Di jam istirahat Jihan mengajakku untuk berbicara sebentar di taman sekolah. Kita berdua berbicara di sudut taman tanpa ada orang lain. "Mau bicara apa sih, kok cari tempat ngobrolnya mojok sekali?"
"Aku mau tanya sama kamu, jawab yang jujur ya?"
"Apa benar abidzar menyatakan perasaannya sama kamu?"
"kenapa kamu bisa tanya seperti itu Jihan?"
"Aku tanya sama kamu tinggal jawab apa susahnya Sekar. Malah tanya balik. Trus kamu jawab apa?"
"Aku belum jawab."
"Aduh Sekar, kenapa tidak di jawab. Langsung jawab Sekar, dari ribuan perempuan di sekolah yang mengidolakan abidzar. Kamu yang paling beruntung mendapatkan pernyataan cinta dari abidzar."
"Aku masih bingung dan dilema Jihan."
"Bingung kenapa, kalau kamu juga suka bilang saja suka."
"Sepertinya nggk pacaran dulu. Aku mau fokus belajar dulu untuk mempersiapkan masuk universitas."
"kamu malu sama aku karena perkataan kamu dulu tentang abidzar."
"Nggk Jihan, malu kenapa."
"Kalau kamu bahagia, aku ikut bahagia Sekar karena kamu adalah Sabahat ku. Tidak usah kamu mikirin aku. Kalau kamu suka bilang saja suka. Tidak usah membohongi hati dan perasaan kamu. Coba jalanin saja apa yang menurut kamu bahagia."
"Apaan sih Jihan, tumben omongan kamu benar biasanya asal." Setelah pembicaraan tentang abidzar di akhiri. Kita berdua tertawa bersama dan menikmati makanan yang kita bawa berdua. Jihan adalah satu-satunya teman yang sangat dekat dengan ku. Kemanapun aku pergi jalan-jalan selalu sama Jihan. Meskipun kita berdua beda kepribadian tapi kita berdua saling melengkapi.
***
Sepulang sekolah di taman kota Jihan berbicara dengan seorang laki-laki. "Aku sudah berbicara dengan Sekar."
"Terus menurut Sekar apakah abidzar masuk kriterianya?"
"Menurut ku sih iya, tapi suruh abidzar sabar sedikit lagi karena Sekar masih mau fokus untuk ujian masuk perguruan tinggi."
"Terima kasih Jihan. Kamu mau membantu sahabatku abidzar."
"Iya sama-sama."
Setelah itu mereka berdua pulang sendiri-sendiri ke rumahnya masing-masing.
***
Malam hari yang begitu dingin karena mulai memasuki musim hujan. Aku tidak bisa tidur karena kepikiran pembicaraan ku tadi dengan Jihan. Ingin rasanya ku jujur sama Jihan tapi aku malu. Tapi memang benar apa kata Jihan. Apa aku coba jalanin saja. Aku juga ingin merasakan punya pacar dan abidzar sepertinya cinta pertamaku. Setelah melamun panjang memikirkan abidzar tanpa terasa aku tertidur pulas. Tau-tau aku dibangunkan oleh cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi udara di kamarku.
Hari ini aku mulai bersemangat dan ingin menghadapi abidzar dengan jujur, tidak menghindar lagi.
Pagi hari yang begitu dingin. Jalan macet dengan hilir mudik kendaraan dari roda dua sampai roda empat. Aku berangkat sekolah dengan berjalan. Aku berjalan dengan santai tanpa terburu-buru takut terlambat. Setelah sampai di sekolah, aku langsung menemui abidzar di kelasnya. Aku memanggil nama abidzar dan melambaikan tangan menyuruh abidzar ke luar kelas.
Abidzar menghampiri aku sambil berkata. "Ada perlu apa?"
"Nanti sepulang sekolah aku mau bertemu sama kamu di taman kota seperti kemarin. Aku ingin membicarakan sesuatu sama kamu. Apa kamu ada waktu?"
"Iya aku akan datang."
Bel masuk sekolah pun berbunyi. Aku dan abidzar kembali ke kelas masing-masing. Pelajaran pun dimulai, aku mulai tidak konsentrasi karena memikirkan kalimat apa yang ku ucapkan nanti bila bertemu abidzar. Sampai jam istirahat pun, aku masih di kelas tidak ikut Jihan ke kantin. Aku hanya nitip Jihan untuk dibelikan minuman dingin. Supaya pikiranku dingin dan bisa berpikir dengan jernih.
Aku merangkai kata satu persatu lalu ku hapus lagi. Kurangkai lagi hapus lagi. Tanpa terasa jam masuk berbunyi. Jihan masuk kelas dan duduk di sebelah ku sambil berkata. "Dari tadi sibuk sekali. Memangnya lagi nulis apaan sih Sekar?"
"Nggk, nggk nulis apa-apa. Cuma bingung sama pelajaran tadi saja."
Setelah guru tiba di kelas. Jihan menyelesaikan pembicaraannya dengan ku. Kita berdua fokus dengan pelajaran. Setelah menyelesaikan tugas sampai selesai dan mendapatkan nilai memuaskan. Bel pulang sekolah pun berbunyi.
"Aku pulang duluan Jihan."
"Ada saudara kamu lagi di rumah?"
"Iya," jawab ku kepada Jihan singkat dan padat sekali supaya tidak ditanya macam-macam. Aku langsung keluar dari sekolah menghampiri abidzar ke taman kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments