El mengompres pipi Zee yang sedikit memar. El menatap Zee dengan seksama. Sky dan Rey hanya saling pandang, tidak tahu apa yang harus dikatakan.
Setelah itu, El dan yang lain pergi sebelum Zee sadar. Lucy mencari keberadaan Zee, tapi tidak ketemu juga.
"Aduh, Zee, kemana sih?" Lucy melihat jika El baru keluar dari UKS. Karena penasaran, Lucy pun pergi ke UKS dan dia terkejut melihat Zee yang pingsan.
"Zee! Zee, bangun!" Lucy berusaha membangunkan Zee, tapi Zee tidak merespons. Lucy mulai khawatir dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Tidak lama kemudian, Zee bangun. "Aduh, kepalaku sakit banget," katanya dengan meringis.
"Aduh, Zee, lo kenapa bisa pingsan gini?" tanya Lucy dengan khawatir.
"Panjang ceritanya," jawab Zee, lalu menceritakan semua kejadian itu. "Dan sekarang gue takut, Lucy."
"Ok, lo tenang ya. Kayaknya dia baik deh. Buktinya aja, dia nge-gendong lo ke UKS kan, dan dia juga yang ngompresin pipi lo," kata Lucy dengan mencoba menenangkan Zee.
"Oh ya, emang lo liat?" tanya Zee.
"Iya, gue liat," jawab Lucy dengan percaya diri.
Sebenarnya, Lucy tidak lihat. Dia hanya menebak karena di meja ada bekas kompres.
"Ya, udh, nanti gue anterin lo pulang, ya, Zee," kata Lucy.
"Oke, deh," jawab Zee.
Pulang sekolah, para murid tentu saja berhamburan. Ini adalah saat yang ditunggu-tunggu.
"Makasih, ya, Lucy, dah nganterin gue pulang," kata Zee.
"Ya, sama-sama. Kayak sama siapa aja sih lo?" jawab Lucy dengan santai.
Zee bersiap untuk pergi bekerja.
**********************************************
Sesampainya Zee di cafe, Emy, temannya, langsung bertanya.
"Astaga, Zee, kenapa pipi lo bisa lebam begitu?" tanya Emy dengan khawatir.
"Gak papa, kok, kak," jawab Zee dengan santai.
"Oh, gue tau pasti ini ulah anak-anak yang suka bully lo, kan?" Emy bertanya dengan yakin.
Zee hanya mengangguk sebagai jawaban. Emy tau bagaimana Zee di sekolah karena Zee suka bercerita dengan Emy.
"Zee, ini ada pesenan. Dia minta anterin ke rumahnya. Lumayan jauh juga dari cafe," kata Emy.
"Emang di deket rumahnya gak ada cafe, ya? Ya udah deh, Zee, anterin," kata Zee dengan santai.
Zee bergegas mengantarkan pesanan dengan mengendarai sepeda motor.
Akhirnya, Zee tiba di tempat yang dituju dan menyerahkan makanannya. Zee memutuskan untuk cepat-cepat pulang karena hari sudah malam. Saat di tengah perjalanan, sepeda motor Zee tiba-tiba mati.
"Aduh, motor lo kenapa sih tiba-tiba mati di tengah hutan gini?" Zee merasa sangat merinding. Dia takut jika bertemu dengan hantu atau hewan buas.
Zee ingin menghubungi Kak Emy, tapi sayang ponselnya mati. "Akkhh, ini bener-bener hari tersial!" Zee mendorong motor nya. "Tolong... tolong!"
Zee terkejut karena ada yang meminta tolong. Dia berpikir jika ini adalah hantu. Suara itu terdengar lagi, lebih keras dan lebih dekat. Zee merasa jantungnya berdegup kencang.
Zee menangis karena dia merasa sangat takut. Karena takut, dia tidak fokus dan tidak melihat sebuah batu di depannya. Ya, Zee terjatuh dan tertimpa motor. "Brrruuk!"
"Siapa di sana?" suara seseorang berteriak. Zee sangat takut dan berlari meninggalkan sepeda motornya sambil menangis.
Seseorang keluar dari semak-semak, tidak sendiri, melainkan ber-3. "Siapa itu, mama? Tolong, Zee!" Zee terus berlari.
"Berhenti atau aku tembak!" Zee tidak menghiraukan itu, dia terus berlari.
"Ternyata kau bermain-main dengan ku," kata salah satu dari mereka dengan nada mengancam.
"Dor!" Suara tembakan yang terdengar nyaring membuat Zee berhenti seketika. Peluru itu tidak mengenai Zee, itu hanya sebagai peringatan. Zee berhenti dan menoleh ke belakang, melihat tiga orang yang berdiri di sana dengan wajah yang tidak ramah.
Apakah yang terjadi selanjutnya?????
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments