Chapter 3

Waktu: 03:09

[HUJAN PELURU DI PUSAT RADAR]

kami bergerak cepat meninggalkan pusat radar, langkah kami bergema di sepanjang tangga baja yang mengarah ke bawah. Di luar, hujan masih terus deras, menciptakan genangan air di permukaan beton yang licin. Lampu darurat merah berkedip-kedip di sekitar kompleks,menandakan bahwa musuh sudah menyadari keberadaan kami.

Begitu kami keluar dari pusat radar, hawa dingin malam menyambut dengan basahnya hujan yang mengguyur medan perang. Langit gelap hanya diterangi oleh kilatan petir. Tanpa menunggu lebih lama, bergegas menuruni tangga besi menuju halaman bawah, tempat puing-puing beton dan kontainer baja berserakan.

Belum kami mencapai titik perlindungan, suara tembakan pecah di udara.

Tak! Tak! Tak!

Peluru menghantam dinding di sekitar kami, memercikkan serpihan beton. Aku langsung menjatuhkan diri ke belakang peti logam, mengangkat senjata ke depan. Kaira bersembunyi di sebelahku, sementara Bravo-1 dan anak buahnya mengambil posisi di sisi lain halaman.

Aku mengintip dari sudut peti logam. Dari kejauhan, beberapa siluet musuh berlari melewati pagar kawat menuju posisi kami.

Tiba-tiba, suara Bravo-1 terdengar di radio, "Ambil Posisi! Awasi sisi utara!... Lindungi sisi barat! Mereka menyerang dari bunker!"

Aku mengangkat senjataku dan membidik ke arah utara. Sekelompok prajurit musuh keluar dari balik bangunan, beberapa di antaranya langsung berlindung di balik kendaraan lapis baja yang terparkir disana.

Bang! Bang!

Dua tembakan beruntun menembus tubuhnya, membuat jatuh tersungkur.

Kaira juga tak tinggal diam. Ia mengeserkan tubuhnya ke samping dan mengangkat H&K 416 miliknya. Dengan tenang, ia membidik seorang prajurit yang sedang mengangkat radio di pinggir tembok beton.

Dorr!

Satu tembakan bersih menembus helm musuh itu. Tubuhnya limbung sebelum jatuh menghantam tanah yang basah

Dari kejauhan, sebuah sinar merah melesat ke langit, menerangi area sekeliling dengan warna darah yang mengerikan.

"Mereka menembakkan suar!" suara seorang penjaga terdengar panik.

Aku mengertakkan gigi. itu artinya bala bantuan musuh akan segera datang.

"Sisi timur! Mereka datang!" Bravo-1 memperingatkan.

Aku menoleh ke kanan. Sebuah gerbang baja di sisi timur terbuka perlahan, dan beberapa prajurit musuh berhamburan keluar dengan formasi rapat.

Aku mengubah posisi, mengokang senjata, lalu kembali manarik pelatuk.

Tak! Tak! Tak!

Peluru melesat menembus tubuh musuh terdepan, tapi dua lainnya langsung membalas tembakan. Aku bergegas merunduk kembali, mendengar suara peluru menghantam peti besi tempatku berlindung.

Kaira berlutut di sampingku, mencoba menembak ke arah musuh yang bergerak ke samping. Namun, ia tiba-tiba menghela napas pendek dan menatap senapannya.

"Aku kehabisan amunisi!" serunya dengan suara tegas, meskipun aku bisa merasakan sedikit urgensi dalam nada bicaranya. "Berapa lama lagi sampai bala bantuan tiba?"

Suara dari radio segera membalas.

"Elang 1 dalam perjalanan! bertahanlah, kami segera menuju lokasi!"

Kaira menghela napas, meraih pistol cadangannya dan mulai menembak lagi, jelas itu bukan senjata yang ideal dalam situasi seperti ini. Aku menunduk dan menarik satu magasin cadangan dari kantong rompi taktis, melemparkan ke arahnya.

Kaira menangkapnya tanpa banyak bicara, dengan cekatan memasukkan amunisi baru ke dalam senapannya.

"Elang 1 mendekat, mencari posisimu, ganti!"

Di sisi lain, Bravo- 1 mengeluarkan suar dari kantongnya, mencoba menyalakannya, tetapi benda itu hanya mengeluarkan percikan kecil tanpa benar-benar menyala.

"Sial! Benda ini rusak! Aku butuh sinyal di posisiku!" Bravo- 1 menggeram, menendang suar yang tak berfungsi itu ke tanah.

Dari radio, suara pilot terdengar, "Elang 1, tidak bisa mengonfirmasi posisi, ganti."

Aku melihat Bravo- 1 mencengkram komunikatornya dengan frustasi.

"Ada kendala apa? Kemarilah dan kirim sinyalnya!" Timnya berteriak sambil melirik ke arahku, "(Berteriak) Di sini! Kirimkan sinyalnya!"

Aku mengerti maksudnya. Dengan cepat, aku merogoh tas perlengkapanku, mengambil suar cadangan, menarik pelatuk pemantiknya, lalu melemparkannya ke tanah terbuka. Cahaya merah terang segera menyala, memberikan sinyal lokasi kami.

"Posisi terkonfirmasi," suara pilot terdengar lagi, kali ini dengan kepastian lebih.

Dari atas, suara baling-baling helikopter semakin keras. Aku melihat cahaya sorot dari Elang 1 mulai menyapu area pertemuan.

Suara rentetan tembakan keluar dari kedua sayap helikopter, ditambah dengan dua roket kecil meluncur ke mobil lapis baja musuh. Cahaya terang dari mereka mengcover kami.

"Itu menenangkan sekali!" Bravo- 1 mendesis.

"Elang 1 sudah di posisi. Sisi-sisi aman, muatan berhasil diangkut," lapor pilot.

Kami akhirnya mendapatkan sedikit waktu untuk benapas, beberapa Sniper dan tim lainnya turun dengan tali dari helikopter, menunggu di atas atap bagunan pusat radar. Namun, sebelum sempat benar-benar merasa lega, suara Pembawa Cahaya terdengar di radio.

"Pembawa Cahaya di sini, diterima. Tim penyerang tahan musuh, tim serbu ke waypoint 3, ganti."

Aku melirik Kaira, yang sudah berdiri kembali dengan senjatanya terisi penuh.

Bravo- 1 menyeringai, "Tembakan yang bagus, tetapi misinya belum selesai. Ayo terus bergerak. Ambil persediaan itu, tetapi cepatlah. Aku tidak mau ketinggalan."

Aku berlutut, memeriksa amunisi yang tersisa di kantong perlengkapanku. Aku masih punya beberpa magasin tersisa, tetapi tak ada salahnya mengambil lebih banyak dari kotak suplai yang telah disiapkan tim Bravo.

Kaira menyerigai kecil saat melihat Bravo Bravo-1 berjalan mendahului kami.

"Orang ini menarik." Katanya. "Periksa amunisimu, ayo pergi."

Aku menarik satu magasin tambahan dan mengamankan posisiku.

Bunker tujuan kami berada tidak jauh dari pusat radar, tetapi berdasarkan perlawanan yang kami hadapi tadi, kemungkinan besar musuh sudah siap bertahan di dalamnya.

...----------------...

Misi Selanjutnya: [MENYUSUP DARI TIMUR]

Kami mulai bergerak dengan formasi ketat, menyusuri jalan sempit yang dipenuhi reruntuhan dan genangan air. Cahaya kilat sesekali menerangi medan di sekitar kami, memberikan sekilas gambaran tentang situasi di depan

Bravo- 1 berjalan paling depan, matanya tajam memperhatikan setiap sudut gelap. Aku mengikuti di tengah, sementara Kaira di belakang, sesekali menoleh untuk memastikan tak ada musuh yang mengikuti dari belakang.

Lorong sempit yang kami lewati berbau lembab, dindingnya penuh dengan bekas lembab dan karat. Lampu-lampu kecil berkedip di sepanjang lorong, memberikan penerangan minimal. Langkah kami teredam oleh suara air yang menetes dari pipa di atas.

Kaira berjalan di depanku, bahunya sedikit menegang, menunjukkan bahwa dia tahu ada sesuatu yang menunggu di depan. Aku menggenggam senjataku lebih erat.

Begitu kami mencapai ujung lorong, kami bisa melihat area terbuka di depan bunker. Beberapa penjaga masih berjaga di sekitar sana, sesekali berbicara satu sama lain dengan suara rendah.

Kaira melirikku dan berkata, "Awasi target. Bergerak. Mereka akan melihat kita! Tetap diam! Senjata siap!"

Aku segera mengangkat M110 milikku, mataku menempel pada scope dengan pencahayaan termal. Siluet panas musuh terlihat jelas dalam penglihatanku, masing-masing bercahaya merah di latar belakang gelap. Aku mulai menghitung jumlah mereka.

"Berapa banyak yang mereka tinggalkan? Singkirkan mereka atau abaikan mereka, kamu yang memutuskan," lanjut Kaira.

Aku mengamati posisi mereka. Dengan sepuluh orang musuh yang tersebar di beberapa titik, membiarkan mereka tetap hidup bukanlah pilihan bijak. Jika kami membiarkan mereka tetap di sana, mereka bisa memperingatkan musuh di dalam bunker.

"Aku singkirkan mereka," kataku singkat.

Kaira tidak menjawab, hanya mengangguk dan mundur sedikit untuk memberiku ruang.

Aku menarik napas dalam, menahan tubuhku tetap stabil, lalu mulai menekan pelatuk.

Pffft!

Penjaga pertama jatuh tanpa suara, peluru menembus helmnya dengan presisi sempurna. Aku segera beralih ke target berikutnya.

Pffft! Pffft!

Dua lagi tumbang. Beberapa penjaga lainnya mulai menyadari ada yang salah, tapi mereka tak sempat bereaksi sebelum peluru menembus tubuh mereka.

"Tetap waspada! Kita sendiri, waspada terhadap penyergapan!" terdengar suara salah satu penjaga sebelum akhirnya ia juga tumbang oleh tembakanku.

Satu per satu, mereka semua jatuh. Sepuluh orang. Tak ada yang tersisa.

Kaira merapat posisinya denganku.

"Sumek mundur. Apa rencana mereka?" gumamnya pelan. "Peluncurannya direncanakan bulan ini. Mereka menyerah begitu saja?"

Aku melirik bunker besar di hadapan kami. "Aku tidak berpikir mereka menyerah. Mereka pasti menyembunyikan sesuatu di dalam."

"Berkumpul ke tempatku. Kita akan masuk dari sisi samping," ujar Kaira, memberi isyarat agar kami bergerak.

Kami berjalan cepat menuju dinding bunker. Aku meraih komunikator dan melaporkan, "Alpha ke Pembawa Cahaya, kami di bunker. Bergerak ke ruang kontrol, ganti. Harusnya ada di lantai dua, jika intel kita benar."

Suara Pembawa Cahaya terdengar di radio. "Dimengerti. kita tidak tahu ada apa di dalam sana, Alpha. Hati-hati... Ganti."

Kaira mengeluarkan alat pembuka kunci elektronik dan menempelkannya pada panel pintu. Setelah beberap detik, terdengar bunyi klik, dan pintu bunker terbuka perlahan.

Kami bergerak masuk dengan senjata terangkat, segera menyebar untuk mengamankan ruangan pertama.

Namun, saat kami bergerak lebih dalam, suara langkah berat bergema di koridor.

"Ada yang datang," bisikku.

Dari ujung lorong, beberapa penjaga muncul dengan formasi yang berbeda dari sesebelumnya kami hadapi. Mereka bukan pasukan biasa, mereka mengenakan baju pelindung berat dan membawa tameng anti peluru.

Begitu melihat kami, mereka langsung mengangkat pistol otomatis mereka dan melepaskan tembakan tanpa ragu.

Brrrt! Brrrt!

Peluru menghantam dinding di sekitar kami, memercikkan beton ke udara. Aku dan Kaira segera berlindung di balik tumpukan peti amunisi.

"Sial! Mereka pasukan utama Renoir!" seruku.

Kaira mencengkeram senjatanya erat. "Kita tidak bisa menembus tameng mereka dengan senjata biasa. Kita butuh strategi."

Aku mengintip sedikit, mencoba mencari celah. Para penjaga itu bergerak perlahan, membentuk formasi ketat. Setiap kali mencoba menembak, tameng mereka menyerap semua peluru.

Kaira menggertakkan giginya. "Mereka tahu cara bertarung. Ini bukan pertarungan sembarangan."

Aku meraih granat kejut dari kantong perlengkapanku.

"Aku lempar granat kejut. Begitu mereka terganggu, kita tembak bagian tubuh yang tidak terlindungi," kataku.

Kaira mengangguk cepat. "Lakukan."

Aku menarik pin granat,menunggu sejenak, lalu melemparkannya ke tengah-tengah pasukan musuh.

Duar!

Cahaya putih terang memenuhi ruangan, disertai ledakan suara nyaring. Aku langsung keluar dari perlindungan, mengangkat M110 dan membidik kaki serta lengan para penjaga yang kini kehilangan keseimbangan.

Pffft! Pffft! Pffft!

Beberapa dari mereka jatuh ke tanah, kehilangan pegangan atas tameng mereka.

Kaira segera menyerang dengan cepat, bergerak mendekat dan menembak kepala salah satu dari mereka yang masih mencoba bangkit.

Namun, dua penjaga lainnya berhasil pulih cepat dari perkiraan. Mereka berusaha berlindung kembali, tapi aku sudah mengantisipasinya.

Pffft!

Aku menembak lutut salah satu dari mereka, membuatnya jatuh berlutut sebelum Kaira menghabisinya dengan tembakan ke kepala.

Penjaga terakhir mencoba mundur, tetapi Kaira lebih cepat. Dia menembakkan tepat di antara celah pelindung lehernya.

Pasukan utama Renoir itu akhirnya tumbang.

Aku menghela napas panjang,mengamati ruangan yang kini dipenuhi tubuh-tubuh musuh.

"Kita menang," gumamku.

Kaira mengamati sekeliling, memastikan tidak ada ancaman lagi. "Ya, tapi ini baru awal. Mereka tahu kita di sini sekarang."

Aku mengangguk. "Kita harus bergerak cepat sebelum lebih banyak dari mereka datang."

Kami kembali menyusuri lorong, menuju ruang kontrol di lantai dua.

To Be Continued.....

Terpopuler

Comments

Alexander Wendyan Official YT

Alexander Wendyan Official YT

mwehehehehe

2025-04-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!