Eps. 04

♡Alisya♡

Begitu nyenyaknya aku tidur malam ini. Tanpa terasa, kini jam sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi. Dengan malas, aku bangun dan bersandar pada ranjangku. Lalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Untungnya, hari ini tidak ada kelas pagi yang akan membuatku harus tergesa-gesa berangkat ke kampus.

Ah sial! Jika sedingin ini untuk apa aku mandi pagi, gerutuku. Aku menyesali mandi pagi karena pagi ini tiba-tiba begitu dinginnya. Selesai mandi, akupun langsung menelepon Laura. Aku membuat janji dengannya untuk bertemu di kafe yang setaun belakangan ini menjadi favorit kami berkumpul. Kafe itu tak jauh dari kampus dan tempatnya yang nyaman membuatku dan Laura betah di sana.

Setelah memasukkan keperluan untuk ke kampus nanti, aku segera keluar kost dan menuju tempat tujuan. Aku memesan taksi agar lebih cepat sampai.

"Cha, sini!" ucap Laura sambil melambaikan tangannya. Aku tersenyum padanya dan langkahku kupercepat agar segera sampai di mejanya.

"Udah nunggu lama?" tanyaku basa-basi.

"Santai, aku juga baru sampai kok," jawab Laura ramah. Aku mengangguk paham. Kami memesan beberapa makanan untuk sarapan hari ini.

Di tengah-tengah kami sedang menikmati sarapan, terdengar suara tak asing ditelingaku. Tanpa sadar aku mencari di mana suara itu berasal. Dan benar saja, Ray dan seorang gadis cantik di sampingnya tengah asik mengobrol dan saling suap. Aku menajamkan tatapanku pada mereka yang mejanya kebetulan tidak terlalu jauh dari mejaku dan Laura.

Aku menghentikan makanku sejenak. Rayuan Ray pada gadis itu benar-benar membuatku ingin tertawa. Tetapi, aku kasihan pada gadis itu. Mungkin ia tidak tahu bagaimana sifat Ray yang sebenarnya.

"Chaa!"

"Icha! Woii Cha!" panggil Laura yang seketika mengagetkanku.

"Ya?" Aku menatap Laura.

"Dari tadi bengong mikirin Ray ya? Tuh, orangnya di samping kita." Laura melirik meja yang di situ ada Ray dan pacarnya. Ternyata, sedari tadi Laura juga tahu jika Ray berada di sini.

"Apaan sih. Nggak tertarik sama sekali," ucapku dengan acuh. Aku kembali menikmati makanan yang ada di depanku. Aku tahu, saat ini Laura sedang menahan tawanya melihat sikapku ini. Tetapi, sungguh, aku tidak ingin berurusan dengan pria seperti itu.

Dari sudut mataku, aku melihat Ray sedang berjalan ke arahku. Untuk apa lagi dia menghampiri kami? Hais, buang-buang waktu saja.

"Pagi Icha sayang," sapanya dengan hangat. Aku masih fokus dengan laptop yang ada di depanku. Kebetulan aku dan Laura sudah selesai sarapan.

"Kamu di sini juga ternyata." Aku masih acuh dan tak menanggapinya.

Ray menarik kursi di sampingku dan duduk di sana. Ia masih memandangiku entah sampai berapa lama. Aku merasa tak nyaman terus-terusan ditatapnya. Aku menghela napasku sejenak dan menghentikan aktivitasku.

"Ada apa?" tanyaku padanya. Ray terlihat menyunggingkan bibirnya.

"Cha, kenapa sih kamu jutek banget sama aku," ujar Ray. Sedangkan Laura memilih memainkan ponselnya dan pura-pura tidak mendengar pembicaraan kami.

"Aku tidak suka sama kamu," jawabku datar. Lalu beralih kembali ke laptopku. Tangan Ray bergerak menggenggam tanganku. Aku terkejut melihatnya. Segera kutarik tanganku dan sedikit menjauh darinya. Ray hanya tersenyum sambil terus menatapku dan itu membuatku canggung.

"Ray, katanya ke toilet. Kok ke sini?" ucap gadis yang tadi bersama dengan Ray. Aku menatapnya dan beralih menatap Ray.

"I-iya, ini juga mau ke toilet," jawab Ray dengan gugup. Dasar laki-laki, batinku. Aku tak tertarik menyaksikan mereka berdua. Ray menatapku sekilas lalu beranjak pergi dari sana. Sedangkan gadis itu yang entah aku tidak tahu namanya itu masih berdiri di tempatnya.

"Kamu pasti teman sekelasnya Ray kan?" tanya gadis itu antusias.

"Bukan," jawabku singkat. Kulihat gadis itu mengernyitkan dahinya.

"Atau jangan-jangan kamu juga berniat mendekati Ray?" tanyanya menyelidik.

"Salah," jawabku singkat. Aku segera beranjak dari sana dan tak lupa mengajak Laura. Gadis itu terlihat penasaran namun sikap acuhku padanya membuatnya enggan bertanya lagi.

Apakah aku salah menjawabnya tadi? Aku memang bukan teman sekelasnya, namun satu angkatan dengannya. Aku juga tidak mengejarnya seperti gadis-gadis lainnya. Tetapi, gadis itu lucu juga menurutku. Setelah membayar tagihan yang kami pesan, aku dan Laura bergegas menuju kampus karena sebentar lagi kelas akan dimulai.

♡Ray♡

Aku jarang sekali sarapan di rumah. Hubunganku dengan ibuku tak baik akhir-akhir ini. Semenjak ayahku pergi meninggalkan kami, aku lebih tertutup kepada keluargaku dan melampiaskannya dengan melakukan hal-hal yang mungkin sebagian orang membencinya melihat sikapku.

Setelah memakai pakaian dengan rapi, aku bergegas keluar dan entah ke mana aku nanti. Pas sekali, Alea menghubungiku dan mengajakku sarapan bersama. Tanpa pikir panjang, aku mengiyakannya dan pergi dengannya.

Awalnya aku tidak tahu jika Icha juga berada di kafe itu. Sampai pada akhirnya aku menyadari kehadirannya dan pasti dia juga melihatku bersama Alea. Sial, saat aku mulai mengejar cintanya justru dia melihatku sedang bersama dengan gadis lain.

Rasa penasaranku semakin menjadi. Aku ingin mendekatinya dan menyapanya. Melihat gadisku, eh masih proses sih. Melihatnya sibuk dengan tugas kuliahnya itu membuatku semakin terkagum padanya.

Aku memberanikan diri untuk menyapanya. Tak peduli bagaimana nanti citraku di matanya.

"Pagi Icha sayang," sapaku padanya dan justru ia mengabaikanku. Berbeda dengan gadis lainnya yang berlomba mendapatkan perhatianku. Namun aku suka melihatnya yang jutek seperti itu. Membuatku semakin tertantang untuk mendapatkannya.

Hingga sampai beberapa saat sikapnya masih sama. Dan dengan kesal aku bertanya padanya. Meskipun dia menjawabnya dengan asal, mendengar jawaban itu membuatku kecewa. Tidak, aku tidak akan menyerah hingga aku berhasil mendapatkannya.

***

Pukul 08.45 kelas dimulai. Alisya dan Laura baru saja datang ke kelas karena tadi sempat ke perpustakaan terlebih dahulu. Di tengah pembelajaran, Ray tiba-tiba datang dan meminta izin untuk mengikuti kelas bersama dengan Alisya. Untungnya, Ray diizinkan dan diminta untuk segera duduk di kursi yang masih kosong.

Ray duduk di samping Alisya. Alisya menatapnya tajam. Tak habis pikir, pria itu sampai mengikutinya hingga ke kelas.

"Ngapain kamu di sini?" bisik Alisya dengan kesal. Ray hanya tersenyum dan mulai mengeluarkan laptopnya.

"Kuliah," jawab Ray dengan santai.

"Bukan itu maksudku! Ngapain duduk di sini? Pergi gak!" ucap Alisya dengan kesal. Ray merangkul bahu Alisya dan tidak mempedulikan jika teman-temannya menatap ke arahnya.

"Kalau aku tidak mau?" ucap Ray. Alisya berusaha menyingkirkan tangan Ray dari bahunya. Namun Ray semakin mengeratkannya.

"Ray!" ucap Alisya sedikit meninggi. Hingga teman sekelasnya dan termasuk dosennya.

"Kalian berdua silakan keluar jika tidak ingin mengikuti kelas saya pagi ini," ucap dosen yang mengajar kelas mereka pagi itu. Ray dan Alisya terdiam dan menunduk.

"Sebagai hukumannya silakan kalian ke perpustakaan dan buat sebuah laporan penelitian. Saya tunggu sampai nanti pukul 12.00 siang," ucap dosen tersebut dengan tegas. Alisya segera berdiri dan mengemasi barangnya. Ia menuju ke perpustakaan diikuti dengan Ray di belakangnya.

"Ini semua gara-gara Ray. Aku jadi tidak bisa ikut kelas pagi ini. Aaaarrgghh..." gumam Alisya dengan kesal.

***

Hai hai hai...

Terus support Author supaya rajin update😗

Lofyu❤

Terpopuler

Comments

Nisa

Nisa

semangat thor

2020-08-27

1

Mita Yuniarti

Mita Yuniarti

mulai seru nie,,😊

2020-08-26

1

Sweet_Seventeen

Sweet_Seventeen

waahh... lanjutt...

2020-08-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!