Di Luar Dugaan

Pagi ini Lesta berangkat lebih pagi dari biasanya. Karena pagi ini Pak Presdir mengadakan meeting. Jadi Lesta harus menyiapkan materi yang akan disampaikan oleh Pak Marta terlebih dahulu.

Setelah menyiapkan semuanya, Lesta meletakkan materi tersebut ke dalam ruangan Pak Marta, Lalu Lesta kembali melanjutkan pekerjaan rutinnya. Menyusun jadwal meeting Pak Marta untuk seminggu ke depan.

Sesekali dia terus megecek jam tangannya untuk memastikan jam meeting hari ini tidak terlewat. Di tambah lagi dia memasang alarm di ponselnya, saking takut kelupaan.

Drtttttt...

Alarm ponselnya berbunyi. Lesta melihat jam ditangannya. Waktu telah menunjukkan pukul 09:00 Pagi. Dengan cekatan dia membawa semua dokumen, laptop dan alat tulis yang diperlukannya untuk mencatat hasil meeting nanti. Ya, walaupun bakal ada yang notulis yang akan mencatat hasi keputusan rapat di sana nanti. Tetapi Pak Marta, juga meminta Lesta ikut mencatat tersendiri hasil keputusan rapat nanti.

Lesta beranjak dari meja kerjanya dan melangkah masuk ke ruangan Pak Marta.

"Maaf Pak, sudah waktunya kita meeting sekarang" ucap Lesta.

"Oke !" ucap Pak Marta.

Mereka lalu melangkah keluar menuju lift. Mereka akan mengadakan meeting di lantai 11.

Selama perjalanan menuju ruang meeting, Lesta yang berjalan di samping Pak Marta di ikuti Pak Yudi yang berada di belakang mereka, mengobrol membahas surat laporan kerja sama proyek dengan instansi pemerintah kemarin.

"Kemarin kamu hebat juga ya Les bisa dapat tanda tangannya si Rey buat surat laporan kerja sama kemarin" ucap Pak Marta.

"Loh ? Memangnya biasanya seperti apa Pak ?" tanya Lesta penasaran.

"Enggak ada yang dapat. Mereka kesulitan meminta tanda tangan Rey. Lebih tepatnya dipersulit oleh Rey" ucap Pak Marta seraya tersenyum.

Dasar preman pasar ! Emang bisanya cuma nyusahin doang !

Batin Lesta.

Akhirnya mereka memasuki ruang rapat. Rapat kali ini hanya rapat intern yang di adakan di perusahaan dengan anggota rapat terdiri dari Direktur dan Manager di perusahaan tersebut.

Ruang rapat yang disusun membentuk leter U tersebut mampu menampung maksimal 50 orang di dalamnya.

Begitu masuk, semua orang sudah duduk rapi dikursi masing-masing. Ketika melihat Pak Presdir telah datang, mereka berdiri dan memberi salam pada pimpinan. Termasuk Rey yang juga berada di dalam ruangan tersebut.

Rey yang melihat Lesta berdiri di samping Pak Presdir langsung menatap mata Lesta tajam. Sedangkan Lesta yang pandangan matanya ke depan menatap sekeliling ruangan dan para peserta rapat. Tiba-tiba pandangan matanya bertemu dengan mata Rey. Mereka saling melihat satu sama lain.

Apaan sih preman pasar ! Pakai acara melotot segala ke gue. Dikira gue takut apa !

Batin Lesta.

"Lesta, Kamu boleh duduk di kursi sana. Gabung dengan sekretaris yang lain" ucap Pak Marta.

"Baik, Pak !" ucap Lesta.

Rapatpun di mulai. Rapat kali ini membahas masalah kinerja karyawan dan prospek perusahaan.

Sedangkan Lesta yang sudah duduk bergabung dengan sekretaris yang lain, ikut mendengarkan materi meeting. Mereka mulai mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dan yang menjadi inti pembahasan materi rapat kali ini.

Saat coffee break-pun tiba. Coffee break sendiri adalah istilah untuk istirahat singkat selama 10 menit atau 20 menit di suatu acara pertemuan.

"Gimana kerjaan Les ? Lancar ?" ucap Sekretaris Tiwi yang juga ikut di dalam rapat.

"Ya, lumayan Wi. Lagi tahap belajar" ucap Lesta.

Tiwi tersenyum.

"Yani, Gimana rasanya jadi sekretarisnya Pak Rey ? Enak dong lihat pemandangan indah tiap hari" ucap Tiwi.

"Iya. Saya anggap sebagai vitamin penyemangat kerja. Serasa cuci mata melihat Pak Rey tiap hari" ucap Yani.

Dih vitamin ! Dia mah bukan vitamin, dia itu virus !

Batin Lesta.

"Tapi elo enggak pernah di ajak pacaran apa sama Pak Rey ? Secara bos elo kan playboy yan" ucap Elsa, sekretaris dari Direktur keuangan.

"Tapi kalau gue yang di tawarin buat pacaran sama Pak Rey pasti gue enggak nolak walaupun dia Playboy. Habisnya enggak rugi sih !" sambung Elsa.

"Dih, si Elsa ! Maunya.. Setahu gue Pak Rey enggak pernah punya affair sama pegawainya di kantor. Walaupun di luar sana dia playboy, tapi kalau di kantor dia menjaga nama baiknya untuk hal seperti itu. Iya kan, Yan ?" tanya Tiwi pada Yani.

Yani mengangguk.

"Pak Rey sopan banget orangnya. Enggak pernah macem-macem kalau sama gue. Sama pegawai perempuan lain diruangan itu juga sopan dia. Selain itu Pak Rey juga perhatian juga sama bawahannya. Makanya dia di segani" ucap Yani.

Lah.. Berarti sama gue doang dia kurang ajar ! Tapi dari sini gue tahu berarti urat malunya belum putus-putus amat. Dia masih menjaga nama baiknya dari hubungan affair dikantor.

Batin Lesta.

Selesai coffee break, meeting kembali berlanjut. Sampai akhirnya jam telah menunjukkan pukul 11:00 Siang, Meetingpun berakhir. Para peserta meeting mulai berhamburan meninggalkan ruangan.

"Rey" panggil Pak Marta.

Rey yang sudah siap melangkah keluar, akhirnya berbelok menghampiri Papanya.

Tersisa Pak Marta, Pak Yudi, Rey dan Lesta di dalam sana.

"Jam berapa kau pulang semalam ?" tanya Pak Marta.

"Jam 12 malam" ucap Rey.

"Huft.." Pak Marta menarik nafas kasar.

"Jangan pulang terlalu malam. Apalagi beoknya kau harus bekerja. Kau harus tetap menjaga kesehatanmu" ucap Pak Marta.

"Aku hanya sekedar kumpul-kumpul dengan teman-temanku" ucap Rey.

"Kau masih sering balapan disana ?" tanya Pak Marta.

Rey terdiam cukup lama.

"Tidak" jawabnya datar.

"Kalau tidak ada yang dibicarakan lagi, saya izin keluar" ucap Rey yang sudah bersiap melangkah keluar.

"Uhuk-uhuk"

Terdengar suara batuk Pak Marta.

"Pak Marta, Bapak enggak apa-apa ?" tanya Lesta khawatir.

Pak Yudi juga terlihat panik.

"Tidak apa-apa. Aku hanya flu saja. Kemarin saya terlalu banyak minum air dingin sewaktu makan-makan dengan kolega Perusahaan" ucap Pak Marta.

"Oh, Syukurlah" ucap Lesta.

Lesta melihat sekeliling.

Apa hanya penglihatanku saja yang bermasalah ya. Aku barusan melihat Rey baru saja pergi dari balik pintu itu. Tapi sepertinya mana mungkin. Dia sudah lama pergi tadi.

Batin Lesta.

Akhirnya Pak Marta dan Pak Yudi pergi makan siang di luar. Sedangkan Lesta menolak ajakan Pak Marta untuk makan siang, karena masih kenyang setelah memakan snack saat coffee break tadi.

Saat menuju ke ruangannya, Lesta berpapasan dengan Sindi dan Nana yang akan makan siang keluar.

"Les udah meetingnya ? Mau gabung makan siang bareng enggak ?" ajak Nana.

"Iya sudah Na. Enggak, kalian aja yang makan. Gue udah makan tadi" ucap Lesta.

"Oke, Kita jalan ya" ucap Sindi.

"Oke, Sin" ucap Lesta.

Lesta duduk di meja kerjanya. Dia melihat ada dokumen masuk dari bagian teknik dan produksi untuk meminta tanda tangan Pak Presdir. Dia memeriksa dokumen tersebut sekilas, lalu membawa dokumen tersebut ke ruangan Presdir. Agar Presdir masuk ke dalam ruangan nanti, dokumen tersebut bisa langsung ditanda tangani.

Lesta membuka pintu ruangan Presdir. Betapa terkejutnya Lesta saat melihat Rey sedang berdiri di depan meja Pak Marta. Hanya Rey yang berada di ruangan itu sendiri.

Rey tampak tak kalah terkejutnya dengan Lesta. Raut wajah terkejutnya tidak dapat disembunyikan.

Mau apa dia disini saat Pak Marta enggak ada di tempat ? Jangan-jangan mau buat rusuh disini.

Batin Lesta.

"Maaf, Pak Rey. Ada keperluan apa anda disini ?" tanya Lesta.

"Tidak, aku sedang mencari Pak Presdir. Tapi tampaknya dia tidak ada di ruangan ini. Kalau begitu aku akan pergi saja" ucap Rey.

Lesta yang tidak mudah percaya dengan ucapan Rey fokus melihat sekeliling. Dia takut ada barang Pak Marta yang hilang saat Rey masuk.

Rey yang melihat Lesta celingak-celinguk melihat sekeliling merasa dicurigai oleh Lesta.

Rey melangkah maju kehadapan Lesta, sampai Lesta mundur beberapa langkah dan tidak bisa bergerak lagi karena sudah meringsek ke dinding.

"Kau mencurigaiku mencuri sesuatu dari sini ya ?" ucap Rey berbicara dengan Lesta dengan jarak yang sangat dekat.

"Saya tidak bilang begitu. Mana berani saya bilang begitu kepada Pak Rey" ucap Lesta berkilah.

"Oh, ya ? Tapi sorot matamu sepertinya mengatakan kalau aku seperti pencuri ?" ucap Rey menatap Lesta dengan sorot mata yang tajam.

Aduh.. Dia ini kok tahu sekali apa yang aku pikirkan. Apalagi ngomongnya jarak dekat kayak gini lagi.

Batin Lesta.

"Maaf, Pak bisa munduran sedikit enggak ? Saya enggak nyaman dengan posisi ini" ucap Lesta.

Bukannya menjauh, Rey semakin mendekat. Wajah Lesta pucat pasi seketika. Dia sudah ketakutan Rey akan berbuat yang tidak-tidak padanya.

"Hei, kau mau apa !" ucap Lesta dengan suara yang sedikit gemetar.

Tapi, tiba-tiba tawa Rey meledak. Rey tertawa melihat reaksi Lesta yang ketakutan.

"Hahaha.. Kau pikir aku akan melakukan apa ? Menciummu ? Sayangnya otakku masih waras" ucap Rey yang masih tertawa.

"Pacar-pacarku itu semuanya grade A. Jadi enggak mungkin aku melirikmu !" ucap Rey menyombongkan dirinya.

Pacar-pacarku ? Oke, Fix dia playboy ! Tapi tunggu dulu, dia bilang kalau pacar-pacarnya grade A ? berarti secara enggak langsung dia menghina gue dong !

Batin Lesta.

"Maaf, Pak kalaupun saya grade D ataupun grade Z sekalipun. Saya juga akan melakukan hal yang sama. Enggak akan melirik bapak sekalipun !" ucap Lesta yang masih berusaha sopan.

Mau dilawan entar kena pecat. Enggak dilawan, nanti keterusan.

Batin Lesta.

Rey tampak kesal mendengar ucapan Lesta.

"Cih !" Rey mendengus.

Dia lalu keluar ruangan membanting pintu tanpa mengatakan apa-apa lagi.

"Dasar Preman pasar, grade KW Super elo !" ucap Lesta yang berteriak di dalam ruangan Presdir, meluapkan kekesalannya.

Beraninya pas orangnya sudah menghilang.

Eh, Apa itu ?

Lesta melihat empat buah botol obat diatas meja Pak Presdir. Beserta resep dari apotiknya.

Lesta membaca semua jenis obat tersebut. Ternyata semua botol obat tersebut adalah obat batuk dengan merk yang berbeda-beda.

Tapi siapa yang meletakkan obat ini disini ya ? Perasaan dari mulai pergi meeting, ini obat enggak ada disini.

Batin Lesta.

Tiba-tiba Lesta teringat dengan tingkah laku Rey yang masuk ke dalam ruangan Presdir tadi.

Astaga, enggak nyangka gue. Preman pasar punya sisi yang seperti ini juga ternyata. Ternyata diam-diam dia juga mengkhawatirkan papanya. Tapi dia enggak mau menunjukkan sikapnya itu.. Bagus deh, setidaknya dia enggak parah-parah amat durhakanya !

Batin Lesta.

Maaf telat up ya... entar malem InshaAllah, up lagi tapi jam 12an ya.. jangan lupa like, vote dan komennya ya.. baca komen kalian bikin aku semangat nulis lagi.. maaf lum smpet bales satu persatu.. Saranghaeyo 😘

Terpopuler

Comments

Umi Tum

Umi Tum

lanjuuut

2023-02-20

0

💜bucinnya taehyung💜

💜bucinnya taehyung💜

ffff

2022-03-13

0

HenyNur

HenyNur

lesta semangat 😍😍😍

2021-11-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!