Dalam perjalanan pulang dari taman kota, dadaku terus berdebar cepat sekali karena penasaran dengan apa yang ingin dikatakan abidzar kepada ku. Dalam hati berbagai pertanyaan menari terus di pikiran ku. "Apakah abidzar ingin menyatakan perasaan kepadaku. Tapi sepertinya tidak mungkin ataukah abidzar mau minta tolong untuk dibantu mengatakan perasaannya kepada Jihan. Tapi juga sepertinya tidak mungkin. Tapi apa yang ingin dikatakan abidzar. Aduh, kenapa aku ini jadi penasaran sekali. Bodoh amat dengan abidzar."
Begitu banyak pikiran yang aku pikirkan sampai tidak terasa sudah sampai di depan rumah. Setelah sampai di rumah, aku tidak langsung mandi, aku merebahkan tubuhku di kasur dulu karena badan ini rasanya capek sekali. Sambil rebahan dan buka handphone ternyata ada pesan yang masuk. Aku membuka pesanku, ternyata ada satu pesan dari abidzar. Setelah ku buka pesannya terus ku baca.
"Sekar kenapa tadi langsung pergi dari taman. Padahal aku ingin berbicara langsung dengan kamu. Tapi tidak apa-apa kalau kamu ingin berbicara lewat pesan, akan aku sampaikan lewat pesan saja. Aku langsung saja, aku ingin mengatakan rasa yang selama ini ku pendam kepadamu selama dua tahun lebih. Hari ini aku beranikan diri untuk mengatakannya karena kita akan lulus sekolah dan akan melanjutkan untuk kuliah. Sebelum kita berpisah aku ingin mengatakan perasaan ku ini dulu kepadamu biar lega dan tidak kepikiran terus. Aku sudah lama mencintaimu Sekar dari pertama kita berdua menjalani hukuman karena terlambat sekolah. Aku tidak menginginkan jawaban sekarang. Aku hanya ingin kamu bisa meluangkan waktu untuk ku meskipun kita hanya sebagai teman."
Setelah aku membaca pesan dari abidzar yang begitu panjang. Aku terkejut dan bingung bagaimana menanggapi pernyataan cinta dari abidzar. Sebenarnya abidzar tidak jelek malahan menurut ku cukup tampan. Tapi aku terlalu malu menghadapi Jihan, jika aku sampai berpacaran dengan abidzar.
Aku dilema sekali antara aku tolak atau aku terima. Daripada memikirkan hal yang membuat ku bingung, nonton Korea saja dulu siapa tau dapat pencerahan dari drama Korea.
***
Hari ini tidak seperti biasanya yang selalu bersemangat sekali untuk berangkat sekolah. Hari ini begitu malas dan bingung. Bingung bagaimana menghadapi abidzar bila bertemu di jalan. Ingin rasanya ganti muka saja jadi orang lain. Tapi kalau ganti muka, apakah secantik wajah ku sekarang. Aduh jadi pusing dan membingungkan sekali. Tapi sebenarnya di dalam lubuk hati yang paling dalam ingin rasanya menerima tapi terlalu malu sama ucapan ku sendiri kepada Jihan.
Dalam perjalanan ke sekolah aku bertemu Jihan di jalan. Setelah bertemu Jihan aku lebih aman sedikit karena ada teman menuju sekolah. Setelah sampai disekolah, bel masuk sekolah berbunyi. Aku merasakan keamanan lagi karena tidak akan bertemu abidzar. Setelah pelajaran yang cukup menguras otak untuk berhitung dengan rumus yang tidak begitu aku paham akhirnya jam istirahat berbunyi. Ada rasa kebingungan lagi di dalam diriku. Makan bekal di kantin apa di kelas karena Jihan mengajak ke kantin. Setelah perdebatan dengan Jihan. Akhirnya aku makan di kelas saja karena takut harus menghadapi abidzar kalau bertemu.
Jas istirahat sudah aman dari abidzar dan akhirnya bel masuk setelah istirahat berbunyi. Aku mulai bisa tenang dan tidak kepikiran abidzar lagi sampai bel pulang sekolah berbunyi.
"Aku pulang duluan ya Jihan."
"Tumben pulang duluan biasanya ke kantin dulu beli es krim."
"Aku di suruh ibuku pulang langsung karena di rumah lagi ada saudara sepupu."
Setelah menjawab pertanyaan Jihan, aku langsung keluar secepat mungkin dengan muka celingak-celinguk seperti maling yang mau melancarkan aksinya. Aku melihat tidak menemukan tanda-tanda abidzar. Aku langsung lari ke luar sekolah. Setelah di jalan ku rasa aman aku mulai jalan dengan nafas yang tersengal-sengal karena capek habis lari maraton.
Tanpa aku duga dan aku prediksi sebelumnya ternyata di depanku ada abidzar berjalan menghampiri ku. Aku langsung berhenti berjalan, terkejut dan bingung. Bagaimana menghadapinya dan bagaimana menjawab pertanyaannya kemarin. wajahku begitu merah seperti memakai perias pipi. Detak jantung ku seakan berpacu cepat sekali. Ingin rasanya aku balik arah dan kabur. Tapi nanti abidzar berpikiran yang aneh tentang ku. Aku mulai mempersiapkan diri dan mulai berjalan perlahan menghampiri abidzar, seperti abidzar dengan santainya berjalan menghampiri ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments