Banyak yang bingung karena ada tua cerita dalam novel ini. Sebenarnya yang cerita ikram dan Syahla udah author hapus, tapi ternyata author baru tahu, cerita yang udah di up gak bisa di hapus. Jadi cerita Syahla dan Ikram di abaikan aja ya :) maaf ya udah bikin kalian bingung, maklum ini cerita pertama author. Happy Reading gaes, semoga kalian suka ceritanya :)
-------------------
perlahan air Mata mita turun dari sudut matanya. Ada rasa yang tidak bisa ia jelaskan, tetapi rasanya sangat begitu jelas di dalam hatinya. Rasa sakit yang begitu luar biasa yang belum pernah ia rasakan selama umur hidupnya.
Oh Tuhan, apakah ini hanya mimpi? Kenapa abian tiba-tiba membatalkan pernikahan kami,? Pernikahan ini sudah kami impikan sejak Satu Tahun yang lalu. Tapi kenapa dengan mudahnya batal begitu saja? Apakah aku sudah membuat kesalahan yang begitu besar, hingga Abian tidak sudi lagi menikah denganku? gumam mita dalam Hati.
Ada begitu banyak pertanyaan yang ingin Mita tanyakan kepada Abian, namun jangankan untuk bertanya, untuk mengambil napas saja rasanya sangat sulit. Seperti ada sebuah batu yang menghalangi alat pernapasan yang membuat dada terasa sangat sesak.
Selama beberapa saat keduanya sama-sama terdiam. Abian bisa mendengar suara lirih Mita yang menahan suara tangisnya.
"Mita jangan menangis, aku mohon. Kamu tidak boleh menangisi pria brengsek seperti aku." ucap Abian.
Mita membekap mulut dengan satu tangan agar suara tangisnya tidak terdengar jelas oleh Abian. Ia mana bisa tidak menangis jika hal buruk baru saja menimpa nasibnya. Dan dengan bodohnya Abian mengatakan 'jangan menangis.' jika pria itu tidak ingin membuatnya menangis seharusnya pria itu tidak mengatakan suatu hal yang begitu melukai hatinya.
“Bian... kenapa kamu mau membatalkan pernikahan ini?” Suara Mita terdengar terendam. Wanita itu menahan nafas beberapa detik untuk mengatakan hal itu, dan air matanya bertambah deras meluncur melewati pipinya yang mulus.
“Aku nggak bisa ngasih tahu kamu alasan kenapa aku membatalkan pernikahan ini, yang kamu harus tahu bahwa ini keputusan paling terbaik untuk kita!”
Mita terkekeh sinis dalam tangisnya. Ia menyeka air mata yang terus meluncur dengan deras dan mencoba agar suaranya terdengar lebih tegas. “Kata kamu keputusan terbaik,? Apanya yang terbaik, Bian? Kamu baru saja membatalkan pernikahan kita yang sudah kita rencanakan satu tahun lalu-” Mita sudah tidak kuat untuk melanjutkan ucapannya. Ternyata tidak mudah untuk berpura-pura tegas di saat kondisi seperti ini, selanjutnya hanya ada suara tangis yang begitu memilukan.
“Jika aku punya salah, tolong maafkan aku, Bian! Ayo kita bicarakan baik-baik, jangan mengambil keputusan sepihak. Kamu tidak ingin, kan, lihat aku kesakitan seperti ini? dan jika kamu yang berbuat salah, kamu tenang saja aku pasti akan memaafkan kamu." lanjut Mita setelah kembali mengumpulkan kekuatannya untuk bicara.
"Mita cukup, aku benar-benar tidak ingin melanjutkan pernikahan ini lagi. Jadi kita sudahi saja-"
Mita menyela ucapan Abian. “Nggak, aku gak mau pernikahan ini batal! Ayo kita ketemu dulu, kita bicarakan dengan kepala dingin. Kita sama-sama cari jalan keluar dari permasalahan ini, walaupun aku gak tahu masalah apa yang terjadi tapi ayo kita ketemu dulu. Jangan bicarakan hal sepenting ini lewat telepon.!" Mita menjeda ucapannya, menarik nafas dalam-dalam, mencoba menormalkan detak jantungnya yang berdetak kencang. "Aku tahu kamu sangat mencintai aku melebihi diri kamu sendiri, Bian. Aku tahu kamu menyayangi aku melebihi apapun yang ada di dunia ini. Jadi rasanya tidak mungkin kamu tiba-tiba ingin membatalkan pernikahan ini, itu sama saja dengan mencabut jantung dalam tubuh kamu."
Mita tahu sekali seberapa besar cinta Abian terhadap dirinya. Cinta Abian sama sekali tidak bisa diragukan. Selama empat tahun bersama pria itu Mita bisa merasakan cinta yang luar biasa yang pria itu berikan.
Mita mendengar Abian helaan nafas panjang dan pria itu terdiam beberapa saat, lalu berkata. "Keputusanku sudah tidak bisa di ubah walaupun kita bertemu tatap muka. Tidak ada lagi yang bisa kita bicarakan, hubungan kita sampai di sini saja, Mit. Aku berharap semoga kamu segera mendapatkan kebahagianmu, Mit."
“Abian... Abian aku mohon jangan begini... Pernikahan kita tinggal lima hari lagi, kamu gak bisa membatalkan pernikahan ini begitu saja, tolong pikirkan keluargaku juga.” Mita melihat layar ponselnya ketika tak kunjung mendapatkan respon dari Abian dan ternyata sambungan teleponnya sudah terputus oleh pria itu.
Mita melihat layar ponselnya dengan derai air mata dan perlahan ponsel itu terlepas dari genggamannya. Begitu pun dengan tubuh Mita yang perlahan merosot ke atas lantai yang dingin. Kini tubuhnya bagaikan sebuah jeli yang tidak mempunyai tenaga sama sekali, sangat lemas, bahkan untuk menarik nafas pun rasanya tidak kuat.
Bagaimana bisa, hubungan yang sudah berjalan Empat Tahun kandas begitu saja? Hanya lewat satu kali panggilan, pernikahan yang sudah disiapkan dari satu tahun lalu berakhir sangat mengerikan. Rasa sakit ini tidak akan pernah aku lupakan, Abian.
Siapapun yang mendengar suara tangis itu pasti akan ikut merasakan kesakitan yang di rasakan wanita itu. Rasa sakit yang mungkin tidak akan sembuh oleh kurun waktu yang tidak bisa ditentukan. Mita memegangi Dadanya yang berdenyut sangat menyakitkan. Lalu perlahan pandangannya menjadi buram dan Mita pun menutup mata. Mita pingsan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Sweet Girl
oke Tor .... Syahlah Sama Akram, sudah Ndak tak anggep.
2022-01-04
2
Sweet Girl
apa Abian sakit ya????
2022-01-04
0
Nur Hayati
ga jelas banget awal ny syahla dan Akram ko Mita sama abien
2021-12-23
2