BAB 3 : Pertemuan Xin Yi dan Huo Qian

Xin Yi sedang berjalan di taman villa, mencoba memahami situasi aneh ini. Dia terlalu sibuk dengan pikirannya sampai tidak memperhatikan jalannya.

"Bruk!" tiba tiba dia menabrak seseorang.

"Hei! Apa kau tidak punya mata?" seru Xin Yi sambil mengusap dahinya.

Dia mendongak dan melihat seorang pria tinggi dengan wajah sempurna, tetapi ekspresinya seperti es batu.

Huo Qian menatapnya dengan dingin, tapi ada kilatan penasaran di matanya. "Kau yang menabrakku."

Xin Yi melipat tangan di dada. "Oh, jadi ini salahku? Kau berdiri di tengah jalan seperti patung. Siapa yang suruh kau begitu besar?"

Huo Qian mengangkat alis, tidak terbiasa ada yang berbicara kasar padanya. Tapi bukannya marah, dia malah tersenyum kecil, sebuah senyuman langka yang membuat Xin Yi mundur selangkah.

"Jadi, kau pikir aku besar, ya?" Huo Qian mencondongkan tubuhnya sedikit, membuat Xin Yi terpojok di bawah tatapannya.

"Berhenti mendekat! Kau pikir aku takut padamu?!" seru Xin Yi sambil mendorong dadanya.

Namun, dorongan itu malah membuat Huo Qian tertawa pelan. "Menarik. Kau berbeda dari wanita lain."

Xin Yi mendelik. "Apa maksudmu? Jangan berpikir aku akan jatuh cinta pada pesona dinginmu. Aku pernah melihat pria seperti kau di drama—kebanyakan menyebalkan!"

Huo Qian tertawa lagi, sebuah suara yang jarang terdengar. "Aku akan ingat itu. Sampai jumpa, nona drama."

Xin Yi mendengus kesal. "Siapa dia pikir dia?!" Tapi di dalam hatinya, dia merasa bingung. Kenapa pria itu terlihat lebih hidup daripada yang digambarkan di novel?

 

Xin Yi masuk ke ruang keluarga, di mana sekelompok gadis sedang duduk bersama. Salah satunya adalah Gu Rui, seorang gadis cantik dengan rambut panjang berkilau.

Gu Rui menatap Xin Yi dengan ekspresi terkejut, lalu berubah menjadi cemberut. "Kau siapa? Kenapa kau di sini?"

Xin Yi tersenyum, mencoba bersikap ramah. "Aku Xin Yi. Aku diundang bersama teman-teman sekolahmu."

Gu Rui menyipitkan matanya. "Kau terlalu cantik untuk jadi teman sekolahku."

Xin Yi tersentak. "Apa itu pujian atau hinaan?"

Gu Rui berdiri, mendekati Xin Yi sambil melipat tangan. "Aku tidak suka kau ada di sini. Semua orang memperhatikanmu, bukan aku."

Xin Yi terkikik. "Oh, jadi kau cemburu? Jangan khawatir, aku tidak akan mencuri perhatianmu."

Gu Rui memerah. "Aku tidak cemburu! Aku hanya... hanya tidak suka saingan!"

Xin Yi menahan tawa. Gadis ini seperti anak kecil yang kehilangan permen. Dia memutuskan untuk menggoda Gu Rui lebih jauh.

"Baiklah, aku akan mencoba tidak terlalu bersinar. Tapi itu sulit, kau tahu?" Xin Yi mengedipkan mata.

Gu Rui mendengus dan berbalik, tapi dia tidak bisa menyembunyikan rasa frustrasinya. "Hmph, kita lihat saja siapa yang lebih baik."

 

Gu Lan sedang duduk di ruang kerja bersama istrinya, Fang Yin. Dia memandang ke luar jendela, teringat pada wajah Xin Yi.

"Ada apa?" tanya Fang Yin, memperhatikan suaminya yang tampak melamun.

"Aku melihat seorang gadis tadi. Dia mengingatkanku pada seseorang... tapi aku tidak tahu siapa," jawab Gu Lan dengan nada serius.

Fang Yin menyipitkan matanya. "Gadis itu... siapa namanya?"

"Xin Yi," kata Gu Lan pelan.

Fang Yin merasakan firasat buruk. "Hati-hati, Lan. Jangan terlalu dekat dengan orang asing. Kau tahu bagaimana orang bisa memanfaatkan kita."

Gu Lan mengangguk, tapi perasaan akrab itu tidak hilang. "Aku hanya merasa... dia seperti bagian dari masa lalu yang hilang."

Fang Yin menggenggam tangannya erat. "Masa lalu adalah masa lalu. Jangan biarkan itu mengganggu kita."

Namun, di dalam hatinya, Fang Yin merasa waspada. Dia tidak tahu kenapa, tapi nama Xin Yi membuatnya merasa ada sesuatu yang akan berubah di keluarga mereka.

 

Suasana Barbeque di Sore Hari

Matahari mulai tenggelam, menciptakan pemandangan indah di halaman belakang Villa keluarga Gu. Aroma daging panggang memenuhi udara, membuat suasana semakin hangat dan santai.

Xin Yi berdiri di dekat meja, mengipasi daging yang sedang dipanggang dengan ekspresi malas. "Kenapa aku yang harus melakukan ini? Bukankah ini pekerjaan tuan rumah?" gumamnya pelan.

Hua Hua, yang berdiri di sebelahnya, tertawa kecil. "Kau terlihat sangat lucu, Xin Yi. Aku kira kau tidak tahu cara memasak."

"Tentu saja aku tahu!" balas Xin Yi sambil membalik daging dengan sedikit kesal. Setidaknya aku tahu cara bertahan hidup, meskipun aku seorang aktris terkenal.

Di sisi lain halaman, Gu Rui berdiri dengan wajah cerah, mengenakan gaun santai. Dia terlihat lebih ceria daripada biasanya, matanya terus melirik ke arah pintu villa.

"Tunggu sampai kau melihat tamu istimewa yang diundang Ayah," katanya dengan nada penuh semangat kepada teman-temannya.

Tak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar. Gu Lan muncul bersama seorang pria yang langsung menarik perhatian semua orang.

Itu Huo Qian, dengan jas kasual yang tetap membuatnya terlihat sangat memikat. Aura dinginnya tampak lebih lembut, dan senyum kecil di wajahnya cukup untuk membuat beberapa gadis yang hadir menahan napas.

Gu Rui langsung memerah. Tangannya mencubit lengan temannya dengan gugup. "Dia di sini! Huo Qian ada di sini!"

Huo Qian menyapu pandangannya ke seluruh halaman, tetapi matanya berhenti pada satu orang—Xin Yi, yang sedang sibuk dengan panggangan.

Dengan langkah santai, dia berjalan mendekat.

"Xin Yi," panggilnya dengan suara lembut.

Xin Yi yang sedang fokus membalik daging hampir menjatuhkan penjepitnya. Dia mendongak dengan kaget. "Kau lagi? Kenapa kau selalu muncul di mana-mana? dan bagaimana kau tahu namaku."

Huo Qian tersenyum, kali ini lebih hangat daripada biasanya. "Aku diundang oleh Tuan Gu. Tapi sepertinya aku tidak salah datang. Dan namamu tertulis di seragam yang kau kenakan, Xin Yi."

Gu Rui, yang berdiri tidak jauh, memandang mereka dengan ekspresi campur aduk. Wajahnya memerah lebih dalam saat melihat senyum manis Huo Qian pada Xin Yi.

"Kenapa dia tersenyum seperti itu pada Xin Yi?" gumamnya pelan, merasa kesal.

Sementara itu, Gu Lan memperhatikan interaksi dari jauh. Dia tidak bisa mengabaikan keakraban yang dirasakannya setiap kali melihat Xin Yi.

Fang Yin, yang berdiri di samping suaminya, melirik Gu Lan dengan curiga. "Kau terus memandangnya. Apa ada sesuatu yang perlu aku tahu?" tanyanya dengan nada tajam.

Gu Lan menggeleng. "Tidak ada. Aku hanya merasa dia... menarik."

"Jangan terlalu tertarik," balas Fang Yin dingin.

 

"Kalau kau di sini, kenapa tidak membantu?" kata Xin Yi sambil menyerahkan penjepit daging pada Huo Qian.

Huo Qian menerimanya dengan santai. "Baiklah, apa yang harus aku lakukan?"

Xin Yi tersenyum puas. "Akhirnya, kau berguna untuk sesuatu."

Huo Qian tertawa kecil. "Kau benar-benar tidak takut padaku, ya?"

"Kenapa aku harus takut? Kau tidak terlihat menakutkan," balas Xin Yi sambil menyandarkan tubuhnya ke meja.

"Aku tidak menakutkan, tapi orang lain sering berpikir begitu," jawab Huo Qian sambil membalik daging dengan cekatan.

Gu Rui yang memperhatikan dari jauh merasa semakin kesal. "Kenapa dia begitu akrab dengan Xin Yi?" pikirnya sambil menggigit bibir.

 

Setelah barbeque selesai, para tamu duduk di meja panjang untuk menikmati makanan. Gu Rui, yang sudah tidak tahan lagi, memutuskan untuk menghadapi Xin Yi secara langsung.

"Xin Yi," panggil Gu Rui dengan nada tajam.

Xin Yi menoleh, sedikit terkejut. "Ada apa?"

Gu Rui melipat tangan di dada. "Kau terlalu dekat dengan Tuan Huo."

Xin Yi mengangkat alis. "Dekat? Aku hanya berbicara dengannya. Apa itu masalah?"

"Itu masalah bagiku!" seru Gu Rui. Wajahnya memerah, tetapi dia tetap berdiri tegak. "Aku tidak suka caramu membuat semua orang memperhatikanmu."

Xin Yi mencoba menahan tawanya. "Gu Rui, kau tahu ini bukan kontes, kan? Aku tidak mencoba mencuri perhatian siapa pun."

Gu Rui mendengus. "Kau memang mencuri perhatian. Bahkan Ayah terus memperhatikanmu."

Xin Yi tersentak mendengar itu. Dia melirik Gu Lan, yang sedang berbicara dengan tamu lain, tetapi sesekali matanya memang tertuju padanya.

"Gu Rui, aku tidak tahu apa yang kau pikirkan, tapi aku tidak punya niat untuk merebut perhatian siapa pun," kata Xin Yi dengan suara lebih lembut.

Gu Rui tampak ragu sejenak, tetapi kemudian dia mendengus dan berjalan pergi.

 

Saat malam semakin larut, tamu-tamu mulai bubar. Huo Qian mendekati Xin Yi sekali lagi sebelum pergi.

"Xin Yi," panggilnya.

Xin Yi menghela napas. "Apa lagi sekarang?"

Huo Qian tersenyum kecil. "Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku menikmati percakapan kita tadi."

Xin Yi mendelik. "Kau benar-benar aneh."

"Aku sering mendengar itu," balas Huo Qian sambil berjalan pergi.

Gu Lan, yang berdiri di dekat pintu, memperhatikan interaksi mereka dengan ekspresi serius.

"Lan, ayo masuk," panggil Fang Yin dari dalam rumah.

Gu Lan mengangguk, tetapi hatinya penuh dengan pertanyaan. Siapa sebenarnya Xin Yi? Dan kenapa dia merasa begitu terhubung dengannya?

 

Episodes
1 BAB 1 : Kematian Xin Yi
2 BAB 2 : Lahir kembali dalam novel
3 BAB 3 : Pertemuan Xin Yi dan Huo Qian
4 BAB 4 : Pagi yang Sibuk dan Gu Rui yang Kalah Telak
5 BAB 5 : Misteri yang Mulai Terungkap
6 BAB 6 : Awal Baru di Keluarga dan Survival Show
7 BAB 7 : "Langkah Pertama di Panggung Takdir"
8 BAB 8 : Percikan Api di Tengah Badai
9 BAB 9 : Tantangan Baru: Membuat Lagu dan Koreografi
10 BAB 10 : Menghadapi Ancaman dan Mengukir Jalan Baru
11 Bab 11 : Tantangan Kolaborasi, dan Gu Rui yang tidak pernah puas
12 Bab 12 : Kehebohan sebelum Tampil
13 Bab 13 : Ketegangan dibalik Kolaborasi
14 Bab 14 : Episode Pertama
15 Bab 15 : Xin Yi menjadi terkenal, Apartemen Huo Qian
16 Bab 16 : Tantangan baru, Tim Lama
17 Bab 17 : Gu Ru berubah, Tim yang Solid
18 Bab 18 : Tantangan Memanah, Penentuan Urutan Tampil
19 Bab 19 : Kompetisi baru Dimulai !!!
20 BAB 20 : Godaan Huo Qian, Ancaman Penguntit !!!
21 Bab 21 : Ketakutan, dan Kenyamanan
22 Bab 22 : Kehangatan di Pagi Hari dan Undian Tak Terduga
23 Bab 23 : Lagu, Kostum dan Tawa anak-anak
24 Bab 24 : Lagu yang menyatukan Hati
25 Bab 25 : Penilaian Terakhir
26 Bab 26 : Perubahan Rencana, Keputusan Xin Yi
27 Bab 27 : Sedikit Kerinduan
28 Bab 28 : Jejak Luka di Malam sebelum Grand Final
29 Bab 29 : Semangat yang Tak Tergantikan
30 Bab 30 : Bayangan dibalik Kecelakaan
31 Bab 31 : Dendam yang Terpendam
32 Bab 32 : Ketika Hati terisi dan Badai Mengintai
33 Bab 33 : Panggung, Dendam, dan Obsesi
34 Bab 34 : "Melodi yang Menghubungkan Takdir"
35 Bab 35 : Pilihan yang Mengubah Segalanya
36 Bab 36 : Kemenangan Xin Yi
37 Bab 37 : Api dalam Kegelapan
38 Bab 38 : Rahasia yang Mulai Terkuak
39 Bab 39 : Jebakan di Balik Hutan
40 Bab 40 : Obsesi Yang Tak Pernah Berakhir
41 Bab 41 : Darah yang Mengungkap Kebenaran
42 BAB 42 : KEBENARAN YANG TERUNGKAP
43 Bab 43 : Ingatan yang Kembali, Kebohongan yang Terungkap
44 Bab 44 : Jejak yang Hilang
45 BAB 45 : Rantai Kecelakaan
46 BAB 46 : Kesempatan Yang Hilang
47 Bab 47 : Api Dendam dan Kebenaran yang Tertunda
48 Bab 48 : Tak Semudah Itu
49 BAB 49 : KEHANCURAN SEBUAH KEBENARAN
50 BAB 50 : KEJATUHAN YANG TAK TERELAKKAN
51 Bab 51 : "Bayangan di Balik Jeruji"
52 Bab 52 : Cinta di Bawah Langit yang Bersinar
53 Bab 53 : Kunjungan Kejutan dan Malam yang Tak Terduga
54 BAB 54 : SEPUCUK CAHAYA DI PAGI HARI
55 BAB 55 : DUA SISI YANG KONTRAS
56 BAB 56 : PANGGUNG & KELUARGA
57 Bab 57 : Malam yang Tak Terlupakan
58 Bab 58 : Liburan yang Tak Terduga
59 Bab 59 : Godaan di Pulau Pribadi
60 Bab 60 : Pagi yang Manis & Detektif Absurd
61 Bab 61 : Ombak, Laut, dan Godaan di Antara Kita
62 Bab 62 : Aroma Yang Terlupakan
63 Bab 63 : Bayangan di Balik Layar
64 Bab 64 : Tatapan yang Familiar
65 Bab 65 : Skandal Romantis? CEO Li dan Idol Xin Yi!
66 BAB 66 : CEO vs Presdir – Siapa yang Menang?
67 Bab 67 : Pelindung di Sisinya
68 Bab 68 : Mata yang Selalu Mengawasi
69 Bab 69 : Perangkap Li Zeyan
70 Bab 70 : Perang yang Baru Dimulai
71 Bab 71 : Jejak yang Kembali
72 Bab 72 : RUMOR DAN PERTARUHAN
73 Bab 73 : Perburuan!!!
74 Bab 74 : Tikus di Sarang Ular
75 Bab 75 : Jebakan yang Dibalikkan
76 Bab 76 : Selamat Tinggal, Gu Rui
77 Bab 77 : Akhir dan Awal
78 Bab 78 : RATAPAN ORANG GILA
79 Bab 79 : Tawaran Tak Terduga
80 Bab 80 : Akhir Bahagia
Episodes

Updated 80 Episodes

1
BAB 1 : Kematian Xin Yi
2
BAB 2 : Lahir kembali dalam novel
3
BAB 3 : Pertemuan Xin Yi dan Huo Qian
4
BAB 4 : Pagi yang Sibuk dan Gu Rui yang Kalah Telak
5
BAB 5 : Misteri yang Mulai Terungkap
6
BAB 6 : Awal Baru di Keluarga dan Survival Show
7
BAB 7 : "Langkah Pertama di Panggung Takdir"
8
BAB 8 : Percikan Api di Tengah Badai
9
BAB 9 : Tantangan Baru: Membuat Lagu dan Koreografi
10
BAB 10 : Menghadapi Ancaman dan Mengukir Jalan Baru
11
Bab 11 : Tantangan Kolaborasi, dan Gu Rui yang tidak pernah puas
12
Bab 12 : Kehebohan sebelum Tampil
13
Bab 13 : Ketegangan dibalik Kolaborasi
14
Bab 14 : Episode Pertama
15
Bab 15 : Xin Yi menjadi terkenal, Apartemen Huo Qian
16
Bab 16 : Tantangan baru, Tim Lama
17
Bab 17 : Gu Ru berubah, Tim yang Solid
18
Bab 18 : Tantangan Memanah, Penentuan Urutan Tampil
19
Bab 19 : Kompetisi baru Dimulai !!!
20
BAB 20 : Godaan Huo Qian, Ancaman Penguntit !!!
21
Bab 21 : Ketakutan, dan Kenyamanan
22
Bab 22 : Kehangatan di Pagi Hari dan Undian Tak Terduga
23
Bab 23 : Lagu, Kostum dan Tawa anak-anak
24
Bab 24 : Lagu yang menyatukan Hati
25
Bab 25 : Penilaian Terakhir
26
Bab 26 : Perubahan Rencana, Keputusan Xin Yi
27
Bab 27 : Sedikit Kerinduan
28
Bab 28 : Jejak Luka di Malam sebelum Grand Final
29
Bab 29 : Semangat yang Tak Tergantikan
30
Bab 30 : Bayangan dibalik Kecelakaan
31
Bab 31 : Dendam yang Terpendam
32
Bab 32 : Ketika Hati terisi dan Badai Mengintai
33
Bab 33 : Panggung, Dendam, dan Obsesi
34
Bab 34 : "Melodi yang Menghubungkan Takdir"
35
Bab 35 : Pilihan yang Mengubah Segalanya
36
Bab 36 : Kemenangan Xin Yi
37
Bab 37 : Api dalam Kegelapan
38
Bab 38 : Rahasia yang Mulai Terkuak
39
Bab 39 : Jebakan di Balik Hutan
40
Bab 40 : Obsesi Yang Tak Pernah Berakhir
41
Bab 41 : Darah yang Mengungkap Kebenaran
42
BAB 42 : KEBENARAN YANG TERUNGKAP
43
Bab 43 : Ingatan yang Kembali, Kebohongan yang Terungkap
44
Bab 44 : Jejak yang Hilang
45
BAB 45 : Rantai Kecelakaan
46
BAB 46 : Kesempatan Yang Hilang
47
Bab 47 : Api Dendam dan Kebenaran yang Tertunda
48
Bab 48 : Tak Semudah Itu
49
BAB 49 : KEHANCURAN SEBUAH KEBENARAN
50
BAB 50 : KEJATUHAN YANG TAK TERELAKKAN
51
Bab 51 : "Bayangan di Balik Jeruji"
52
Bab 52 : Cinta di Bawah Langit yang Bersinar
53
Bab 53 : Kunjungan Kejutan dan Malam yang Tak Terduga
54
BAB 54 : SEPUCUK CAHAYA DI PAGI HARI
55
BAB 55 : DUA SISI YANG KONTRAS
56
BAB 56 : PANGGUNG & KELUARGA
57
Bab 57 : Malam yang Tak Terlupakan
58
Bab 58 : Liburan yang Tak Terduga
59
Bab 59 : Godaan di Pulau Pribadi
60
Bab 60 : Pagi yang Manis & Detektif Absurd
61
Bab 61 : Ombak, Laut, dan Godaan di Antara Kita
62
Bab 62 : Aroma Yang Terlupakan
63
Bab 63 : Bayangan di Balik Layar
64
Bab 64 : Tatapan yang Familiar
65
Bab 65 : Skandal Romantis? CEO Li dan Idol Xin Yi!
66
BAB 66 : CEO vs Presdir – Siapa yang Menang?
67
Bab 67 : Pelindung di Sisinya
68
Bab 68 : Mata yang Selalu Mengawasi
69
Bab 69 : Perangkap Li Zeyan
70
Bab 70 : Perang yang Baru Dimulai
71
Bab 71 : Jejak yang Kembali
72
Bab 72 : RUMOR DAN PERTARUHAN
73
Bab 73 : Perburuan!!!
74
Bab 74 : Tikus di Sarang Ular
75
Bab 75 : Jebakan yang Dibalikkan
76
Bab 76 : Selamat Tinggal, Gu Rui
77
Bab 77 : Akhir dan Awal
78
Bab 78 : RATAPAN ORANG GILA
79
Bab 79 : Tawaran Tak Terduga
80
Bab 80 : Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!