Sampai didepan rumah aku turun dari mobil Bara, aku menatap sekeliling rumah itu. Ku lihat Ardi ada di kursi taman, bersama seorang wanita cantik yang berada di pangkuannya. Kulihat Ardi melirik ke arahku dengan sengaja mencium bibir wanita itu dihadapan ku. Ada rasa sedih, cemburu, tapi aku bisa apa? Toh, dia berhak bahagia juga kan! Bara yang sedari tadi melihatku menatap Ardi, hanya diam mematung.
Aku masuk kedalam rumah itu, sambil menggenggam tangan Bara. Entahlah, rasa jengkel ku melihat Ardi bercinta dengan wanita lain, membuatku hilang kendali. Aku menarik tangan Bara kedalam kamar, laki-laki itu hanya menurut. Aku menutup pintu kamar, lalu mendorong Bara di atas tempat tidur. Aku benar-benar buta kala itu aku membuka bajuku bak seorang wanita penggoda. Menarik tubuh Bara agar mencium bibirku, aku bercinta dengan Bara walau saat itu aku benar-benar sedang dikuasai marah dan kesal.
Tak lama setelah pertempuran itu terjadi, Bara menghempaskan tubuhnya disamping ku. Matanya menatap ke arahku yang berbaring tanpa busana.
"Kau sudah melakukannya, " bisik Bara sambil memainkan rambutku.
Aku diam menahan malu, kenapa aku bisa memulai semua ini duluan? Apa karena aku geram menatap Ardi bercumbu dengan wanita lain? Atau aku benar-benar sudah menaruh hati pada Bara?
Bara bangun memakai handuk, lalu mengambil selimut untuk menutupi tubuhku.
Aku tidak bisa bergerak, aku hanya diam mengingat hal bodoh yang baru saja aku lakukan.
"Muach.."
Bara mencium keningku, sambil mengusap lembut rambut panjangku. Tak lama dia berdiri mengambil ponselnya untuk menelpon seseorang.
"Halo Raina." bisik Bara ditelpon.
Bara menoleh ke arahku sambil tersenyum, lalu berjalan keluar dari kamar.
Siapa Raina? Apa hubungan Raina dengan Bara? Aku sebenarnya ingin menguping pembicaraan mereka tapi sekujur tubuhku sakit, akibat pertarungan sengit yang baru saja terjadi. Aku memilih diam ditempat, berusaha untuk tidak ikut campur dalam urusan pribadi suamiku.
Tak lama aku melihat Bara masuk kembali kedalam kamar, lalu duduk ditepi tempat tidur.
"Apa yang tadi itu sakit? " pertanyaan Bara membuat wajahku seketika memerah.
Aku diam sambil menutup mataku, pura-pura tidak mendengar pernyataan memalukan yang diberikan Bara padaku. Tapi Bara malah tertawa keras, sambil mencubit pipiku.
"Apa kau malu? Jangan pura-pura tidur, aku tahu kau hanya menghindar dari pertanyaanku, " tawa Bara.
"Jangan melakukan hal yang membuatku malu, keluar sana aku mau mandi dan ganti baju. " teriakku. Bara tersenyum, lalu keluar dari kamar itu.
Aku berjalan masuk kedalam kamar mandi, lalu mulai mandi dibawah derasnya air shower. Aku membasuh seluruh tubuhku, menikmati segarnya air itu. Setelah selesai, aku mengganti pakaianku dengan baju tidur sexi yang ada didalam lemari.
Aku menggerutu cukup keras, masih memakai balutan handuk di tubuhku.
"Apa seperti ini, baju tidur orang yang sudah menikah? Seperti baju wanita malam saja, aku bisa masuk angin jika memakai baju seperti ini terus-menerus, " kataku, sambil terus menggerutu.
"Ehm, kenapa Chika? Apa yang membuatmu mengoceh sendirian begitu? "
Aku menoleh kearah sumber suara, aku terkejut menatap Ardi ada kamarku.
"Mau apa kau, keluar! " teriakku, sambil menutupi tubuhku yang hanya dibalut handuk.
"Mau bercinta denganmu, kemarilah Chika!" ucapnya yang membuat bulu kudukku berdiri.
Ardi menarik tanganku, mencoba melepaskan handuk yang menutupi tubuhku.
"Ardi, lepaskan! Apa kau sudah gila? " teriakku sambil mempertahankan handuk yang melekat di tubuhku.
"Ya, aku sudah gila! Aku gila Chika, aku gila, aku gila karena kehilanganmu! Kau itu pacarku, bagaimana bisa kau bahagia menikah dengan Kakak ku?" teriak Ardi masih menarik ujung handukku.
Aku menendang tubuh Ardi, lalu berlari menuju kamar mandi. Aku mengunci pintu kamar mandi itu menghindar dari aksi Ardi yang gila, terdengar suara tawa dari balik pintu.
"Kau bisa menghindar kali ini Chika, tapi aku pastikan kau tidak akan hidup tenang bersama Kakakku. " teriak Ardi dengan marahnya.
Aku duduk dilantai kamar mandi, tak terasa air mataku menetes membasahi pipi. Apa salahku, hingga kisah cintaku serumit ini?
Entah sudah berapa lama aku berada didalam kamar mandi, rasa takut terus menghantuiku. Sampai terdengar suara ketukan pintu, yang sangat mengagetkanku.
"Tok.. Tok.. Tok.."
"Pergi Ardi, pergi! Jangan ganggu aku!" teriakku diiringi tangis.
"Sayang, ini aku! " teriak Bara sambil mengetuk kembali pintu itu. Aku membuka pintu, lalu memeluk tubuh Bara. Sontak Bara terkejut dengan pelukan hangat yang aku berikan.
"Ada apa? Kenapa dengan dirimu?" tanya Bara sambil mengusap wajahku yang ketakutan. Aku hanya diam dalam pelukan Bara, air mataku terus mengalir membasahi kemeja yang dipakai Bara.
"Apa ini ulah adikku? Apalagi yang dia lakukan padamu? " tanya Bara sambil melepaskan pelukanku. Bara menatap wajahku, menunggu jawaban dari bibirku. Aku hanya mengangguk, terlihat wajah Bara berubah kesal.
"Apa yang harus aku lakukan, agar Ardi berhenti menganggu hubungan kita? " teriak Bara.
"Aku takut, " bisikku lembut.
"Tenanglah, aku ada disini! Pakai bajumu sayang, " ucapnya sambil memberikan baju tidur padaku.
Seperti tahu isi hatiku, Bara memberikan baju tidur yang sesuai dengan keinginanku. Baju tidur berwarna maroon, dengan tangan pendek dan celana panjang.
"Kau tahu, kalau aku mencari baju tidur yang layak pakai. Tapi aku tidak menemukan baju layak pakai dilemari mu. Bagaimana kau bisa tahu?" tawaku sambil mengusap sisa air mataku.
"Sayang, aku mengenalmu cukup lama. Waktu kita kuliah dulu, aku tidak pernah sekalipun melihat kau berpakaian menggoda. Jadi aku tahu, kau tidak nyaman memakai baju-baju yang dibelikan Ibumu itu, " kata Bara sambil tertawa.
"Lalu Raina? Siapa dia? " tanyaku.
"Sekertaris ku dikantor. Tadi aku memintanya untuk membelikan baju tidur untukmu, " ucapnya membuat hatiku merasa lega.
Kenapa denganku? Kenapa aku bahagia mendengar wanita bernama Raina itu ternyata hanya sekertaris Bara dikantornya?
"Kenapa senyum-senyum begitu? Apa yang kau pikirkan tentang Raina? Apa kau bahagia karena ternyata Raina hanya sekertarisku dikantor? " senyum Bara jelas sedang menggodaku.
"Tidak. "
"Mengakulah sayang, "
"Kau itu menyebalkan! "
"Tapi aku tampan kan! " tawa Bara sambil mencium leherku yang masih mengenakan handuk mandi.
Deg!
Seketika jantungku berdebar keras, menikmati hal yang dilakukan Bara padaku.
"Auu.. Sakit! " Aku menjerit keras, saat Bara membuat tanda merah di leherku. Bara melepaskan bibirnya dari leherku seketika. Ada rasa sakit, tapi aku mau Bara melakukannya lagi. Ups.. Bukankah itu terdengar nakal?
"Maaf, apa sakit? " tanya Bara terlihat cemas.
"Sedikit. " bisikku.
"Mau lagi? " tawa nakal dibibir Bara. Bibir merah merona yang selalu membuatku hilang akal jika melihatnya.
"Nakal. " tawaku, sambil berdiri membawa baju tidur yang diberikan Bara menuju kamar mandi.
Tak lama aku keluar dari kamar mandi, aku bercermin dimeja rias melihat hasil karya suamiku itu. Tanda merah yang tertinggal di leherku, membuatku merasa benar-benar menjadi istri Bara. Kenapa aku sebahagia ini?
Bara yang sedari tadi menatap ke arahku berdiri mendekat,
"Apa yang sedang kau lakukan? " tawanya.
"Ini, " aku tanpa malu menunjukkan tanda merah hasil perbuatannya. Bara tertawa keras, membuat aku menutup mulutnya dengan tanganku.
"Kenapa kau tertawa sekeras itu? Apa kau mau Ayah, Ibu dan adik-adikmu datang ke kamar ini? " bisikku cemas.
"Memangnya kenapa? Kita sudah menikah, mereka tidak mungkin memarahiku hanya karena aku membuat tanda merah dilehermu." bisik Bara. Aku memukul dadanya cukup keras, sampai Bara terlihat kaget.
"Sudah berhenti menggangguku, " tawaku sambil berbaring ditempat tidur. Kulihat Bara tersenyum, lalu mengambil bantal untuk tidur di sofa.
Like, Vote, Komen yang banyak Kak!
Dukung author agar tetap semangat lanjutkan cerita.
Terimakasih untuk dukungannya. ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Dania
💜💜💜💛💛💛💚💚♥️💕💕💕💝🖤🖤🖤❤️❤️💙💗💗🌷💖💖🖤🖤❤️❤️💙🖤🖤💗💗🌷💖🖤🖤🖤♥️♥️💛🖤🖤🖤🖤🖤💜💛💛💚💚🖤🖤🖤🖤🖤🖤❤️💙💙🖤🖤🖤🖤💖💖🌷🌷💗🌷💖💖🖤🖤🖤
2021-10-26
0
Desi Ummu Ihsan
Hmm akhirnya kamu melakukan juga Chika....tapi kenapa Bara masih saja tidur di Sofa?
2021-09-26
0
ani nurhaeni
ga nyangka sifat ardi kaya gitu
2021-07-18
0