Gina dan Angel masih berkeliling di mall
"Gin, apa kamu tidak papa? "
Tanya Angel khawatir
"Aku baik - baik saja. Tidak perlu khawatir! "
Gina menanggapi dengan senyum yang dipaksakan.
"Bagaimana kalau kita makan saja?" Saran Angel berusaha menghibur Gina.
"Baiklah, kita cari restoran disekitar sini "
Gina mengiyakan dan mereka pun berjalan menuju restoran yang tidak jauh dari sana. Disana Yudha dan temannya juga sedang berada didalam restoran itu.
Gina dan Angel berjalan masuk. Ketika berada didalam, pandangannya tertuju kepada Yudha yang sedang duduk di sofa dekat jendela dengan kaki yang di silangkan dan bersandar pada sofa. Yudha tersenyum manis kepadanya dan menganggukkan kepala kemudian melambaikan tangan kepada Gina.
Steve dan Mario bebalik menatap orang yang mampu membuat Yudha melambaikan tangan. Mereka terkejut kerena Yudha melambaikan tangan pada seorang gadis
"Yud, siapa dia? Bagaimana kamu bisa mengenalnya? "
Tanya Mario heran
"Dia Gina, cucu dari temannya kakek! "
Kata Yudha dengan nada bicaranya yang tenang.
"Maksudmu… dia yang akan dijodohkan denganmu? "
Steve menimpali dan Yudha hanya menganggukkan kepala mengiyakan.
"Gin, lihat. Pria disana melambaikan tangannya padamu. Apa kalian saling kenal?"
Tanya Angel yang cukup terkejut melihat Yudha melambaikan tangan pada mereka.
"Dia pria yang dikenalkan kakek kemarin? "
Jawab Gina dengan sikap yang tenang.
"Benarkah? Kamu serius? Kamu tidak sedang bercanda kan? "
Angel terkejut hingga membelalakkan matanya menatap Gina.
"Kamu ini kenapa? Sejak kapan aku suka bercanda mengenai pria? "
Tanya Gina yang heran dengan sikap Angel.
"Kamu tidak tahu siapa dia? Kamu benar - benar tidak tahu siapa mereka bertiga itu? "
Angel memicingkan mata sambil menggelengkan kepalanya berkali-kali.
"Memangnya siapa dia? Aku hanya tahu dia cucu dari temannya kakek dan juga direktur baru di perusahaan tempatku bekerja sekarang! "
Jawab Gina acuh tak acuh.
"Gina, dia itu merupakan pengusaha muda berbakat yang begitu terkenal diluar negri. Dia juga pewaris dari keluarga Kusuma. Dia dikenal dingin dan tidak mudah disentuh! Dia sangat pandai dalam berbisnis "
Angel menjelaskan pada Gina dengan penuh kekaguman.
"Benarkah? Dia seterkenal itu? Tapi bagaimana bisa aku tidak mengenalnya sama sekali? " Kata Gina sedikit heran.
"Itulah kamu. Kamu tidak pernah peduli terhadap pria. Sudahlah, ayo kita temui mereka! "
Ajak Angel sambil menarik tangan Gina dan mereka berjalan mendekati meja Yudha.
"Hai, rupanya kamu juga berada disini "
Kata Gina ketika sudah tiba di meja Yudha
"Ya, kami sudah lama tidak bertemu. Jadi kami memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama "
Kata Yudha menjelaskan sambil bergeser dari duduknya agar Gina duduk di sebelahnya.
"Perkenalkan, ini kedua teman baikku "
Sambungnya kemudian memperkenalkan Steve dan Mario
"Hallo saya Steve "
"Dan saya Mario "
Kata mereka bergantian
"Hai, aku Gina dan ini temanku, Angel "
Gina memperkenalkan dirinya juga Angel
"Kalian mau pesan apa? "
Tanya Yudha kepada Gina sambil melambaikan tangan kepada pelayan
"Aku pesan caramel machiato "
"Aku pesan latte "
Gina dan Angel memesan bergantian
Steve dan Mario terus memperhatikan Gina. Sementara Yudha diam saja menikmati kopi miliknya.
"Kenapa kalian terus saja menatapku? "
Tanya Gina yang merasa heran dengan pandangan Mario dan Steve padanya
"Tidak ada, hanya saja …
Kami heran, bagaimana bisa kamu menaklukkan si gunung es ini hanya dengan sekali pertemuan saja? "
Kata Steve dengan nada bicara yang santai.
Gina menoleh pada Yudha yang saat ini tengah menikmati kopinya seakan tak mendengar apapun.
Angel pun terus menatap heran pada Yudha
"Pria ini benar -benar bersikap dingin. Biarpun temannya sendiri mengatakan hal seperti itu dihadapannya. Dia masih saja bersikap acuh tak acuh, seperti tak terjadi apapun."
Pikir Angel melihat sikap Yudha.
Mereka semua menghabiskan waktu bersama hingga larut malam.
"Apa kalian membawa kendaraan? Aku bisa mengantarkan kalian"
Ujar Yudha dengan wajah datarnya
"Aku bawa mobil sendiri. Terimakasih, kami permisi dulu! "
Kata Gina acuh tak acuh dan mulai beranjak pergi bersama Angel meninggalkan ketiga pemuda tampan itu.
"Gin, bagaimana pendapatmu tentang Yudha?"
Tanya Angel ketika mereka sudah berada didalam mobil.
"Entahlah, aku tidak tahu. Tapi entah kenapa, aku merasa nyaman berada didekatnya. Dan, kakek memintaku untuk segera menikah dengannya. "
Jawab Gina sambil tetap fokus mengemudi dan sesekali menoleh pada Angel.
"Baguslah kalau begitu. Kurasa, sikapnya padamu juga cukup baik "
Gina mengernyitkan dahi mendengar ucapan Angel.
"Cukup baik? Kamu tidak salah? Dia yang bersikap acuh tak acuh itu kamu bilang cukup baik? "
Gina terlihat heran mendengar ucapan Angel.
"Iya Ginaaaa, kamu tidak bisa melihat tatapan matanya kepadamu itu berbeda? Tatapannya cukup lembut meskipun sikapnya acuh tak acuh. Dia selalu mencuri pandang darimu! "
Angel begitu antusias bercerita pada Gina yang sama sekali tidak memerhatikan sikap Yudha.
"Entahlah aku tidak peduli! "
Jawab Gina dengan sikap yang cuek.
...****************...
Sementara itu dikediaman Atmaja, Budi Surya Atmaja dan Riska, ibu tiri Gina tengah duduk diruang keluarga sambil menonton televisi.
"Selamat malam, Mah, Pah! "
Sapa Siska yang baru kembali setelah menghabiskan waktu bersama Riko.
"Selamat malam, Sayang. Kamu dari mana saja? " Tanya Riska kepada putrinya.
"Aku baru pulang dari mall bersama Riko "
Jawab Siska sambil duduk disebelah sang ibu.
"Mah, Pah, apa kalian tahu aku tadi bertemu dengan siapa? "
Siska terlihat antusias bertanya pada kedua orang tuanya.
"Memangnya siapa yang tadi kamu temui? "
Tanya Budi kepada Siska.
"Aku bertemu dengan Gina. Sudah lama sekali kita tidak bertemu dengannya. Aku sangat merindukan dia. Bisakah kita mengundangnya pada acara pertunangan ku? "
Siska berkata dengan antusias membuat Budi dan Riska terkejut.
"Apa katamu? Kamu bertemu Gina? Untuk apa kamu masih bersikap baik kepadanya setelah apa yang dia lakukan padamu? Dia telah berkali-kali mencoba mencelakaimu dan berkali-kali juga dia berusaha memfitnahmu di depan Papa! "
Kata Budi yang emosi mendengar nama anaknya sendiri.
"Kamu tidak usah sebut-sebut nama dia lagi dihadapan Papa! Papa tidak ingin mendengar namanya lagi! "
Kata Budi sambil berdiri dan hendak meninggalkan mereka karena emosi.
"Tapi Pah, dia juga anak Papa, lagipula aku sudah memaafkan dia. Mungkin saja setelah Papa bertemu dengannya, Papa bisa menerimanya lagi? "
Siska memohon membujuk Budi.
"Terserah kalian saja! "
Budi yang sejenak menghentikan langkahnya kini kembali berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
"Siska, sebenarnya apa yang sedang kamu rencanakan? Kenapa kamu ingin mengundang anak sialan itu ke pesta pertunangan kamu? "
Tanya Riska setelah Budi menaiki tangga.
"Mama tenang saja. Aku tidak akan membiarkan hubungan mereka membaik. Justru aku akan membuat hubungan ayah dan anak itu semakin hancur! "
Jawab Siska dengan senyum penuh kelicikan di wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Sandisalbiah
papa.. apa pantas kata itu di sandang oleh org yg gak bisa memahami sifat dan watak dr darah daginya sendiri.. Budi.. manusia keblinger
2023-12-16
1
LS Melati
😏😏
2023-01-29
1
valerietifanka
dasar nenek lampir sama anak lampir
2022-01-29
1