Kesialan Leena bertambah
ketika dia masuk ke kelasnya. Jayden disana duduk di barisan paling
depan dan di tengah tepat dimana Leena duduk biasanya.
Jayden masih terlelap
sebenarnya namun ketika Leena memasuki ruangan kelas Jayden membuka
matanya seperti orang yang sebenarnya hanya berpura-pura tidur.
Memang benar Jayden tidak tidur dan faktanya lagi dia menunggu Leena si gadis kecil kutu buku itu.
Kenapa Jayden bisa tau
Leena akan ke kelas? Dia sudah berpindah tempat dari perpustakaan ketika
Leena baru saja akan menuju kelas dan kecepatan Jayden tak terlihat
oleh Leena pastinya.
&&&
Leena terkejut Jayden
duduk di tempatnya dan memilih cuek saja siapa tau pria itu juga akan
melupakannya. Leena menaruh barang-barangnya tepat di barisan paling
belakang ujung. Sungguh! Ini tempat yang paling Leena benci tapi.. apa
boleh buat? Demi mengabaikan bahkan melupakan pria yang berbahaya itu
Leena memilih ketidaksukaannya.
"Hai." sapa Jayden berbalik ke belakang ketika Leena sedang menaruh barang-barangnya.
Tidak ada jawaban. Hanya itu yang diterima Jayden.
Menyadari situasi cukup berbahaya, Leena memilih pergi ke perpustakaan dan sekarang dia sudah berada di perpustakaan.
"Hai, tadi kau tidak mendengarkanku ya?" ucapan itu dilontarkan di belakang Leena dan membuat Leena sontak kaget.
Leena berubah menjadi kesal. "Apa maumu hah?" ketus Leena sekasar-kasar mungkin.
"Aku ingin kau menyapaku balik." jawab Jayden enteng.
Leena kesal namun siapa tau setelah Leena menjawab Jayden akan diam maka Leena pun melakukan sesuai keinginan Jayden.
"Hai Jayden." ucap Leena datar lalu kembali menghadap kebukunya.
"Kalau kau yang
memanggilnya aku mau Jay. Panggil aku Jay." bisik Jayden yang sekarang
sudah duduk di samping Leena. Kursi perpustakaan terbuat dari kayu dan
memanjang ke samping sehingga Jayden langsung duduk dekat Leena.
"Tinggalkan aku Jayden!" seru Leena dengan suara kecil namun terdengar jelas Leena sedang kesal.
"Tidak kecuali kau panggil aku Jay." ucap Jayden lalu tersenyum miring. Mirip otaknya sudah miring. Begitu pikir Leena.
"Kau janji?" tanya Leena sontak menoleh ke arah Jayden.
"Janji." balas Jayden disertai dengan seringaian.
"Baiklah, hai Jay." balas Leena singkat dengan nada sedikit semangat. Jayden akan tinggalkan Leena kan? Bagus sekali!
Kemudian Jayden tersenyum kepada Leena dan meninggalkannya begitu saja.
Aneh tapi itu kabar baik bukan?? Leena jadi lebih semangat dan sekarang dia akan lanjut membaca bukunya.
Tak sampai semenit
kebahagiaan Leena musnah sudah. Jayden datang padanya dengan wajah
senang seperti bayi mendapatkan bonbonnya.
"Apa lagi?" ucap Leena dengan wajah kecewa dan kesal. Jayden berbohong.
"Hemm.. tidak." jawab Jayden lalu duduk di samping Leena dan merangkul Leena tanpa izin.
"Pergilah pembohong! Kau bilang akan meninggalkan aku." ucap Leena dengan kesal dan menepiskan tangan Jayden.
"Aku tidak bilang akan meninggalkanmu selamanya, cuma 30 detik maksudku tadi." jawab Jayden santai sambil tersenyum.
Senyuman Jayden seperti penuh arti, entah apalah arti itu. Namun akan terkuak sebentar lagi.
&&&
Kelas sudah selesai dan sudah terhitung 1 hari sejak Leena digigit oleh Jayden.
Leena merasa lehernya
panas bukan main. Bukan hanya panas, sekujur tubuhnya tiba-tiba panas.
Seperti.. seperti ada sesuatu yang ingin dia lakukan namun dia masih
belum tau apa itu. Apa ya?? Kenapa serasa dia butuh sentuhan? Tapi
ketika Leena menyentuh lehernya sentuhan itu tidak mempan. Arghh...
bagaimana ini? Orang tua Leena akan menjemputnya sebentar lagi.
Pikir Leena pikir!!!!!
Tiba-tiba terlintas di pikiran Leena bahwa leher itu tepat dimana tempat
Jayden mengigitnya dan pasti Jayden tau dia kenapa.
"Jayden!" seru Leena ketika Jayden dan sekelompok gadis di kelasnya berencana membawa Jayden makan.
Jayden menoleh, tersenyum padanya. Anehnya senyuman itu membuat panas di tubuh Leena berkurang.
"Ada apa sayang?" ucap
Jayden lalu berjalan mendekati Leena. Jayden mengatakan bahwa dia tidak
bisa ikut dengan para gadis itu dan dia pun langsung mendekati Leena
lalu merangkul pinggang Leena.
"Kau pasti tau kenapa
aku merasa kepanasan di bagian leherku." ucap Leena tidak sabaran tapi
entah kenapa dia merasa panasnya berkurang lagi ketika Jayden merangkul
pinggangnya.
"Tidak." jawab Jayden dengan senyuman di wajahnya. Senyuman aneh. Begitu pikir Leena.
"Kau bohong." ucap Leena
lalu melepaskan tangan Jayden namun entah kenapa dia tiba-tiba tidak
bisa berdiri dengan baik mengingat panas itu tiba-tiba makin panas di
tubuhnya seakan membakarnya.
"Hey.. you okay?" tanya
Jayden khawatir namun hatinya tentu tau ada apa dengan Leena. "Aku panas
sekali." ucap Leena lalu hampir terduduk di lantai dan sayangnya Jayden
sudah langsung merangkul pinggulnya.
"Kau sakit." ucap Jayden
lalu memegang dahi Leena. "Hmm.." hanya itu jawaban Leena karna setelah
itu Leena terlelap dalam rangkulan Jayden karna kenyamanan yang dia
rasakan.
Rasanya benar-benar
nyaman, Leena tidak mau lepas dari saat-saat seperti ini. Panasnya reda
bahkan sekarang dia merasa seperti masuk surga karna terlalu nyaman.
&&&
"Morning sweetie."
bisikan itu membuat Leena terbangun. Betapa terkejutnya dia ketika
melihat Jayden berada di pelukannya dan sedang berada di tempat
tidurnya.
"Apa yang kau lakukan di kamarku?" bisik Leena karena takut orang tuanya tau.
"Kau yang memintanya tadi malam." jawab Jayden dengan tampang tak bersalah.
"Apa telingamu tuli?
Mana mungkin aku memintanya." ucap Leena kesal dan segera melepaskan
pelukannya namun tentu tenaganya tidak ada apa-apanya dibandingkan
dengan tenaga Jayden.
"Lepaskan atau aku teriak?" ancam Leena yang hanya mendapat reaksi senyuman manis dari Jayden.
Bagus! Jayden tidak percaya Leena akan berteriak kan? Akan kubuktikan! Begitu pikir Leena.
"Mama!! Papa! Tolong! Ada laki-laki mau melecehkanku!" seru Leena yang lalu tak lama kemudian orang tuanya datang ke kamarnya.
"Leena! Kamu ini kurang
ajar ya! Semalam kamu mohon-mohon sama mama dan papa hari ini kamu
teriak lagi. Kamu mau apa lagi?" ucap Ricky, Papa Leena yang tampak
kesal.
Leena pun terdiam sejenak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Waryuni Abdullah
ceritanya bagus,cuma terlalu banyak kata kata yg sama makna berulang, dibuat simpel,aja jadi Ndak membosankan,
2022-10-22
0