AMBIVALENSI LOVE
JONATHAN YOHVE SHEEHAN POINT OF VIEW:
🌺🌺🌺
Panggil saja aku Jo, orangtuaku biasanya memanggilku dengan sebutan itu. Aku terlahir dari orangtua yang memiliki kemampuan dalam bidang teknik.
Daddyku seorang arsitek dan mommyku seorang insinyur teknik sipil. Sebenarnya keluargaku memiliki sekolah yang sangat bagus dari kalangan siswa menengah ke atas, hanya saja sekolah nya SMA atau senior high school. Sedangkan aku lebih tertarik dengan SMK atau Vocational high school.
Alhasil, aku sekolah di salah satu SMK swasta yang menyediakan jurusan geomatika. Entahlah, bakat mommyku lebih menurun padaku. Aku pintar dalam menghitung titik koordinat dan titik azimuth daripada menata keindahan bangunan seperti daddyku.
Masih SMP saja aku sudah mahir dengan alat yang bernama theodolite. Itu bukan karena kebetulan, tapi aku sering berkumpul dengan tante dan mommyku. Aku punya tante yang juga seorang insinyur teknik sipil dan dia sering mengadakan kerjasama dalam sebuah pembangunan bersama mommyku. Namanya tante Mika, aku cukup dekat dengan nya karena dia menganggapku seperti anaknya sendiri.
Tante Mika tidak memiliki seorang anak, padahal usia pernikahannya dengan Om ku sudah cukup lama. Itu alasan nya kenapa tanteku sangat menyayangiku seperti putra nya. Dia juga menyayangi adik perempuanku yang masih kelas X SMA. Aku dan adikku beda sekolah, adikku berada di sekolah milik keluarga kami yang dari siswa kalangan menengah ke atas itu.
Geomatika adalah istilah ilmiah modern yang berarti pendekatan terpadu dalam mengukur, menganalisis, mengelola dan deskripsi lokasi dan data kebumian yang sering disebut dengan data spasial. Intinya geomatika ini adalah anak mata mata pelajaran dari teknik sipil.
Dan ini sudah ketiga kalinya aku pindah sekolah. Aku pindah sekolah karena banyak hal yang tidak masuk dalam logikaku dan itu membuatku tidak nyaman akan hal itu.
Mommyku bilang aku adalah jenis anak yang sulit beradaptasi, mungkin itu salah satu factor kenapa aku selalu berpindah sekolah jika tidak cocok dengan pikiranku.
“Semoga dalam urusan perempuan kamu bisa beradaptasi dengan satu perempuan saja, boy,” celetuk mommy.
“Aku tidak memikirkan perempuan sama sekali, mom. Belum terpikir disini,” kataku sambil menunjuk kepalaku sendiri.
“Jadi kamu belum pernah punya pacar, boy?”
“Actually, Yes,”
“Sebaiknya begitu, tapi aku penasaran dengan tipe perempuan yang kamu cari?” Tanya Mommy.
“Sepertimu, mom. Aku tidak suka perempuan manja, aku suka perempuan pekerja keras sepertimu,” kataku sambil memeluk bahu mamaku dari belakang.
“Siapa bilang mama ini tidak manja?” Tanya mommyku.
“Dalam sudut pandangku seperti itu, mom,” sahutku.
“Jangan pindah sekolah lagi, takutnya tidak ada lagi sekolah yang mau menerimamu,” kata mommy.
“Janji, ini yang terakhir kalinya,” kataku mulai menyantap makanan yang ada di meja makan.
“Hari ini kamu akan memasuki sekolah barumu, boy?” Tanya daddy yang tiba tiba muncul di meja makan.
“Begitulah, dad,” jawabku santai.
“Jangan bikin masalah lagi supaya tidak pindah sekolah lagi,” kata daddy.
“Yes, dad,” sahutku.
“Good morning, mommy, daddy dan kakakku tercinta,” suara cempreng adik perempuanku juga ikut nimbrung di meja makan ini.
“mommy masak apa?” Tanya adikku lagi.
“Makan saja, suaramu membuatku kenyang,” celetukku.
“Kakak…” rajuknya cemberut sambil menghembuskan napas kasar.
“Cepat ganti rokmu itu, kakak tidak akan mengantarmu jika kamu masih memakai rok itu,” kataku kesal.
“Kakak, kenapa kakak tidak tau trend sih. Kenapa aku punya kakak kaku sepertimu, semua temanku pakai rok seperti ini,” kata nya merengek, semakin cempreng saja suara nya.
“Tidak diatas lutut seperti itu, kakak tidak suka,” kataku.
“Daddy,” katanya merajuk menatap daddyku.
“Sudahlah, Briana. Ganti rokmu, kakakmu benar itu tidak sopan,” kata Daddy.
“Baiklah…” kata Briana sambil melangkah lagi menuju kamar nya dengan sedikit menghentakkan kakinya pertanda dia kesal.
“Masih SMA pakaian sudah seperti itu, apa mommy dulu seperti itu juga?” tanyaku.
“Tidak, mommy anak baik baik,” elak mommy.
“Tidak apa nya? Kamu juga pernah memakai rok begitu,” sahut daddy.
“Tapi kan aku mengganti nya, Bi,” sahut mommy.
“Itu karena aku yang menyuruhmu, kalau tidak? Kamu pasti sudah berelenggang ria mengunakan rok di atas lutut itu,” kata daddy sambil menyantap makanan nya.
Kami berempat memang sering berdebat dengan beberapa hal sepele. Dan itu bukan membuat kami terpisah, perdebatan kecil seperti ini membuat keluarga kami semakin akrab.
Aku berangkat ke sekolah dengan membonceng Briana dan mengantar nya dulu ke SMA nya.
Briana Revita Sheehan, dia adalah satu satu nya adik perempuanku. Dia tumbuh menjadi perempuan pemberani tapi manja. Hobby nya membuat konten youtube, dia seleb gram yang memiliki follower banyak. Apapun yang dia posting pasti banyak yang mengomentari nya.
Seharusnya Brianna masih kelas IX SMP, tapi karena dia terlalu cerdas maka nya dia mengikuti kelas akselerasi dan bisa menempuh SMP hanya dalam waktu dua tahun. Dan lihatlah gadis itu sekarang memasuki kelas X SMA.
“Hi, Brianna,” sapa beberapa teman cewek nya yang centil centil itu. Tapi aku tidak tertarik sama sekali dengan beberapa cewek itu. Briana membalas sapaan teman nya dengan melambaikan tangan nya.
“Terimakasih, kak. Apa kamu tidak mau berkenalan dengan teman temanku?” tanya Briana padaku.
“No,” jawabku singkat.
“Menyebalkan! Padahal mereka fans beratmu,” kata Briana kesal.
Aku hanya diam dan meninggalkan mereka begitu saja untuk melanjutkan perjalananku ke sekolah baru. Suasana pagi ini cukup dingin di kotaku karena tadi malam memang hujan dan sekarang juga mendung. Aku masih melajukan motorku dengan kencang.
SPLASH…………
Aku benar benar tidak sengaja melewati jalanan yang penuh air itu. Motorku melaju dengan kencang hingga air nya mengenai seorang gadis yang memakai peralatan serba pink. Berambut lurus sebahu, dengan bando pink yang bertengger di atas poni nya.
“Hey, berhenti kamu orang gila!” teriak gadis itu.
Spontan aku memberhentikan motorku dan menoleh ke arah nya. Aku mulai membuka helmku kemudian berucap “SORY!”
“Kamu pikir cukup dengan kata sory? Kamu sudah membuatku basah kuyup begini,” katanya dengan penuh kemarahan.
Terlihat dari wajah nya yang putih itu berubah jadi merah.
“Lalu aku harus apa?” tanyaku mulai menuruni motor dan menghampiri nya.
“Apa aku harus ke sekolah dengan baju basah? Sial sekali bertemu denganmu,” gerutu nya.
“Maaf, kalau aku di sini hanya untuk mendengarkan omelanmu. Jangan sekarang ya, ini hari pertamaku sekolah di sekolah baru. Ambillah ini jam tanganku sebagai ganti ruginya, ini jam tangan mahal,” kataku meraih tangan nya dan menaruh jam tanganku di tangan nya.
Aku meninggalkan nya yang masih menganga nggak percaya. Apa dia menganga karena ketampananku? Tapi dia bukan tipeku.
Dilihat dari penampilan nya yang serba pink, dia terlihat seperti gadis manja. Mengingatkanku pada Briana saja. Aku bisa gila jika di rumahku ada dua gadis manja seperti itu. Cukup Briana saja yang seperti itu.
Karena dialog singkat dengan gadis tadi, aku terlambat pada hari pertamaku. Di pintu gerbang sekolah sudah ada beberapa guru yang menyambut kedatangan kami.
Pak Wiji selaku pihak kesiswaan, dia menghukumku dengan menyuruhku hormat di bawah tiang bendera. Setelah seperempat menit aku berdiri, datanglah gadis pink tadi yang menatap tajam ke arahku. Pak Wiji juga menghukum nya dengan hormat bendera seperti yang ku lakukan. Untung saja udara nya mendung jadi nggak begitu panas.
Like, comment and vote 🌼🌼🌼
Singkat ya permintaanku 😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Erni Fitriana
awal cerita yg bagus👍🏾...lanjut thor
2022-08-29
0
RINDU ⭕
Author, ceritanya keren keren, semangat dan lanjut berkarya 👍👍👍
2022-03-07
0
Chandra K.
Aku baru nongol, sampe sini bikin aku makin pengin tahu lebih dalam ceritanya.
2021-08-10
0