Cinta Brian

Sebuah mobil Bantley keluaran terbaru melaju dengan kecepatan sedang. Seorang laki-laki tampan dengan mata indah duduk menyilangkan kaki nya yang panjang di kursi belakang mobil itu, dialah Brian Jeremy Smith Presiden Direktur Pratama Group yang merupakan Perusahaan dengan peringkat Nomer satu di Negara C. Di depan nya seorang laki-laki lain terlihat sedang fokus memegang kendali stir. Laki-laki yang tak kalah tampan, berhidung mancung yang merupakan tangan kanan Brian dan orang nomer dua di Pratama Group, namanya adalah Eiden.

"Apa kau sudah menyerahkan design cincin yang kumau kepada perancang?" Tanya Brian kepada Eiden, memecah keheningan diantara mereka.

"Sudah Prerdir!" Jawab Eiden singkat.

"Bagus! Itu harus selesai tepat waktu! Bagaiamana dengan persiapan yang lain?" Tanya Brian lagi.

"Semua sudah dikerjakan sesuai dengan keinginan anda Presdir!"

"Baiklah! Ini harus menjadi proposal terbaik di dunia ini." Brian menyunggingkan sebuah senyum tipis di bibirnya.

Eiden melirik majikan nya itu dari kaca spion depan. Brian jarang sekali tersenyum, tapi dia akan menjadi seperti orang gila jika itu berhubungan dengan kekasih nya.

"Saya mohon jangan terlalu bermimpi indah Presdir! Atau anda akan sangat terluka nanti." Eiden bergumam dalam hati.

Suara dering telpon terdengar dari kursi belakang. Brian tersenyum lebar saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Tanpa berpikir panjang dia langsung menekan tombol hijau.

"Hallo Sayang!!"

"Hai Beib, kamu dimana?" Sahut seorang perempuan di seberang telpon.

"Aku sedang di jalan menuju ke kantor Sayang! Ada apa?"

"Aku sudah berada di kantormu sekarang! Aku merindukan mu jadi kesini! Ternyata kau belum tiba, padahal sudah sesiang ini!" Zevanya merengek manja.

"Ya tuhan! Maafkan aku Sayang! Aku tidak tau kau akan ke kantorku pagi-pagi. Tadi aku masih menemani kakek minum kopi, jadi sedikit siang! Kau tunggu dulu ya aku akan segera sampai!."

"Baiklah! Aku akan menunggumu! Sampai jumpa." Klik.

"Eiden cepatlah sedikit! Zevanya menungguku dari tadi di kantor." Ucap Brian setelah sambungan telpon terputus.

"Baik Presdir!"

Eiden menambah kecepatan nya, menghidupkan Handphone nya untuk mencari tau titik-titik kemacetan jalan berada di sebelah mana.

"Presdir, saya akan melewati jalan pintas untuk menghindari kemacetan!" Ucap Eiden sembari melirik Brian dari kaca spion.

"Baiklah! Lakukan saja apapun yang membuat kita sampai di kantor secepat mungkin Eiden!" Sahut Brian.

"Saya mengerti Presdir!"

Eiden kemudian berbelok menuju jalanan alternatif dan melewati jalanan pinggiran Kota yang relatif sepi. Melihat jalanan yang sepi Eiden mempercepat laju mobil itu. Namun tiba-tiba muncul seorang gadis, menyeberang jalan tanpa menengok kanan kiri.

Eiden yang terkejut pun reflek menginjak rem. Hingga membuat Brian yang berada di kursi penumpang belakang terjungkal kedepan dan kepalanya terbentur kursi.

"Awww!!! Ada apa?" Pekik Brian, sembari mengusap-usap dahinya.

"Maaf Presdir! Ada seorang gadis yang tiba-tiba menyeberang di depan mobil kita. sepertinya dia tertabrak!" Ucap Eiden dengan sedikit kesal. "Anda tetaplah di dalam, saya akan keluar melihatnya dulu." Ucapnya kemudian.

"WHAT??? Ada-ada saja! Baik, cepatlah!"

Eiden kemudian turun dari mobil, terlihat seorang gadis yang meringkuk di jalan sembari menutup muka dengan kedua tangan.

"Nona!!" Eiden memberanikan diri menyentuh bahu gadis itu, saat tak mendapatkan jawaban. "Nona!!!" Panggilnya lagi.

"Aaaaahhhh!!!" Gadis itu berteriak kencang dan terjerembab kebelakang. Matanya terbelalak melihat laki-laki di depan nya.

"Ada apa? Apa anda baik-baik saja?" Tanya Eiden.

"Aku??" Gadis itu meraba-raba seluruh tubuhnya, untuk memastikan sesuatu.

"Apa anda terluka?" Tanya Eiden lagi.

"A-aku tidak tau! Aku tertabrak tapi kenapa aku tidak merasa sakit? Dan kenapa tidak terluka? Apa begini rasanya mati?" Ucap Yenita sembari mengecek-ngecek keadaan tubuhnya sendiri. "Dan kau? Apa kau malaikat?" Tanya nya sembari mengalihkan pandangan nya pada Eiden.

"Nona bangunlah! Anda baik-baik saja! Anda tidak mati! Dan aku bukan malaikat!" Ucap Eiden.

"Hey kenapa lama sekali?" Brian yang sudah tidak sabar, keluar dari mobil dan mengahampiri Eiden dan Yenita.

"Maaf Presdir! Nona ini kelihatan nya masih shock." Ucap Eiden kepada Brian.

Brian memperhatikan Yenita dengan seksama. Melihatnya dari atas sampai bawah.

"Sepertinya dia tidak terluka!" Ujar Brian. "Apa kau mau modus?" Tanyanya ke arah Yenita.

"Mo-modus? Modus apa?" Yenita mengerutkan keningnya heran.

"Kau menyeberang dengan sembarangan, dan sengaja menabrakan diri ke mobilku. Agar kau bisa memeras ku dan meminta ganti rugi kan?" Brian menaikkan satu alisnya.

"A-apa? kau- kau jangan sembarangan berbicara! Bukankah kalian juga mengebut? Aku hampir saja mati tadi!" Yenita mendelik kearah Brian dan Eiden.

"Kalau begitu cepatlah minggir!! Kau menghalangi jalan ku, dan menyita waktu berharga ku." Balas Brian tak kalah sengit.

"Siapa juga yang berniat menghalangi jalan mu? Bukan kah jalan ini masih luas? Dan asal kau tau aku juga membayar pajak. Jadi memang nya kenapa kalau aku mau berdiri di jalan ini?"

"Dasar gila!!! Sudah lah Eiden! Jangan menghiraukan perempuan ini. Ini akan membuat Zevanya marah." Brian membalikkan badan kembali memasuki mobil nya.

"Baik Presdir!! Nona Saya rasa anda tidak terluka kan? Maafkan saya yang tidak berhati-hati kami sedang terburu-buru. Tapi lain kali juga anda harus lebih hati-hati saat ingin menyeberang jalan. Seandainya tadi saya tidak mengerem tepat waktu, saya tidak tau apa yang akan terjadi!! Kalau begitu saya permisi dulu." Eiden menganggukkan kepalanya sopan.

Laki-laki itu Menyusul Brian memasuki mobil dan mulai menjalan kan mobil nya mengambil jalan sedikit menyamping, melewati Yenita yang masih enggan bergerak dari tempatnya. Setelah beberapa saat Yenita mulai tersadar.

" Aaaahhh dia tampan sekali!! sampai-sampai ku mengira dia itu malaikat tadi." Yenita tersenyum-senyum membayangkan muka Eiden yang sangat tampan. "Huh!!! Apa yang ku pikirkan? Sudahlah aku pasti terlambat." Gadis itu kemudia bergegas meneruskan perjalanan nya yang tadi sempat tertunda.

...****************...

Sementara itu, setelah berkendara kurang lebih 30 menit Brian akhirnya tiba di kantornya.

Dengan terburu-buru dan setengah berlari laki-laki itu memasuki gedung perkantoran megah milik keluarganya itu. Brian bahkan tak menghiraukan tatapan heran dari para karyawan nya, yang melihat dirinya tergopoh-gopoh seperti itu. Laki-laki itu segera memasuki lift khusus Presdir dan menuju lantai tujuh.

Sesampainya di lantai tujuh Brian segera mengambil langkah seribu menuju Ruangan nya.

"Selamat pagi Presdir!! Nona Zevanya sudah menunggu anda di dalam!" Seorang staff sekretaris menyapa Brian dengan sopan.

Brian tak menggubris sapaan dari wanita itu, memilih untuk langsung memasuki Ruangan nya.

"Sayang!!!" Panggilnya pada seorang wanita cantik yang sedang duduk dengan anggun di sofa, sambil memainkan ponselnya.

"Huuhh!! Kamu kenapa lama sekali?" Zevanya memasang muka cemberut dan tatapan mematikan.

"Maafkan aku!! Aku sudah menyuruh Eiden menyetir secepat mungkin. Tapi tiba-tiba ada insiden tidak terduga di jalan." Ucap Brian memelas.

"Insiden? Insiden apa?"

"Biasalah ada seorang gadis miskin yang sengaja menyebrang tiba-tiba di depan mobil kami untuk mendapat keuntungan!!" Terang Brian.

"Astaga!!! Ada-ada saja para manusia miskin itu. Lalu apa kau memberinya uang?" Tanya Zevanya dengan penasaran.

"Tentu saja tidak sayang!! Sudah lah kenapa jadi membahas masalah tidak penting begini." Brian mendekati Zevanya, merengkuh pinggang ramping gadis itu dengan tangan kekarnya. Kemudian mengecup bibir ranum Zevanya sekilas.

"Aku merindukan mu Sayang!!" Ucap Brian.

"Aku juga sangat merindukan mu Beib! Makanya pagi-pagi aku sudah kesini mencarimu." Zevanya mengelus-elus dada bidang Brian. "Apa kau mau menemaniku jalan-jalan hari ini?" Tanya nya kemudian.

"Baiklah Sayang! Kau ingin pergi kemana?"

"Aku ingin Shopping Beib! Aku ingin beberapa gaun dan tas, bolehkah???" Rengek Zevanya.

"Tentu Sayang! Apapun yang kau mau!" Brian mendekatkan wajahnya pada wajah Zevanya, sedikit lagi bibir mereka akan bertemu. Namun tiba-tiba

Tok tok tok suara pintu di ketuk dari luar Ruangan.

"Permisi Presdir!!" Terdengar suara Eiden dari balik pintu itu.

"Masuklah Eiden!!!" Sahut Brian.

Eiden muncul dari balik pintu dengan wajah datarnya. Pria itu menundukkan badan sekilas lalu mulai berbicara.

"Presdir, sebentar lagi pertemuan dengan perwakilan Bank Huanan akan dimulai. Baru saja mereka mengkonfirmasi, kalau mereka sedang berada di perjalanan dan akan tiba sebentar lagi." Ucap Eiden menerangkan.

"Oh Astaga! Hampir saja aku lupa! Baiklah siapkan saja! Kabari aku jika sudah siap."

"Baik Presdir!" Eiden kemudian menunduk Hormat dan keluar dari Ruangan itu.

"Sayang maaf aku harus menghadiri sebuah pertemuan penting lebih dulu. Apa kau mau menungguku?" Ucap Brian pada kekasihnya, segera setelah kepergian Eiden.

"Sudahlah! Aku akan pergi dengan temanku!" Zevanya menunjukkan raut wajah kecewanya.

"Baiklah!" Brian mengeluarkan sebuah kartu hitam dari dalam dompetnya. Memberikan nya kepada Zevanya. "Maafkan aku, lain kali aku akan menemanimu!!"

"Tidak masalah!" Zevanya meraih kartu itu dengan penuh semangat, senyum megembang di wajahnya. "Terimakasih Sayang!" Cup Zevanya memberikan kecupan di pipi Brian sekilas.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Syarifah Khaled alabweh

Syarifah Khaled alabweh

😂😂😂 bau bau ada ulet keket

2024-05-16

0

Ainur Humaera

Ainur Humaera

presdir bego

2021-10-12

1

™somi

™somi

tu si presedir mau aja di porotin uangnya😕

2021-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Seonggok Sampah
3 Cinta Brian
4 Doa Yenita
5 Persiapan Pernikahan
6 Kabur
7 Atmosfer yang sama
8 Terbongkar
9 Luka Brian
10 Kegilaan Brian
11 Semakin Menggila
12 Surat Perjanjian Damai
13 Calon Istri
14 Keluarga Pratama
15 Reinhard Pratama
16 Pekerjaan Baru
17 Strategi Tuan Besar Pratama
18 Kerjasama
19 Kepindahan Brian dan kisah Yenita
20 Strategi Yang Sukses
21 Hari Pernikahan
22 Nyonya Brian Jeremy Smith
23 Peraturan
24 Dengkuran di malam pertama
25 Suprise Dari Kakek
26 Mata Suci
27 Kakak Ipar
28 Rahasia Besar
29 Yanita yang Savage
30 Terhipnotis Ketampanan Brian
31 Nyonya Rumah
32 Curahan Hati
33 Masa Lalu
34 Mencari Masalah
35 Mempermalukan Yenita
36 Rencana Brian
37 Upaya Zevanya
38 Ayah dan Ibu mertua
39 Hancurnya Zevanya
40 Sisi lain Brian
41 Sabun
42 Membuat anak
43 Perang
44 Mencari Kecoa
45 Mulut Tajam
46 Menyuapi Dengan Tangan
47 Kecemburuan Emily
48 Peringatan dari Tuan Besar
49 Main Bola
50 Tiang Bendera
51 Mimpi
52 Seseorang dari masa lalu
53 Kemarahan Yenita
54 Benih yang mulai tumbuh
55 Mulai nyaman
56 Jatuh Cinta
57 Perasaan tidak enak
58 Kawan dan Lawan yang sebenarnya
59 Balas dendam Yenita
60 Seperti Panda
61 Kecemburuan Brian
62 Karena supir
63 Goal
64 Ancaman Brian
65 Sofia menjadi jaminan hutang
66 Ulah Herman
67 Cinta yang semakin subur
68 Kesalah Pahaman
69 Pergelutan di kantor
70 Menjual Sofia
71 Yenita berlatih genit
72 Hasutan Octa
73 Tipuan Emily
74 Amarah Yenita
75 Brian yang tidak singkron
76 Pergi berdua
77 Yenita yang norak
78 Kepanikan Sheina dan Emily
79 Hukuman untuk Emily
80 Pujian Eiden
81 Kurang berani
82 Lebih berbahaya dari ular
83 Pertemuan di taman yang gelap
84 Asisten yang Sombong
85 Yenita mulai tegas
86 Jamuan makan malam
87 Perdebatan
88 Brian yang posesive
89 Rencana Tuan Besar
90 Sifat asli Charly
91 Menjaga hati dan pikiran Eiden
92 Tragedi Eiden
93 Pentingnya Eiden untuk Brian
94 Pengumuman
95 Persekutuan Dua Ular
96 Perasaan Yenita kepada Eiden
97 Kemarahan Tuan Pratama
98 Kekayaan Keluarga Pratama
99 Sisi menyeramkan Keluarga Pratama
100 Menjodohkan Eiden
101 Kepergian Palsu Brian
102 Bukan Up
103 Senjata Makan Tuan
104 Obat Yang Bekerja
105 Pekerjaan yang cocok
106 Tertangkapnya Octa
107 Kembali bertemu
108 Pertengkaran Dua Kuntilanak
109 Ingatan Leo
110 Menyusun Rencana Baru
111 Program Kehamilan
112 Kebimbangan Jacob
113 Pembicaraan Yenita dan Jacob
114 Perdebatan di Meja Makan
115 Suasan Baru
116 Kehamilan Octa
117 Eiden yang Gila
118 Kesedihan Yenita
119 Kabar Bahagia
120 Balada Ngidam Yenita
121 Leo yang Aneh
122 Tingkah Octa
123 Berada di tengah orang ngidam
124 Menyingkirkan Pak Han
125 Acting Julio
126 Memasuki Mansion Pratama
127 Berdamai Dengan Brian.
128 Tuan Besar yang Aneh
129 Pewaris Tahta
130 Racun yang Mulai Bereaksi
131 Tumbangnya Pak Han
132 Menemani Tuan Besar
133 Rencana
134 Racun Dan Wanita Misterius
135 Acting Julio (2)
136 Meninggalnya Pak Han
137 Keanehan
138 Kebenaran
139 Upaya Jacob
140 Terungkap (2)
141 Gebrakan Brian
142 Tentara Eiden
143 Pembalasan Acting Dari Brian
144 Jebakan Yang Gagal
145 Foto
146 Kumpulan Penghianat
147 Jebakan Di Dalam Jebakan
148 Flashback (1)
149 Calon Ayah
150 Hukuman Yang Setimpal
151 Ketegaran Jacob
152 Ikatan Batin
153 Membawa Adik Pergi
154 Permintaan Maaf Brian
155 Terbongkarnya Rahasia
156 Pertemuan
157 Rumah Baru Leo
158 Usaha Kabur
159 Pengumuman Penting!!!
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Prolog
2
Seonggok Sampah
3
Cinta Brian
4
Doa Yenita
5
Persiapan Pernikahan
6
Kabur
7
Atmosfer yang sama
8
Terbongkar
9
Luka Brian
10
Kegilaan Brian
11
Semakin Menggila
12
Surat Perjanjian Damai
13
Calon Istri
14
Keluarga Pratama
15
Reinhard Pratama
16
Pekerjaan Baru
17
Strategi Tuan Besar Pratama
18
Kerjasama
19
Kepindahan Brian dan kisah Yenita
20
Strategi Yang Sukses
21
Hari Pernikahan
22
Nyonya Brian Jeremy Smith
23
Peraturan
24
Dengkuran di malam pertama
25
Suprise Dari Kakek
26
Mata Suci
27
Kakak Ipar
28
Rahasia Besar
29
Yanita yang Savage
30
Terhipnotis Ketampanan Brian
31
Nyonya Rumah
32
Curahan Hati
33
Masa Lalu
34
Mencari Masalah
35
Mempermalukan Yenita
36
Rencana Brian
37
Upaya Zevanya
38
Ayah dan Ibu mertua
39
Hancurnya Zevanya
40
Sisi lain Brian
41
Sabun
42
Membuat anak
43
Perang
44
Mencari Kecoa
45
Mulut Tajam
46
Menyuapi Dengan Tangan
47
Kecemburuan Emily
48
Peringatan dari Tuan Besar
49
Main Bola
50
Tiang Bendera
51
Mimpi
52
Seseorang dari masa lalu
53
Kemarahan Yenita
54
Benih yang mulai tumbuh
55
Mulai nyaman
56
Jatuh Cinta
57
Perasaan tidak enak
58
Kawan dan Lawan yang sebenarnya
59
Balas dendam Yenita
60
Seperti Panda
61
Kecemburuan Brian
62
Karena supir
63
Goal
64
Ancaman Brian
65
Sofia menjadi jaminan hutang
66
Ulah Herman
67
Cinta yang semakin subur
68
Kesalah Pahaman
69
Pergelutan di kantor
70
Menjual Sofia
71
Yenita berlatih genit
72
Hasutan Octa
73
Tipuan Emily
74
Amarah Yenita
75
Brian yang tidak singkron
76
Pergi berdua
77
Yenita yang norak
78
Kepanikan Sheina dan Emily
79
Hukuman untuk Emily
80
Pujian Eiden
81
Kurang berani
82
Lebih berbahaya dari ular
83
Pertemuan di taman yang gelap
84
Asisten yang Sombong
85
Yenita mulai tegas
86
Jamuan makan malam
87
Perdebatan
88
Brian yang posesive
89
Rencana Tuan Besar
90
Sifat asli Charly
91
Menjaga hati dan pikiran Eiden
92
Tragedi Eiden
93
Pentingnya Eiden untuk Brian
94
Pengumuman
95
Persekutuan Dua Ular
96
Perasaan Yenita kepada Eiden
97
Kemarahan Tuan Pratama
98
Kekayaan Keluarga Pratama
99
Sisi menyeramkan Keluarga Pratama
100
Menjodohkan Eiden
101
Kepergian Palsu Brian
102
Bukan Up
103
Senjata Makan Tuan
104
Obat Yang Bekerja
105
Pekerjaan yang cocok
106
Tertangkapnya Octa
107
Kembali bertemu
108
Pertengkaran Dua Kuntilanak
109
Ingatan Leo
110
Menyusun Rencana Baru
111
Program Kehamilan
112
Kebimbangan Jacob
113
Pembicaraan Yenita dan Jacob
114
Perdebatan di Meja Makan
115
Suasan Baru
116
Kehamilan Octa
117
Eiden yang Gila
118
Kesedihan Yenita
119
Kabar Bahagia
120
Balada Ngidam Yenita
121
Leo yang Aneh
122
Tingkah Octa
123
Berada di tengah orang ngidam
124
Menyingkirkan Pak Han
125
Acting Julio
126
Memasuki Mansion Pratama
127
Berdamai Dengan Brian.
128
Tuan Besar yang Aneh
129
Pewaris Tahta
130
Racun yang Mulai Bereaksi
131
Tumbangnya Pak Han
132
Menemani Tuan Besar
133
Rencana
134
Racun Dan Wanita Misterius
135
Acting Julio (2)
136
Meninggalnya Pak Han
137
Keanehan
138
Kebenaran
139
Upaya Jacob
140
Terungkap (2)
141
Gebrakan Brian
142
Tentara Eiden
143
Pembalasan Acting Dari Brian
144
Jebakan Yang Gagal
145
Foto
146
Kumpulan Penghianat
147
Jebakan Di Dalam Jebakan
148
Flashback (1)
149
Calon Ayah
150
Hukuman Yang Setimpal
151
Ketegaran Jacob
152
Ikatan Batin
153
Membawa Adik Pergi
154
Permintaan Maaf Brian
155
Terbongkarnya Rahasia
156
Pertemuan
157
Rumah Baru Leo
158
Usaha Kabur
159
Pengumuman Penting!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!