Waktu menunjukkan pukul 18.30 ketika Mia bersiap untuk pulang kerumahnya. Segera diambilnya kendaraan roda dua miliknya lalu melajukan motornya perlahan. Saat melewati sebuah taman , Mia mengentikan laju motornya.
Berjalan perlahan menuju ke arah danau lalu duduk diatas rerumputan. Direbahkan badan lelahnya secara perlahan. Sejenak memejamkan mata menghirup udara segar di penghujung sore itu. Suasana taman hari ini sangat sunyi dan sepi, membuatnya merasa mengantuk.
Belom lama Mia memejamkan mata, telinganya terusik dengan suara keributan yg tidak jauh dari tempatnya berada. Karena penasaran Mia pun berjalan perlahan ke arah suara tersebut.
"Tolong...." Sebuah suara semakin membuat Mia mempercepat langkahnya.
Matanya terbelalak saat melihat di penghujung jalan, tampak seorang pria dengan tubuh penuh luka sedang berusaha menyelamatkan diri dari para pengeroyoknya.
"Kau sudah tidak bisa kemana mana lagi, malam ni kau harus mati. Dengan begitu bos akan merasa puas dengan hasil kerja kita , benar ga teman teman ?".
Salah satu preman berkata sambil tertawa. Berjalan pelan kearah pemuda yg sudah tidak berdaya dengan membawa sebuah pisau. Belom sempat pisau itu menancap ditubuh pemuda itu, sebuah suara menghentikannya.
"Hei !! Berhenti !"
Para preman sontak menoleh kearah suara tersebut. Tampak seorang gadis yang sangat cantik tengah berdiri tidak jauh didepan mereka.
"Cantik, kenapa malam malam sendirian ? Mau abang antar ? Disini tidak aman ayo ikut aja sama abang ya." Para preman pun tertawa sangat keras.
"Cih.." Decihnya. "Bisanya main keroyokan, banci lo pada." Mia tersenyum sinis ke arah preman.
"Heh, kau bilang apa bocah ! Jangan ikut campur lo !!" Salah satu preman berteriak kesal saat mendengar kata banci.
"Memang banci !!" Mia menyeringai.
"Mau sekalian banci, sini lawan gua klo berani." Dengan santai berjalan perlahan ke arah pemuda tersebut.
"Tuan kau tidak apa apa ?"
"To-tolong a-aku. " Ucapnya terbata bata.
"Tenanglah, kau aman denganku."
Mia berdiri menghampiri para preman lalu bersidekap dada dengan santai.
"Ayo lawan aku !" Salah seorang pimpinan preman berteriak keras.
" Kurang ajar...serang dia, sekalian kita bunuh saja perempuan itu."
"Coba saja kalau bisa."
Mia menyeringai, tatapan matanya berubah tajam setajam pisau membuat para preman itu sedikit bergidik ngeri.
"B*******k !" Ucapnya lalu bergerak untuk menyerang Mia.
Mia yang diserang pun hanya tersenyum kecil. Baginya serangan mereka hanyalah sekedar olahraga malam baginya. Tidak sampai 10 menit para kawanan preman pun tumbang dengan sekali hentakan saja. Sedangkan Mia, gadis itu nampak berjongkok memegang kerah baju pimpinan preman tersebut tanpa luka ditubuhnya.
"Segera pergi dari sini sebelum nyawamu melayang."
Para preman segera berlari kearah mobil mereka saat melihat aura membunuh terlihat jelas di kedua mata gadis itu.
"Lo akan menyesal karena ikut campur urusanku."
Pimpinan preman mengancam Mia.
"Coba saja ." Mia tersenyum santai.
Setelah para preman pergi Mia segera menghampiri pemuda itu.
"No-nona te-terima kasih."
"Jangan bicara dulu tuan, luka anda cukup serius, mari saya antar kerumah sakit."
Mia hendak berdiri membantu pemuda itu.
"Ti-tidak perlu no-nona." Ucapnya ngos-ngosan." Ka-kakak sa-saya sebentar lagi a-akan da-datang ke."
Belom selesai bicara pemuda itu mendadak pingsan.
"Tuan, hei..bangunlah." Menepuk pelan pipi pemuda itu.
"Waduh gimana ini." Ucapnya panik.
Belom reda kepanikannya tiba tiba datang dua mobil warna hitam. Nampak seorang pria turun dengan wajah cemas.
"Hei, kau apakan adikku ? Kurang ajar akan ku bunuh kau." Tiba tiba pria tersebut menyerang Mia.
Seketika Mia langsung berdiri dan melawan pria itu. Menarik tangan pria itu kebelakang, menekannya lalu mendorong tubuh pria itu kedepan. Sang pria hanya bisa meringis menahan sakit ditangannya.
"Tunggu ! Kenapa kau menyerang ku ?"
Mia berteriak kesal.
"Kau yg membuat adikku seperti ini kan ?" Pria itu menuduh Mia.
"Heh ! Bung daripada kau menuduh yang tidak jelas lebih baik cepat kau bawa adikmu itu segera kerumah sakit, sebelum terlambat".
Pria itu menatap kearah pemuda yang tergeletak diatas tanah, lalu berpaling kearah anak buahnya.
"Bawa dia...!"
"Baik Tuan Muda..." Dengan segera anak buahnya membawa pemuda tersebut menuju kerumah sakit.
"Hei nona, urusan kita blom selesai !" Matanya menyeringai tajam ke arah Mia.
"Pria menyebalkan."
"Apa kau bilang..?"
"Iya menyebalkan..kau pikir aku takut ? Coba saja. Bukannya bilang terima kasih malah menuduh seenak perutmu !"
Melangkahkan kakinya meninggalkan pria itu.
"Hei....kau....!" Berniat mengejar Mia.
"Tuan Muda." Sang asisten menghentikan langkahnya. "Sebaiknya kita segera kerumah sakit, kondisi adik Tuan....."
"Selidiki apa yg terjadi hari ini secepatnya !"
Perintahnya sambil melirik ke arah gadis itu melangkah pergi, lalu masuk ke dalam mobil dan segera melaju kerumah sakit.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
zien
semangat terus 💪😊😘
2021-02-03
1
Rian Cappuchino
Kak mampir yuk kenovelku.Judulnya "Ray stardust."
Kutunggu kedatanganmu.
Terima kasih
2021-01-31
2
Vera Nika Anjani
likeeeee againnn
2020-12-21
1