headshot

Pagi itu, langit Jakarta terlihat cerah dengan sedikit awan menggantung. Kaelyn bersiap ke sekolah, mengenakan jaket jeans favoritnya dan mengikat rambutnya dalam kuncir kuda. Di halaman rumah, motor sport pemberian om-nya sudah menunggu.

“Dianter supir aja, Kae,” kata ayah Kaelyn, menatap putrinya dengan kekhawatiran. “Bahaya bawa motor sendiri.”

“No, Pa. Aku pake motor aja,” jawab Kaelyn cepat. Ia mencium tangan ayahnya dan langsung naik ke motor, melaju menuju sekolah dengan semangat.

Sampai di sekolah, Kaelyn memarkirkan motornya di deretan parkiran siswa. Matanya langsung menangkap motor sport hitam milik Dante. Ia ingat betul suara knalpot motor itu yang digeber cowok culas itu kemarin. Senyum nakal merekah di bibirnya.

“Rasain lo, kulkas dua pintu,” gumam Kaelyn sambil jongkok dan membuka tutup angin ban belakang motor Dante. Ia menekan sedikit hingga ban itu mengempis perlahan. Kepuasan tergambar jelas di wajahnya.

Dengan langkah ringan dan bersenandung kecil, Kaelyn menuju kelasnya. Ia duduk di bangkunya, menyandar santai sambil memandangi langit-langit kelas.

“Kae, nanti pulang sekolah lo kemana?” tanya Akira sambil menarik kursi dan duduk di sebelahnya.

“Ada eskul sih, kayaknya...” jawab Kaelyn, namun kemudian ia terdiam, duduk tegak seketika.

“Anjiir! Gua lupa! Gua ikut klub basket cewek! Gilaaa, jangan sampe ketemu si cowok nyebelin itu!” Kaelyn mengacak rambutnya sendiri frustasi.

Akira tertawa geli. “Semoga mentornya Kak Ethan, kan keren tuh.”

“Mampus gua kalo sampe mentor gua si kulkas dua pintu,” desah Kaelyn sambil menelungkup di meja.

Bel pelajaran berbunyi. Mereka pun memulai hari dengan belajar. Meski Kaelyn masih terganggu pikiran soal eskul nanti, ia tetap berusaha fokus.

Saat jam istirahat, Kaelyn dan Akira hendak ke kantin, namun bayangan kejadian “semburan susu” membuat mereka mengurungkan niat. Mereka membeli camilan dan duduk di taman dekat lapangan.

“Kae, lo tau ga sih, David sama Amanda tuh katanya udah nikah loh,” bisik Akira.

“What?! Serius?! Masih kelas 12, men!” Kaelyn membulatkan mulutnya tak percaya.

“Gosip sih katanya, tapi mereka emang pacaran dari dulu...”

“Ihhh... masa sih. Gua sih ga percaya, paling gosip anak-anak aja,” Kaelyn mengangkat kotak susu stroberinya dan melemparkannya ke tong sampah.

Tak jauh dari mereka, Dante duduk bersandar di bawah pohon besar, membaca buku dengan satu headset di telinga. Ia tahu suara Kaelyn dari kejauhan dan hanya tersenyum kecil. Gadis itu memang seperti badai kecil di hidupnya.

“Jadi gimana, lo bakal tetap ambil eskul basket atau nyerah?” tanya Akira sambil membuka biskuit.

“Bingung sih. Tapi lo tau kan, gua dulu jago banget main basket di SMP. Lagian bukan gua yang daftar, sekolah yang minta gua gabung,” jelas Kaelyn sambil menyandar di bangku.

Akira mengangkat alis. “Hati-hati loh, Kae. Ntar malah from enemies to lovers.”

“Gila! Big no! Ogah gua fall in love sama cowok modelan kayak dia! Iiiuuw!” Kaelyn meringis jijik.

Dante yang mendengar itu nyaris tertawa. Ia menyukai semangat Kaelyn, meskipun kadang terlalu “liar”.

Bel masuk berbunyi, dan mereka kembali ke kelas. Setelah pelajaran terakhir usai, Kaelyn menuju ruang ganti basket dengan malas. Ia mengganti seragamnya dengan jersey latihan dan bergabung dengan siswi lainnya di lapangan.

Coach Riko, guru olahraga mereka, sudah berdiri di sana bersama enam siswa senior: Ethan, Dante, Bastian, Morgan, Angkasa, dan Defan.

“Baik, kalian akan dibimbing mentor dari klub basket cowok. Ini Dante, ketua basket sekolah, dan Ethan, wakilnya. Kalian akan diajarkan teknik dasar dan taktik permainan,” jelas Coach Riko.

Ethan maju selangkah. “Hai, gue Ethan. Dan ini Dante. Kami, bareng Morgan, Bastian, Angkasa, dan Defan bakal jadi mentor kalian selama eskul berlangsung.”

Coach membagi tim. Kaelyn satu tim dengan Savana dan Maiden. Awalnya, mentor mereka adalah Bastian. Tapi saat tim sudah bersiap, Coach Riko membuat pengumuman:

“Perubahan mentor. Tim Kaelyn akan dibimbing langsung oleh Dante.”

“Apaaan sih? Kok diganti?” protes Kaelyn spontan. Semua orang menoleh.

“Kenapa Kaelyn? Ada masalah?” tanya Coach Riko.

“Tadi katanya Kak Bastian, kenapa jadi Kak Dante?”

“Karena kalian adalah pemain rekomendasi. Kami ingin kalian dapat pelatihan terbaik dari ketua tim langsung,” jelas Coach Riko.

Kaelyn mendengus pelan. Dante hanya tersenyum kecil, merasa menang.

Latihan dimulai. Mereka melakukan pemanasan, dribbling, hingga shooting. Kaelyn menunjukkan performa luar biasa. Dante memperhatikannya, kagum meski tak berkata apa-apa.

Menjelang akhir latihan, para siswi diberi waktu bebas bermain. Dante mendekati Kaelyn.

“One by one,” tantangnya.

Kaelyn tersenyum miring. “Fine.”

Pertandingan mini pun dimulai. Mereka hanya berdua, dan penonton di pinggir lapangan menyaksikan dengan antusias. Kaelyn lincah menggiring bola, mengecoh Dante beberapa kali. Tapi Dante juga lihai, mampu merebut bola dan mencetak angka.

Pertandingan itu membuat Kaelyn jengkel. Saat Dante berhasil mencetak skor lagi, Kaelyn kesal bukan main. Ia menggenggam bola, dan tanpa berpikir panjang, melemparnya kuat ke arah Dante.

Bola mengenai kepala Dante dengan cukup keras. Semua orang terkejut.

“HEADSHOT!” teriak Kaelyn sambil mengangkat kedua telunjuk ke udara dan langsung berjalan meninggalkan lapangan.

Dante terdiam, memegangi kepalanya. Namun, bukan karena marah. Dia justru tersenyum samar melihat tingkah gadis itu. Kaelyn memang seperti badai—mengganggu, tak terduga, tapi tak bisa diabaikan.

Di ruang ganti, Kaelyn mengganti bajunya dengan mood kacau. Dia tahu Dante lebih hebat darinya, tapi setidaknya... dia bisa membalas dendam kecil atas insiden susu kemarin.

“Tunggu aja, kulkas dua pintu,” gumamnya pelan sambil menatap cermin. “Gua belum selesai sama lo.”

Kaelyn bukan seperti cewek pada umumnya, dia tidak mudah jatuh cinta dan tidak suka neko-neko.

tapi...dengan dirinya yang seperti itu membuat dia si sukai banyak siswa maupun siswi di sekolah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!