BAB 4

...Rumah...

Akhirnya kami sampai di kediaman keluarga Albrecht, rumah yang bak istana bergaya Eropa classic. Dengan pilar-pilar yang menjulang tinggi, pintu juga jendela berukuran besar dan lebar. Rindu sekali rasanya, dulu hampir setiap hari aku menginap di sini.

Begitu masuk, entah kenapa langsung bergetar jantungku. Ada apa yah? Biasanya tidak seperti ini. Atau hanya perasaanku saja karena setelah empat tahun akhirnya aku menginjakkan kaki lagi di rumah ini? Hmm ya, mungkin seperti itu. Gumamku dalam hati.

Di dinding lebar ruang tamu rumah itu, tertempel sebuah foto keluarga Albrecht dengan bingkai yang besar dan design menyesuaikan dinding yang terlihat mewah, gambar itu menampilkan Om Daniel, tante Billa, kak Akshan, kak Agnes, dan juga Tania.

Om Daniel dan tante Billa adalah sahabat ayah dan ibuku, tapi mereka berteman setelah aku menjalin pertemanan terlebih dahulu dengan Tania. Mereka bertemu dan berkenalan pada saat mengikuti acara yang diselenggarakan di TK (Taman Kanak-kanak) tempat kami bermain dan belajar kala itu.

Awalnya mungkin karena mereka saling membutuhkan, ayahku adalah pemilik perusahaan pengembang software, ayahku sangat mencintai komputer, algoritma adalah mata kuliah favoritnya saat kuliah dulu, dan kesukaannya itu menjadikannya seorang yang sukses hingga ia mampu mendirikan perusahaannya sendiri di Jerman, dan semoga menjalar ke belahan dunia lainnya.

Dulu ayahku berkuliah di Jerman, sempat pula bekerja di sana, hal itu lah yang memudahkannya membuka perusahaan di sana. Dengan relasi yang cukup banyak dan pengalaman yang mumpuni, orang-orang akan dengan senang hati bekerjasama dengannya. Ayahku memang hebat bukan?

Om Daniel, ayah Tania adalah seorang pengusaha retail yang mempunyai cabang hampir di seluruh Indonesia, dan om Daniel menggunakan jasa perusahaan ayah dalam sistem software untuk perusahaannya. Setelahnya, mereka pun berteman layaknya aku dan Tania.

Kami bahkan sering berlibur bersama. Ya, sedekat itu lah kami. Dan walau tadi aku sempat kikuk di bandara, bukan berarti aku tidak akrab dengan kak Akshan. Dia selalu memanjakanku seperti halnya Tania. Tapi empat tahun aku di Jerman, empat tahun itu pula aku tidak bertemu dengannya.

Kak Akshan terlalu sibuk hingga tak sempat mengunjungi kami, aku sih lebih tepatnya, karena Tania sempat beberapa kali pulang ke Indonesia. Jadi wajar kan kalau aku salah tingkah? Maaf, aku hanya manusia biasa.

Walau empat tahun tidak bertemu, aku tetap setia mengikuti berita-berita dan gossip tentangnya. Aku juga punya beberapa teman yang selalu berada di sekitar kak Akshan. Jadi dengan mudah aku mengetahui apa saja yang ia lakukan.

Aku sempat sedikit terkejut saat temanku, Raisa, ternyata telah menjadi asistennya. Tapi kemudian, melalui Raisa lah aku semakin mudah dan tahu sifat kak Akshan yang sebenarnya.

Yang aku tahu selama ini, kak Akshan adalah pria yang baik, ramah, penurut dan sangat menyayangi keluarganya, terlebih pada tante Billa, ibunya. Tapi Raisa bilang ternyata kak Akshan sering ke club, menyukai minuman beralkohol dan sering main dengan perempuan nakal.

Tentu saja aku tidak percaya, tapi Raisa mengirim beberapa foto dan video sebagai bukti. Remuk seketika hatiku, tapi entah kenapa sampai detik ini pun aku tetap saja menyukainya.

"Dia begitu karena ditinggal pacarnya nikah sama pejabat berkuasa, padahal om-om. Gak habis pikir sih kenapa Clara sampe mau nikahin tu gadun. Padahal Akshan jauh lebih baik. Tapi ya jodoh memang gak bisa disangka-sangka sih. Dan mungkin emang lebih baik buat Akshan gak berhubungan lagi sama perempuan itu” ketus Raisa kesal, dua tahun yang lalu.

“Tapi gak ngerti juga sih, bukannya lebih baik malah Akshan jadi kayak gitu. Gue bingung juga gimana cara buat nenanginnya. Lu tau sendiri kalau dia gak mau ngomong, mau dipaksa juga gak akan kebuka itu mulut. Dan mau gimanapun kan dia tetep boss gue. Gue butuh kerja buat hidupin nyokap sama adek gue” sambungnya.

Aku faham dengan kondisi kak Akshan yang mungkin patah hati, aku juga mengerti posisi Raisa yang aku sendiri tahu keadaan keluarganya seperti apa. Raisa gadis yang baik, tangguh, dan juga sangat peduli dengan keadaan sekitar. Aku bingung siapa yg bisa lebih aku percaya.

Dulu aku mengenal Raisa karena dia telah berani melawan copet yang hendak mengambil tas Tania pada saat kami makan di sebuah restoran dan dia bekerja part-time sebagai pelayan di restoran tersebut. Sejak saat itu kami mulai dekat, karena ternyata dia masih seangkatan dengan kami, hanya beda sekolah.

"Si, ngapain bengong? Ayo masuk. Kita istirahat di kamar aja. Gue capek banget pengen rebahan. Lu juga pasti gitu kan? Yooookk…” Sentak Tania menghamburkan lamunanku.

"Oh, iyah Tan, hehe gue masih gak nyangka aja akhirnya bisa masuk lagi ke rumah ini. Yuk ah, gue juga pegel banget, pengen rebahan. Tapi pengen mandi dulu gue”

“Ya udah yooook..” Tania menarik pergelangan tanganku menuju kamarnya.

Kamar itu masih sama dengan terakhir kali kami meninggalkannya, ruangan itu berhiaskan barang-barang yang tak kalah mewah dari ruangan lainnya, interior yang bernuansa classic, seperti kamar para putri raja di daratan Eropa. Sesuai dengan kepribadian si empunya, lembut dan sangat manis.

Aku yang sudah merasa lengket pun langsung menuju kamar mandi, kebetulan memang sudah tidak sanggup menahan ingin buang air kecil. Sedangkan Tania langsung merebahkan diri di kasurnya yang empuk.

Selesai mandi, aku hanya memakai handuk yang menutupi dada sampai paha, saking buru-burunya tadi, aku sampai lupa membawa baju ganti. Bajuku masih di dalam koper, tapi karena bobot tubuhku sudah hampir sama dengan Tania, aku pikir aku bisa meminjam bajunya saja.

Baru berkata “Tan, pinjem baa…” di berapa langkah dari pintu kamar mandi, aku tercekat karena kak Akshan ternyata ada di dalam kamar sedang berbincang santai di pinggiran tempat tidur bersama adik bungsunya.

Belum sempat aku melihat ekspresinya, aku langsung kabur, berlari kembali menuju kamar mandi. Aku mendengar teriakan dan tawa Tania yang terbahak-bahak. Aku yakin mereka juga kaget. Oh Tuhan, malu sekali rasanya. Aku keluar hanya memakai handuk biasa dan sambil menggosok rambut basahku pula.

Tak berapa lama kemudian Tania pun mengetuk pintu dan memberikan pakaian dalam dan baju untukku. Dia memang penyelamat. Aku pun keluar setelah memakai baju, dengan handuk kecil yang masih membelit rambutku. Aku tak suka memakai hair dryer, aku lebih suka rambutku kering dengan handuk dan diangin-anginkan saja.

"Yang abis mandi, mesam mesem aja. Malu yah kepergok kak Akshan? Haha” Suara tawa menggelegar di ruangan yang sangat besar itu, Tania puas meledekku dan beranjak ke kamar mandi. Kak Akshan masih diam di tempatnya tadi mengobrol dengan Tania. Dia tersenyum padaku, berdiri lalu melangkah mendekatiku.

"Gak apa-apa kok kakak gak lihat, santai aja. Kamu istirahat yah, pasti capek. Nanti bangun kalau udah jam makan malam aja” ucapnya sambil membelai rambutku yang masih basah, kemudian membuka dan menutup pintu kamar Tania.

Baru hendak duduk, aku kembali dikagetkan dengan kak Akshan yang membuka pintu secara tiba-tiba. Jantungku seperti berhenti seketika.

"Allahuakbar, kak Akshan ngagetin aja ih!” Pekikku melengking saking terkejutnya.

Kak Akshan hanya tersenyum dengan memperlihatkan gigi-giginya yang rapi. “Hehe, maaf Si, ngagetin yah?” Aku hanya balas mengangguk dengan muka sedikit masam.

"Maaaaafff.. Aku cuma mau bilang kalau nanti malem ada acara ulangtahunnya temen, jadi mungkin kakak gak bisa nemenin kalian makan malam yah.”

"Oh, iyah kak gak apa-apa kok. Have fun yaaah..” ucapku, kak Akshan hanya tersenyum, melambaikan tangan dan kembali menutup pintu.

Terpopuler

Comments

Hani Oktaviani

Hani Oktaviani

ini mah berdialog sendiri jadi bingung

2022-01-03

0

Arina rien

Arina rien

👍

2021-04-05

0

Dahyun_Twice ❤️

Dahyun_Twice ❤️

Nggak tau mau komen apa 🥱🥱🥱

2021-03-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!