MAZEA POINT OF VIEW:
🏵️🏵️🏵️
Kruk… kruk….
Perutku berbunyi dan Jo menatap ke arahku. Aku hanya menundukkan kepalaku karena malu mendengar bunyi perutku.
“Apa kamu lapar?” Tanya Jo.
“Sedikit, tapi aku harus berhemat untuk saat ini. Papaku mengurangi uang jajanku karena aku bersikap tidak sopan pada Chelsea, apa papaku tidak menyayangiku Jo?” tanyaku.
“Semua orangtua menyayangi anak nya, hanya saja cara nya berbeda. Kamu hanya belum mengenal papamu lebih jauh saja,” jawab nya.
“Apa kalian dekat? Maksudku apa kamu dekat dengan keluargamu?”
“Tentu saja, kami dekat sekali meskipun sering berdebat hal yang tidak penting. Apa kamu ingin bertemu mommyku? Kamu pasti jatuh cinta dengan masakan nya,” sahut Jo.
“Apa tidak masalah mengajak perempuan main ke rumahmu?” tanyaku hati hati.
“Kenapa jadi masalah? Ayo ikut aku, aku akan mengajakmu makan malam dengan keluargaku,”
“Tidak Jo, kapan kapan saja,” sahutku.
“Baiklah, bagaimana kalau aku mengantarmu pulang sekarang?” tawar nya.
“Sebaiknya begitu, aku harus pulang supaya mamaku tidak menghawatirkanku,” sahutku.
Kami berjalan menuju parkiran dan Jo mengantarku pulang ke rumah. Sesampai nya di depan pagar, aku turun dari motor nya dan mengucapkan terimakasih.
Aku memasuki pagar dan menutup nya kembali. Ku buka pintu rumah dan terlihat di ruang tamu mama, papa dan Chelsea sedang menungguku. Aku berjalan dengan hati hati melewati mereka.
“Jam berapa ini Zea?” Tanya papa sambil menatapku tajam.
Tatapan papaku benar benar mematikan, aku bergidik ketakutan melihat tatapan nya.
“Sayang, ini sudah malam. Kamu dari mana saja? Kami semua menghawatirkanmu, Chelsea bilang kamu tadi kabur waktu dijemput?” Tanya mama khawatir.
“Jangan terlalu memanjakan nya,” sahut papa.
“Sudahlah, tidak ada yang menyayangiku,” kataku sambil berjalan cepat dan masuk ke dalam kamar.
“Jangan kurang ajar, Zea,” kata papa penuh amarah.
Airmataku mengalir begitu saja tapi ku usap secara perlahan. Aku menutup pintu kamar supaya tidak ada yang melihat jika aku menangis.
CEKLEK….
Seseorang membuka pintu kamarku, Chelsea masuk dengan membawa sepiring makanan untukku. Aku menatap nya tajam, aku benci dia masuk kamarku tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
“Ini makanan untukmu, mama menyuruhku memberikan nya untukmu,” kata Chelsea tersenyum padaku, senyumnya itu membuatku ingin muntah. Aku benci senyuman nya.
“Kenapa mama tidak memberikan nya sendiri untukku?”
“Mungkin dia terlalu kecewa padamu, kamu selalu mengecewakan mereka,”
“Tutup mulutmu,”
“Sopanlah sedikit padaku, aku ini kakakmu. Kita dari ayah yang sama meskipun mama kita berbeda,” kata Chelsea tersenyum.
“Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menganggapmu kakakku, ingat itu! Aku tidak mau punya kakak sepertimu,” kataku geram.
PYAAAAR….
Dia sengaja menjatuhkan piring di depan kakiku hingga pecah berkeping keping dan makanan nya berserakan di lantai. Aku menatap nya tidak percaya, aku hanya menganga melihat nya.
“Apa yang kamu lakukan? Apa kamu sudah gila?” tanyaku.
“Ada apa sayang?” Tanya mama yang tiba tiba datang di balik pintu.
“Aku membawakan makanan untuk nya, Ma. Tapi dia bilang tidak mau dan lihatlah dia menampik makanan nya dari tanganku hingga terjatuh,” kata Chelsea mulai terisak.
Ya Tuhan, apa yang dia katakan? Aku terlihat seperti orang bodoh saat ini.
“Apa itu benar, Zea?” Tanya papa dengan tatapan nya yang mematikan.
“Dia bohong, Pa. Mana mungkin aku melakukan itu,” kataku membela diri.
“Mazea, papa tidak pernah mengajarimu seperti itu. Kamu keterlaluan, hormatlah sedikit pada kakakmu,” kata papa marah.
“Pa, kenapa rasa percayamu hilang padaku,” kataku mulai terisak.
“Ubahlah sikapmu jika kamu ingin ku percaya lagi,” kata papa.
“Aku mohon jangan salahkan Zea, Pa. Aku yang salah, seandai nya aku memegang piringnya lebih kuat mungkin ini tidak akan terjadi. Biar aku bersihkan semua,” kata Chelsea dengan raut wajah bersalah.
Aku keluar dari kamarku begitu saja tanpa memperdulikan mereka di sana. Aku berjalan ke taman belakang dan duduk di ayunan. Aku memandang jauh ke depan, aku masih ingat sekali semua kenangan masa kecilku yang sangat bahagia.
Selama ini kami hidup bahagia, tapi semua berbalik setelah Chelsea datang ke rumah ini. Rasa nya aku menjadi cinderella dalam sekejap, bukan menjadi seorang putri. Tapi merasakan menjadi anak tiri secara tiba tiba.
Dulu mama selalu datang menghiburku jika aku bersedih, tapi sekarang? Dia bahkan tidak melihatku, apa dia sedang menghibur Chelsea?
Aku berjalan ke salah satu ruang yang ada di rumahku. Anggap saja ini dulu tempat pertama kali papa mengajariku ilmu beladiri jujitsu, kami selalu berlatih bersama dan aku selalu mengikuti beberapa kejuaraan yang ada.
Aku masih ingat mama yang selalu menyemangatiku sambil duduk di pojok ruangan ini, mama tertawa melihatku dan papa berlatih. Hingga sekarang aku sudah mencapai sabuk hitam putih tingkatan DAN V, itu sebuah pencapaian yang bagus untukku. Tapi saat ini semua tidak ada guna nya. Aku malas memakai pakaian putih jujitsu’.
Akhirnya aku memilih untuk menggapai sarung tinju serta menonjok samsak di depanku berkali kali. Malam ini keringatku becucuran, aku merebahkan badanku di lantai dan aku tertidur di sana.
JONATHAN POINT OF VIEW:
🌵🌵🌵
Aku melihat mommy yang sudah menyambutku. Tiba tiba saja aku merasa beruntung memiliki keluarga ini. Aku sangat menyayangi mereka.
“I love you, mom,” kataku sambil memeluk mommyku.
“Apa yang terjadi denganmu Jo? Apa kamu baik baik saja?” Tanya mommy.
“Entahlah, rasanya hari ini cintaku bertambah besar padamu, Mom,” kataku.
“Oh sayangku, aku menyayangimu,” kata mommy mengusap rambutku dan membalas pelukanku pada nya.
“Jangan manja, Jo!” kata Briana yang tiba tiba muncul.
“Hentikan panggilanmu yang tidak sopan itu!” seruku.
“Aku benci karena kamu tidak menjemputku, apa kamu sudah punya pacar?” kata Briana sambil mengerucutkan bibir mungil nya.
“Maafkan kakak, kakak harus mengantar seseorang,” kataku lembut mendekati nya.
“Apa dia perempuan?” Tanya nya lagi.
“Ya,” jawabku.
“Apa kakak punya pacar???” katanya girang.
“Akhirnya kakak punya pacar,” kata Briana lagi.
“Ada apa ini?” Tanya daddy yang baru saja dari kamar.
“Kakak punya pacar, Dad,” sahut Briana.
“Benarkah itu Jo?” Tanya Daddy.
“Bukan dad, kami hanya berteman,” sahutku.
“Tidak apa apa, ini kan masih awalan nya saja,” sahut daddy.
“Tidak dad, aku tidak mungkin dengan nya,” kataku.
“Kenapa boy?” Tanya daddy.
“Tidak mungkin saja,” sahutku.
Aku bergerak mendekati mommy dan duduk di samping nya. Aku memeluk bahu mommy dan mulai melihat buku apa yang sedang dia baca.
“Mom,” panggilku ragu.
“Ya, sayang,” jawab nya.
“Bisakah mommy jelaskan padaku Siapa yang menciptakan Tuhan?”
“Jo, kamu ini pandai. Mommy harap kamu bisa mencerna apa yang akan mommy katakan,” kata mommy sambil menghembuskan napas nya berat.
“Baiklah aku akan mendengarkanmu,” jawabku.
“Alkitab menyatakan di berbagai bagian dengan sangat jelas bahwa Allah berada di luar waktu. Dia adalah kekal, tanpa permulaan maupun akhir. Dia juga mengetahui segala sesuatunya, karena Dia memiliki inteligensi tanpa batas,”
“Intelegensi tanpa batas?”
“Alkitab menyatakan bahwa Tuhan mengetahui segala sesuatunya, Dia maha Tahu. Itu yang disebut intelegensi tanpa batas yang dimiliki oleh Tuhan. Untuk dapat mengenali pekerjaan tangan Nya, kita harus mengetahui bagaimana mengenali bukti bukti dari karya inteligensi Tuhan,” kata mommy mulai menutup buku yang dia baca.
“Intinya tidak ada yang menciptakan Tuhan?”
“Ya, karena Tuhan yang menciptakan, apa kamu tidak percaya jika Tuhan itu ada?”
“Ya, awalnya begitu, mom,” sahutku.
“Apa kamu pikir Tembok Besar Cina, atau U.S Capitol Building di Washington D.C, atau Rumah Opera Sydney di Australia itu terjadi begitu saja tanpa ada arsitek nya? Apa kamu akan menyimpulkan bahwa struktur tersebut terbentuk setelah adanya ledakan ledakan dari sebuah pabrik batu bata?” Tanya mommy.
“Aku paham, mom. Maksudmu ada yang menciptakan mereka kan, sudah ada yang menjelaskan padaku,” sahutku.
“Wow, apa dia perempuan? Aku yakin dia rajin beribadah ke gereja sampai mampu meyakinkanmu akan adanya Tuhan. Lain kali ikutlah kebaktian, Jo,”
“No, Mom. Dia seorang muslim. Apa tidak boleh jika seorang nasrani menyukai seorang muslim?” tanyaku ragu.
“Ikuti saja alur nya Jo, perjalanan kalian masih panjang. Kamu bahkan tidak tahu ke depan nya kan? Siapa tahu yang kamu rasakan ini hanya cinta monyet? Nikmati saja dulu, emang nya kalian mau nikah besok maka nya mikirin agama?” kata mommy tersenyum.
“Kakak, hubungan beda agama itu pilihan ending nya ada dua. Kalo gag ganti pacar ya ganti Tuhan,” celetuk Briana yang ternyata sejak tadi mendengarkan obrolanku sama mommy.
“Apa mommy akan mengijinkan jika suatu hari aku ganti agama?” tanyaku.
“Jo, hentikan obrolan ini,” wajah mommy mulai merah menahan amarah.
“Mom, aku hanya ganti agama bukan berganti Tuhan,” sahutku pelan takut daddy mendengarkan percakapan kami.
“Tidak semudah itu, Jo. Katolik dan Kristen, kami sama sama punya Jesus, Rosario dan salib kami juga sama tapi cara perantaraan kami berbeda. Yang sama sama memiliki jesus saja sulit di satukan, apalagi yang tidak memiliki Jesus,” kata mommy.
“Mommy, muslim juga mempercayai adanya Allah, aku akan Tanya padanya apakah muslim juga mempercayai adanya Jesus,” kataku mulai meninggalkan mommy yang masih memijat kepala nya.
Like donk,
comment juga,
dikasih vote alhamdulillah ❤️❤️❤️🙏😆
Bintang lima nya juga jangan lupa ✌️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Riska Wulandari
pencarian jati diri seorang Jo..
2022-03-19
0
Winda Nurmayani
bagus ceritanya
2022-02-02
0
syafridawati
aku mampir dengan like dan fav saling dukung ya di novel lelakimu makasih
2021-08-06
0