Episode 4 Itu bukan salahmu

Mobil Emir sudah terparkir sempurna di depan rumah Kediaman Abraham. Ikrar langsung membuka pintu mobilnya, kemudian turun dari mobilnya. Ia menatap rumah besarnya yang selama delapan tahun ini baru ia lihat.

Tidak ada yang berubah di sana. Tampak seperti dulu ketika ia meninggalkan rumah besarnya itu. Ia berdiri menatap depan rumahnya sambil menunggu Emir selesai menurunkan barang bawaannya.

“Ayo masuk Tuan Muda!” ajak Emir ketika ia sudah berdiri di samping Ikrar.

Ikrar hanya mengangguk menatap Emir di sampingnya, kemudian berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Saat berada di dalam rumahnya, Ikrar sudah mendengar suara tawa pria yang terdengar pecah. Ia berjalan mencari asal suara tawa itu, sedangkan Emir berjalan menuju lantai 2 untuk menyimpan barang milik Ikrar.

Ikrar berjalan menuju taman belakang rumahnya menghampiri asal muasal suara yang ia dengar. Di sana ia sudah melihat ibunya sedang mengobrol dengan seorang pria yang tak lain adalah Axel, keponakan ibunya.

“Ibu!!” panggil Ikrar sambil berjalan menghampiri ibunya.

Adelia menoleh melihat anaknya. “Ar ... kau sudah kembali,”

“Iya,” balas Ikrar tanpa melihat ibunya. Ia hanya melihat dengan seksama wajah Axel.

Adelia tersadar dengan kedua lelaki tampan yang saling bertatapan, namun seperti tak saling mengenali satu sama lain. Ia kemudian berdiri dari tempat duduknya untuk memperkenalkan mereka kembali.

“Kalian belum kenalan ya?” tanya Adelia menatap mereka berdua saling bergantian.

Axel langsung berdiri dari tempat duduknya.

Adelia kembali bicara. “Ar.... ini Axel anaknya Paman Darel dan Bibi Nerissa. Kamu pasti masih ingat dia kan. Dia baru saja kembali dari Amerika satu minggu yang lalu. Dia katanya mau kuliah di sini.”

Axel memang sengajakembali dari Amerika setelah ia mendengar kalau kakek neneknya akhir – akhir ini sakit – sakitan. Ia sekarang tinggal di rumah Pak Ferdi, menemani kedua orang yang sudah tua itu. Sementara kedua orang tuanya masih berada di luar negri.

Ikrar yang berdiri di sana, mencoba mengingat Axel, sedangkan Axel hanya tersenyum santai menatap Ikrar.

“Oh ... Axel, anak cowok yang genduk itu, yang selalu mengikutiku dan Tania kemana – mana!” seru Ikrar.

“Iya ... sudah lama sekali kita tidak bertemu. Sudah delapan tahun,” balas Axel sambil tersenyum.

“Kau sudah banyak berubah ternyata. Lebih kurus sekarang!” seru Ikrar sambil tersenyum menatap sepupunya.

Axel hanya tersenyum mendengar ucapan Ikrar tanpa membalas ucapannya.

Melihat mereka sudah saling mengenal kembali, Adelia kembali bicara kepada anaknya.

“Oh, ya Ar. Apa kamu ke rumah Tania?” tanya Adelia penasaran.

Adelia memang tidak tahu tentang masalah Tania selama ini, karena ia dan anak – anaknya tinggal di Inggris selama delapan tahun. Mereka sekeluarga kembali ke Inggris ketika Ikrar dan Gressia ingin melanjutkan pendidikannya di luar negri. Ia baru saja kembali ke Indonesia di susul tiga hari kemudian Ikrar kembali setelah semua masalahnya selesai. Hanya Emir yang selama ini menjaga rumah Kediaman Abraham. Keluarga Abraham memang jarang mendengar kabar keluarga Tania, apalagi setelah kematian Tuan Gunawan, Tuan Reqy dan istrinya tidak pernah lagi berkomunikasi dengan keluarga Tania selama beberapa tahun ini. Dan Tuan Reqy memang tipe orang yang cuek dengan orang lain.

Saat ini, Tuan Reqy masih berada di luar negri menyelesaikan bisnisnya di sana sebelum pulang ke Indonesia. Ia ditemani anak perempuannya dan Pak Osmar yang sudah bebas dari penjara tiga tahun yang lalu.

“Iya ... aku langsung datang ke sana setelah dari bandara,” jawab Ikrar

“Bagaimana, apa kamu bertemu dengan Tania. Apa dia baik – baik saja?” tanya Adelia dengan antusias kepada anaknya.

Ikrar hanya diam, tak tahu harus mengatakan apa pada ibunya, mengingat kalau ibunya juga sangat menyayangi Tania. Apalagi Tania sejak kecil tidak memiliki ibu kandung. Hanya Adelia yang dekat dengannya bahkan Ibu Maya sama sekali tak begitu dekat dengan Tania.

Adelia kembali bicara.

“Ibu sebenarnya ingin sekali berkunjung ke sana setelah kembali dua hari yang lalu, tapi ibu mau tunggu kamu kembali dulu. Ternyata kamu pergi tidak mengajak ibu.”

Sementara Axel mengerutkan keningnya melihat bibinya yang tidak tahu menahu tentang keadaan Tania selama ini.

“Bibi!” panggil Axel.

Adelia langsung menoleh. “Ada apa sayang?” tanya Adelia.

“Bibi belum tahu kalau Tania sudah meninggal?” tanya Axel serius menatap bibinya.

Adelia syok mendengar ucapan Axel. “Axel ... apa yang sedang kamu katakan. Kenapa Tania bisa meninggal?” tanya Adelia menatap serius keponakannya.

“Yang di katakan Axel benar bu. Bu Maya yang mengatakannya sendiri tadi. Tapi aku sama sekali belum ziarah ke makamnya!” sahut Ikrar membenarkan ucapan Axel.

“Dua hari yang lalu. Aku ziara ke makamnya Tania setelah tahu tentang kabarnya Bi,” sambung Axel.

Adelia diam dengan ekspresi kagetnya mendengar berita itu. Ia merasa kasihan dengan gadis malang itu. Ia tidak memiliki ibu sejak lahir, kemudian ayahnya meninggal dunia ditambah ia tiba – tiba saja meninggal. Sungguh malang nasib Tania. Pikirnya.

“Apa penyebab Tania meninggal. Apa Nyonya Maya mengatakannya padamu?” tanya Adelia menatap anaknya yang terlihat diam dengan ekspresinya yang kembali sedih.

“Bibi Maya bilang kalau Tania meninggal beberapa bulan setelah ayahnya meninggal. Dia sangat terpukul karena kehilangan paman Gunawan sampai Tania sakit – sakitan dan meninggal. Kalau saja aku tidak pergi, mungkin aku bisa menemaninya. Mungkin dia tidak akan kesepian dan sakit sampai meninggal bu,” jawab Ikrar dengan tatapan sedihnya melihat ibunya.

Adelia langsung memeluk anaknya dengan ekspresi sedihnya. “Itu bukan salahmu sayang. Itu sudah takdir. Kamu harus terima dengan lapang dada ya!” kata Adelia mencoba menenangkan anaknya. Ia tahu kalau Ikrar sangat dekat dengan Tania sejak kecil. Bahkan ia tahu kalau Ikrar sangat menyukai gadis itu.

Sementara di Kediaman Gunawan.

Belinda baru saja pulang belanja bersama dengan teman – temannya. Ia langsung di ajak ngobrol dengan ibunya ketika ia sudah masuk ke dalam kamarnya.

“Ada apa sih ma?” tanya Belinda penasaran.

Saat itu, ia dan ibunya duduk berdampingan di tepi tempat tidurnya.

“Hari ini mama sangat bahagia Bel,” jawab Ibu Maya.

“Bahagia kenapa ma?” tanya Belinda.

“Hari ini kita kedatangan tamu istimewa yang akan mengubah masa depanmu. Tidak akan bergantung lagi pada Restoran yang hanya menghasilkan puluhan juta perbulan.”

“Apa maksud mama?” tanya Belinda yang semakin penasaran. Ia bahkan mengubah posisi duduknya berhadapan dengan ibunya, menatapnya dengan serius.

“Kau akan menjadi istri seorang pengusaha kaya sayang. Pewaris Group Abraham,” jawab Ibu Maya dengan wajahnya yang terlihat senang.

Belinda mengerutkan keningnya, menatap ibunya. “Maksud mama, Ikrar. Ikrar sudah kembali ma?” tanya Belinda dengan ekspresi senangnya.

Ibu Maya mengangguk. “Iya ... .”

Belinda sangat senang mendengar kabar tentang Ikrar. Lelaki yang membuatnya jatuh cinta saat pertama kali bertemu. Lelaki itu sudah kembali dan sebentar lagi akan menjadi tunangannya.

“Dia datang ke rumah tadi?” tanya Belinda.

“Iya ... kamu akan bertunangan dengannya menggantikan anak yatim piatu itu,” Jawab Ibu Maya.

Belinda kembali menarik senyumannya saat ibunya menyebut tentang Tania.

“Tapi ma ... kalau Tania kembali dan mengatakan semuanya, bagaimana?Semenjak mama usir dari rumah, kan, mama bilang pada semua orang kalau dia sudah meninggal bahkan menyiapkan makam palsu untuk mengelabui mereka?”

“Tenang saja. Tania tidak akan berani. Mama akan pergi menemuinya dan mengancamnya kalau sampai dia berani muncul di hadapan kita semua,” jawab Ibu Maya.

Belinda langsung bernafas lega mendengar perkataan ibunya.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Sumarni

Sumarni

ihhhhhh dasar ibu tiri gila harta

2023-03-14

0

Fety Fatimah

Fety Fatimah

tenanglah karma selalu tau jlnx pulang

2021-06-07

0

Ai Wiwi

Ai Wiwi

Kasihan tania,... Masih nyimak

2021-06-06

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Prolog
2 Episode 2 Kepulangan Ikrar
3 Episode 3 Kedatangan Ikrar ke rumah Tania
4 Episode 4 Itu bukan salahmu
5 Episode 5 Ancaman Nyonya Maya
6 Episode 6 Penyamaran Tania
7 Episode 7 Pertunangan Ikrar dan Belinda
8 Episode 8 Menjadi asisten Ikrar
9 Episode 9 Wanita bodoh
10 Episode 10 Apa kau disini untuk bekerja atau mencari pria?
11 Episode 11 Terpaksa memujinya
12 Episode 12 Aku salah apa sih
13 Episode 13 Kekesalan Belinda
14 Episode 14 Sebenarnya ada apa denganku?
15 Episode 15 Mengunjungi makam Tania
16 Episode 16 Kau benar Tania?
17 Episode 17 Kemarahan Ikrar pada Tania
18 Episode 18 Kejutan Tuan Reqy
19 Episode 19 Pesta ulang tahun Nyonya Adelia
20 Episode 20 Kecemburuan Ikrar
21 Episode 21 Penghinaan Belinda
22 Episode 22 Aku sudah lelah
23 Episode 23 Surat pengunduran diri
24 Episode 24 Tania masih hidup
25 Episode 25 Ternyata Tania asistenku adalah An an
26 Episode 26 Pertemuan Ikrar dan Tania
27 Episode 27 Kali ini aku tidak akan membuatmu pergi
28 Episode 28 Apa kau tidak percaya padaku?
29 Episode 29 Baikan
30 Episode 30 Apa kau masih tidak percaya padaku?
31 Episode 31 Cerita masa lalu Tania
32 Episode 32 Kau cemburu ya
33 Episode 33 Datang ke Kediaman Abraham
34 Episode 34 Kedatangan Nyonya Maya
35 Episode 35 Tukar cincin
36 Episode 36 Cerita Pak Burhan
37 Episode 37 Kebenaran surat wasiat Tuan Gunawan
38 Episode 38 Mengusir Belinda
39 Episode 39 Makan malam bersama
40 Episode 40 Lamaran Ikrar
41 Episode 41 Aku bersedia menikah denganmu
42 Episode 42 Rencana konyol Ikrar
43 Episode 43 Kedatangan Galang
44 Episode 44 Mabuk
45 Episode 45 Perasaan Galang
46 Episode 46 Pagi yang canggung
47 Episode 47 Tingkah posesif Ikrar
48 Episode 48 Kecemburuan Tania
49 Episode 49 Mengunjungi Ibu Kristin
50 Episode 50 Kebohongan Ikrar terbongkar
51 Episisode 51 Tidak mau berpisah
52 Episode 52 Berpisah lagi
53 Episode 53 Hari bahagia
54 Episode 54 Foto liburan Tania dan Ikrar
55 Info Novel Baru di NovelToon
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Episode 1 Prolog
2
Episode 2 Kepulangan Ikrar
3
Episode 3 Kedatangan Ikrar ke rumah Tania
4
Episode 4 Itu bukan salahmu
5
Episode 5 Ancaman Nyonya Maya
6
Episode 6 Penyamaran Tania
7
Episode 7 Pertunangan Ikrar dan Belinda
8
Episode 8 Menjadi asisten Ikrar
9
Episode 9 Wanita bodoh
10
Episode 10 Apa kau disini untuk bekerja atau mencari pria?
11
Episode 11 Terpaksa memujinya
12
Episode 12 Aku salah apa sih
13
Episode 13 Kekesalan Belinda
14
Episode 14 Sebenarnya ada apa denganku?
15
Episode 15 Mengunjungi makam Tania
16
Episode 16 Kau benar Tania?
17
Episode 17 Kemarahan Ikrar pada Tania
18
Episode 18 Kejutan Tuan Reqy
19
Episode 19 Pesta ulang tahun Nyonya Adelia
20
Episode 20 Kecemburuan Ikrar
21
Episode 21 Penghinaan Belinda
22
Episode 22 Aku sudah lelah
23
Episode 23 Surat pengunduran diri
24
Episode 24 Tania masih hidup
25
Episode 25 Ternyata Tania asistenku adalah An an
26
Episode 26 Pertemuan Ikrar dan Tania
27
Episode 27 Kali ini aku tidak akan membuatmu pergi
28
Episode 28 Apa kau tidak percaya padaku?
29
Episode 29 Baikan
30
Episode 30 Apa kau masih tidak percaya padaku?
31
Episode 31 Cerita masa lalu Tania
32
Episode 32 Kau cemburu ya
33
Episode 33 Datang ke Kediaman Abraham
34
Episode 34 Kedatangan Nyonya Maya
35
Episode 35 Tukar cincin
36
Episode 36 Cerita Pak Burhan
37
Episode 37 Kebenaran surat wasiat Tuan Gunawan
38
Episode 38 Mengusir Belinda
39
Episode 39 Makan malam bersama
40
Episode 40 Lamaran Ikrar
41
Episode 41 Aku bersedia menikah denganmu
42
Episode 42 Rencana konyol Ikrar
43
Episode 43 Kedatangan Galang
44
Episode 44 Mabuk
45
Episode 45 Perasaan Galang
46
Episode 46 Pagi yang canggung
47
Episode 47 Tingkah posesif Ikrar
48
Episode 48 Kecemburuan Tania
49
Episode 49 Mengunjungi Ibu Kristin
50
Episode 50 Kebohongan Ikrar terbongkar
51
Episisode 51 Tidak mau berpisah
52
Episode 52 Berpisah lagi
53
Episode 53 Hari bahagia
54
Episode 54 Foto liburan Tania dan Ikrar
55
Info Novel Baru di NovelToon

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!