Setelah urusannya dengan Joe selesai, Kendra pun beranjak pergi dari tempatnya dan segera kembali menuju ruang dimana adiknya Alan dirawat. Sesampainya disana diraihnya kenop pintu itu lalu dibukanya pintu ruangan tersebut secara perlahan. Kakinya melangkah ke arah sofa dan menghempaskan badannya yang terasa letih diatas sofa empuk yang ada diruangan tersebut, terlihat ujung matanya melirik ke arah Kaira.
"Kaira, kau mau pulang atau menginap disini ?" Alih alih menjawab pertanyaan Kendra, gadis itu malah melangkah menghampiri Kendra dan ikut duduk disamping pria tersebut.
"Kakak kalo boleh aku mau pulang saja, kasian kakakku pasti saat ini dia tengah khawatir, soalnya tadi pas datang kesini Kaira belom sempet pamitan kak." Pikiran gadis itu melayang jauh membayangkan wajah khawatir kakaknya.
"Kau memang gadis nakal !"
"Awww ! sakit tau." tangannya mengelus hidungnya yang dipencet Kendra sambil merengut.
"Ck, ayo ! kakak antar kamu pulang."
"Tidak usah kak, Kaira naik taksi aja dari depan." Bukannya menyetujui gadis itu malah menolak tawaran Kendra.
"Mana ada taksi di jam segini bocah ! Lagipula kakak ga mau disalahin kalo nanti sampai terjadi sesuatu padamu." Jawabnya sambil melirik Alan yang sedang tersenyum.
" Kakak ,kau memang yg terbaik." Mengacungkan kedua jempolnya lalu berpaling ke arah kekasihnya.
"Sayang, pulanglah, kakak akan mengantarmu. Kau tau kakakku ini sangat baik hati." Menoleh ke arah Kendra yg sedang menatapnya tajam.
"Merepotkan." ucapnya sambil berdiri melangkah ke arah pintu.
Kaira ikut berdiri dan menghampiri Alan. Dipegangnya tangan pria itu lalu sejenak mengecup lembut keningnya. Memegang kedua pipi pujaan hatinya sambil menatapnya lembut.
"Aku pulang dulu ya, besok aku akan kesini lagi. Cepatlah sembuh dan jaga diri baik baik." Ucapnya pelan.
" Ya, hati hati dijalan sampaikan maaf ku kepada Kak Mia, karena telah membuatnya khawatir." ucap Alan lesu.
Kaira tersenyum manis. " Iya sayang nanti aku sampaikan pada kak Mia." Kaira pun berdiri bersiap melangkah ke arah pintu.
"Sayang ?" panggilnya.
"Iya..?" menghentikan langkahnya lalu menoleh pelan kearah Alan.
" Kapan kau akan memberitahu pada kakakmu tentang hubungan kita berdua ?" sejenak Kaira berpikir, lalu tersenyum.
"Secepatnya." Jawabnya pasti.
Alan yang mendengar jawaban kekasihnya seketika tersenyum senang. Dia berharap semoga hubungannya selama ini yang dijalani diam diam dengan Kaira segera mendapat restu dari Mia.Toh sebentar lagi Kaira juga akan segera menyelesaikan skripsi nya, jadi dia pikir inilah saatnya Mia mengetahui hubungan mereka berdua.
Dengan langkah pelan Kaira segera pergi dari ruangan itu, kakinya melangkah menuju lobbi rumah sakit. Tampak disana Kendra sudah menunggunya untuk mengantarnya pulang. Tanpa menunggu lama gadis itu segera masuk mobil, dan Kendra pun segera melajukan mobilnya kearah rumah kekasih adiknya.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 20 menit lamanya, mobil hitam Kendra pun sampai di kompleks perumahan yang sederhana. Mobilnya berhenti tepat didepan rumah minimalis yang sangat kecil. Bahkan bisa dibilang luas rumah ini hanya seluas kamarnya saja.
"Kau tinggal disini Kai ?" Bertanya kearah Kaira sebelum gadis itu turun dari mobilnya.
Kaira menoleh dan tersenyum. "Iya kak."
Kecil sekali rumahmu, sebenarnya seperti apa kehidupanmu ? Apa sesederhana inikah hidupmu Kai ? Kenapa selama ini aku tidak pernah perduli ? Padahal kau adalah orang yg sangat dicintai oleh adikku kai ?, desahnya dalam hati.
"Kenapa kau tidak mau menerima fasilitas yang diberikan oleh Alan ? Setidaknya kau tidak akan kekurangan dan hidup menderita."
Mendengar itu Kaira hanya tersenyum.
"Kenapa kau malah tersenyum ?" Keningnya mengerenyit saat melihat Kai malah tersenyum.
"Kak Ken, aku disini hanya hidup bertiga saja dengan kakak dan adik aku. Semenjak kedua orangtuaku meninggal kakakku lah yang bertanggungjawab atas kehidupan kami berdua. Bahkan dia rela tidak meneruskan kuliahnya dan bekerja keras hanya supaya kami berdua bisa menggapai cita cita kami berdua. Dia selalu mengajarkan kepada kami untuk menerima takdir yang sudah Allah kasih ke kita . Untuk selalu hidup seserhana, dan tidak menyusahkan orang lain."
Kaira nampak menghela nafasnya dalam sebelum melanjutkan ceritanya. Dadanya terasa sangat sesak saat teringat kenangan bersama keluarganya dulu yang sangat bahagia. Ayah, ibu, kakak, dan adiknya. Kenangan bahagia bersama keluarganya disaat orangtuanya masih ada sangat membekas didalam hatinya.
"Kau tau kak, saat orangtua kita meninggal dia bahkan selalu tersenyum, tidak pernah menunjukkan kesedihannya didepan adik adiknya. Seolah dia baik baik saja, tapi aku tau kalau hatinya sebenarnya lebih hancur daripada kami berdua. Aku selalu memergokinya diam diam, dia selalu menangis di kamar nya disaat kami semua sudah terlelap tidur. Sejak saat itu kami putuskan untuk tidak akan pernah lagi menangisi kepergian ayah dan ibu." Tanpa sadar airmata sudah membasahi kedua pipi gadis itu.
"Maaf Kai, bukan maksud kakak membuat kamu jadi bersedih." Ucapnya pelan.
"Ah,,tidak apa apa kak. Justru Kaira yang minta maaf sudah merepotkan kak Ken. Sudah mau mendengarkan cerita Kaira." Gadis itu tersenyum malu.
"Tidak apa apa Kai, kakak tidak keberatan, kalau kau butuh apa apa jangan sungkan sama kakak ya." Ucapnya pelan.
"Iya kak."
"Kalau begitu Kai masuk dulu ya kak. Makasih udah mau mengantar Kai pulang." Ucapnya sambil membuka pintu mobil lalu gadis itu turun dari mobil Ken.
"Kakak hati hati ya, jangan ngebut." Berdiri disamping mobil menunggu Ken pergi dari rumahnya.
"Masuklah, kakak akan pergi setelah kau masuk kerumah." Perintah Ken sambil menatap Kaira.
"Baiklah kak, aku masuk dulu ya ! sekali lagi makasih ya kak."
Kaira pun segera masuk kedalam rumah meninggalkan Ken yang masih merenung sendiri didalam mobilnya. Pikirannya terusik dengan cerita gadis itu.
Kaira, kau sungguh gadis sederhana yang sangat luar biasa. Kehidupanmu benar benar membuat kakak kagum padamu. Saat diluar sana banyak para gadis yg sengaja mendekati kami orang orang kaya hanya karena harta kami, sedangkan kau ...ck...Alan memang tidak salah memilihmu. Inikah hasil didikan kakakmu itu, seperti apakah dia ? apa dia juga orang yang luar biasa sepertimu atau bahkan melebihimu ? Ah, aku jadi penasaran dengan kakakmu itu! ! Aissshhhh ....ada apa denganku ? tidak biasanya aku kepikiran terhadap seorang wanita, ini seperti bukan diriku.Tapi..ah, terserah lah . Bathin nya sembari matanya tetap melihat ke arah Kaira yang sudah masuk ke dalam rumah.
Setelah melihat Kaira masuk, tanpa berpikir lama Ken pun segera melajukan mobilnya pergi dari tempat itu.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments