Bab 4 Menghindar

Sore yang begitu mencekam menurut ku karena aku bertemu abidzar di perjalanan pulang kali ini. Setelah seharian mengamankan diri ternyata ketemu juga. Aku mencoba berjalan santai seperti abidzar terlihat santai sekali bertemu aku. Setelah sampai di depan abidzar, aku menyapa duluan. "Hallo abidzar, maaf tidak bisa bertegur sapa lama. Aku harus buru-buru sudah ditunggu ibu di rumah. Aku duluan ya."

Sambil melambaikan tangan ke abidzar aku meninggalkan abidzar yang hanya tersenyum mendengarkan ku berbicara dan melambaikan tangan. Aku tidak perduli dengan sikapnya karena lebih aman bagi ku sekarang adalah menghindar.

Aku berjalan dengan santai menatap lurus ke depan tanpa menengok ke belakang sama sekali. Setelah sampai di rumah, deru nafasku begitu cepat seperti habis bertemu hantu di jalan. Di dalam hati ku berkata, "maafkan aku abidzar hanya cara ini yang bisa aku lakukan sekarang. Kalau kau benar-benar mencintai ku maka tunggulah aku sampai bisa menerima mu."

***

Hari ini aku merasakan kedamaian yang sangat sekali karena hari ini adalah hari libur. Aku bisa merebahkan diri di kasur begitu lama. Aku juga tidak bingung bersikap kalau bertemu abidzar.

Di atas kasur yang empuk sambil melamun. Ingin rasanya seperti teman-teman lainnya merasakan punya pasangan tapi kenapa malah abidzar yang mengungkapkan cinta. Dulu juga kenapa bisa bilang tentang abidzar ke Jihan begitu. Kalau aku tidak bilang yang aneh-aneh tentang abidzar pasti sekarang aku sudah jadian tanpa pikir panjang.

"Sekar bangun, ada temanmu main ke rumah," kata ibu ku di balik pintu kamar ku sambil mengetuk pintu. Aku langsung duduk dan bertanya - tanya, siapa pagi-pagi begini main ke rumah. Kalau Jihan nggk mungkin, pasti jam segini masih tidur. Aduh siapa sich, "iya ma suruh tunggu dulu. Sekar mau mandi dulu."

Setelah aku mandi dan berpakaian seadanya tidak berdandan dulu. Aku langsung ke ruang tamu. Betapa terkejutnya aku ternyata yang ke rumah ku adalah abidzar. Perubahan ekspresi wajah ku langsung berubah seratus delapan puluh derajat. Aku langsung tidak bersemangat lagi.

"Ada perlu apa, tumben ke rumah ku?"

"Aku mau mengajak kamu jalan-jalan ke luar Sekar."

"Maaf, aku tidak bisa. Aku sudah ada janji dengan Jihan mau ke rumah Jihan buat mengerjakan tugas."

"Kalau begitu lain waktu saja Sekar. Apa kamu bisa kalau hari libur minggu depan?"

"Aku lihat dulu besok. Apakah aku bisa atau tidak. Tapi aku tidak bisa janji."

"Iya Sekar tidak apa-apa. Nanti kalau bisa hubungi aku ya?"

"Iya nanti aku hubungi. Aku mau ke rumah Jihan. Apa masih ada yang ingin dibicarakan lagi?"

"Oh, nggk Sekar. Kalau begitu aku pamit duluan. Nanti kalau bisa jangan lupa kabarin aku Sekar."

"Iya aku kabarin."

Setelah itu abidzar pamitan pulang. Aku langsung kembali ke kamar ku untuk merebahkan tubuhku lagi di kasur. Sambil memikirkan sikap ku tadi. Aku mulai bingung dengan sikap ku. Kenapa bisa begitu di depan abidzar padahal di balik hati ku yang terdalam sepertinya aku merasakan hal yang sama. Sepertinya dilema ini tidak berkesudahan.

Ibu masuk ke kamarku sambil berbicara. " Siapa tadi kok ibu nggk kenal. Teman sekolah?"

"Iya teman sekolah."

"Kalau teman sekolah ibu kok tidak pernah lihat."

"Beda kelas Bu."

"Kok cepat sekali pulangnya. Padahal tadi nunggu kamu mandi lama sekali."

"Terus kenapa, kan yang ingin disampaikan sudah tersampaikan ya pulang trus mau bicara apa?"

"Kok begitu Sekar."

"Udah Bu nggk usah kepo," jawab ku dengan ekspresi kesal dengan rasa penasaran ibuku. Aku mendorong ibu ku untuk keluar kamar. Setelah itu aku tutup pintu kamar dan aku melanjutkan tidur pagi ku yang tertunda.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!