Mereka semua sangat terkejut saat Kaisar membelokkan mobilnya tepat di salah satu mall terbesar yang ada di Jakarta. Kaisar sengaja ingin mengajak adik dan teman-temannya itu untuk makan siang dan jalan-jalan disana. Kaisar akan menuruti semua keinginan dari adik perempuannya itu, ia juga tidak bisa menolak jika sang adik yang sudah meminta.
Kaisar berjalan bersama dengan sang adik, membuat semua orang yang melihat mengira bahwa mereka adalah pasangan kekasih karena tingkah Amelia yang tidak hentinya bergelayut manja pada lengan kekarnya Kaisar. Sementara untuk Yasika, Ica dan Ririn mereka berjalan di belakang mengikuti kedua kakak beradik itu.
"Kita mau kemana dulu?" tanya Kai kepada adiknya itu.
"Makan ja dulu Kak, soalnya aku lapar." jawab sang adik dengan tersenyum.
"Baiklah, kita makan disana ya?" tunjuk Kai pada salah satu resto yang berada di mall tersebut.
Amelia mengangguk dan tersenyum begitu senang saat sang kakak mengajaknya makan di salah satu tempat yang menjadi langganan favoritnya.
Mereka semua telah menempati kursi yang telah di sediakan di resto tersebut, dan tanpa pikir panjang mereka juga langsung memesan makanan karena mereka sudah merasa sangat lapar.
"Kak ... Kamu mau pesen apa?"
Kaisar mengambil buku menu makanan di yang di sodorkan oleh adiknya. Ia memesan makanan yang menjadi kesukaannya itu. Sembari menunggu pesanan mereka datang Amelia, Yasika, Ririn dan Ica menghabiskan waktunya hanya untuk ngobrol dan tertawa bersama, sementara Kaisar ia hanya asik memainkan ponsel pintar miliknya.
Amelia akan menjadi orang yang begitu cerewet di antara yang lainnya, dan Kai sesekali melirik dan menorehkan sedikit senyuman saat sang adik tidak berhenti untuk berbicara.
Banyak orang yang sudah mengenal siapa sosok pengacara muda dan tampan itu, wajahnya menjadi tidak asing di khalayak banyak orang karena ia sering mondar-mandir di berbagai stasiun televisi. Kaisar selalu menjadi pusat perhatian di sana, banyak sekali orang yang menatap dan memandangnya baik dari jarak dekat ataupun dari jarak jauh. Kaisar selalu bersikap ramah dan selalu memberi senyuman kepada siapa saja yang menyapanya.
Kaisar hanya menjadi pendengar saat para gadis itu sedang asik berbincang, berfoto dan tertawa bersama. Di tatapnya sekilas saat sang adik tertawa dengan begitu lepasnya. Ekor matanya melirik ke semua gadis itu, di tatapnya satu persatu wajah mereka secara bergantian. Kaisar memperhatikan bagaimana sang adik yang bisa begitu dekatnya dengan para sahabatnya itu.
Tatapan matanya itu berhenti ketika ia mendapati bahwa ada seseorang yang sedang tersenyum dengan begitu manisnya, menampilkan deretan giginya yang putih serta rambut panjangnya yang tergerai sempurna. Kaisar tidak berhenti untuk menatap gadis itu, gadis cantik yang sederhana tanpa polesan makeup yang tebal di wajahnya.
Dan tanpa di sadarinya pula bahwa sekarang gadis itu juga sedang menoleh ke arahnya. Yasika tersenyum saat mereka berdua dengan tanpa sengajanya saling menatap, kedua manik mata itu bertemu, dan saling melempar senyuman pada akhirnya.
Pandangan mata Kaisar beralih saat tiba-tiba saja ia melihat bahwa ada seseorang yang sedang berjalan ke arahnya dan akan menghampiri mereka.
"Kalian ada disini?"
"Davin...!!!" serentak mereka menoleh dan bersuara.
Davin tersenyum lebar. "Boleh aku ikut gabung?"
Amelia, Yasika, Ica dan Ririn saling melempar tatapan. Kini pandangan Amelia jatuh pada sosok kakak laki-lakinya itu, Kaisar mengangkat sebelas alisnya membuat Amel tersenyum kikuk, Kai mengerti dengan maksud sang adik ia tersenyum dan mengangguk pelan. Mereka tersenyum dan mengijinkan Davin untuk ikut gabung bersama dengan mereka semua. Dengan segera Davin menarik kursinya dan duduk di sebelahnya Yasika.
Yasika dan Davin saling menatap dan tersenyum tipis. Davin adalah teman satu kelas dan satu kampus dengan mereka. Davin merupakan salah satu pria tampan yang berada di kampusnya, Davin selalu menjadi idola dan incaran setiap para mahasiswi. Dan Davin adalah orang yang sangat menyukai dan mengagumi sosok Yasika dari dulu.
Davin begitu mengagumi Yasika gadis cantik yang sederhana, polos, dan pintar. Ia memendam rasa cintanya karena ia tahu kalau Yasika bukan gadis sembarangan, ia adalah gadis yang sangat sulit untuk di dekati. Entah kenapa rasanya sangat sulit bagi Davin saat ia mau menyatakan perasaannya, ia juga selalu mengurungkan niatnya dan tidak punya keberanian saat Yasika sudah berada dekat dengannya.
"Hai... Yas?" ucap Davin basa-basi.
Yasika menoleh dan kembali tersenyum. "Hai... Juga Vin, kamu sendirian?"
"Ya." ujar Davin dengan menganggukkan kepalanya pelan.
Davin menatap Camelia dengan sangat inten, di tatapnya wajah polos yang sangat terlihat cantik itu dari samping, ia tidak berhenti menatap wajah yang begitu terlihat sempurna itu.
Yasika merasa risih saat ia mendapati bahwa sekarang dirinya selalu di perhatikan oleh laki-laki yang duduk di sebelahnya. Yasika sedikit melirik, dan benar saja ia melihat bahwa Davin masih setia menatap dirinya. Davin langsung membuang tatapannya ke sembarang arah saat ia ketahuan sedang memperhatikan Yasika saat ini.
"O iya, apakah anda tuan Kaisar? sang pengacara itu kan.?" tanya Davin yang sengaja ingin menetralkan kembali suasana hatinya sekarang.
Kaisar menoleh dan tersenyum. "Ya saya Kaisar."
"Senang bisa berkenalan dengan anda tuan pengacara."
"Ya sama-sama."
"Anda kakaknya Amel?"
"Hmm... "
"Wah... Kamu hebat Mel punya kakak seorang pengacara yang sangat terkenal."
"Ya iyalah... " jawab Amel dengan bangganya.
Davin kembali tersenyum lebar, merasa sangat senang karena kini ia bisa bertemu dan duduk bersebelahan dengan gadis pujaan hatinya itu.
Mereka semua tersenyum, dan menikmati makan siangnya. Di waktu yang bersamaan juga Kaisar dan Davin masih suka mencuri pandangan, Kaisar sesekali melirik ke arah Davin, ia memperhatikan bagaimana Davin yang terus menatap gadis yang berada di sebelahnya, dan kini pandangan matanya itu jatuh pada Yasika gadis yang sekarang terlihat sedang susah payah menelan makanannya itu ke dalam mulutnya. Yasika merasa risih saat dirinya selalu di perhatikan oleh kedua laki-laki itu.
Yasika menyadari dan ia hanya bisa menunduk saat dirinya selalu di perhatikan oleh Davin. Entah kenapa ia selalu merasa tidak enak saat Davin terus menatap dirinya seperti itu.
"Maaf aku mau ke toilet dulu sebentar."
"Mau gue anter gak?" ucap Ica sahabatnya itu.
"Gak usah ya..! "
"Ya udah, hati-hati lo, jalan yang bener jangan sampe nabrak orang lagi."
Yasika terkekeh kecil. "Apaan sih?" ujar Yasika seraya beranjak dari tempat duduknya.
Kaisar dan Davin menatap kepergian Yasika hingga tidak terlihat lagi.
Ada apa denganku?
Kenapa aku jadi memperhatikan mereka berdua?
Kaisar bergumam dengan sedikit menorehkan senyuman.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
eL cHia
camelia ?
2022-10-19
0
Je Moeljani
Annyeong👋👋👋
✓mampir
✓3 like
Sukses selalu buat kakak Author yang keren ini❤️❤️❤️
Jangan lupa dukung karyaku ya..
Gomawo🙏🙏🙏
From 'Hope for Happy Ending'
2021-02-12
0
Meiliny Huang
Itu tandanya cinta loh Kai,
seru Thor... Ditunggu lagi
2020-09-20
2