Episode 3 Kedatangan Ikrar ke rumah Tania

“Anda cari siapa tuan?” tanya pembantu rumah Tania.

“Saya cari Tania! Apa Nona Tania ada di rumah?” tanya Ikrar.

“Maaf tuan, disini tidak ada yang namanya Nona Tania,” jawab si pembantu.

Ikrar terlihat kaget mendengar jawaban si pembantunya. Ia kembali bicara, mengenalkan dirinya pada si pembantunya itu. Pikirnya kalau pembantu itu adalah pembantu baru di rumah Tania.

"Aku Ikrar, teman Tania. Katakan saja padanya kalau aku datang. Nona Tania pasti akan tahu!" kata Ikrar.

"Sekali lagi saya minta maaf tuan, tapi Nona Tania yang Anda sebutkan benar - benar tidak ada di rumah ini," jawab Pembantunya.

Ikrar terlihat bingung mendengar ucapan si pembantunya. “Apa pemilik rumah ini sudah pindah?” tanya Ikrar penasaran.

“Maaf tuan ... saya baru lima tahun bekerja di sini jadi saya tidak tahu siapa pemilik sebelumnya?” jawab pembantunya.

Tiba - tiba seorang wanita paruh baya keluar dari dalam rumah dengan penampilan elegannya. “Siapa mbak?” tanya wanita paruh baya itu yang merupakan ibu tiri Tania.

Pembantu rumahnya menoleh ke arah Nyonya Maya. “Seseorang telah salah alamat nyonya!”

Ikrar kemudian berbisik di telinga Emir. "Paman ... ini benar rumah Tania kan?" tanya Ikrar.

"Iya Tuan Muda, yang saya tahu kalau ibu tiri Tania masih berada di sini. Apa mungkin Nona Tania kuliah di luar negri?" bisiknya.

Saat itu, Ikrar dan Emir saling berbisik sambil melihat Nyonya Maya berjalan menghampiri mereka. Nyonya Maya sangat penasaran dengan tamu yang salah alamat itu. Ia langsung kaget saat menyadari kehadiran Emir, matanya sampai melotot melihat Emir yang merupakan pengurus rumah Keluarga Abraham.

“Tuan Emir ... .” Nyonya Maya berjalan menghampiri mereka.

Emir hanya menganggukkan kepalanya satu kali menyapa panggilan Nyonya Maya.

Sementara Ikrar menoleh ke samping, kembali berbisik di telinga Emir. “Siapa dia?” tanya Ikrar.

“Apa Anda sudah lupa Tuan Muda? Dia adalah ibu tiri Nona Tania!” bisiknya di telinga Ikrar.

“Tuan Emir!” panggil Nyonya Maya kembali sesaat setelah melihat Emir dan Ikrar saling berbisik.

Ikrar dan Emir kembali fokus melihat Nyonya Maya.

“Kami datang untuk bertemu dengan Nona Tania, Nyonya!” kata Emir.

“Tania ... .” Nyonya Maya mengerutkan keningnya melihat Emir. Ia terlihat tidak suka mendengar nama Tania di sebutkan. Senyuman tadi pada Emir langsung memudar.

“Iya nyonya. Tuan Muda ingin bertemu dengan Nona Tania. Apa Nona Tania ada di dalam?” tanya Emir dengan serius.

Nyonya Maya tidak menjawab pertanyaan Emir, namun ia menatap jelas wajah Ikrar yang saat itu melihatnya dengan tatapan biasa tanpa melemparkan senyum kepadanya.

Ia kembali melihat Emir. “Maksud Anda? Lelaki yang bersama Anda ini adalah anak Tuan Reqy, tunangan Tania?” tanya Nyonya Maya.

“Iya nyonya.”

Sontak saja membuat Nyonya Maya kaget. Ternyata pewaris keluarga Abraham sudah kembali dari luar negri, orang yang di jodohkan dengan Tania.

Ia pun berjalan mundur ke samping untuk mempersilahkan mereka masuk.

“Silahkan masuk dulu, kita bicara di dalam. Silahkan Tuan Emir, Nak Ikrar!” kata Nyonya Maya sambil tersenyum lebar melihat Ikrar dan Emir. Nyonya Maya terlihat senang dengan kedatangan mereka. Sampai ia memperlakukan Ikrar dengan sangat sopan.

“Terima kasih,” balas Ikrar sambil tersenyum.

Ikrar dan Emir pun berjalan masuk ke dalam rumah Tania, sedangkan Nyonya Maya masih  berdiri di tempatnya tadi sambil menutup kembali pintu rumahnya. Ia kemudian membisikkan pada pembantunya untuk segera membuatkan minuman dan makanan pada mereka berdua.

Saat itu, Ikrar sibuk melihat sekeliling rumah Tania, mencari keberadaan Tania di dalam rumahnya. Namun ia sama sekali tidak mendapati Tania di sana. Ia kemudian menoleh ke arah Nyonya Maya.

“Maaf tante! Apa Tania ada di rumah?” tanya Ikrar.

“Duduklah nak! Tante akan katakan semuanya padamu!” jawab Nyonya Maya sambil mempersilahkan Ikrar duduk di sofa.

Ikrar langsung duduk di sofa, sedangkan Emir hanya berdiri di samping Ikrar. Ikrar pun menoleh ke arah Emir.

“Paman ... kenapa paman berdiri di situ? Ayo duduk!” ajaknya sambil menggerakkan tubuhnya untuk bergeser ke samping, membiarkan Emir duduk disana.

Emir pun duduk di sana, di samping Tuan Mudanya. Setelah Emir duduk di sofa, Ikrar mulai bertanya kembali pada Nyonya Maya tentang keberadaan Tania.

Seketika Nyonya Maya berwajah sedih di depan Ikrar. Ia menunduk sejenak sambil menghela nafasnya dengan pelan, kemudian mulai menceritakan semuanya pada Ikrar dan Emir.

Ia mengatakan pada Ikrar kalau Tania sudah meninggal setelah beberapa bulan kematian ayahnya. Tentu saja Emir merasa bingung sendiri, kenapa Nyonya Maya tidak mengundangnya di hari kematian Tania, sedangkan dirinya selalu berada di rumah Kediaman Abraham.

Saat itu, Nyonya Maya mengambil alasan kalau ia sangat terpukul atas kematian Tania, apalagi sebelum Tania meninggal mengatakan kalau Tania tidak ingin semua orang bersedih dengan kematiannya.

Dan saat itu juga, Nyonya Maya mengatakan pada Ikrar kalau Ikrar harus bertunangan dengan Belinda menggantikan Tania sebagai bentuk permintaan terakhir Tania.

Tentu saja semua yang di katakan Nyonya Maya adalah sebuah kebohongan belaka, namun Ikrar mempercayai semua perkataannya, apalagi Nyonya Maya bilang kalau ia akan membawa Ikrar berziarah ke makam Tania.

Ikrar sangat terpukul mendengar berita kematian Tania. Ia terlihat sangat sedih. Bagaimana bisa wanita yang sangat ia rindukan selama bertahun - tahun pergi begitu saja meninggalkan dirinya.

Selama beberapa tahun ini, ia tidak pernah melepaskan ingatannya dari Tania, bayangan Tania selalu membuat hari – harinya bahagia. Berharap bisa secepatnya menikahi Tania, namun semua mimpinya itu sirna di bawa angin lalu. Hanya tersisa kenangan tentang Tania dalam hatinya, tanpa bisa melihat wajah Tania yang sekarang.

Sebelum berangkat ke Indonesia pun, ia membayangkan kalau Tania sudah menjadi sosok gadis cantik, sosok gadis dewasa, namun bayangannya itu tidak ada. Hanya bayangan masa kecilnya bersama Tania.

Selesai bicara panjang lebar dengan Nyonya Maya, ia dan Emir pun beranjak pergi dari rumah Tania. Saat itu, Ikrar di penuhi dengan perasaan sedih mengetahui semuanya tentang Tania. Ada rasa penyesalan dalam dirinya. Seandainya saja ia tidak pergi ke luar negri, mungkin saja ia tidak akan kehilangan Tania.

Di dalam mobil menuju rumahnya, Ikrar sama sekali tidak bicara. Ia hanya diam menatap luar jendela kaca mobilnya. Emir yang menyaksikan itu merasa khawatir. Lelaki yang selalu tersenyum, lelaki yang tak pernah berhenti bicara tiba – tiba saja diam membisu di sana.

“Apa Tuan Muda baik – baik saja?” tanya Emir melihat Ikrar di kaca tengah mobilnya.

“Eem ... aku baik – baik saja,” jawab Ikrar tanpa melihat Emir. Pandangannya hanya tertuju pada jalan raya yang di lewati mobilnya.

“Kita langsung pulang ya Tuan Muda. Nyonya sudah menunggu Anda sejak tadi!”

“Iya ... jangan katakan dulu masalah ini pada ibuku. Biar aku yang mengatakannya secara pelan – pelan!” Pintanya.

“Baik tuan,” jawab Emir.

“Bagaimana masalah perusahaan. Kapan aku bisa mulai bekerja?” tanya Ikrar melihat Emir.

“Besok Anda boleh masuk kantor tuan,” jawab Emir.

“Baiklah ... .”

Ikrar kembali fokus menatap luar jendela kaca mobilnya sambil menyandarkan tubuhnya di kursi mobilnya.

.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Alea Wahyudi

Alea Wahyudi

harusnya cari tau dulu dong bang jangan percaya gitu aja, sewa detektif slidiki sampe jelas....

2021-06-20

1

kakaika

kakaika

orang kaya rata-rata punya kaki tangan untuk menyelidiki apa yg terjadi dan tidak mudah percaya omongan orang.. hmmmmmm

2021-06-01

0

sri sumaryati

sri sumaryati

aneh aja Thor. bukannya sblm ikrar ke luar negeri sdh tunangan sama Tania. masa iya sih selama di luar negeri ga pernah telp-an, VC, jaman now gitu loh. bingung aja bacanya ....alur ceritanya kok aneh

2021-04-17

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Prolog
2 Episode 2 Kepulangan Ikrar
3 Episode 3 Kedatangan Ikrar ke rumah Tania
4 Episode 4 Itu bukan salahmu
5 Episode 5 Ancaman Nyonya Maya
6 Episode 6 Penyamaran Tania
7 Episode 7 Pertunangan Ikrar dan Belinda
8 Episode 8 Menjadi asisten Ikrar
9 Episode 9 Wanita bodoh
10 Episode 10 Apa kau disini untuk bekerja atau mencari pria?
11 Episode 11 Terpaksa memujinya
12 Episode 12 Aku salah apa sih
13 Episode 13 Kekesalan Belinda
14 Episode 14 Sebenarnya ada apa denganku?
15 Episode 15 Mengunjungi makam Tania
16 Episode 16 Kau benar Tania?
17 Episode 17 Kemarahan Ikrar pada Tania
18 Episode 18 Kejutan Tuan Reqy
19 Episode 19 Pesta ulang tahun Nyonya Adelia
20 Episode 20 Kecemburuan Ikrar
21 Episode 21 Penghinaan Belinda
22 Episode 22 Aku sudah lelah
23 Episode 23 Surat pengunduran diri
24 Episode 24 Tania masih hidup
25 Episode 25 Ternyata Tania asistenku adalah An an
26 Episode 26 Pertemuan Ikrar dan Tania
27 Episode 27 Kali ini aku tidak akan membuatmu pergi
28 Episode 28 Apa kau tidak percaya padaku?
29 Episode 29 Baikan
30 Episode 30 Apa kau masih tidak percaya padaku?
31 Episode 31 Cerita masa lalu Tania
32 Episode 32 Kau cemburu ya
33 Episode 33 Datang ke Kediaman Abraham
34 Episode 34 Kedatangan Nyonya Maya
35 Episode 35 Tukar cincin
36 Episode 36 Cerita Pak Burhan
37 Episode 37 Kebenaran surat wasiat Tuan Gunawan
38 Episode 38 Mengusir Belinda
39 Episode 39 Makan malam bersama
40 Episode 40 Lamaran Ikrar
41 Episode 41 Aku bersedia menikah denganmu
42 Episode 42 Rencana konyol Ikrar
43 Episode 43 Kedatangan Galang
44 Episode 44 Mabuk
45 Episode 45 Perasaan Galang
46 Episode 46 Pagi yang canggung
47 Episode 47 Tingkah posesif Ikrar
48 Episode 48 Kecemburuan Tania
49 Episode 49 Mengunjungi Ibu Kristin
50 Episode 50 Kebohongan Ikrar terbongkar
51 Episisode 51 Tidak mau berpisah
52 Episode 52 Berpisah lagi
53 Episode 53 Hari bahagia
54 Episode 54 Foto liburan Tania dan Ikrar
55 Info Novel Baru di NovelToon
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Episode 1 Prolog
2
Episode 2 Kepulangan Ikrar
3
Episode 3 Kedatangan Ikrar ke rumah Tania
4
Episode 4 Itu bukan salahmu
5
Episode 5 Ancaman Nyonya Maya
6
Episode 6 Penyamaran Tania
7
Episode 7 Pertunangan Ikrar dan Belinda
8
Episode 8 Menjadi asisten Ikrar
9
Episode 9 Wanita bodoh
10
Episode 10 Apa kau disini untuk bekerja atau mencari pria?
11
Episode 11 Terpaksa memujinya
12
Episode 12 Aku salah apa sih
13
Episode 13 Kekesalan Belinda
14
Episode 14 Sebenarnya ada apa denganku?
15
Episode 15 Mengunjungi makam Tania
16
Episode 16 Kau benar Tania?
17
Episode 17 Kemarahan Ikrar pada Tania
18
Episode 18 Kejutan Tuan Reqy
19
Episode 19 Pesta ulang tahun Nyonya Adelia
20
Episode 20 Kecemburuan Ikrar
21
Episode 21 Penghinaan Belinda
22
Episode 22 Aku sudah lelah
23
Episode 23 Surat pengunduran diri
24
Episode 24 Tania masih hidup
25
Episode 25 Ternyata Tania asistenku adalah An an
26
Episode 26 Pertemuan Ikrar dan Tania
27
Episode 27 Kali ini aku tidak akan membuatmu pergi
28
Episode 28 Apa kau tidak percaya padaku?
29
Episode 29 Baikan
30
Episode 30 Apa kau masih tidak percaya padaku?
31
Episode 31 Cerita masa lalu Tania
32
Episode 32 Kau cemburu ya
33
Episode 33 Datang ke Kediaman Abraham
34
Episode 34 Kedatangan Nyonya Maya
35
Episode 35 Tukar cincin
36
Episode 36 Cerita Pak Burhan
37
Episode 37 Kebenaran surat wasiat Tuan Gunawan
38
Episode 38 Mengusir Belinda
39
Episode 39 Makan malam bersama
40
Episode 40 Lamaran Ikrar
41
Episode 41 Aku bersedia menikah denganmu
42
Episode 42 Rencana konyol Ikrar
43
Episode 43 Kedatangan Galang
44
Episode 44 Mabuk
45
Episode 45 Perasaan Galang
46
Episode 46 Pagi yang canggung
47
Episode 47 Tingkah posesif Ikrar
48
Episode 48 Kecemburuan Tania
49
Episode 49 Mengunjungi Ibu Kristin
50
Episode 50 Kebohongan Ikrar terbongkar
51
Episisode 51 Tidak mau berpisah
52
Episode 52 Berpisah lagi
53
Episode 53 Hari bahagia
54
Episode 54 Foto liburan Tania dan Ikrar
55
Info Novel Baru di NovelToon

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!