Ternyata kado berukuran besar yang di beri bungkus warna ungu itu adalah pemberian dari Hasbi, pemuda itu tersenyum saat melihat hasil potret dari anak-anak buahnya.
Disana terlihat Zala yang sedang membuka kado, raut wajah nya terlihat sangat bahagia. Wajahnya terlihat begitu cantik, tapi Hasbi sedikit kesal saat melihat dress yang di pakai oleh Zala.
"Tio memang benar-benar sialan." andai saja Zala tahu kehadirannya, mungkin saat ini Hasbi sudah muncul di hadapan Zala.
Perlahan tapi pasti Hasbi mulai memasuki hasil gambar Zala kedalam bingkai untuk di pajang, kamar Hasbi sangat di penuhi oleh wajah Zala.
Semua orang memang sudah mengetahui, bahwa Hasbi begitu mencintai Ghazala. Sudah sekitar 30 menitan Hasbi menata bingkai yang berisi foto-foto Zala.
"Heh monyet tumben amat lo rajin, gue jadi ngeri tahu gak!" celetuk seorang pemuda, dengan tampilan yang begitu mempesona.
Hasbi menghentikan gerakan tangannya, kepala nya menoleh ke arah pintu kamar, lagi-lagi Jefri datang tiba-tiba. Hasbi menatap nya dengan tatapan tajam.
"Lo kok natap gue kayak orang kesetanan sih," ujar Jefri merasa ngeri dengan tatapan Hasbi.
"Ketuk pintu dulu kalau mau masuk, lo kayak jailangkung aja." Jefri hanya cengengesan tidak jelas, ya memang Jefri orangnya gak bisa kalem.
Bukan berarti dia tidak mempunyai etika, hanya saja masuk ke kamar Hasbi tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu sudah seperti Hoby baginya.
Hasbi berdiri dari posisi duduknya. "Mau anter gue gak?"
"Kemana tumben minta antar," sahut Jefri agak heran.
"Gue mau makan di restoran lah, lo kira gue mau kemana?" sahut Hasbi dengan sedikit sensi, Jefri menggeleng heran. Padahal di rumah Hasbi sudah banyak pelayan tapi kalo makan tetep saja selalu di restoran bintang 5.
"Lo banyak pembantu, chef juga ada. Kenapa gak minta di masakin aja sih?"
"Gue mau makan di luar. Apa susahnya tinggal bilang mau ikut atau enggak, gausah bawel." penuturan dari Hasbi, membuat Jefri hanya mendengus sebal, sultan memang beda sangat beda.
Makan saja harus cari yang jauh, padahal di rumah banyak makanan. Niat mau makan gratis jadi gagal, ah sialan.
"Gue traktir, lo kaya tapi kaya orang kere aja raut wajahnya jadi kasian gue."
Dasar Hasbi, sialan memang.
°
Pukul 23:30.
Pesta ulang tahun Zala yang ke-20, sudah selesai 1 jam yang lalu. Rasanya begitu penat. Zala sedang berjalan ke arah kamarnya, dengan tangan yang di penuhi hadiah. Beberapa pelayan membantu dirinya membawa hadiah-hadiah itu.
Setiap tahun Zala selalu mendapatkan hadiah, tapi Zala tidak pernah mendapatkan hadiah seindah hadiah yang di berikan oleh orang misteriusnya tadi.
"Bi simpan di sana saja ya, saya mau ke toilet." para pelayan itu mengangguk patuh.
Zala berjalan ke arah toilet dengan tangan kanan yang menenteng sebuah handuk kimono. Dia mengerutkan dahinya saat melihat sebuah hadiah yang ada tepat di atas wastafel. Zala mengambil hadiah itu dengan raut wajah herannya.
"Warna merah?" gumam Zala sambil bertanya-tanya, mengapa isi kado ini hanya sebuah tulisan.
Dengan pikiran yang masih bertanya-tanya, Zala mulai membersihkan dirinya. Mulai dari cuci muka untuk menghapuskan sisa-sisa make up yang masih melekat di wajahnya.
Setelah beberapa menit membersihkan diri, Zala pun keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan kimono saja.
Tumpukan-tumpukan kado dari orang-orang menghalangi lemari baju, bagaimana Zala bisa mengambil bajunya jika kado-kado ini menghalanginya.
Butuh waktu cukup lama jika harus menyingkirkan kado-kado ini. Zala mengingat sesuatu, kado ungu muda tadi berisi piyama juga.
Dengan cepat Zala membuka kotak ungu tadi, Zala mulai memakai piyama ungu ber motif kupu-kupu itu. Ukurannya begitu pas, piyamanya juga sangat nyaman untuk di pakai.
Sudah larut malam, Zala mulai berbaring di atas ranjang tempat tidurnya. Zala rasa dirinya belum mengantuk, dengan cepat dia mengambil ponsel yang dia simpan di atas nakas kiri sebelah tempat tidurnya.
Ada dua pesan yang masuk ke dalam WhatsApp nya. Mereka sama-sama nomor tidak di kenal, Zala semakin heran, sebenarnya mereka siapa.
Masing-masing dari mereka menyampaikan satu pesan saja. Zala memutuskan untuk membuka pesan, dari orang yang terlebih dahulu mengirimkannya.
+6281xxxx
Hadiah yang cantik, sepertinya sudah di terima oleh mu. Pakailah hadiah dariku, karena aku tahu itu semua kesukaanmu.
-Salam dari kupu-kupu ungu🦋
Senyuman manis Zala sudah menggambarkan semuanya, dia begitu bahagia. Pesan ini benar-benar membuat moodnya naik.
Jika Zala tahu siapa yang mengirim kan hadiah se cantik ini, Zala akan benar-benar sangat berterimakasih kepada orang itu.
Astaga! Zala hampir saja melupakan pesan kedua. Dengan cepat dia menghidupkan ponselnya kembali.
+6285xxxx
Warna merah, berukuran sedang. Buka pada pukul dua belas malam, semoga hari-hari berikutmu akan terus menyenangkan, jangan lupakan sesuatu yang benar-benar harus kau bayar.
Isi pesan ini, mengapa seperti sebuah teka-teki dan ancaman. Zala sering mendapatkan teror dari seseorang, sampai saat ini Zala masih bingung siapa peneror itu.
4 tahun ini selalu di isi hal-hal yang aneh, misterius, dan menyeramkan. Semoga saja di tahun ke-5 dirinya bisa lepas dari ini semua. Semoga semuanya akan membaik.
Zala mendapatkan donor mata saat umurnya baru saja menginjak angka 16 yang artinya 4 tahun yang lalu.
Ulang tahun Zala ada di awal tahun, jika di hitung sesuai tahun. Bulan depan adalah bulan dimana semuanya menjadi rumit seperti sekarang ini.
"Apa yang dia maksud itu adalah kotak hadiah berwarna merah tadi?"
Sepertinya iya, Zala segera berdiri dari posisinya. Dengan cepat dia mencari kotak hadiah tadi, sudah beberapa menit mencari. Kotak hadiah itu sama sekali tidak dia temukan.
"Azela, aku baru mengingatnya. Azela yang menyimpan kotak hadiah itu." Dengan cepat Zala menghubungi Azela lewat nomor WhatsApp nya. Memanggil, itu artinya Azela tidak aktif.
Zala melupakan sesuatu, Azela tadi sudah mengatakan akan menyimpan hadiah itu di dekat pintu balkon kamar. Sebelum pergi ke arah pintu balkon, Zala melihat layar ponselnya terlebih dahulu ternyata sudah pukul 23:57.
Entah mengapa perasaan Zala mendadak berubah menjadi tidak enak, Zala melangkah kan kakinya ke arah pintu balkon. Ternyata benar, kotak hadiah itu ada di sana, warna nya begitu merah dan sangat mencolok sekali.
Dengan cepat Zala mengambilnya, lalu dia berlari ke arah kasur. Mau bagaimanapun ini sudah tengah malam, Zala juga seorang penakut.
Perlahan-lahan Zala mulai membuka kotak hadiah itu, palingan isinya baju atau dress. Zala sudah tidak aneh dengan hadiah-hadiah yang dia dapatkan.
Eh tunggu, ada sebuah surat.
Kamu siap?
Hanya dua kata, tapi begitu sulit Zala cerna. Semoga isinya tidak aneh, perlahan-lahan tapi pasti Zala mulai membuka bungkusan kado itu.
Tring
Sebuah notifikasi membuat Zala mengalihkan perhatiannya, dengan cepat dia meraih ponselnya yang tergeletak di atas kasur.
Pesan dari Azela, bukan kah seharusnya gadis itu sudah tidur. Aneh, tidak biasanya Azela mengirimkan pesan di tengah malah seperti ini.
Zela bawel
Jangan buka kado yang gue simpen tadi! Plis Zal, kali ini lo nurut😭
"Aneh, ah Zela lagi ngigo kali," gumam Zala saat membaca pesan yang di kirimkan oleh Azela.
Entah mengapa perasaan Zala semakin terasa tidak enak saja, Zala kembali membuka kotak hadiah itu dengan perlahan-lahan.
Tunggu
Mengapa isinya seperti ini
tatapan Zala berubah menjadi kosong. Ini mimpikan, hadiah ini adalah hadiah terburuk yang pernah ada di hari ulang tahunnya.
Dia, dia kembali mendapat peneroran, setelah sekian lamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments