Bab 2 Lari

“Kemana ibu Ratu, kakak” tanya Anis.

Ketika mau menjawab terdengar suara gemuruh dari depan gerbang Istana. Seorang prajurit datang dan melapor bahwa gerbang awal Kerajaan sudah diserang. Panglima Tom langsung berlari kea rah gerbang utama.

Ifan langsung menoleh ke arah Argo.

“ Argo, kau sudah besar. Lindungi kakak iparmu dan Anis. Ingat kata kakak kalau Lelaki harus menjaga dan melindungi perempuan”

“Lalu kakak?”

“Kakak akan mencari kalian setelah ini selesai”

“ Berjanjilah Ifan” sahut Mega. Ifan memeluk Mega, Anis dan Argo. Dia tahu kalau mereka juga harus menjaga Istana in yang sudah diberikan oleh Dewi Kebaikan.

Ifan melapas pelukannya dan mengannguk. : Aku janji setelah membantu Ibu Ratu aku akan mencari kalian. Dayang SIna pergilah Bersama Argo” Dayang Sina mengangguk pertanda setuju.

Ifan berlari menuju arah gerbang Utama sambil membawa Pedang Bidadari yang muncul Ketika menyentuh tongkat kecil tersebut dan langsung menghilang Bersama Panglima Tom mengamankan Istana Kerajaan Bidadari.

********

Mega tersenyum. Sebenarnya dia sedih karena harus berpisah dengan Ifan tapi dia tak mau kedua adiknya tahu. Lalu dia membawa Anis dan Argo ke arah yang sikatakan oleh Ratu Naga. Tak lama Mega menemukan Pohon Besar yang taka da daunnya dan langsung terjun ke sungai kecil yang ada di sana. Mereka menemulusuri sungai tersebut dan setelah lama berjalan mereka menemukan pintu itu dan langsung masuk ke pintu itu. Pintu itu ada hanya ada satu Lorong tetapi Ketika mereka masuk, tiba tiba terdengar suara angin yang bergemuruh.

“Pegangan, Argo” Teriak Mega karena angin kencang sekali dan mereka didera pusing yang amat sangat. Anis yang berpegangan dengan Mega terdampar keluar berdua. Argo dan Dayang Sina juga terdampar ke tempat yang sama.

****

Anis dan Mega jatuh menimpa sebuah kendaraan yang sedang akan parker di sebuah tempat. Kendaraan yang dikendarai seorang suami istri yang akan beristirahat di tempat tersebut.

Suami istri itu keluar mengecek Anis dan Mega yang pingsan. Mereka tidak terluka luar tapi mereka membawa Mega dan Anis ke Puskesmas terdekat. Karena khawatir dengan keadaan mereka yang pingsan. Hingga Mega sadar tapi berpura pura untuk tetap belum sadar. Dia ingin tahu orang yang membawanya apakah orang baik atau jahat.

Ketika Anis sadar.. “Aku dimana” Tanya Anis kebingungan.

“Kau dan kakakmu di Puskesmas. Tadi kalian jatuh di dekat mobil kami. Siapa namamu?” Tanya Bu Ratih dengan lembut. Dia memegang tangan Anis agar Anis tidak ketakutan melihatnya.

Anis terlihat bingung. Dia memandang Mega yang ada di sebelahnya.

“Aku gat ahu siapa namaku” jawab Anis mulai menangis.

Bu Ratih yang menunggui mereka berdua jadi bingung sehingga dia keluar dan memanggil dokter Puskesmas itu dan langsung mengecek kondisi Anis dan dijawab

“Sepertinya benturan tadi membuat anak ini hilang ingatan, Bu”

Mega diam dan bersedih dalam diamnya. Diam karena Anis yang masih sekecil itu hilang ingatan karena harus menyelamatkan diri mereka. Dan dia pun memtutuskan untuk berpura pura hilang ingatan untuk melindungi diri mereka. Mereka juga harus menyembunyikan identitas mereka sampai kondisi benar benar aman.

Dokter juga mengecek Kondisi Mega yang juga mengatakan bahwa Mega hilang ingatan. Setelah Mega bangun dari kepura pura anyya.

Bu Ratih dan Pak Romi mengikuti dokter ke ruangan dokter“ Apa yang terjadi kepada mereka sampai hilang ingatan?”

“ Sepertinya mereka punya trauma mendalam atau dikejar sesuatu yang membuat mereka menolak sadar ingatan”

“Kasihan sekali mereka berdua” gumam Pak Romi.

“ APa keputusan Ibu dan bapak?”

Pak Romi dan Bu Ratih berdiskusi dengan dokter dan memutuskan bahwa mereka akan membawa kedua anak itu tinggal bersamanya. Siapa tahu mereka akan ingat sesuatu jika tinggal di dekat sebuah keluarga. Kebetulan mereka juga punya keponakan laki laki dari kakak Pak Romi yang sudah yatim piatu umurnya 8 tahun. Mereka berharap Kedua anak perempuan itu bisa saling menjaga dengan keponakannya.

Mega yang berada Bersama Anis langsung memeluk Anis dengan sayang. Terlihat Anis sedikit takut tapi Mega berkata bahwa dia adalah kakak Anis sehingga Anis merasa aman. Dia meraih tas kecilnya yang terletak tak jauh dari brankar. Dia mau ambil barang yang di sana tapi tiba tiba Bu Ratih dan Pak Romi masuk ke ruang rawat mereka dan mengajak mereka untuk pulang.

***

Bu Ratih dan Pak Romi membawa Anis dan Mega ke rumahnya di pusat Kota Satria. Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah rumah berlantai 3 yang mempunyai sebuah taman kecil dengan mainan ayunan di samping rumah.

Bu Ratih membawa Anis dan Mega duduk di ruang Keluarga sedangkan Pak Romi menuju Lantai 2.

“Nak, kita akan tinggal di sini. Semoga kalian betah ya. Kami juga akan mempersiapkan kalian menjadi keluarga kami”

“Maksudnya bagaimana bu?” tanya Mega sopan. Bu Ratih tersenyum lantas dia menjelaskan kalau mereka akan mengangkat Mega dan Anis menjadi anak angkat mereka.

Sebelum Mega menjawab kalau dia mau, Pak Romi masuk ke ruang itu Bersama seorang anak laki laki.

“ Ternyata benar. Om Romi membawa seorang teman untukku…Hei siapa namamu?” tanya anak laki laki itu dengan spontan. Anis diam dan melihat kea rah Mega.

“Arman, mereka hilang ingatan. Tapi Tante sudah tahu nama yang pas untuk mereka berdua. Mentari untuk temanmu dan kakaknya Lena” Jawab Bu Ratih

“Nama yang bagus. Ayo Tari kita main di taman” ajak Arman dan membawa Tari main ke taman. Bu Ratih dan Pak Romi hanya tersenyum.

“Dia Arman, anak kakak kami yang sudah meninggal kecelakaan karena terkejut melihat ada pertarungan di sebuah tempat sebelum meninggal 3 tahun lalu. Kami belum punya keturunan tapi kami Bahagia senang kami punya Arman.”

“ Semoga ibu punya keturunan bu” kata Mega tulus yang diamini Bu Ratih dan Pak Romi yang lantas menatap Lena. “ Apa kau ingat usiamu? Kurasa kau berusia 20 tahun, benar kan?” tebak Bu Ratih.

“ Sepertinya 19 tahun bu. Dia memudakan umurnya 1 tahun lebih muda dari usia aslinya. Iya Mega dan Ifan menikah muda 3 tahun lalu karena dijodohkan orang tua mereka selain itu untuk menjaga kedua adik mereka dengan tidak canggung.

“Kuharap kau betah tinggal disini, Lena. Ayo ibu tunjukkan kamar milikmu dan Tari” kata Bu Ratih yang sudah menelpon ART nya untuk menyiapkan kamar di dekat kamar Arman di lantai 2. Pak Romi dan Bu Ratih tingg

al di kamar di lantai 3 sedangkan lantai 1 untuk semua ART dan pekerja lainnya.

Lena mengikuti Bu Ratih….

Bersambung

Terpopuler

Comments

kirom hasran

kirom hasran

Wah, ceritanya keren banget. Lanjutin dong thor 🤩

2025-02-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!