Flashback on
“Ruri” teriak Zidan memanggil sahabatnya, dan yang dipanggil pun menoleh kepada Zidan
“Zidan” mereka pun berpelukan
“Wah wah udah lama banget kita nggak ketemu, lu masih ganteng aja, Dan” kata Ruri memuji sahabatnya. Zidan hanya terkekeh mendengar perkataan sahabatnya.
“Lu gimana kabarnya?” tanya Zidan
“Kabar gue buruk, Dan” jawab Ruru, tersenyum masam.
“Kita ngobrolnya di Cafe itu aja yu, sambil kita ngopi-ngopi. Lo lagi gak buru-buru kan?" Tanya Zidan
“Gue lagi santai aja si” jawab Ruri.
Merekapun duduk di Cafe yang ditunjuk oleh Zidan tadi. Persahabatan mereka sudah terjalin sejak masa-masa Sekolah Menengah Atas. Dan saat kuliahpun, mereka melanjutkan ke Universitas yang sama. Tapi setelah lulus S1, mereka melanjutkan ke Universitas yang berbeda. Zidan lebih memilih S2-nya di New York, sedangkan Ruri tetap kuliah S2-nya di dalam Negri sambil mengembangkan Bisnis usahanya. Walaupun mereka berjauhan, mereka selalu bertukar surat kabar. Saling menceritakan keadaan di tempat masing-masing.
Setelah Zidan menyelesaikan S2-nya merekapun kembali saling bertemu. Bahkan Ruri banyak menolong bisnisnya Zidan, ketika bisnis sahabatnya itu mengalami kendala dan krisis. Mereka saling membantu dan mendukung Bisnis yang di jalani masing-masing.
Setelah memesan makanan merekapun melanjutkan obrolannya.
“Lo kenapa? kok mukanya sedih banget, sampe ada lingkaran item dibawah mata lo tuh. Ga biasanya lo terlihat menyedihkan seperti ini. Yanh gue kenal, seorang Ruri tuh orangnya ceria nggak mudah sedih” ucap Zidah dengan nada mengejek. Mereka sudah terbiasa saling mengejek satu sama lain. dan tidak mengambil Hati atas ejekan yang di lontarka, karena mereka sama-sama tahu bahwa itu hanya bercanda.
Ruri hanya tertawa kecil mendengar perkataan sahabatnya itu “Sorry ya seharusnya pertemuan pertama kita gue menyambut lo dengan bahagia. Tapi jujur gue gak bisa nutupin masalah yang sedang gue hadapi” jawab Ruri jujur, ia termasuk orang yang gampang terbuka kepada sahabatnya. Dan ini pun pertemuan pertama mereka selama Empat Bulan tidak bertemu, karena selama Empat bulan Zidan tinggal di Luar negri mengurusi cabang Bisnisnya di sana.
Zidan menepuk bahu Ruri “Masalah sebesar apasih, sampe lo kaya gini.? Lo itu termasuk orang yang tidak gampang terpangaruh oleh masalah. pasti ini masalah cukup besar” Ucap Zidan
“Panjang banget ceritanya, Dan” jawab Ruri
“Yaelah tenang aja gue siap dengerin, kaya kesiapa aja lo”
Ruri pun menceritakan masalah yang sedang dihadapi oleh keluarganya, masalah putrinya yang ditinggalkan oleh kekasihnya pas lima hari lagi pernikahannya akan dilaksanakan. Dan ia pun bingung, harus mengatasi masalah ini yang belum ketemu solusi untuk mengatasinya.
Zidan mendengarkan cerita Ruri dengan baik, tanpa menyela perkataan Ruri, setelah mendengar masalah yang sedang menimpa sahabatnya itu, Zidan jadi mengerti kebingungan yang dihadapi oleh Ruri, dan Zidanpun mempunya ide untuk masalah sahabatnya itu.
“Kalau lo mau, kita bisa nikahkan anak kita” kata Zidan enteng, memberikan solusi
Ruri kaget mendengar penawaran yang di berikan Zidan, lalu terkekeh “Lo tu ya dari dulu gak pernah serius, kalau ngasih masukan tuh”
“Woy gue serius, anak gue si Arunika umurnya udah 28 tahun tapi belum nikah-nikah” kata Zidan. Putra satu-satunya itu susah sekali di suruh menikah padahal umurnya sudah sangat matang untuk menjalin pernikahan. Dia terlalu sibuk bekerja terus menerus. Seperti orang yang takut hidup jatuh miskin, padahal kekayaannya sudah sangat melimpah. Entah ia sangat bingung terhadap putranya itu, yang terlalu gila kerja.
“Tapi pernikahan itu bukan mainan, Dan. Apalagi anak kita tidak saling kenal” kata Ruri
“Gue tahu, tapi kita coba dulu aja mungkin mereka berjodoh, gue tahu lo juga nggak mungkin batalin pernikahan anak lo, sedangkan semua persiapanya udah siap” jelas Zidan.
“Lo pikir nikah itu eksperimen dicoba coba” Ucap Ruri tidak terima. Menurutnya pernikahan itu bukan hal yang bisa di coba-coba seperti mencoba makanan. Apalagi ini menyangkut Putrinya yang semata wayang.
“Bukan itu maksud gue, niat gue Cuma pengen nolongin nama baik keluarga lo, gue tahu pasti keluarga besar lo bakal malu dan kecewa kalau pernikahan anak lo batal apalagi semua undangan udah lo sebar” Ucap Zidan memperbaiki pandangan sahabatnya itu.
“Tapi gimana dengan hati anak gue, Dan. hatinya udah hancur gue gak mau bikin hatinya tambah hancur lagi” Ucap Ruri sendu
“Coba dulu aja bicarakan baik-baik dengan anak lo, kalau anak lo gak mau berarti lo udah siap dengan segala skuensinya” ujar Zidan.
"Kalau anak gue mau, belum tentu juga anak lo maukan?"
"Gue yakin, Anak gue pasti mau terima pernikahan ini. Gue jamin itu"
"Jangan paksa anak lo, Dan. Gue gak mau hal buruk terjadi pada rumah tangga anak kita nanti" ucap Ruri khawatir
"Lo tenang aja, hal buruk yang lo pikirin gak bakalan terjadi. Gue tahu betul kepribadian putra gue"
“Oke gue coba bicarakan dengan anak gue, semoga Tuhan memberikan solusi yang terbaik buat masalah ini”
Flasback off
***
Swastamita
Tinggal menunggu beberapa jam lagi aku akan menjadi istri sah dari laki-laki yang tidak aku kenal sama sekali, bahkan wajahnya saja aku tidak tahu. Oh Tuhan apa ini jalan terbaik untuk diriku?, aku yang mengira hari ini akan jadi hari yang sangat membahagiakan untuk diriku malah jadi sebaliknya, hari ini tidak pernah terlintas oleh pikiranku. Menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak aku kenal.
Tadi malam mamah berpesan padaku walaupun aku menikah dengan lelaki yang tidak aku cintai tapi aku harus berprilaku dengan baik, tetap menjaga nama baik suamiku nanti dan melayaninya dengan baik pula, tapi aku tidak yakin apakah aku bisa menjadi istri yang baik bagi suamiku.
“Sayang ayo keluar keluarga mempelai prianya sudah datang” ujar mamah mengagetkanku, aku berbalik badan menghadap mamah. Hari ini mamah begitu cantik dengan kebaya yang mamah kenakan tapi Mata mamah tidak memancarkan kebahagiaan, mungkin bibirnya bisa tersenyum dengan mempesona tapi Mata mamah nggak bisa bohong kalau mamah tidak bahagia.
Aku melihat sekali lagi diriku dicermin sebelum keluar kamar, Gaun Pengantinnya sangat pas ditubuhku. Abian seharusnya hari ini, hari yang sagat membahagiankan untuk kita tapi takdir berkata lain. Kamu menginggalkanku tanpa alasan yang jelas. Aku ingin sekali membencimu tapi hatiku tidak bisa membencimu, aku berharap hari ini kau datang dan kembali menikah denganku..
“Anak mamah udah cantik ko, yu kita keluar sekarang” mamah menggandeng tanganku dan ada papah di dekat pintu. “Kamu beneran mau lanjutin pernikahan ini?" Tanya papah.
Aku tahu ada kehkawatiran diraut wajah papah “Aku yakin pah, mungkin ini sudah takdirku seperti ini” jawabku. Papah mengangguk dan kami pun berjalan ke altar pernikahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Fitri Yanti
tadi bingung siapa ini ruri dan Zidan gak tahunya ortu ma camer nya
2023-01-16
0
Sweet Girl
semoga pilihan terbaik.
2022-01-04
2
Onti Titi
papa gauuulll
2021-12-27
1