Setelah Viola keluar dari taksi, taksi itu langsung melaju meninggalkan hotel. Viola lalu masuk ke dalam hotel untuk memesan kamar. Awalnya resepsionis tidak percaya ada tamu hotelnya yang datang dengan penampilan begitu berantakan seperti gembel namun anggapannya di patahkan saat Viola memesan kamar suite room untuk satu malam.
Koper Viola di bawa oleh pelayan hotel ke kamar, sementara Viola ? tidak usah di tanya, dia langsung keluar lagi dari hotel untuk mengejar kesenangannya, padahal dia belum masuk ke kamar yang di pesan itu.
Di dalam taksi Viola mengeluarkan HP nya, dia mengetik sebuah pesan, pesan itu ia kirim ke Juna.
Ting
Sebuah pesan masuk ke HP Juna.
From Si Tengil Rese
Om aku ada di New York sekarang, temui aku di Battery Park, aku kasih om waktu setengah jam, kalau om gak datang, siap-siap video itu aku upload di internet !
Mata Juna terbelalak mendapat pesan ancaman dari Viola.
“Dasar si tengil rese ! ngapain dia ada di sini ? memanggil aku juga sesuka jidatnya, memang aku om nya apa ?” Juna kelihatan kesal, dia menarik nafas dalam-dalam. Ia benar-benar merasa terperangkap dengan gadis kecil yang selalu membuatnya kesal itu.
“Kesabaran ku sudah habis ! awas kamu Viola, bakalan aku tenggelamin kamu di laut dekat Battery Park itu ! kurang asam, ngapain juga 1 tahun yang lalu aku terjebak sama dia ? dosa ku ternyata banyak rupanya sampai-sampai Tuhan menghukumku dengan mendatangkan dia,” meskipun sekarang Juna benar-benar kesal, tapi ia tidak punya pilihan lain, ia sesegera mungkin datang ke tempat yang di minta Viola.
Juna yang sekarang masih berada di kamar hotelnya buru-buru keluar. Ia berlari sangat kencang menuju lift.
Ting
Pintu lift terbuka. Natasha ternyata ada di dalam lift.
“Kak Juna ? maksud saya Presdir,” Natasha sampai sekarang masih suka salah memanggil Juna.
“Natasha kamu sudah siapkan kontrak untuk pak William ? siang ini antar ke kantornya, aku tidak jadi ikut siang ini ke sana, si tengil rese itu ternyata ada di New York,” Juna buru-buru masuk ke lift. Natasha mengerti maksud dari Juna.
“Semuanya sudah beres Presdir, akan saya laksanakan perintah Presdir,” beberapa saat setelah Natasha mengatakan itu, pintu lift langsung tertutup. Natasha tidak ikut masuk lift lagi.
“Apa gadis itu masih belum mengingat semuanya ? jika sampai dia mengingat semuanya maka aku tidak punya pilihan selain melenyapkannya,” batin Natasha.
Hati manusia tidak ada yang pernah tau, kedalaman hati tidak bisa di ukur oleh apapun, tebakan bisa saja salah. Selama ini Natasha selalu saja di hantui atas perbuatan gilanya 5 tahun yang lalu, sampai sekarang ia masih bisa bernafas lega karena dua saksi atas kejahatan yang pernah ia perbuat masih tidak mengingat kejadian itu. Natasha sengaja bekerja pada Juna agar bisa mengawas Juna sekaligus Viola.
Viola sekarang berada di Battery Park, tempat itu adalah salah satu tempat wisata popoler di New York. Karena menghadap New York Harbor, di sini wisatawan bisa melihat laut, kapal feri yang lalu lalang dan menikmati pemandangan kota serta taman yang indah.
Viola sedang duduk di kursi pinggir jalan sambil melihat laut di sana. Rambutnya yang berantakan tersapu angin. Viola menutup matanya sambil menikmati hembusan angin. Tiba-tiba air matanya jatuh membasahi pipi. Sebuah suara terngiang-ngiang di benak nya.
“Pergilah Viola ! cari bantuan !”
“Kamu jahat ! aku saudara mu sendiri !”
“Aku tidak menyangka kamu ternyata rubah betina !”
“Jangan sakiti aku !”
“Dia milikku bukan milikmu !”
Suara itu terdengar seperti dua suara yang sama namun berbeda. Air mata Viola semakin mengalir deras, keringatnya mulai bercucuran, ia tidak bisa mengingat jelas kejadian malam itu, yang ia ingat hanya suara saja dan kejadian inti. Tidak tahan mengingat semua yang menjadi beban yang ia sembunyikan selama ini, Viola langsung membuka matanya.
“Siapa wanita itu ? siapa wanita jahat itu ? sepertinya wajah korban dan penjahatnya benar-benar mirip ? sangat kejam ! kenapa ada wanita sejahat dia, dia memerintahkan banyak preman untuk memperkosa gadis malang itu ? aku pikir semua itu hanya mimpi burukku dulu ternyata itu adalah nyata,” Viola masih terbayang-bayang atas peristiwa yang tidak terlalu ia ingat itu namun sangat membekas di hatinya sehingga membuat dia mengalami penyakit Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) dengan gejala sindrom patah hati. Itu salah satu penyakit kejiwaan level atas yang sulit di sembuhkan. Setiap kali Viola menerima sentuhan dan tatapan nafsu dari seorang pria, Viola langsung berkeringat dingin sampai pingsan.
Diam-diam Viola mengembara keliling dunia untuk mencari dokter ahli jiwa terbaik agar penyakitnya sembuh. Namun usahanya percuma, penyakitnya tidak bisa sembuh juga.
Setelah setengah jam berlalu, akhirnya Juna tiba juga, dia berlari dengan nafas yang terengah-engah.
“Om Juna telat 5 menit !” Viola langsung berdiri dari kursi.
“Yang penting kan aku datang, ngeselin banget sih, dasar gembel !” entah kenapa setiap kali Juna bertemu dengan Viola selalu ada saja kata-kata panggilan untuk Viola. Mulai dari si tengil rese, si gembel, si gelandangan, si cewek aneh dan lain-lain, memang seperti itulah gambaran sosok Viola di mata Juna.
“Heh om, aku gak pernah main-main atas ucapan ku ! om mau video mesum om aku sebarin, ini video nyata loh om !” ancam Viola, entah kenapa setiap kali bertemu Juna, hanya dengan membuat Juna kesal bisa membuatnya lupa atas semua bebannya.
“Kamu mau aku bunuh secara berencana ? aku bisa melakukan apapun yang aku mau, aku benar-benar menyesal ya terlibat sama kamu, harusnya dari dulu aku hilangin kamu dari peredaran,” Juna masih kesal.
“Galak amat sih om, aku itu gak mudah mati om, kalaupun aku mati, aku bakalan jadi hantu, om mau aku ngehantuin om setiap kali om mau gitu-gitu sama cewek seksi,” Viola sudah mulai tersenyum, ia ingat pertama kali bertemu dengan Juna di Italia.
“Mana videonya ! cepat kasih ke aku ! aku udah gak tahan jadi babu kamu selama setahun ini,” Juna sudah melotot ke arah Viola namun Viola hanya menanggapinya santai.
“Rahasia dong om, sampai kapanpun om gak bisa nemuinnya, rahasia…” Viola benar-benar senang melihat Juna kesal.
“Dasar rese, dan jangan panggil aku om lagi, aku bukan om kamu !”
“Gak mau, aku suka manggil om dengan sebutan itu, lagian om kan emang udah tua, meskipun Papah sama Papi om teman, tetap aja om udah tua, wueekk…” Viola menjulur lidahnya.
“Kurang asam, sekarang kamu mau minta aku ngapain lagi ? kamu berapa hari ada di sini ?”
“Besok aku pulang kok, aku cuma mau nonton konser Justin Pattision aja di sini, kebetulan konsernya bakalan di adain di ruang konser hotel om malam ini, hari ini om harus nemenin aku jalan-jalan untuk mengisi waktu !” kata Viola.
“Kamu mau kemana, sini aku antar !”
“Keliling New York,” Viola begitu girang karena kembali di temani Juna jalan-jalan.
“Sebelum aku ngajak kamu jalan-jalan ayo kita kesalon dulu ! aku malu jalan sama cewek gelandangan kaya kamu,” Juna dengan wajah yang masih terlihat kesal langsung menarik tangan Viola.
“Mau di apain aja muka ku tetap jelek om,” kata Viola asal.
“Setidaknya wajah jelekmu itu berkurang sedikit,” Juna masih menarik tangan Viola.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Ayen Muliadi
Koq mirip kyk Papi ny ya. Sm" dpt daun muda. Hahaha....
2021-11-29
0
Nur Evida
nanti berjodoh juna ama viola y thor
2021-11-19
0
Kā_Sā
Jangan-Jangan yang buat Ratasha meninggal itu saudaranya sendiri Natasha
2021-09-07
1