Panas dan Manis

Setelah menikmati malam indah di bukit bintang, pukul 22:00 mereka memutuskan untuk kembali ke rumah. Lain halnya jika Abi pergi dengan Surya, pasti mereka akan menginap di Glamping terdekat.

Selama di bukit bintang Mentari mengutarakan keinginannya untuk menggunakan motor kakaknya. Tapi dia sendiri tidak bisa mengendarai motor. Maka sebelum dia bisa mengendarai motor dengan benar, dia akan belajar mengendarai motor terlebih dahulu. Selain itu mentari juga memiliki keinginan lain yaitu mendaftarkan diri ke tempat gym center dan muai-thai center. Abi menyarankan untuk latihan gym di rumahnya karena akan sangat berbahaya jika Mentari ke tempat gym sendirian. Dan Abi akan mengusahakan menemani Mentari mencari tempat yang cocok untuk berlatih muai-thai.

Sebenarnya Abi bingung dengan maksud dan tujuan dari keinginan Mentari tersebut. Pasalnya Mentari adalah gadis yang girly dan elegant namun kenapa dia tiba - tiba ingin motor kakaknya dan berlatih muai-thai. Seperti ada kejadian yang terjadi belakangan ini yang dia tidak tahu? Mentari pernah menguasai taekwondo sampai ke tingkat Yi Dan yakni sabuk hitam dengan satu strip putih.

Empat puluh lima menit perjalanan kini akhirnya Abi memasuki pekarangan rumah Mentari yang sunyi saat ini karena penghuninya sudah terlelap tentunya. Abi menepuk ringan bahu Mentari namun dia merespon. Setelah berkali kali menepuk dan belum ada tanda-tanda bahwa Mentari akan bangun, Abi memutuskan mengangkatnya.

Abi mengetuk pintu rumah Mentari dan menunggu seseorang membukanya. Setelah seorang asisten senior membukakan pintu rumahnya, Abi mengangkat tubuh Mentari dengan sangat hati - hati. Sang asisten rumah tangga berjalan mendahului untuk membukakan pintu kamar Mentari.

"Hati - hati Mas bawanya..." Kata sang asisten rumah tangga.

Setelah meletakkan tubuh Mentari di kamarnya yang bernuansa biru muda dengan interior berwarna soft pink Abi menutup pintu pelan dan...

"Astaga bunda!!" Abi terkejut melihat Bunda yang tiba - tiba sudah di depan pintu kamar Mentari.

"Maaf bunda... Baru pulang, kita keluar area jam 10 malem dan perjalanan 45 menit bun. Mentari tidur selama perjalanan sampe tadi dibangunin juga ga bangun - bangun jadi Abi angkat dan antar Mentari ke kamar. Sekali lagi maaf ya bun." Jelas Abi panjang lebar sambil menunduk takut. Tanpa di tanya pun Abi sudah menjelaskan situasinya.

"Yasudah, terima kasih sudah menemani, menjaga dan mengantarkan Mentari dengan selamat. Sekarang kamu tidur gih! Kamu nginep sini aja, tidur di kamar Surya. Orang rumah kamu juga pasti udah tidur semua." Kata Bunda sambil tersenyum dan memgusap lembut kepala Abi.

"Terima kasih bunda." Ucap Abi seraya memeluk Bunda Maya.

Abi berlalu dan berjalan menuju kamar Surya. Kamar Surya berada tepat di sebelah kamar Mentari, bahkan diantara kamar tersebut terdapat pintu tembus, namun hanya Mentari yang boleh menyimpan kunci pintu tersebut.

Saat memasuki kamar Surya, aroma khas Surya menyeruak ke penciumannya. Membuatnya menitikkan bulir kerinduan terhadap sahabatnya itu. Segera dia memasuki kamar itu, menyalakan AC, serta melepas denim dan kaosnya. Direbahkannya tubuh yang lelah, tidur menyamping dan memeluk guling. Sesekali ia mengelus bantal di sampingnya, mengisyaratkan kerinduan pada sang pemilik kamar. Tak lama kantuk menghampiri dan membawanya ke alam mimpi.

Waktu bergulir dan kini Matahari mulai membagikan kehangatan. Hingga sang pemilik mata coklat itu menggeliat dan meliukkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Mentari terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya sudah berada di ruangan yang sangat ia kenali.  Kamar kesayangannya. Dengan segera ia menuju kamar mandi dan bergegas untuk membersihkan badannya yang terasa lengket.

Usai mandi Mentari sambil ingin segera mencoba rencana pertamanya yaitu belajar mengendarai motor.

Di ambilnya camisole berwarna soft peach dengan tali pita dan kerut di area dada serta layer sebatas perut dipadukan dengan hotpants putih sehingga mengekspose tubuh mulus dengan dada dan pantat yang proporsional. Setelah mengenakan pakaiannya, ia meraih kunci di samping pintu yang menghubungkan pintu kamarnya dengan pintu kamar Surya.

Mentari merasa aneh saat pintu itu sedikit dibuka. Hawa dingin AC langsung menyambut dirinya.

"Kok AC nya nyala sih. Apa ada yang masuk kamar ini dan lupa matiin AC ya?" Gumam Mentari.

Setelah memasuki kamar Surya, dia mendapati seseorang sedang tertidur di kasur milik surya.

"Paling juga ayah, ayah mungkin kangen sama mas Surya." Gumamnya lagi saat melihat sosok yg tertutup selimut itu.

Mentari segera menuju meja belajar milik Surya membuka lacinya dan voila! Dia menemukan apa yang dia cari. Kunci motor milik Surya dengan gantungan kunci berbentuk matahari yang menyimbolkan nama mereka berdua. Diambilnya kunci yang bertuliskan BMW di kepala kuncinya. Dan dia segera pergi keluar kamar tanpa menghiraukan sosok yang sudah terduduk di tempat tidur milik Surya.

Mentari sudah sampai di garasi dan saat ini dia sedang mendorong motor BMW 1200 GS Adv milik Surya keluar dari garasi.

"Lo ngapain Tar?" Tiba tiba terdengar suara Abi dari pintu penghubung rumah dengan garasi.

"Loe yang ngapain kak, pagi pagi dah disini. Kita udah ga sekolah lagi kali pake nyamper pagi - pagi banget." Gerutu Mentari sambil menongak dan melihat ke arah Abi.

"Lo mau belajar naik motor pake itu?" Tanya Abi sambil berjalan ke arah Mentari.

"Yaiyalah, belajar motor ya pake motor masa pake mobil." Jawabnya ketus.

"Maksud gue, lo mau belajar naik motor pake motor se gede ini? Yang ada lo ga bakal ketemu kita lagi dan bikin sedih bunda, ayah, mommy sama daddy." Tegas Surya sambil mengambil alih motor dari tangan mentari.

"Yuk sini naik!" Ajak Abi sambil menepuk jok belakang motor setelah berhasil mengeluarkan motor itu dari garasi.

Abi membawa Mentari ke kampung sebelah, tepatnya ke rumah pak Rahmat tukang kebun di rumah Abi. Pak Rahmat satu - satunya Asisten rumah tangga di rumah Abi yang motornya terawat. Maklum, anaknya adalah seorang Montir Golden Badge di salah satu dealer sepeda motor Jepang. Abi kerumah pak Rahmat sebab dia tahu pak Rahmat pasti belum berangkat kerumah Abi karena sekarang masih pukul 6 pagi dan pak Rahmat biasanya datang pukul 6:30.

Sesampainya di rumah pak Rahmat, kebetulan ada Aldi di halaman rumahnya sedang membersihkan motor sebelum dipakai sang bapak.

"Assalamu'alaikum... Apa kabar mas Aldi... Bapak ada?" Sapa Abi pada seorang pria berkulit sawo matang dan rambut agak ikal.

"Kebetulan ada mas Aldi nih, mas... tolong cek sebentar ni motor masih oke ga? Soalnya udah lebih dari 6 bulan pensiun." Sambung Abi lagi.

"Siap pak bos!" Kata Mas Aldi tegas sambil tangannya memberi hormat.

"Tapi saya panggilkan bapak dulu ya..." Pamit Aldi yang kemudian masuk kedalam rumah.

Tak lama mas Aldi keluar dengan pak Rahmat disampingnya.

"Eh, den Abi sama non Mentari. Tumben, ada apa ini? Saya juga bentar lagi berangkat kok den. Pake disusulin segala." Ucap pak Rahmat sedikit agak bingung dengan kedatangan keduanya.

"Ini pak, saya perlu sama mas Aldi." Jawab Abi singkat.

"Oke den, saya tes dulu." Tutur mas Aldi sambil mulai mengoperasikan motor milik Surya.

Pak Rahmat mempersilahkan mereka di rumahnya sebelum akhirnya dia pergi bertugas ke rumah Abi. Sepeninggal pak Rahmat kini tinggal Mentari dan Abi berdua di rumah pak Rahmat menunggu Aldi mencoba motor milik Surya.

"Lo malu - maluin gue tau gag? Masa gue pake beginian lo ajak keluar rumah. Gila lo. Gue malu bi.." Gerutu Mentari yang hanya ditanggapi senyum simpul dari Abi.

Tak lama Aldi datang. Mengamati motor dan menghampiri kami berdua.

"Masih oke kok. Punya Surya kan?" Tanya Aldi sambil masih mengamati motor itu dari jauh.

"Kira - kira dijual laku berapa ya?" Gurau Abi yang sontak mendapat hentakan keras di kakinya. Sapa lagi pelakunya kalo bukan Mentari.

"Tau deh... Kemahalan... Tapi lo coba posting aja. Kali aja ada yang cocok." Timpal Aldi.

"Oh ya mas. Mas nanti pulang kerumah sekalian bawa motor baru buat bapak ya... Terserah mas motor apa aja. Tapi motor yang dibawa bapak buat latihan Mentari." Kata Abi menjelaskan.

"Soalnya paling juga tu motor babak belur dipake latihan cewek ini. Makanya bapak silahkan ambil yang baru. Nanti mas kabari saya berapa harganya, saya langsung ke tempat mas buat lunasin." Sambungnya lagi.

"Serius pak bos?" Tanya Aldi tak percaya. Abi hanya mengangguk mengiyakan.

"Hah... Sultan mah bebas! Ya ga bos?" Gurau Aldi sambil menaik turunkan Alisnya.

"Bisa ae mas Aldi. Yaudah mas, kali aja mas mau berangkat, kita pamit. Pokoknya kabari Abi ya mas. Abi serius." Tukas Abi.

"Siap den bos!!" Dengan gaya menghormat.

Kemudian Abi melajukan motornya menjauh dari rumah pak Rahmat. Meninggalkan Aldi dalam ketakjubannya.

ALDI POV

Ya Allah... Ada yang cewek begitu di daerah sini, nyamper rumah gue lagi. Dan yang habis dipikiran gue, itu anak bu Maya yang sering gue liat. Tapi ko bisa jadi cantik gitu ya... Mana tadi pakaiannya seksi lagi. Coba gue yang boncengin dia pake tuh motor. Alah...nasib...nasib... Tapi lumayan sarapan pagi sama yang panas dan manis lagi.

ALDI POV END

Terpopuler

Comments

Neonnorey

Neonnorey

waduh pikirane bi

2023-06-15

0

Rozh

Rozh

Sore Thor💖
semangat terus ya nulisnya 💪 semoga ide-ide nya selalu dapat🤗

Mampir juga ya di novelku "Suami Dadakan" makasih💖

Salam dari kisah danau hijau buatan kakek

2020-08-29

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!