Bab 4 Tanggung Jawab Menikahi.

"Benar siapapun boleh berziarah ke makam calon suami putri kami," tambah Raden.

"Calon suami," sahut Dokter Ibrahim dengan ekspresi wajah sedikit kaget.

"Jadi teman putri kalian yang kecelakaan itu adalah calon suaminya?" tanya Raden yang memastikan kembali.

"Benar sekali! Minggu depan seharusnya putri kami menikah dengan almarhum Radit. Tetapi siapa sangka jika..."

"Kalau saja anak Dokter tidak ada di sana yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi adik saya tidak akan seperti ini," sahut Andre yang memotong kalimat Malika.

Nasya kaget mendengarnya yang sekarang dia sudah mengerti apa urusan orang-orang tersebut datang ke pemakaman itu yang ternyata berurusan dengan kecelakaan itu.

Mata Nasya mencoba untuk menyelidiki pria yang sejak tadi hanya diam yang masih memakai kacamata yang wajahnya berusaha untuk dia kenali.

"Jadi secara tidak langsung anak kalian bukan hanya merebut suara, kaki dan bahkan pria yang seharusnya sudah menikahinya," lanjut Andre dengan wajah yang masih marah dan tatapannya tertuju pada Nathan.

"Kami meminta maaf atas apa yang terjadi," sahut Santi istri Dokter Ibrahim dengan menunduk yang menunjukkan bela sungkawa dengan penuh rasa bersalah.

Nasya benar-benar tidak percaya orang-orang yang ada di hadapannya itu ternyata orang yang membuat dirinya seperti itu. Terlihat amarah di wajahnya menatap dengan kebencian yang ingin rasanya berteriak, menjerit histeris. Tetapi apa yang bisa dilakukan. Karena pita suaranya yang tidak berfungsi.

"Meminta Maaf tidak akan mengembalikan semuanya. Orang yang sudah mati tidak akan bisa hidup lagi, keluarganya yang kehilangan dan begitu juga dengan keadaan adik saya. Mungkin adik saya bisa sembuh, tetapi mentalnya dan rasa traumanya pada kecelakaan itu tidak akan bisa hilang," tegas Andre.

"Apalagi dengan kondisi sekarang. Kalian bisa melihat pakai mata kalian. Bisa melihat keadaan adik saya yang seperti apa," sahut Andre.

Nafas Nasya yang tiba-tiba saja tidak terkendalikan yang naik turun, keringat dingin tiba-tiba muncul di dahinya yang tampak mulai gelisah.

"Kami pasti akan bertanggung jawab untuk semua ini," sahut Dokter Ibrahim yang memang selama di rumah sakit dia sendiri yang menangani Nasya. Bukan hanya sebagai Dokter profesional, tetapi sebagai seorang ayah yang bertanggung jawab atas apa yang dilakukan anaknya.

"Bertanggung jawab bukan hanya untuk pengobatan adik saya saja. Tetapi bagaimana nasib adik saya ke depannya dan putra Anda seharusnya tidak berada di sini yang seharusnya dia berada di dalam penjara yang mempertanggungjawabkan perbuatannya!" tegas Andre.

"Tolong jangan bawa masalah ini pada hukum. Putra kami tidak sepenuhnya bersalah, dia juga mengalami luka. Jadi mohon!" ucap Santi yang terlihat begitu khawatir.

"Jadi Anda ingin mengatakan bahwa kecelakaan ini terjadi karena kesalahan almarhum Radit," sahut Andre.

"Bukan seperti itu," sahut Santi yang terus panik.

"Jika anak Anda menyetir dengan baik. Adik saya tidak akan kehilangan suaranya, tidak akan kehilangan kakinya dan juga tidak akan kehilangan masa depannya dan calon suaminya!" tegas Andre.

Semua yang di dengarkan Nasya membuat Nasya tiba-tiba memijat kepala yang terasa berat. Nasya yang mengingat semua kejadian itu dengan nafas yang tidak terkendali.

"Nasya!" Malika menyadari hal itu yang langsung berjongkok untuk melihat keadaan putrinya.

Malika yang panik yang tiba-tiba saja melihat Nasya kejang-kejang mendadak.

"Nasya!"

"Nasya!"

"Biar saya lihat!" Dokter Ibrahim yang langsung bertindak untuk memeriksa kondisi Nasya.

"Kita sebaiknya bawa ke rumah sakit!" ucap Dokter Ibrahim menyarankan.

"Baiklah!" sahut Raden.

Mike yang langsung menggendong adiknya ala bridal style yang buru-buru berlari menuju mobil yang disusul oleh kedua orang tuanya.

Nathan barulah membuka kacamatanya yang melihat kepergian orang-orang tersebut yang begitu sangat kepanikan dengan kondisi Nasya yang drop.

*****

Rumah sakit.

"Masa depan putri saya sudah tidak terlihat lagi. Kecelakaan telah merenggut kebahagiaannya di usianya masih sangat muda," ucap Raden yang gusar dan sangat khawatir dengan kondisi Nasya.

"Kami benar-benar menyesali semua kejadian ini dan tidak ada juga yang ingin semua ini terjadi," sahut Santi.

"Apa Anda masih mencari pembelaan atas semua ini?" tanya Malika.

"Bukan begitu maksud saya," sahut Santi.

Perdebatan yang terjadi di depan pintu ruang perawatan Nasya yang mana Nasya berada di atas tempat tidur dengan infus di punggung tangannya. Telinganya bergerak-gerak yang mungkin saja samar-samar mendengarkan perdebatan dua keluarga itu yang mana orang tuanya ingin mencari keadilan untuk Nasya.

"Kami akan bertanggung jawab kepada putri kalian sampai dia benar-benar sembuh. Kami tidak akan lepas tangan!" ucap Santi yang tidak hentinya meyakinkan keluarga Nasya.

Seorang Ibu pasti sangat takut jika putranya harus berurusan dengan Polisi karena kejadian yang tidak diinginkan.

"Jika hanya pertanggungjawaban masalah pengobatan, keluarga kami juga bisa melakukan hal itu," sahut Andre.

"Lalu apa yang harus saya lakukan. Jika masalah ini benar-benar akan dibawa ke rana hukum. Saya akan mempertanggungjawabkan kesalahan saya," ucap Nathan yang barulah bersuara yang sejak tadi hanya diam.

"Nathan apa yang kamu katakan!" tegur Santi yang kurang setuju dengan putranya.

"Mah! Aku memang memiliki tanggung jawab yang besar dan apapun yang mereka minta dan ingin aku lakukan. Maka aku akan melakukannya," ucap Nathan secara gentelment.

"Nikahi adikku," sahut Andre yang tiba-tiba saja membuat pernyataan yang mengejutkan semua orang.

Bukan hanya Nathan saja dan juga keluarganya yang kaget bahkan kedua orang tua Andre juga kaget.

"Adikku seharusnya menikah minggu depan. Pernikahan akan tetap laksanakan dengan calon pengantin yang berbeda karena calon pengantin sebelumnya sudah dibunuh olehmu," tegas Andre.

"Ini sangat berlebihan," protes Santi.

"Kenapa? masa depan adikku sudah tidak terlihat lagi. Siapa laki-laki yang akan menikahi dia dalam keadaan dirinya yang lumpuh dan bahkan berbicara juga tidak bisa," sahut Andre.

"Ini hanya lumpuh sementara dan juga akan sembuh. Kami akan bertanggung jawab. Tetapi bukan berarti harus menikah dengan Nasya!" tegas Santi.

"Bertanggung jawab bagaimana. Pertanggungjawaban dilakukan oleh pelaku dan hanya dengan menikahi Nasya maka pertanggungjawaban bisa dilakukan. Dia yang harus merawat sendiri adikku sampai sembuh. Jika waktu adikku habis karena kondisinya yang seperti ini maka waktu dia juga harus habis untuk merawat adikku!" tegas Andre.

"Maaf! Saya tidak bisa melakukan semua itu. Saya tidak saling mengenal dengan adik Anda dan lagi pula saya memiliki pasangan dan itu hal yang sangat konyol," sahut Nathan yang ternyata juga tidak setuju

"Setelah kau membunuh calon pengantin pria adikku, setelah kamu membuat adikku seperti ini yang mengambil masa-masa kehidupannya dan sekarang kau masih memikirkan pasangan. Apa kau pikir bisa lari dari tanggung jawab yang bahagia dengan pasanganmu dan sementara adikku akan menderita dan tidak akan tahu sampai kapan dia akan seperti ini," sahut Andre semakin emosi.

Nathan terdiam yang tidak punya kuasa untuk berbicara lagi. Sepertinya apapun yang dia katakan Andre yang benar dan sementara kedua orang tua Andre tidak berkomentar apa-apa. Karena sebelumnya mereka tidak ada pembahasan apapun.

Mata Nasya yang akhirnya terbuka dengan perlahan kepalanya menoleh ke arah pintu ruangannya, mungkin saja Nasya juga mendengarkan pembicaraan itu. Tatapan matanya yang begitu sayu dan seketika saling bertatapan dengan Nathan yang juga tidak sengaja melihatnya.

Bersambung.......

Terpopuler

Comments

enungdedy

enungdedy

dari alur cerita nya seharusnya sih ini bukan kesalahan nathan ya...tp emg murni kecelakaan kan
yg pertama krn radit menghindari truk dri depan kan trs menghindari mobil nathan....
beda cerita klo si nathan ini lagi balap liar dan menabrak mobil radit

2025-02-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pesan
2 Bab 2 Kecelakaan.
3 Bab 3 Kenyataan Yang Pahit
4 Bab 4 Tanggung Jawab Menikahi.
5 Bab 5 Ternyata Tidak Setulus Itu.
6 Bab 6 Pernikahan.
7 Bab 7 Sah.
8 Bab 8 Nasya Berulah Lagi
9 Bab 9 Benar-Benar Terjerat.
10 Bab 10 Ulah Nasya.
11 Bab 11 Membawa Ke Luar Negri
12 Bab 12 Tidak Bisa Protes.
13 Bab 13 Sindiran.
14 Bab 14 Perhatian Manis.
15 Bab 15 Hari-hari Di Swiss
16 Episode 16 Kedekatan Yang Terjalin
17 Bab 17 Semakin Dekat.
18 Bab 18 Marah
19 Bab 19 Benar-benar Di Tinggal.
20 Bab 20 Diam dan Patuh.
21 Bab 21 Perasaan Yang Mulai Aneh.
22 Bab 22 1 Ranjang.
23 Bab 23 Perasaan Aneh.
24 Bab 24 Penculikan.
25 Bab 25 Keajaiban Kembali.
26 Bab 26 Ciuman
27 Bab 27 Kenyataan Yang Di Perlihatkan.
28 Bab 28 Menghabiskan Malam Bersama.
29 Bab 29 Di Saat Baik-Baik Saja?
30 Bab 30 Seperti Di Teror.
31 Bab 31 Berusaha Untuk Jadi Istri
32 Bab 32 Tidak Di Terima Dengan Baik
33 Bab 33 Selalu Mendapatkan Sindiran.
34 Bab 34 Berusaha Menerima.
35 Bab 35 Kembalinya Dia.
36 Bab 36 Kenyataan Yang Harus Di Hadapi.
37 Bab 37 Berusaha Menjelaskan.
38 Bab 38 Harus Berterus Terang.
39 Bab 39 Keputusan.
40 Bab 40 Bertahan Itu Sakit.
41 Bab 41 Semakin Terluka.
42 Bab 42 Rasa Lelah.
43 Bab 43 Tidak Ingin Melepaskan.
44 Episode 44 Pasrah.
45 Bab 45 Apa Harus Terus Mengalah.
46 Bab 46 Kabar Bahagia.
47 Bab 47 Gebrakan Nasya.
48 Bab 48 Waktu Bersama
49 Bab 49 Malam Bersama
50 Episode 50 Ulah Masya.
51 Bab 51. Ini Yang Terus Di Hadapi.
52 Bab 52 Nathan Tegas
53 Episode 53 Nasehat.
54 Episode 54 Dari Pada Semakin Sakit.
55 Episode 55 Keputusan Bulat.
56 Bab 56 Rahasia Yang Terbongkar.
57 Bab 57 Di Depan Mata
58 Bab 58 Keputusan Yang Tepat.
59 Episode 59 Apa Masih Berguna.
60 Episode 60 Meminta Kesempatan.
61 Bab 61 Berjuang.
62 Episode 63 Tidak Sadar.
63 Bab 63 Mengambil Jalan.
64 Bab 64 Rumah Tangga Yang Dingin.
65 Bab 65 Tiba-Tiba
66 Bab 67 Perasaan Mulai Pudar
67 Episode 67 Pertengkaran.
68 Episode 68 Hambar
69 Episode 69 Elegan.
70 Episode 70 Lebih Baik Seperti Itu.
71 Episode 71 Kembali Memulai
72 Episode 72 Kebersamaan.
73 Episode 73 Melihat Jelas
74 Episode 74 Bimbang.
75 Episode 75 Pilihan.
76 Episode 76 Keputusan.
77 Episode 77 Keputusan.
78 Episode 78 Ada Yang Aneh.
79 Episode 79 Aneh m
80 Episode 80 Mengejutkan.s
81 Episode 81 Palsu
82 Episode 82 Terbongkar.
83 Episode 83 Dalam Bahaya.
84 Episode 84 Tammat
85 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1 Pesan
2
Bab 2 Kecelakaan.
3
Bab 3 Kenyataan Yang Pahit
4
Bab 4 Tanggung Jawab Menikahi.
5
Bab 5 Ternyata Tidak Setulus Itu.
6
Bab 6 Pernikahan.
7
Bab 7 Sah.
8
Bab 8 Nasya Berulah Lagi
9
Bab 9 Benar-Benar Terjerat.
10
Bab 10 Ulah Nasya.
11
Bab 11 Membawa Ke Luar Negri
12
Bab 12 Tidak Bisa Protes.
13
Bab 13 Sindiran.
14
Bab 14 Perhatian Manis.
15
Bab 15 Hari-hari Di Swiss
16
Episode 16 Kedekatan Yang Terjalin
17
Bab 17 Semakin Dekat.
18
Bab 18 Marah
19
Bab 19 Benar-benar Di Tinggal.
20
Bab 20 Diam dan Patuh.
21
Bab 21 Perasaan Yang Mulai Aneh.
22
Bab 22 1 Ranjang.
23
Bab 23 Perasaan Aneh.
24
Bab 24 Penculikan.
25
Bab 25 Keajaiban Kembali.
26
Bab 26 Ciuman
27
Bab 27 Kenyataan Yang Di Perlihatkan.
28
Bab 28 Menghabiskan Malam Bersama.
29
Bab 29 Di Saat Baik-Baik Saja?
30
Bab 30 Seperti Di Teror.
31
Bab 31 Berusaha Untuk Jadi Istri
32
Bab 32 Tidak Di Terima Dengan Baik
33
Bab 33 Selalu Mendapatkan Sindiran.
34
Bab 34 Berusaha Menerima.
35
Bab 35 Kembalinya Dia.
36
Bab 36 Kenyataan Yang Harus Di Hadapi.
37
Bab 37 Berusaha Menjelaskan.
38
Bab 38 Harus Berterus Terang.
39
Bab 39 Keputusan.
40
Bab 40 Bertahan Itu Sakit.
41
Bab 41 Semakin Terluka.
42
Bab 42 Rasa Lelah.
43
Bab 43 Tidak Ingin Melepaskan.
44
Episode 44 Pasrah.
45
Bab 45 Apa Harus Terus Mengalah.
46
Bab 46 Kabar Bahagia.
47
Bab 47 Gebrakan Nasya.
48
Bab 48 Waktu Bersama
49
Bab 49 Malam Bersama
50
Episode 50 Ulah Masya.
51
Bab 51. Ini Yang Terus Di Hadapi.
52
Bab 52 Nathan Tegas
53
Episode 53 Nasehat.
54
Episode 54 Dari Pada Semakin Sakit.
55
Episode 55 Keputusan Bulat.
56
Bab 56 Rahasia Yang Terbongkar.
57
Bab 57 Di Depan Mata
58
Bab 58 Keputusan Yang Tepat.
59
Episode 59 Apa Masih Berguna.
60
Episode 60 Meminta Kesempatan.
61
Bab 61 Berjuang.
62
Episode 63 Tidak Sadar.
63
Bab 63 Mengambil Jalan.
64
Bab 64 Rumah Tangga Yang Dingin.
65
Bab 65 Tiba-Tiba
66
Bab 67 Perasaan Mulai Pudar
67
Episode 67 Pertengkaran.
68
Episode 68 Hambar
69
Episode 69 Elegan.
70
Episode 70 Lebih Baik Seperti Itu.
71
Episode 71 Kembali Memulai
72
Episode 72 Kebersamaan.
73
Episode 73 Melihat Jelas
74
Episode 74 Bimbang.
75
Episode 75 Pilihan.
76
Episode 76 Keputusan.
77
Episode 77 Keputusan.
78
Episode 78 Ada Yang Aneh.
79
Episode 79 Aneh m
80
Episode 80 Mengejutkan.s
81
Episode 81 Palsu
82
Episode 82 Terbongkar.
83
Episode 83 Dalam Bahaya.
84
Episode 84 Tammat
85
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!