Malam ini, waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Setelah mereka semua menyelesaikan makan malamnya, Yasika ikut membantu sang pemilik rumah membereskan dan membersihkan kembali meja makan itu. Dengan senang hati Yasika melakukannya, karena ia sudah terbiasa melakukan pekerjaan seperti itu.
"Aduh ... Makasih ya sayang kok jadi ngerepotin kayak gini sih.?"
Yasika tersenyum. "Gak pa-pa kok Tan.."
Mama Wina tersenyum lebar, memperhatikan bagaimana seorang Yasika dengan sangat telatennya membantu pekerjaan rumah yang biasanya di kerjakan oleh para asisten rumah tangganya.
"Kamu bisa masak?"
"Sedikit." Yasika berujar dengan senyuman tipis di bibirnya.
"Wah ... Kamu memang gadis yang sempurna, udah cantik, pintar, baik, bisa masak lagi."
Yasika kembali menorehkan senyuman di bibirnya yang tipis.
"Ah Tante bisa ja, aku hanya suka liatin dan bantu mamah di rumah."
"Mamah kamu pintar masak ya?"
"Ya ... Mamahku emang hobinya kalau masak."
Mamah Wina tersenyum girang. "Boleh dong kapan-kapan tante main ke rumah kamu, sekalian kenalan sama mama kamu."
"Ya boleh dong tante.."
"Asik ... Bilangan sama mama kamu ya? siapa nama mama-nya?"
"Namanya Yessi, tante."
"O ... bilang dapat salam dari tante."
"Baik akan aku sampaikan."
Yasika dan mama Wina masih berada di dapur, mereka ngobrol dan sesekali tertawa bersama. Mama Wina sangat menyukai gadis berparas cantik ini, selain baik ternyata Yasika juga adalah gadis yang sangat santun dan lemah lembut. Mama Wina senang karena putri bungsunya itu memiliki seorang sahabat seperti Yasika dan teman-temannya yang lain.
Yasika terkejut saat tiba-tiba saja ia mendengar dering ponselnya yang menyala. Merogoh ponselnya dari dalam saku celana, di tatapnya sekilas layar ponselnya dan menggeser tanda hijau untuk mengangkatnya.
"Ya Ma ... "
"Kamu dimana?"
"Masih di rumahnya Amelia mah.."
"Ini sudah malam, mama khawatir sama kamu."
"Ya, bentar lagi aku pulang kok."
"Ya udah kamu hati-hati ya? jangan ngebut bawa kendaraannya."
"Ya ma... "
Dan panggilan itupun berakhir, Yasika kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celana. Ia berjalan ke ruang depan dimana Amelia dan para sahabatnya itu masih berada disana.
"Pulang yuk.?" ajak Yasika kepada teman-temannya itu.
"Ya udah hayo, Ini juga dah malam nanti hujannya keburu gede lagi." Saut Ririn sambil melihat ke arah luar jendela.
"Mau pada pulang? ni kan masih hujan."
"Kita kan bawa kendaraan Mel.."
"Kenapa gak pada nginep ja disini?"
"Lain kali ja Mel.."
Yasika, Ica dan Ririn bersiap untuk pulang, mereka berpamitan terlebih dulu kepada sang pemilik rumah. Ica dan dan Ririn menggunakan kendaraan yang sama karena rumah mereka satu arah, sedangkan Yasika ia mengendarai mobilnya sendiri. Hujan mengguyur semakin deras serta kilatan petir yang membuat Yasika merasa takut.
Baru dua puluh lima meter mobil Yasika keluar dari halaman rumah sahabatnya itu, Yasika terkejut saat tiba-tiba saja mobil yang di kendarainya berhenti secara mendadak. Ia mencoba untuk menghidupkan ulang mobilnya. Hujan di luar semakin deras, ia takut jika keluar dan melihat mesin mobilnya sendiri.
Kilatan dan suara petir yang terdengar membuat Yasika semakin takut, memberanikan dirinya untuk keluar dari dalam mobil dan melihat mesin mobilnya yang tiba-tiba saja mati.
Ya Tuhan... Kenapa bisa mogok gini sih?
Yasika kembali masuk ke dalam mobil dengan pakaian yang sudah basah kuyup. Mencoba untuk menyalakan kembali mesin mobilnya, tapi sayang mobilnya masih belum mau menyala. Yasika lupa membawa jaket, ia kedinginan dan tubuhnya menggigil.
Yasika kembali merasa ketakutan saat ada sebuah sepeda motor yang menghampiri dan mengetuk kaca mobilnya secara berkali-kali.
Ya Tuhan... Lindungi aku.
Siapa mereka?
"Hei ... Buka kaca mobilnya." suara laki-laki itu terdengar, membuat Yasika semakin gelisah dan panik.
Yasika ingat akan ponselnya, ia merogoh ponsel dan mencoba untuk menghubungi seseorang.
"Yas ... Kenapa?"
"Mel ... Tolongin aku.?"
"Kamu kenapa?"
"Mobil aku mogok, dan aku takut ada orang yang gak aku kenal." suara Yasika terdengar gemetar.
"Kamu tenang dulu, kamu dimana?"
"Aku masih sekitaran rumah kamu, gak jauh kok."
"Ya udah ... Kamu tunggu sebentar aku kesana sekarang, ingat jangan buka pintu mobilnya ya?"
"Ya, cepetan Mel ... Aku takut." Yasika mulai terisak.
Amelia keluar dari kamarnya dengan segera, ia berlari menuju kamar kakak laki-lakinya itu. Tanpa mengetuk pintu terlebih dulu, Amelia masuk begitu saja membuat Kaisar mengernyit bingung.
"Kak...!! "
"Kamu main masuk ja.."
"Kak ... Ayo buruan ikut aku.?"
"Kemana? ini sudah malam, lagipula di luar hujan deras Mel."
"Pokoknya cepetan ikut aku kak ... Nanti aku jelasin semua, kasihan Yasika."
Kaisar semakin bingung, tanpa bertanya lagi Kai mengambil jaket dan kunci mobilnya. Ia memenuhi keinginan sang adik, Amelia dan Kaisar berjalan tergesa-gesa membuat ke dua orang tuanya ikut merasa bingung.
"Eh... Kalian mau kemana?"
"Maaf Mah... kita buru-buru."
"Tapi ini udah malam, di luar hujan deras." mama Wina berteriak mengingatkan.
Amelia dan Kaisar masuk ke dalam mobil dengan segera, mereka tidak mendengarkan mama Wina yang melarang agar tidak ke luar rumah. Yang Amelia pikirkan saat ini hanyalah sahabatnya yaitu Yasika.
"Kak ... Kayaknya itu mobilnya Yasika deh, ayo cepetan berhenti."
Kaisar menoleh dan langsung memarkirkan mobilnya.
"Kamu tunggu disini, biar kakak yang keluar."
"Tapi Kak __ "
"Jangan ngebantah."
Amelia mengangguk. "Ya."
Kaisar keluar dari mobilnya, berlari ke arah dimana mobil itu berhenti, ia melihat dua orang laki-laki sedang mengetuk-ngetuk kaca mobilnya Yasika.
"Siapa kalian?"
Kedua laki-laki itu menoleh, dan tersenyum sinis.
"Pergi kalian dari sini?"
"Siapa lo.?" sungut laki-laki itu bersuara.
Tanpa pikir panjang, kedua laki-laki itu menyerang Kaisar begitu saja. Mereka berkelahi, membuat kedua wanita yang berada dalam mobil yang berbeda itu merasakan ketakutan yang luar biasa.
"Pergi kalian dari sini.?" ujar Kaisar dengan mencengkram kuat baju laki-laki tua itu.
"Ba - Baik... " ucapnya terbata-bata.
Setelah kedua pengendara sepeda motor itu pergi, Yasika membuka kaca mobilnya, menatap Kaisar yang sedang berjalan mendekat ke arahnya dengan pakaian yang sudah basah kuyup.
"Kamu gak apa-apa.?"
Yasika menggeleng dan mencoba untuk tersenyum. "Gak pa-pa kak."
"Mobilnya masih mogok?"
"Ya."
"Ya udah ayo turun, mobilnya biar nanti aku yang urus."
Yasika keluar dari mobilnya, dan tanpa ia sadari baju yang dikenakannya terlihat transparan membuat Kaisar sedikit terpaku di buatnya. Kain berenda berwarna hitam tampak begitu jelas membuat Kaisar menelan ludahnya dengan sangat susah. Pandangan matanya beralih, di tatapnya wajah cantik Yasika yang penuh dengan buliran air hujan membuat gadis itu terlihat semakin seksi.
Apa yang aku pikirkan...
* * *
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Endang Purwati
eeelleeuuuhhh...si babang thehun...eehhh slaah ..babang kaisar Pratama... 😂
2021-05-04
0
Baiq Cattalya
lanjut thoor.....
2020-09-25
1
Adiba Shakilla Ramdani
slalu d bayangin muka kai trus thorr ...hadeeuuhh
2020-09-24
2