menatap malas ]
Apalagi yang diinginkan sampah ini..?
Hans
Angkat saja, aku bisa mencium bau uang dari panggilan telepon itu
Benar saja, Kevin memerintahkan Alvaro dan Hans untuk datang ke bar tempat mereka biasa berkumpul
Sesampainya disana, Kevin memperkenalkan sepupunya yang baru saja pulang dari luar negeri pada Alvaro dan Hans
Alvaro
Kenapa kau menyuruh kami datang kesini..? Apa kau tidak tau kalau kami sangat sibuk..?
Kevin
Jangan begitu, duduklah, aku sudah memesan minuman untuk kalian
Hans
Apa yang kau inginkan..?
Kevin
Dari dulu kalian memang tidak bisa diajak basa-basi. Perkenalkan, ini saudara sepupu ku
[ Merangkul seorang gadis ]
Leona
Hai, salam kenal, aku Leona
Alvaro
Aku Alvaro dan dia Hans
Hans
Apa hanya itu saja tujuan mu memanggil kami kesini..?
Kevin
[ Mengeluarkan segepok uang ]
Ini untuk kalian, aku ingin kalian menjaga Leona selama beberapa hari sampai dia bisa beradaptasi di sekolah
Alvaro
Kenapa kami harus menjaganya..? Memangnya siapa yang berani menyentuh sepupu mu
Kevin
Aku hanya tidak ingin ada lalat yang mendekatinya
Hans
Jadi kau ingin kami mencarikan teman yang selevel dengannya..?
Kevin
Hahaha.. Kau benar-benar memahami ku dengan baik Hans
Alvaro
"Sampah ini masih saja memandang derajat seseorang dari status sosialnya"
Kevin
Oh, bagaimana soal bocah itu..? Bukannya kau sudah bertemu dengannya..?
Alvaro
Tidak perlu khawatir, cepat atau lambat aku akan mengurusnya
Leona
Ugh.. Kalian pasti sedang membicarakan soal perkelahian
Kevin
Itu benar, ada seekor serangga yang berusaha menggangu ku. Tentu saja aku harus segera menyingkirkannya
Leona
Terserah, asalkan jangan menyeret ku kedalam permainan gangster kalian yang kekanak-kanakan itu.
Hans
[ Menatap Alvaro ]
"Entah kenapa aku merasa kesal, padahal dia hanya mengucapkan beberapa kata"
Alvaro
[ Menatap Hans ]
"Aku juga merasakan hal yang sama. Entah kenapa aku ingin meremukkan rahang gadis sialan itu sekarang juga"
Kevin
[ Melihat Hans dan Alvaro ]
Kenapa kalian saling menatap satu sama lain seperti itu..?
Leona
Apa jangan-jangan temanmu itu penyuka sesama jenis karena tidak mampu mencari pasangan..?
Kevin
Itu tidak mungkin, mereka adalah petarung terbaik disekolah ku. Walaupun aku sendiri sempat meragukan kenormalan mereka, hahaha...
Alvaro
[ Bangkit dari tempat duduknya ]
"Akan ku habis anjing-anjing ini..!"
Hans
[ Menahan Alvaro sekuat tenaga ]
Tahan dirimu kawan..!! Bersabarlah demi uang..!!
Comments