Di sebuah Hotel XX
Sisi yang menangis terbaring dalam pikiranya ia melayang sedih dal berkecamuk tak terarah.
"Kakak, kenapa kamu tidak pernah memandangku sebagai wanitamu kenapa kamu menyayangiku tapi tidak mencintaiku," batin Sisi ia menangis sesegukan.
Mark yang terbangun karena hari sudah pagi, ia terbangun dan melihat ke arah Sisi yang membelakanginya. Mark menarik selimut yang di kenakan Sisi untuk menutupi tubuhnya. Sisi penuh tanda merah yang di lakukan Mark, semalam ia menggila seperti bergelut dalam sebuah arena ia melihat Sisi dan menarik Sisi kedalam pelukannya. Mark melihat wajah Sisi yang penuh air mata dan menangis.
"Sebaiknya kamu jangan bermain ular berbisa di belakangku untuk tuanku!" ancam Mark.
"Karena tuan, tidak akan mau dengan sampah sepertimu, kamu beruntung karena di sayangi dia sebaiknya kamu sadar diri. Aku tak perduli kamu dengan pria manapun tapi kalau kau usik tuanku akan ku pastikan kau tidak akan mau mati," ancam Mark, ia menjatuhkan tubuh Sisi kembali.
Mark berdiri dan pergi ke kamar mandi, kini ia akan bersiap untuk pergi ke perusahaan Rendi. Dia belum memberesken semua dokumen yang Rendi berikan padanya semalam.
Sisi yang tersungkur ia menangis menjadi-jadi, ia bahkan sampai menjerit seperti orang gila. Mark yang mendengar itu, ia memasakng senyum di wajahnya, ia mandi di bawah sower dan melakukan aktivitas mandinya itu.
Diluar kamar tersebut sudah ada Iyas yang menunggu Mark keluar, ia tampak gelisah mondar mandir di pintu kamar.
"Gillaa Mark, sampai murka begitu memang apa yang gadis itu lakukan sampai membuatnya murka," gumam Iyas.
Mark keluar dari kamar mandinya, ia melihat Sisi sudah terduduk di ranjangnya. Ia menatap Mark dengan tatapan tajam nya,dalam keadaan kusut ia bahkan tidak mengenakan sehelai benangpun juga selimut ia berdiri dan berkata.
"Aku akan menjauhi tuanmu itu tapi dengan satu syarat," ucap Sisi.
Mark tidak menjawabnya, ia hanya menatap Sisi tanpa ekspresi. Mark menghampiri Sisi.ia menarik selimut untuk menutupi tubuh Sisi tapi Sisi menepisnya dan membuang selimut itu ia tetap menatap tajam Mark.
Mark yang melihat itu tetap diam.
"Kenapa kamu tidak menjawab dan pertanya syaratku," teriak Sisi.
Sisi memang berprilaku kekanakan, hingga Mark sudah haval dengan sifat keras kepala Sisi karena mereka hidup bersama sejak kecil begitupun dengan Rendi.
"Katakan," ucap Mark.
"Kau tidak boleh menyentuh wanita lain," ucap Sisi.
"Baik," jawab Mark singkat.
Mark mengenakan pakaian nya, ia melihat Sisi ke kamar mandi Mark memasang senyum di wajahnya ia tahu apa yang di rencanakan Sisi, tapi ia mengikuti rencananya dengan begitu saja.
Sisi di bawah sower ia menangis dan tersenyum.
"Karena kamu membuatku menderita aku juga akan membuatmu menderita Mark sialan kau," batin Sisi.
Sisi keluar dengan Mark yang sudah tidak ada, ia geram dengan pria itu ia bahkan tak menghiraukanya sama sekali setelah apa yang ia lakukan pada Sisi.
Sisi melihat di atas meja sudah ada pakaian wanita yang sudah di sediakan oleh Mark untuknya, beserta sebuah kartu berwarna gold untuknya.
"Huh, dia bahkan menganggapku semurahan itu ya,kamu pikir dengan ini akan selesai tidak kau akan mendapatkan semuanya dengan lebih kejam dariku Mark,kamu yang sangat menyebalkan aku tidak akan tinggal diam, aku tidak akan mengganggu kakak tapi aku akan membuat hidupmu menderita," ucap Sisi.
Sisi keluar hotel kini ia
sudah mengenakan dres yang rapih tanpa memperlihatkan tubuhnya.
Sesudah kejadian Mark membereskan seorang wanita yang menggoda Rendi waktu di Indonesia.
Mark yang kembali ke Singapura dan mengurus perusahaannya. Seorang gadis yang bernama Sisi datang ke rumahnya dengan perut besarnya dan mengatakan jika itu adalah anaknya. Mark sempat tidak percaya.
Tapi mengingat dia yang merenggut keperawanannya. Mark mencoba menerima gadis itu dan menjadikannya wanitanya tanpa sebuah pernikahan walau Sisi berulangkali memintanya untuk menikahinya. Tapi Mark tidak pernah menghiraukan apalagi mendengarkannya. Bahkan saat Mark mabuk dan menyentuh tubuh Sisi. Wanita itu sempat minta sebuah pernikahan tapi tidak ia hiraukan.
Setiap hari mereka habiskan bersama di rumah walau tanpa status. Tapi Mark memenuhi setiap kenmbutuhan Sisi juga sudah mempersiapkan segala pakaian bayi keperluannya kini sudah ada di dalam sebuah ruangan yang mereka siapkan. Mark tertegun ketika melihat senyum di wajah putih polos Sisi yang saatini sudah hamil besar.
Suatu hari Mark sedang berada di ruang kerjanya. Untuk kali ini pertama kalinya Iyas tidak di sampingnya dan sedang mengikuti acara Lelang perusahaan, jadi Mark tidak ikut serta dan hanya Mark yang kini berada di perusahaan.
Saat Mark sedang memeriksa dokumennya. Ia mengingat wajah senyum polos wanita yang kini berada di rumahnya sendirian.
Wajah gadis sedang tersenyum bahagia kini muncul di bayangannya. Ia mengusap wajahnya dan tersenyum mengingat wajah manis Sisi gadis yang sudah ia kenal sejak kecil.
Mark mengingat setiap keinginan Sisi yang selalu memintanya untuk menikahinya. Mark sempat memikirkannya untuk menikahinya nanti jika sudah melahirkan. Tapi kata-kata manis itu sangat sulit dia utarakan. Saking rapatnya mulutnya hanya untuk berkata iya, untuk seorang gadis yang sedang hamil mengandung anaknya itu.
Mark sudah mematangkan tekadnya untuk mengutarakan maksudnya pada Sisi bahwa ia akan menikahinya setelah melahirkan dan mengatakannya malam ini sepulang dari perusahaannya. Lain dari dugaanMark tidak mengingat waktu, ia berada di ruangannya sampai malam tiba dan sekitar pukul delapan malam.
Ia mendapat sebuah telepon dari rumah sakit bahwa istrinya masuk rumah sakit. Setelah mendapatkan informasi seperti itu. Mark sesegera mungkin keluar dari ruangannya tanpa mengenakan jasnya. Ia berlari ke arah parkiran dan melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Saking terburu-burunya ia tidak menyadari jika ia menabrak sebuah kendaraan di depannya yang berhenti mendadak hingga membuat kepalanya membentur stir mobilnya.
Mark beradu mulut dengan pemilik mobil. Ia meminta maaf untuk pertama kalinya seumur hidupnya mengingat seseorang sedang menunggunya sekarang. Mark membiarkan orang itu memakinya dan bahkan menyeretnya ke kantor polisi terdekat. Mark mulai geram dan tidak menghiraukan orang itu. Ia melajukan kembali kendarannya meninggalkan pria yang protes padanya.
********
Kesalahan yang pernah Mark lakukan. telah membuat dirinya kini memiliki seorang putri bernama Naura Robert. Sisi yang sudah berbadan dua di malam hari datang menghampiri Mark. Ia menangis meminta sebuah pernikahan padanya. Namun Mark tidak berniat untuk menikahi seorang wanita jika dirinya tidak jatuh cinta pada gadis itu. Akan tetapi, Mark mengijinkan Sisi untuk tinggal bersamanya tanpa identitas suami istri.
Namun bisa di bilang anugerah akan kehadiran Sisi di setiap Mark berada. Karena berkat adanya sosok Sisi, Mark tidak merasa dirinya hampa tanpa sebuah kehidupan bersama seorang wanita di rumahnya.
Kini ada Sisi setiap hari bahkan setiap waktu yang akan selalu berbicara pada Mark yang acih tak acuh pada gadis itu.
Seiring berjalannya waktu di luar dugaan Mark merasakan keberadaan Sisi di dalam hidupnya. Ketika ia mencoba untuk mengungkapkan perasaannya kepada Sisi. Dia sudah merencanakan pernikahan bersama Sisi. Sebuah pernikahan yang diinginkan yang selalu diminta oleh Sisi setiap saat.
Namun lain dari dugaannya di malam itu juga Sisi dilarikan ke rumah sakit, akibat terjatuh di kamar mandi hingga membuatnya harus melahirkan meski usia kehamilannya masih belum cukup.
Dokter mengatakan hal yang tidak di harapkan, Sisi harus memilih antara bayi dan ibunya yang akan selamat. Sisi memilih agar bayinya yang selamat dan mengorbankan dirinya nya berharap hal lebih dari Mark.
Saat Mark mendengar keputusan Sisi, dia terkejut dan geram ketika sesampainya di rumah sakit Sisi sudah melahirkan putrinya, dia berjalan memasuki ruangan ICU. Yang dimana Sisi terbaring di atas ranjang pasien dengan wajah yang putih pucat tersenyum melihat ke arah Mark yang berjalan perlahan menghampirinya.
""Kau datang?" suara Sisi terdengar samar tanpa tenaga.
Mark mendongakan pandangannya melihat Sisi yang kini tersenyum bertanya padanya.
"Yah ...."
"Terimakasih," ucap Sisi tersenyum dengan air mata keluar dan jatuh di pelipisnya.
Mark tersenyum dan mengusap air mata Sisi.
"Ayo kita menikah, aku akan mencintaimu seutuhnya," ucap Mark menegaskan ucapannya memandangi Sisi yang kini tersenyum padanya.
"Maaf ...."
Hanya itu yang terucap untuk yang terakhir kalinya sebagai jawaban Sisi, dia tersenyum hingga matanya tertutup.
Mark tertegun saat mendengar ucapan Sisi, juga tangan yang ia genggam yang sudah tidak bertenaga lagi. Ia mencoba memegang kembali tangan itu tapi sudah lain dari sebelumnya. Tangan itu kini sudah mulai terasa tidak hangat lagi. Mark mendekati wajah Sisi yang kini terlihat putih pucat dengan tetesan air mata di pelipis matanya.
Dia mengusapnya dengan hati merasa takut akan sesuatu yang tidak ia inginkan terjadi. Ia membuka alat bantu nafasnya dan mencium bibir Sisi yang sudah tidak ada sebuah nafas panas lagi itu terasa dingin. Mark terjatuh dalam duduknya. Ia menangis setelah mencoba menahan air matanya dari tadi.
"Kau ... kau tidak boleh pergi," ucap Mark memelankan suaranya dengan hati getirnya.
Mark menciumi tangan Sisi yang sudah semakin hilang kehangatannya. Mark tertunduk dalam tangisannya menangisi seorang wanita yang sudah ia tempatkan di dalam hatinya. Bahkan Mark sudah mematangkan hatinya untuk menikahinya. Tapi karena ketidak peduliannya malah membuatnya di tinggalkan.
"Jangan ... jangan tinggalkan aku, bukankah kau ... kau ingin aku menikahimu? Ayo kita menikah sekarang juga, kau mau aku buatkan sarapan pagi, baiklah akan aku buatkan seperti dulu kau bermanja padaku, kau ingin bercinta denganku akan aku layani kamu dengan penuh cinta tapi kau harus bangun aku sudah mencintaimu Sisi kau bangun," lirih Mark dengan air mata yang sudah tidak tertahan terjatuh deras di pipinya.
Dokter yang dari tadi berdiri memperhatikannya di arah pintu. Ia menghampirinya dengan beberapa perawat dan mencoba melepas alat bantu dan beberapa selang di tubuh Sisi dan menutup mayat Sisi dengan kain.
Mark bahkan masih dalam tangisnya ia tidak bisa menerima kepergian seorang wanita yang sudah mulai ia cintai. Mark terduduk di lantai saat melihat ranjang Sisi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
bagus thour kasihan juga mark, semua satu demi satu tinggalin dia
2023-11-07
0
Eza Lophietha
😭😭
2021-06-20
0
Ihdaini Lubis
penyesalan itu datangnya selalu di akhir
2021-04-25
0