BAB 5 SEBUAH PAKTA.

Embun yang baru beres mandi di kejutkan dengan kedatangan afkar yang sedang berada didalam kamar.

‘’ Mas ‘’

Handuk kecil yang masih berada di kepala embut tiba-tiba jatuh kebawah, untung hanya handuk kecil yang terjatuh jika handuk yang lain yang terjatuh bisa gawat.

Afkar menatap embun tanpa berkedip. Afkar langsung tersadar ‘’ Apa kamu sudah beres mandi? ‘’

‘’ Sudah mas ‘’

‘’ Kalo begitu minggir lah, karena saya mau mandi ‘’ Kata afkar yang langsung masuk kedalam kamar mandi.

Embun menelan air ludahnya, pikiran embun sudah pergi kemana-mana mendengar afkar mau mandi.

‘’ Astagfirullah embun, ada apa di otakmu ini ‘’ Gumam embun menggelengkan kepalanya pelan.

Tidak ingin terus berfikiran yang tidak-tidak embun langsung memakai pakaian santai dan mengeringkan rambut panjang nan hitam itu dengan menggunakan pengering rambut.

Embun memang memiliki rambut yang indah namun keindahan itu telah embun sembunyikan di balik kerudungnya.

Ceklek..

Afkar keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk jubah.

‘’ Mas, pakaiannya sudah aku siapkan ‘’ Kata Embun dengan lembut.

‘’ Hm… ‘’ Jawabnya dingin.

Sikap dingin afkar tidak membuat embut ikut bersikap dingin, embun malah mencoba untuk sabar menghadapi suaminya ini.

Karena sudah waktunya jam makan malam, embun mengajak afkar untuk makan malam namun di tolak.

‘’ Kamu makanlah, saya ada janji di luar ‘’ Ucap afkar yang langsung pergi meninggalkan rumah.

Embun membuang nafasnya pelan ‘’ Sabar embun, pernikahan kamu baru berjalan beberapa hari jadi wajar saja jika mas afkar masih bersikap dingin kepadamu ‘’ Gumam embun dalam hati.

Embun langsung duduk di kursi meja makan dan menikmati makan malam seorang diri.

DI RUMAH UTAMA.

‘’ Afkar bagaimana, apa kamu sudah menemukan pengganti kekasihmu itu? ‘’ Tanya Mamah jihan.

‘’ Hm… ‘’ Jawab afkar dingin.

‘’ Jika kamu belum ada, maka mamah sudah pilihkan calon untukmu. Dia baik, dan dia juga gadis yang cantik ‘’ Ucap Mamah jihan.

‘’ Benarkah? ‘’

‘’ Tentu, bahkan dia adalah wanita yang pintar ‘’ Serum amah jihan.

Papah amir menggelengkan kepalanya melihat sikap mamah jihan yang sudah menyiapkan seorang wanita untuk putranya.

‘’ Jangan memaksa afkar, mah. Jika kita salah mengenalkan wanita makan afkar akan membenci kita ‘’ Ucap Papah amir.

‘’ Is.. papah tenang saja, dia sangat baik. Nanti mamah akan bawa dia ke kafe dekat kantor. Kamu harus datang afkar ‘’ Ucap Mamah ‘’ Ini semua gara-gara wanita itu, andai saja dia tidak pergi mungkin mamah juga tidak akan mencari gadis lain ‘’ Lanjut mamah.

‘’ Aku sudah beres ‘’ Ucap afkar yang langsung meninggalkan meja makan dan masuk kedalam kamarnya.

Mamah jihan dan papah amar langsung saling pandang ‘’ Lihatlah mah, afkar itu sudah lelah sebiasa mungkin mamah tidak membahas wanita itu di saat sedang makan ‘’ Tegur papah amar.

‘’ Maaf pah, mamah tidak bermaksud begitu ‘’ Ucap Mamah jihan

Di dalam kamar, afkar membaringkan tubuhnya. Afkar menatap langit-langit kamar dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

KEESOKAN HARINYA.

Hari-hari embun berjalan begitu saja, embun juga sudah berkenalan baik dengan gita. Anak wanita yang selalu menolak sayur. Namun kini sudah tidak pernah menolak lagi karena embun selalu memberikan sayur dengan bentuk yang lucu-lucu.

‘’ Alhamdulillah.. kerjaan kita beres hari ini ‘’ Ucap embun.

‘’ Iyah mbak. ‘’

‘’ Kalo begitu mbak duluan ya ‘’ Pamit embun

‘’ Hati-hati di jalan mbak ‘’

‘’ Siap ‘’

Embun berjalan kearah gerbang keluar sekolah namun langkah embun terhenti ketika melihat gita yang masih duduk di taman.

‘’ Loh, ko gita masih di sini? ‘’ Tanya embun.

‘’ Papah telat jemput kak ‘’ Jawab Gita dengan lesu.

Embun melihat ke sekeliling, anak-anak seumuran gita sudah pulang semua. Hanya gita yang masih menunggu orang tuanya datang.

‘’ Apa gita tau dimana rumah gita? ‘’ Tanya embun

‘’ Aku tau kantor papah ‘’ jawab gita.

‘’ Benarkah, kalo begitu bagaimana jika kaka kantar gita pulang? Kasian jika gita masih di sini apa lagi sudah mau hujan ‘’ Tawar embun.

‘’ Mau kak ‘’ Seru gita yang langsung memberi tau dimana papahnya bekerja.

Dengan menggunakan taksi akhirnya embun dan gita sudah sampai di sebuah perusahaan yang cukup tinggi.

‘’ Apa papah bekerja di sini? ‘’ Tanya embun

Gita mengangguk.

‘’ Siapa namanya? Biar kakak tanyakan kepada resepsionis ‘’ Tanya Embun.

Gita melihat ke sekeliling ‘’ Itu papah ‘’ Tunjuk gita sambil berlari kearah sang papah.

‘’ Gita, kenapa kamu disini? ‘’ Tanya nya.

‘’ Kak embun yang antarkan gita pah. kakak embun baik deh pah. kak embun suka buatin Gita sayur yang lucu-lucu terus kak embun juga suka temani Gita jika Gita belum beres makan ‘’ ucap gita yang sudah berada di gendongan sang papah.

Papah Gita langsung melihat kearah embun yang masih berdiri.

Embun melihat gita yang di gendong oleh papahnya pun hanya bisa tersenyum, namun senyuman itu langsung pudar ketika melihat ada suaminya juga disana.

‘’ Ma.. ‘’ Ucapan embun langsung terhenti ketika mendapatkan kode agar diam dari bilal.

‘’ Terimakasih nona, karena sudah mau mengantarkan putri saya. Maaf saya sudah merepotkan ‘’ Kata Guntur ( Papah gita, sekaligus sahabat afkar )

‘’ Tidak apa-apa, tadi saya hanya kasian kepada gita yang belum di jemput padahal langit sudah mendung. Kalo begitu saya permisi tuan ‘’ Ucap Embun

‘’ Sekali lagi terimakasih nona ‘’

Embun langsung buru-buru untuk pulang, embun sedikit merasa kecewa ketika afkar menyuruhnya untuk diam.

Di rumah embun langsung membersih diri, dan pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam.

‘’ Bi, apa boleh aku bertanya? ‘’ Akhirnya embun pun tidak tahan untuk bertanya kepada bibi.

‘’ Mau bertanya apa non? ‘’

‘’ Sebenarnya sosok mas afkar itu seperti apa dan apa sebelumnya mas afkar memang sudah sedingin itu? ‘’ Tanya Embun.

Bibi membuang nafasnya pelan ‘’ Tuan memang sudah dingin namun tuan semakin dingin ketika calon istrinya pergi begitu saja padahal hari pernikahan mereka tinggal beberapa hari lagi ‘’ Ucap Bibi

‘’ Apa kejadiannya sudah lama? ‘’

Bibi menggelengkan kepalanya ‘’ Belum, tanggal sepuluh mendatang adalah hari pernikahan tuan dengan nona Karin. Tapi tiba-tiba saja nona Karin membatalkan pernikahan lalu pergi entah kemana ‘’

Deg…

Embun cukup terkejut mendengar penjelasan dari bibi, embun tidak menyangka jika dirinya sudah mengambil calon suami orang lain.

‘’ Bi.. apa posisi aku saat ini salah? ‘’ Tanya embun dengan tangan yang bergetar.

‘’ Tidak non. Non tidak salah, non datang disaat nona Karin telah pergi ‘’

Kedua mata embun terasa menghangat ‘’ Bi, aku pamit dulu ya. Sepertinya aku lupa jika aku belum menanyakan tentang gizi kepada temanku ‘’ Elak embun yang langsung pergi kedalam kamarnya.

Bibi yang melihat embun pergi ke kamar merasa kasian,  embun pasti merasakan hal yang sangat bersalah karena telah mengambil calon suami orang lain.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***