Bab 5 Ternyata Tidak Setulus Itu.

Nasya yang masih berada di kursi roda yang sekarang didorong oleh Andre yang membawa sang adik berjalan-jalan di luar rumah sakit.

"Nasya apa yang kakak lakukan semua untuk kamu. Kakak sangat berharap kamu mempertimbangkan semua ini. Laki-laki itu harus bertanggung jawab penuh kepada kamu dengan cara menikah dengan kamu," ucap Andre sembari mendorong kursi roda adiknya yang membahas masalah pernikahan.

Walau Nasya sempat mendengar pembahasan itu, tetapi pada akhirnya kedua orang tuanya dan Andre membicarakan secara langsung dengannya dan sampai detik ini Nasya belum memberikan tanggapan apapun.

"Bukan Kakak, Bunda dan Ayah tidak ingin merawat kamu dan menyerahkan kamu kepada orang lain. Tetapi kembali lagi. Dia tidak bisa seenaknya lepas dari tanggung jawab dan bisa hidup bahagia bersama orang lain dan sementara kamu harus menderita. Ini adalah perbuatannya," tegas Andre.

"Bagaimana mungkin aku harus menikah dengan laki-laki yang telah membuatku seperti ini dan bukankah itu sama saja jika aku telah mengkhianati Radit. Radit yang pergi karena kecelakaan ini dan aku akan menikah dengan orang lain. Aku sama saja telah berkhiyanat," batin Nasya penuh keraguan melaksanakan perintah dari sang Kakak.

"Nasya kamu tunggu sebentar di sini ya. Kakak mau mengambil minum dulu," ucap Andre. Nasya hanya menganggukkan kepala.

Nasya menghela nafas dengan memejamkan matanya sebentar.

"Ini sangat konyol, Mah! Mama juga kenapa setuju begitu saja," Nasya membuka mata ketika mendengar suara yang tidak asing di telinganya.

Nasya menoleh ke arah sebelah kiri dan melihat yang ternyata Santi sedang berdebat dengan Nathan.

"Mama mengatakan setuju hanya ingin meyakinkan mereka saja jika keluarga kita benar-benar ingin bertanggung jawab kepada anak mereka yang sudah lumpuh. Nathan kamu coba pikirkan. Anaknya juga tidak akan mungkin mau menikah dengan kamu. Kamu lihat saja dia masih saja berduka dengan kepergian calon suaminya yang tiba-tiba disuruh menikah dengan kamu,"

"Hati wanita berbeda dengan hati laki-laki. Dia sangat mencintai calon suaminya dan sangat tidak mungkin menikah dengan laki-laki lain dalam suasana berduka!" tegas Santi.

"Apa maksud Mama?" tanya Nathan bingung.

"Mama menyetujui permintaan Kakaknya hanya karena meyakinkan keluarga mereka dan karena mama juga tahu kalau anak mereka juga tidak akan mau menikah dengan kamu. Jadi kamu seharusnya menurut saja. Kamu terus menunjukkan rasa bersalah dan bahkan rela menikahi gadis lumpuh sepertinya. Agar mereka yakin!"

"Lalu jika anak mereka tidak setuju. Apa yang bisa mereka lakukan dan semua itu bukan kesalahan kita lagi. Nathan dalam keadaan seperti ini kamu harus bersikap terus mengalah, menurut agar permasalahan ini tidak dibawa ke kantor polisi. Mama tidak ingin kamu harus dipenjara karena semua ini!" tegas Santi yang memberikan penjelasan panjang lebar.

Nasya tersenyum getir yang mendengar sangat jelas bagaimana pembicaraan ibu dan anak itu yang ternyata ada sesuatu dibalik mereka selama ini memasang wajah merasa bersalah.

"Mama juga tidak ingin memiliki menantu yang lumpuh seperti itu dan walau apa yang terjadi padanya adalah perbuatan kamu. Kamu juga juga memiliki pasangan Fiony dan Mama juga menginginkan kalian untuk menikah. Kamu berhak menikah dengan wanita tanpa kekurangan fisik!" tegas Santi.

Nathan yang terdiam yang tidak berpendapat apapun.

Nasya yang tiba-tiba geleng-geleng kepala mungkin dia tidak percaya jika seorang wanita yang terus saja memohon agar putranya tidak dilibatkan kepada polisi ternyata semua itu hanyalah sandiwara untuk mendapatkan belas kasihan saja.

Tidak ada kesungguhan hati yang ingin bertanggung jawab kepada Nasya. Bahkan syarat pernikahan yang telah diajukan Andre disetujui Santi begitu saja yang ternyata dia bisa menduga jika Nasya akan menolak semua itu.

Benar apa kata Santi, hati seorang wanita jauh lebih lembut dan sangat tidak mungkin menyetujui pernikahan itu. Jadi Santi hanya berpura-pura bertanggung jawab dan menuruti semua keinginan keluarga Nasya demi menyelamatkan Nathan dari jerat hukum.

**

Kediaman Nasya.

Nasya yang sudah pulang dari rumah sakit. Sekarang Nasya yang berada di atas kursi roda yang di ruang tamu bersama kedua orang tuanya. Nathan dan kedua orang tuanya hadir kembali di kediaman Nasya.

"Kami datang ke rumah ini ingin mengatakan sekali lagi bahwa kami menyetujui keinginan kalian untuk menikahkan anak kami dengan Putri kalian," ucap Santi dengan ekspresi wajah lesu.

Raden dan Malika saling melihat dengan ekspresi yang tidak terbaca. Mereka berdua sama sekali belum mendapatkan persetujuan dari Nasya.

"Kami benar-benar ingin bertanggung jawab kepada putri kalian. Jika memang dengan menikahi putri kalian bisa mengubah keputusan kalian untuk tidak memperpanjang masalah ini. Maka anak saya siap melakukannya," sahut Santi.

"Benar bukan Nathan?" tanya Santi dengan menatap putranya itu dengan tatapan yang harus mengatakan iya sesuai dengan apa yang mereka bahas sebelumnya.

Mata Nasya melihat ke arah Natan. Nasya mengingat pertemuan pertama kali dia dengan pria itu adalah di gedung yang mana dia juga datang bersama pasangannya dan waktu itu fokus Nasya tiba-tiba saja mengarah pada pasangan itu.

Nasya memang baru mengingat kejadian itu ketika beberapa kali berusaha untuk mengingat.

"Kami sangat menghargai keputusan kalian yang pasti sangat tidak mudah. Tetapi kembali lagi yang menjalankan semua ini adalah anak saya dan sebelum itu saya ingin bertanya dulu kepada putra kalian. Apa dia benar-benar sungguh-sungguh dengan penuh ketulusan untuk bertanggung jawab dengan menikahi Nasya dan mengabdikan hidupnya kepada Nasya dengan segala kekurangan Nasya?" tanya Malika.

"Nathan setuju dan semua ini sudah dia bahas, dia akan melakukan apapun untuk bertanggung jawab," Santi yang mewakili Nathan untuk menjawab semua itu. Dia seolah tidak ingin Nathan melakukan kesalahan.

"Saya hanya bertanya kepada yang bersangkutan," sahut Malika yang memang ingin mendengarkan jawaban dari laki-laki yang sejak tadi hanya diam saja dan dari wajahnya juga terlihat banyak sekali keraguan.

"Nathan jawablah!" tegas Santi.

"Baiklah! jika memang cara bertanggung jawab untuk semua ini adalah dengan menikahi putri kalian. Maka saya siap untuk menikahi Nasya," jawab Nathan dengan matanya melihat karena Nasya.

Malika dan Raden yang kembali saling melihat.

"Nasya. Mama mengerti bagaimana perasaan kamu saat ini. Ini sangat tidak mudah untuk kamu jalani. Kita semua di sini sangat peduli dengan kesehatan kamu dan bukan berarti tindakan yang diambil ini karena Bunda dan Ayah atau kak Andre tidak bisa merawat kamu. Justru kami bisa ingin merawat kamu dengan tangan kami sendiri. Bunda sama Ayah tidak memaksakan kamu dan ini adalah bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan keluarga mereka. Tetapi kembali lagi semua keputusan ada pada kamu," ucap Malika.

"Benar Nasya. Jadi apa kamu akan menerima pinangan dari Nathan?" tanya Raden.

Nasya melihat ke arah Santi, wajah Santi tampak harap-harap cemas. Tetapi dia menutupi dengan tersenyum yang memperlihatkan wajahnya memang seperti seseorang yang begitu sangat ingin sekali bertanggung jawab.

Tetapi Nasya sudah mendengarkan semua pengakuan dari Santi jika semua itu hanyalah sebagai prioritas saja yang sebenarnya dari lubuk hatinya tidak menginginkan persyaratan yang diberikan Andre.

Nasya memberikan kode seperti ingin menulis sesuatu. Andre yang langsung memberikan ponsel kepada sang adik dan Nasya mengetik beberapa kalimat di sana yang membuat jantung Santi berdebar dengan kencang.

Bersambung ....

Episodes
1 Bab 1 Pesan
2 Bab 2 Kecelakaan.
3 Bab 3 Kenyataan Yang Pahit
4 Bab 4 Tanggung Jawab Menikahi.
5 Bab 5 Ternyata Tidak Setulus Itu.
6 Bab 6 Pernikahan.
7 Bab 7 Sah.
8 Bab 8 Nasya Berulah Lagi
9 Bab 9 Benar-Benar Terjerat.
10 Bab 10 Ulah Nasya.
11 Bab 11 Membawa Ke Luar Negri
12 Bab 12 Tidak Bisa Protes.
13 Bab 13 Sindiran.
14 Bab 14 Perhatian Manis.
15 Bab 15 Hari-hari Di Swiss
16 Episode 16 Kedekatan Yang Terjalin
17 Bab 17 Semakin Dekat.
18 Bab 18 Marah
19 Bab 19 Benar-benar Di Tinggal.
20 Bab 20 Diam dan Patuh.
21 Bab 21 Perasaan Yang Mulai Aneh.
22 Bab 22 1 Ranjang.
23 Bab 23 Perasaan Aneh.
24 Bab 24 Penculikan.
25 Bab 25 Keajaiban Kembali.
26 Bab 26 Ciuman
27 Bab 27 Kenyataan Yang Di Perlihatkan.
28 Bab 28 Menghabiskan Malam Bersama.
29 Bab 29 Di Saat Baik-Baik Saja?
30 Bab 30 Seperti Di Teror.
31 Bab 31 Berusaha Untuk Jadi Istri
32 Bab 32 Tidak Di Terima Dengan Baik
33 Bab 33 Selalu Mendapatkan Sindiran.
34 Bab 34 Berusaha Menerima.
35 Bab 35 Kembalinya Dia.
36 Bab 36 Kenyataan Yang Harus Di Hadapi.
37 Bab 37 Berusaha Menjelaskan.
38 Bab 38 Harus Berterus Terang.
39 Bab 39 Keputusan.
40 Bab 40 Bertahan Itu Sakit.
41 Bab 41 Semakin Terluka.
42 Bab 42 Rasa Lelah.
43 Bab 43 Tidak Ingin Melepaskan.
44 Episode 44 Pasrah.
45 Bab 45 Apa Harus Terus Mengalah.
46 Bab 46 Kabar Bahagia.
47 Bab 47 Gebrakan Nasya.
48 Bab 48 Waktu Bersama
49 Bab 49 Malam Bersama
50 Episode 50 Ulah Masya.
51 Bab 51. Ini Yang Terus Di Hadapi.
52 Bab 52 Nathan Tegas
53 Episode 53 Nasehat.
54 Episode 54 Dari Pada Semakin Sakit.
55 Episode 55 Keputusan Bulat.
56 Bab 56 Rahasia Yang Terbongkar.
57 Bab 57 Di Depan Mata
58 Bab 58 Keputusan Yang Tepat.
59 Episode 59 Apa Masih Berguna.
60 Episode 60 Meminta Kesempatan.
61 Bab 61 Berjuang.
62 Episode 63 Tidak Sadar.
63 Bab 63 Mengambil Jalan.
64 Bab 64 Rumah Tangga Yang Dingin.
65 Bab 65 Tiba-Tiba
66 Bab 67 Perasaan Mulai Pudar
67 Episode 67 Pertengkaran.
68 Episode 68 Hambar
69 Episode 69 Elegan.
70 Episode 70 Lebih Baik Seperti Itu.
71 Episode 71 Kembali Memulai
72 Episode 72 Kebersamaan.
73 Episode 73 Melihat Jelas
74 Episode 74 Bimbang.
75 Episode 75 Pilihan.
76 Episode 76 Keputusan.
77 Episode 77 Keputusan.
78 Episode 78 Ada Yang Aneh.
79 Episode 79 Aneh m
80 Episode 80 Mengejutkan.s
81 Episode 81 Palsu
82 Episode 82 Terbongkar.
83 Episode 83 Dalam Bahaya.
84 Episode 84 Tammat
85 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1 Pesan
2
Bab 2 Kecelakaan.
3
Bab 3 Kenyataan Yang Pahit
4
Bab 4 Tanggung Jawab Menikahi.
5
Bab 5 Ternyata Tidak Setulus Itu.
6
Bab 6 Pernikahan.
7
Bab 7 Sah.
8
Bab 8 Nasya Berulah Lagi
9
Bab 9 Benar-Benar Terjerat.
10
Bab 10 Ulah Nasya.
11
Bab 11 Membawa Ke Luar Negri
12
Bab 12 Tidak Bisa Protes.
13
Bab 13 Sindiran.
14
Bab 14 Perhatian Manis.
15
Bab 15 Hari-hari Di Swiss
16
Episode 16 Kedekatan Yang Terjalin
17
Bab 17 Semakin Dekat.
18
Bab 18 Marah
19
Bab 19 Benar-benar Di Tinggal.
20
Bab 20 Diam dan Patuh.
21
Bab 21 Perasaan Yang Mulai Aneh.
22
Bab 22 1 Ranjang.
23
Bab 23 Perasaan Aneh.
24
Bab 24 Penculikan.
25
Bab 25 Keajaiban Kembali.
26
Bab 26 Ciuman
27
Bab 27 Kenyataan Yang Di Perlihatkan.
28
Bab 28 Menghabiskan Malam Bersama.
29
Bab 29 Di Saat Baik-Baik Saja?
30
Bab 30 Seperti Di Teror.
31
Bab 31 Berusaha Untuk Jadi Istri
32
Bab 32 Tidak Di Terima Dengan Baik
33
Bab 33 Selalu Mendapatkan Sindiran.
34
Bab 34 Berusaha Menerima.
35
Bab 35 Kembalinya Dia.
36
Bab 36 Kenyataan Yang Harus Di Hadapi.
37
Bab 37 Berusaha Menjelaskan.
38
Bab 38 Harus Berterus Terang.
39
Bab 39 Keputusan.
40
Bab 40 Bertahan Itu Sakit.
41
Bab 41 Semakin Terluka.
42
Bab 42 Rasa Lelah.
43
Bab 43 Tidak Ingin Melepaskan.
44
Episode 44 Pasrah.
45
Bab 45 Apa Harus Terus Mengalah.
46
Bab 46 Kabar Bahagia.
47
Bab 47 Gebrakan Nasya.
48
Bab 48 Waktu Bersama
49
Bab 49 Malam Bersama
50
Episode 50 Ulah Masya.
51
Bab 51. Ini Yang Terus Di Hadapi.
52
Bab 52 Nathan Tegas
53
Episode 53 Nasehat.
54
Episode 54 Dari Pada Semakin Sakit.
55
Episode 55 Keputusan Bulat.
56
Bab 56 Rahasia Yang Terbongkar.
57
Bab 57 Di Depan Mata
58
Bab 58 Keputusan Yang Tepat.
59
Episode 59 Apa Masih Berguna.
60
Episode 60 Meminta Kesempatan.
61
Bab 61 Berjuang.
62
Episode 63 Tidak Sadar.
63
Bab 63 Mengambil Jalan.
64
Bab 64 Rumah Tangga Yang Dingin.
65
Bab 65 Tiba-Tiba
66
Bab 67 Perasaan Mulai Pudar
67
Episode 67 Pertengkaran.
68
Episode 68 Hambar
69
Episode 69 Elegan.
70
Episode 70 Lebih Baik Seperti Itu.
71
Episode 71 Kembali Memulai
72
Episode 72 Kebersamaan.
73
Episode 73 Melihat Jelas
74
Episode 74 Bimbang.
75
Episode 75 Pilihan.
76
Episode 76 Keputusan.
77
Episode 77 Keputusan.
78
Episode 78 Ada Yang Aneh.
79
Episode 79 Aneh m
80
Episode 80 Mengejutkan.s
81
Episode 81 Palsu
82
Episode 82 Terbongkar.
83
Episode 83 Dalam Bahaya.
84
Episode 84 Tammat
85
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!