POV Viola Arindi Prakasa
Namaku Viola Arindi Prakasa, usiaku 18 tahun dan aku baru saja lulus SMA tahun ini. Aku begitu energik, meskipun aku tidak mempunyai tujuan hidup, tapi bagiku yang penting setiap hari aku bahagia, itu sudah menjadi berkah untukku.
Aku sadar kalau ayahku Micko Hadi Prakasa yang sekarang sudah berusia 73 tahun sudah tidak mampu lagi mengendalikan tingkah tengil ku yang suka mengembara keliling dunia hanya untuk bersenang-senang. Aku tidak bisa menjelaskan pada Papah atas apa yang sudah terjadi padaku selama 5 tahun belakangan ini, hal itu kulakukan karena aku tidak ingin membuat Papah sedih.
Rasa takutku, bayangan masa lalu kelam itu, benar-benar membuatku tersiksa, aku selama ini sudah berusaha untuk sembuh namun usahaku sia-sia. Sampai akhirnya aku menemukan obatku, saat aku sembuh, cerita kelam itu kembali terulang, cerita yang diakibatkan oleh sebuah obsesi mematikan yang bernama cinta. Aku dan cintaku telah banyak berjuang untuk menghentikan dia.
POV Author
Hari ini, Micko yang berencana ingin mengajak Viola ke rumah Jonas Tirta Alvino sahabatnya malah mendapati pesan singkat dari sang putri.
From Putriku
Papah aku berangkat ke New York hari ini, love you !
“Viola… astaga anak ini selalu membuat aku sakit kepala, jam berapa dia berangkat sampai aku pun tidak tau ?” Micko kelihatan kesal, dia lalu memanggil seluruh pekerja rumah. Para pembantu sudah tau apa yang membuat Micko pagi-pagi begini marah.
“Apa yang kalian lakukan ? kenapa Viola sampai bisa pergi lagi ? terutama penjaga di luar, apa kalian mau aku pecat ?” emosi Micko sudah sampai ke ubun-ubun.
“Sepertinya nona Viola memanjat pagar belakang tuan, maaf kami lengah tuan ?” semua orang menunduk, meskipun semua orang rumah sudah berjaga ketat di setiap sudut namun Viola selalu ada akal untuk kabur. Entah apa yang terjadi pada Viola, setidaknya selama sebulan sekali Viola selalu pergi ke luar negeri.
“Ya sudah kalian bisa kembali mengerjakan tugas kalian masing-masing ! perketat penjagaan jika Viola sudah kembali !” Micko berusaha tenang, ia sudah kehabisan akal untuk membuat anaknya patuh. Menyeret Viola pulang juga tidak mungkin, yang ada orang suruhan Micko malah kewalahan di buat oleh Viola.
Di kediaman Jonas dan Naina mereka tengah sibuk menyiapkan banyak menu makanan karena Micko akan berkunjung. Semenjak tuan Bagas dan nyonya Ivana meninggal, Jonas dan Naina tinggal di rumah itu sementara Juna masih tinggal di apartemen.
“Sayang, kok Micko dan anaknya belum datang ya ? ini sudah jam 8 loh ? kita kan janjinya jam 7 ? apa aku telpon saja dia ?” Jonas lalu mengeluarkan HP nya dari saku celana, ia hendak menelpon Micko.
Sebelum Jonas menekan nomor Micko, tiba-tiba terdengar suara mobil yang datang dari arah gerbang depan.
“Mas kaya nya itu Micko deh ?” kata Naina.
“Sepertinya iya sayang, ayo kita kesana !” Jonas dan Naina yang dari tadi ada di ruang tamu keluar menyambut Micko. Mobil Micko berhenti di depan pintu rumah. Keluar dari mobil, Jonas dan Naina melihat muka Micko sangat kusut.
“Pak supir, parkirkan mobilnya !” ucap Micko.
“Baik tuan,” supir itu menuruti kata Micko.
“Viola anakmu mana ? bukankah kamu kesini bersama dia ?” tanya Jonas saat melihat hanya Micko sendiri yang datang.
“Jangan di tanya Jo ! dia kabur lagi keluar negeri, mungkin beberapa hari lagi baru dia pulang ?” jawab Micko dengan lesu.
“Viola sering sekali ke luar negeri ya ternyata ?” kata Naina.
“Begitulah, aku Papah nya sendiri tidak tau kenapa dia bisa seaneh itu selama 5 tahun belakangan,” jawab Micko.
“Ya sudah Ko, kita ngobrol di dalam saja !” mereka bertiga masuk. Jonas mempersilahkan Micko duduk di sofa dan Naina meminta pembantu menyajikan banyak makanan di atas meja.
“Jo, aku menyesal sudah tua baru menikah, kalau aku tau mengurus anak remaja perlu banyak tenaga, aku lebih memilih menikah muda,” ucap Micko tiba-tiba sehingga membuat Jonas dan Naina tertawa.
“Sabar Ko, bukan cuma kamu yang pusing dengan kelakuan anakmu, kami berdua juga pusing dengan kelakuan Juna, aku yakin kamu juga sudah tau berita-berita miring tentang dia,” kata Jonas sambil menghela nafas pelan, ia bisa merasakan kesulitan Micko sebagai seorang ayah.
“Jonas Naina, setidaknya kalian beruntung karena anak kalian tidak seliar anakku, awalnya aku bahagia meskipun usia ku sudah 55 tahun dan usia mendiang istriku dulu 45 tahun Tuhan masih mempercayai istriku melahirkan putri cantik, tapi ternyata hal itu membutuhkan banyak kesabaran, bisa-bisa aku cepat mati menghadapi sikap Viola, apalagi aku sudah sangat tua Jo,” kata Micko lagi.
“Akupun sama Ko, tapi aku dan Naina sekarang sudah memutuskan untuk membiarkan putra kami itu menjalani hidupnya semaunya, itu adalah solusi terbaik agar kita panjang umur Ko,” celetuk Jonas. Memang benar Jonas dan Naina sudah malas ikut campur urusan pribadi putranya lagi, jika terlalu dimasukkan ke hati maka mereka setiap hari pasti darah tinggi.
“Makanya mas, karma itu berlaku,” timpal Naina. Mendengar ucapan Naina, Jonas dan Micko langsung tertawa.
“Aku takut deh sayang kalau cucuku nanti juga begitu secara anakku juga begitu,” kata Jonas sambil menghela nafas pelan.
“Hahaha…” tawa Micko.
“Kamu kenapa ketawa Ko, ada yang lucu ?” Jonas heran.
“Kamu tenang saja Jo, kamu sama aku tidak akan darah tinggi melihat kelakuan cucu kita, secara umur kita sudah tua banget, anak kita saja belum menikah bagaimana mau punya cucu ?” perkataan Micko membuat Jonas mengeryitkan dahinya.
“Akupun ragu apakah putraku itu akan mampu memberikan aku cucu, di umurnya yang sudah 34 tahun sekarang saja dia tidak memiliki kekasih, mungkin keturunan Alvino hanya sampai di generasi ini saja ?” nada bicara Jonas sudah lesu.
“Mas jangan begitu ah, aku percaya Juna suatu saat akan berubah, dulu mas juga begitu kan ? kita doakan saja supaya dia di pertemukan dengan seseorang yang mampu membuat dia berubah !” kata Naina sambil mengelus bahu Jonas.
“Mas juga berharap begitu sayang,” kata Jonas.
Juna sekarang tengah berada di New York, meskipun dia ke sana karena perjalanan bisnis, namun tak lupa juga dia bersenang-senang. Seperti malam ini, dia juga akan bersenang-senang. Kini dia sudah memakai piyama tidur di kamar hotel milik Winner Grup, dia tengah menunggu Natasha sekretaris sekaligus asistennya.
Drutt…
Natasha menelpon, Panggilan itupun diangkat oleh Juna.
“Presdir, saya sudah ada di lobi, wanita yang ditawarkan tuan William sudah ada bersama saya, sebentar lagi kami tiba,” ucap Natasha dari seberang telpon.
“Cepat bawa wanita itu kesini, sebelum mood ku hilang !” perintah Juna.
“Baik Presdir,” telpon pun di tutup duluan oleh Juna.
Natasha putri dari Tiara dan Dirga sudah 5 tahun ini menjadi orang kepercayaan Juna. Wanita yang sudah berusia 27 tahun ini memiliki tugas yang sama seperti yang di lakukan Dimas dulu. Awalnya yang menjadi orang kepercayaan Juna adalah Tantra tapi karena sesuatu hal membuat Juna dan Tantra sekarang saling berselisih.
“Siapa tadi namamu ?” tanya Natasha dengan nada sinis, Natasha adalah tipe orang yang arogan, dia hanya baik pada Juna.
“Saya Luna,” ucap gadis itu menunduk.
“Jangan berharap lebih pada tuan Juna, meskipun kamu perawan tapi aku berani bertaruh kalau kamu paling lama ada di kamar tuan Juna hanya 10 menit,” Natasha tersenyum devil, dia sangat mengenal Juna selama ini.
Perempuan itu hanya diam. Tuan William adalah salah satu kolega bisnis Juna, dia menawarkan putrinya yang masih perawan pada Juna agar memenangkan tender bisnis yang sangat besar dari Winner Grup, tentu saja sebagai lelaki normal dan pria hidung belang Juna menerima tawaran itu.
Natasha dan wanita itu tiba juga di depan pintu kamar Juna. Setelah mendengar ketukan dari Natasha, Juna membuka kan pintu.
“Kamu boleh pergi Natasha, aku ingin menikmati waktu ku dengannya !” perintah Juna.
“Baik Presdir, Luna masuklah, layani Presdir dengan baik !” ucap Natasha ke perempuan yang bernama Luna itu.
Pintu kamar pun di tutup, Natasha pergi meninggalkan kamar itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Siti Nurjanah
bikin season dua tp awal ceritanya mirip yg pertama...knp harus main perempuan mulu dan arogan...yg ini kayanya bkl makin mumet deh
2022-09-06
0
Ayen Muliadi
Lanjut....
2021-11-29
0
Agazzy Jun
Q lebih suka visualnya tokoh2 kartun...😆
2021-11-19
0