Leena terdiam sejenak. Apa kedua orang tuanya buta? Tidakkah mereka melihat putri mereka dipeluk laki-laki asing ini?
"Pa ma, kalian tidak lihat---" ucap Leena yang langsung ditimpa oleh Jayden. "Pagi tante, om." ucapnya lalu tersenyum.
"Pagi Jay, maaf ya Leena sudah repotin dari semalam." ucap Devina dengan santai.
Apa??? Repotin? Seketika Leena menoleh ke Jayden.
"Leena! Karna kamu sudah
sembuh papa kasih tau skali lagi. Jangan gatel sama cowok meskipun dia
pacarmu!" nada ketus Ricky memecahkan saraf-saraf di otak Leena.
Gatel? Pacar? Leena masih terdiam.
"Sudah pa, Leena baru sembuh." ucap Devina menenangkan Ricky.
Kemudian mereka pun keluar dari kamar Leena meninggalkan Leena dan Jayden sendirian.
Leena tersadar kembali. Dia menampar Jayden yang sedang memeluknya dari belakang dengan tangan kanannya.
"Apa yang kau katakan pada mereka?" ucap Leena dengan nada dingin.
"Kau yang mengatakan semua itu pada mereka." jawab Jayden yang dengan sigap menangkap lengan kanan Leena.
"Apanya?" tanya Leena mulai bingung. Apa yang dimaksudkan makhluk ini? Yah makhluk. Bukan manusia.
"Kau yang tidak mau
melepaskanku tadi malam sampai kedua orang tuamu datang menarikmu pun
kau merengek seperti anak kecil." jawab Jayden dengan senyuman jahil di
wajahnya.
Lalu tiba-tiba Jayden
mengigit leher Leena lagi untuk menghisap darahnya. Leena terkejut namun
semakin dia bergerak akan terasa sakit jadi dia memilih berdiam diri
saja.
"Aku akan melaporkanmu ke polisi dasar sinting." ucap Leena disela-sela gigitan Jayden.
"Kau kejam, cocok
denganku. Tapi sayangnya tetap aku yang lebih kejam." ucap Jayden ketika
dia berhenti sejenak lalu mengigit daun telinga Leena.
"Kuberi kau pelajaran." ucap Jayden lalu melepaskan pelukannya dari Leena.
Seketika kemudian seluruh rasa tidak enak bahkan panas kembali menjalari tubuh Leena.
Leena merasa lemah
tiba-tiba, dia ingin melaporkan ini pada kedua orang tuanya terlebih
dahulu namun matanya sudah kembali tertutup dan semuanya gelap.
&&&
"Ma.. ma... mana dia???
mana.... aku gak tahan. mana dia?" samar-samar Leena teringat pada malam
itu ketika dia baru saja ditarik kedua orang tuanya selama dua detik.
"Haduh anak ini! Maaf ya.. kamu siapa? Kok anak saya mencari-cari anda terus?" ucap Devina dengan bingung.
"Perkenalkan, saya
Jayden tante teman Leena. Leena tadi sakit jadi saya topang dia terus
mungkin dia keenakan kutopang jadi begitu." ucap Jayden dengan santai.
&&&
Leena terbangun dengan
keadaan lehernya yang bengkak dan kali ini tidak ada siapapun di
kamarnya. Waktu masih siang dan panasnya sepertinya sudah reda karena
dia tidak merasakan apapun lagi.
Ketika mengingat
kejadian tadi malam, Leena sendiri menjadi malu tidak karuan.
Mengharapkan semuanya itu tidak benar. Memang dia tidak bilang kalau
Jayden pacarnya tapi siapapun akan menyimpulkan Jayden adalah pacarnya.
&&&
Di sisi lain...
"Jayden! Mau sampai
kapan kamu terus belajar dan belajar? Kali ini tentang anatomi manusia
lagi. Emangnya kamu mau menikah dengan manusia? Ingat mereka tidak bisa
hidup lama." ucap seorang wanita yang usianya sudah paruh baya namun
wajah dan tubuhnya sama sekali tidak mengarahkan ke umurnya.
"Ada yang menarik
perhatianku." gumam Jayden santai lalu berdiri dari sofa. Mereka sedang
berada dalam mansion besar dan duduk di sofa di ruang duduk.
"Seriously bro?" tanya seorang perempuan dengan usia dewasa namun wajah dan tubuhnya masih remaja.
"Hmm." gumam Jayden lalu menghilang dari penglihatan.
&&&
"Leena kamu gak mau kuliah? Masih sakit?" ucap Devina yang terkejut karna sangat tidak biasa anaknya itu tidak mau kuliah.
"Iya ma, aku gamau kuliah gapapa ya ma.." ucap Leena lalu membalikkan badannya membelakangi ibunya.
Yah.. Leena bukan sakit,
lebih tepatnya dia tidak punya keinginan untuk bertemu Jayden. Dia tau
Jayden pasti ada disana dan memilih untuk tidak kuliah, toh ujian masih
jauh.
&&&
"Pelajaran telah
selesai, sebelum kalian keluar saya mau tanya. Ada yang tau Leena
dimana? Setau ibu dia tidak pernah sekalipun absen." ucap Dr. Carina,
dosen Leena.
"Dia sakit." jawab seseorang yang duduk di belakang ujung tempat Leena pernah duduk.
"Oh? Begitu? Bisakah kau ke kantorku untuk penjelasan lebih lanjut Jayden?" ucap Dr. Carina.
"Tidak, tapi akan kubawa dia datang besok." ucap Jayden lalu berdiri dan keluar dari pintu belakang.
Seketika itu kelas yang tadinya ribut karna akan segera pulang jadi terdiam dan memikirkan maksud dari kata Jayden.
Meskipun Jayden bukan
manusia dan dia tidak perlu belajar tentang pelajaran yang sedang
dimasukinya sehingga bisa saja dia bolos sayangnya Jayden memiliki
alasan sendiri untuk mendalami pelajaran ini.
Alasan apakah itu? Kita akan mengetahui jawabannya di part selanjutnya.
&&&
"Leena! Mama
membelikanmu bubur saat pulang dari rumah sakit." ucap Devina lalu
memasuki kamar anaknya itu untuk mengecek keadaannya.
Tragis sekali keadaan putrinya, dia sedang terlelap dengan mata bengkak dan bibir kering.
Devina tau putrinya
tidak makan sejak siang karena dapur sama sekali tidak tersentuh dan bak
cuci piring yang biasanya basah pun kering.
"Leena, bangun. Makan dulu." ucap Devina lalu menguncang tubuh Leena untuk membangunkannya.
Leena mengerang sesaat lalu mencoba membuka matanya namun sayangnya matanya terasa perih akibat bengkak.
"Sayang, kamu kenapa? Matamu bengkak tuh. Habis nangis?" tanya Devina yang mengkhawatirkan anaknya.
"Enggak ma. Gak enak badan aja kok." ucap Leena yang dia tau bukan merupakan alasan.
"Ya sudah, kamu sudah
bisa duduk kan. Tu buburnya mama taruh di nakas ya. Kamu makan sendiri
mama mau ke rumah sakit lagi malam nanti." ucap Devina lalu mencium
kening putrinya sambil mengucap doa agar anaknya segera sembuh.
Leena hanya terdiam sampai ibunya itu keluar dan tidak sampai sedetik kemudian pria sialan itu muncul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments