Hipertenlove~ Bab 16

"Udah ngga usah lama-lama disininya, teh Iceu udah nungguin neng Sasi di sanggar." Dikte amih, dimana hari ini rupanya teh Iceu sudah menunggu Sasi untuk melakukan latihan bersama.

Sudah dua hari ini, amih bolak-balik rumah Asmi demi menemani sang putri dan cucu.

Belum lagi ibun Ganis yang senantiasa ada, maklum lah cucu pertama dari putra pertama, betapa antusiasnya granny satu itu.

Sedangkan amih, meski bukan cucu pertama namun enin yang ini pun tak kalah terpautnya dengan sang cucu. Alibinya sih, cucu dari anak perempuan mah beda. Meski sebenarnya Sasi tak menemukan perbedaannya.

Bagi Sasi... baik Kelana, Dara maupun Falit Aryasatya Purun Ganendra tak ada bedanya, sama-sama punya dua mata, satu hidung dengan dua lubang, dua tangan dan dua kaki. Hanya bedanya, Falit lebih mancung dari Kelana dan Dara, gen dari kang Alvaro sepertinya yang punya hidung kaya perosotan.

"Sebentar atuh, baru juga datang udah diusir pergi lagi. Lagian kenapa ngga milih waktu pas teh Iceu free aja atuh, masa seorang amih Sekar ngga ada tempat istimewa di hati teh Iceu..." Omelnya menggerutu.

Alvaro tertawa tanpa suara melihat perlawanan adik iparnya itu, karena memang Sasi selalu berani melawan ketimbang istrinya yang begitu penurut pada amih Sekar.

"Kang Alva ngga usah ketawa, ya...kenapa akang ngga kerja?!" tembak Sasi memergoki Alva mengehkeh tanpa suara saat sedang mengambil air minum untuk Asmi. Sementara Sasi sendiri, nyemil bugis (penganan dari tepung ketan dengan isian unti kelapa dan dikukus)

"Dih, bocil jadi marah sama orang lain yang ngga ikut-ikutan..." Asmi menggeleng saat suaminya terbawa-bawa.

"Mau. Nanti sore ngecek Vulcan. Sambil cek pembukuan PAPAHARE di Dago." Jawab Alva menuangkan air panas, lalu ia campur bersama air dingin.

Dari arah datangnya Ganis, sorot mata ibun Alva itu telah menyipit menggeleng pada Sasi, meski ditutupi dengan senyuman usil, Sasi tau jika Ganis bermaksud memintanya untuk berhenti mendebat amih, karena tak akan ada ujungnya.

"Ck." Hal itu membuat Sasi berdecak, "sebentar lagi ya mih, Sasi masih cape...mau liat Alit sebentar..." ia lantas beranjak dari tempatnya dan menghampiri bayi kalem nan anteng yang tertidur di atas kasur birunya di tengah rumah. Sate cabai merah, bawang putih dan bawang merah berdiri cantik di atas kepalanya bersama buku yassin yang terbuka dan cermin kecil.

Sasi lantas duduk di depannya dan memperhatikan makhluk mungil itu, Asmi yang justru memperhatikan Sasi, "ganteng ya?"

Bibirnya melengkung mendapatkan pertanyaan dari Asmi, "lebih ganteng bapaknya."

Tak!

Asmi mendaratkan tepukan kecil di bahu Sasi dan Alvaro tertawa lagi, "ya udah pasti atuh, Si. Bibit gantengnya dari siapa, coba?" jumawa Alva yang justru senang dipuji adik iparnya itu.

"Jangan ada niatan jadi maut," ucap Asmi.

"Astagfirullah..." kompak Sasi dan Alva yang langsung tergelak, namun sedetik kemudian keduanya menghentikan tawa takut jika Alit terkejut dan menangis, meskipun bayi itu justru anteng saja.

"Sorry, aku mah udah punya crush..." ujarnya segera mengatupkan mulutnya, takut kalau amih mendengar, untung saja amihnya sedikit budeg. Ditambah ia dan Ganis rupanya tengah sibuk merancang persiapan syukuran dan aqiqah Falit.

"Cieeee! Aku kasih tau amih, ahhhh!" usil Asmi tersenyum geli.

"Kasih tau aja. Sasi ngga secemen teteh." Jawabnya.

Alvaro tersenyum miring, "crush, tabrakan maksudnya? Atau semacam kecelakaan?"

"Ih amit-amit akang!" seru Sasi sewot ditertawai Asmi.

"Neng. Falit mau 'nen kayanya..." tunjuk Varo melihat putranya. Sebagai ayah siaga ia begitu peka saat mulut putranya itu mulai mangap cuap-cuap persis ikan.

"Coba angkat kang, ini susah bagian bawah Asmi masih sakit." ujarnya meringis.

Sasi masih memperhatikan bibir kecil yang sebentar lagi sudah pasti meledakan tangisnya itu mana kala sepasang orangtua baru ini masih berusaha membawanya ke dalam gendongan beralaskan bantal menyu-sui.

Lihatlah alisnya yang mulai keriting sepaket wajah merah tak sabarannya, kaya siapa ya?

Semakin ramai, rumah Asmi memang tak pernah kehilangan kehangatan dan keramaian semenjak pulang lahiran kemarin, mulai dari a Bajra dan teh Nawang lalu a Candra dan teh Katresna yang membawa serta Dara.

"Bi Sasi....tolong pegangin dulu ini!" bocah yang sudah masuk sd itu *setannya* aplikasi tok-tok. Bahkan ia memiliki channelnya sendiri dengan isian followers yang cukup bikin Sasi iri.

"Emhh, meni riweuh ini artis tok-tok ih!" Sasi tak urung memegang peralatan live-nya.

"Kamu teh mau pindah tempat live apa gimana, neng? Kecil-kecil udah dijual si papah sama si mamah..." tawanya.

"Sembarangan! Bukan dijual, cari uang jajan sendiri...." ralat Katresna tak terima jika ia dituduh meng-eksploitasi anak.

Lain Dara yang memang keracunan dengan hal berbau online, lain Kelana yang justru lebih giat mengikuti berbagai les olahraga di sekolah maupun di luar sekolah.

Ia tumbuh seperti a Bajra yang banyak dikagumi teman perempuannya, makanya kulitnya jadi hitam manis, mana punya lesung pipi, pula!

"Neng, itu amih udah ngomel-ngomel disuruh ke sanggar...kenapa latihannya ngga di rumah aja?" Katresna ikut bergabung dengan Sasi di teras samping, sembari sesekali memperhatikan putrinya yang sedang meng-unboxing berbagai macam mainan di depan layar ponsel sepaket peralatan penunjang livenya. Entahlah! Putrinya itu kecil-kecil sudah doyan bicara sama orang asing via online. Ia hanya mengarahkan saja.

Sasi mengangguk kembali keruh, "ngga tau. Katanya teh Iceu lagi sibuk di sanggar, anak-anak asuhnya mau kompetisi apa gituh .."

Katresna melihat kegelisahan dan sedikit rasa frustasi di wajah Sasi, hanya saja lebih dominan rasa kecewa dan malas.

"Kenapa, ada yang mau diceritain? Sok atuh cerita..." ucapnya menyeruput teh tubruk hangat.

Dipandangnya sang kakak ipar kedua itu oleh Sasi, "teteh kan tau amih minta Sasi buat ikut ngisi acara seren taun di paseban nanti, katanya jangan mau kalah sama Kemala. Teteh ngerasa ngga amih tuh lagi bersaing lagi? Teteh ngerasa ngga amih lagi coba jual Sasi, sekarang?" tanya Sasi meski obrolan mereka lebih terkesan berbisik namun Katresna dapat mendengarnya dengan jelas.

"Waktu tempo hari Sasi nelfon Kemala, nyatanya Kemala bilang....di acara itu tuh sebenernya jadi ajang buat berkenalan sama turunan menak lain. Soalnya ngga sedikit turunan menak yang ngisi acara juga, di akhir acara juga udah dijadwalin buat makan siang bareng di paseban atas jamuan bupati. Dan amih ngga ngomong itu sama Sasi..." Jujurnya menghela nafas lelah dan panjang.

Dilatari ocehan Dara disana, semilir angin yang berhembus semakin membuat Sasi larut dalam masalahnya, "pas banget acara seren taun itu, Sasi mestinya ikut liga pencak silat antar sekolah, teh....kompetisi yang emang udah Sasi tunggu-tunggu dari setaun lalu." Kembali Sasi menghela nafasnya.

Saking seriusnya obrolan mereka. Sampai-sampai kehadiran orang lain di rumah itu tak disadari Sasi maupun Katresna.

Hm, Katresna mele nguh, "jangan suudzon dulu neng. Mungkin aja amih ngga ngomong karena emang ngga niat buat kenalin Sasi ke siapa-siapa. Pake ngomong niat jual kamu....masa anak sendiri mau dijual..." ujarnya mencoba menenangkan adik ipar bungsunya.

"Semoga teh." Angguk Sasi.

"Untuk masalah silat, kenapa ngga coba ngomong sama amih?" tanya nya yang justru memancing Sasi untuk mengangkat kedua alisnya, "yakin nanya?"

Katresna tertawa terkekeh.

"Wah neng Dara lagi live!" seru seseorang menyembulkan kepalanya dari pintu dan mengejutkan ketiganya termasuk sang host acara.

"Ck!"

"Kaget teteh, Gas!" tepuk Katresna pelan di lengan Bagas, "udah ah neng...teteh masuk dulu mau liat den Alit."

Sepeninggal Katresna, Sasi justru ikut beranjak dari sana. Namun pegangan tangan Bagas menahannya, "mau kemana? Orang masuk ikut-ikutan masuk..."

"Amih udah ngomel-ngomel, Sasi harus ke sanggar buat latihan sama teh Iceu..."

"A Bagas anter?" tanya nya.

Sasi sempat menggeleng, "ngga usah, aa baru dateng..."

"Ck. Kaya ke siapa aja! Mau pake motor aa atau mobil kamu?"

"Bentar ijin dulu sama Yang Maha Kuasa..." jawab Sasi.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Tri Tunggal

Tri Tunggal

ngeri tau si klo ijin dulu sama yg maha kuasa 😁 pemilik jiwa raga si sebelum pemilik hati dateng, udah dateng sih tp belom mau ngomong ajah 😂....
si aa mah ngintilin si sasi aja g mau jauh jauh, itu cewek udah diputus belum??!
makasih min

2025-01-31

3

Miko Celsy exs mika saja

Miko Celsy exs mika saja

teh shin.....trimakasih up nya ditungguin bolak balik 3hr 3 mlm akhirnya yg ditunggu up jg,,,gak sabar kisahnya bagas sm sasi klo sdh sm2 tau sling suka bklan seru ini,teh shin jgn ngilang lg ya🥰🥰🥰

2025-01-31

1

Vike Kusumaningrum 💜

Vike Kusumaningrum 💜

walau baru Dateng, demi Sasi mah rela ikhlas, da Sasi jg mau² aja. bener² asmara sudah tumbuh iyeu mah. malah sekarang sedang memupuk. haturnuhun update terbarunya teh Sin, sehat selalu 🤲🤲😇

2025-01-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!