Cewek Manja

Setelah menempuh setengah jam perjalanan, mereka sampai di tempat dimana Surya dimakamkan. Entah kenapa senyuman Mentari mengembang dan jantung Abi terasa mendadak berdegup kencang dibuatnya.

Usai mobil terparkir sempurna, Tari segera berhambur keluar mobil dan berlari menuju makam Surya. Seperti anak kecil yang berlari ketika melihat ayah atau ibunya pulang membawa bingkisan.

"Sebahagia itukah? Serindu itukah?" Gumam Abi dalam hati.

Sesampainya di makam Surya, Abi melihat Tari memeluk nisan sang kakak. Abi belum melihat wajahnya. Mungkin dia menangis, melepas kerinduan dengan sang kakak. Abi hanya berdiri di samping Tari dan mendengar gumaman gumaman lirih pada sang kakak bahwa ia sangat merindukan sang kakak.

Setelah beberapa lama tiba - tiba Tari menengok kearah kanan dan kirinya.

"Nyari sape lo?" Tanya Abi.

"Nyari abang sapu. Ya nyari lo lah kak. Kirain lo ga masuk sini." Jawab Tari sedikit ngasal.

"Ya mana mungkin gue ga kangen sahabat gue." Tutur Abi sambil mengambil posisi berjongkok di samping Mentari.

"Ngapain lo? Gue udahan, lo malah jongkok."

"Nyabutin rumput, ellah... Gue mau ngomong dulu ama sahabat gue. Tunggu bentar."

Setelah beberapa lama Abi pun bangkit dan mengajak Mentari untuk pulang.

"Yuk..." Ajak Abi sambil merangkulkan tangannya ke bahu Tari. Dan hanya diikuti Mentari dengan anggukan saja.

Dalam perjalanan menuju mobil, mereka berbincang.

"Emang tadi lo bawa bucket bunga? Ko tadi gue ga liat." Tanya Abi pada Mentari sebab disana terdapat bunga segar di atas pusara dan bucket bunga di samping nisan.

Mentari menggeleng.

"O... Mungkin bunda tadi pagi kali ya..." Tebak Abi asal.

"Bukan juga. Tadi pas gue nyampe makam mas Surya, ada Celia. Dia lagi nangis sesenggukan. Tapi pas gue deketin dia langsung pergi." Jelas Mentari kemudian.

"Mungkin Celia masih sedih, ternyata Surya udah pergi dan ga bisa balik lagi. Semoga aj dia cepet move on dari kakak lo." Tutur Abi.

"Aamiin." Mentari mengamini.

Celia itu cewe Surya, dia ga tau kalo selama ini Surya sakit cancer. Dan dia baru tau Surya meninggal itu, pas pengumuman kelulusan.

Flasback on

Hari Sabtu saat pengumuman kelulusan, semua siswa kelas XII dikumpulkan di tengah lapangan basket. Pak kepala sekolah sudah berdiri diatas mimbar untuk menyampaikan kelulusan.

"Alhamdulillah... Puji Syukur... Sekolah kita menjadi sekolah dengan lulusan terbaik dan semua siswanya dinyatakan Lulus 100%." Ucap pak kepsek dengan nada penuh semangat dan disambut tepuk tangan dari semua siswa dan dewan guru.

"Dan Lulusan terbaik kita adalah... Surya Diwantara..." Dengan nada sendu dan sedikit menitikkan air mata. Membuat semua anak bertanya ada apa sebenarnya.

Eh pak kepsek ko nangis.

Eh ko tiba tiba nangis.

Ih... Ada apa si... Ko nangis.

Nangis kenapa die...

"Sejenak kita tunjukkan kepala kita untuk mendoakan murid terbaik kita, sahabat kita, teman kita tercinta Surya Diwantara. Mari kita doakan agar segala amal baiknya diterima disisi Allah SWT." Suara pak kepsek tercekat dan menggambil napas sebelum mengucapkan kalimat selanjutnya. Dan beberapa anak sudah ada yang menangis menyadari kata - kata pak kepsek.

Apa? Surya meninggal?

Dia kenapa?

Innalillahi wa inna ilaihi Roji'un...

Apa si... Pasti salah denger

"Dan marilah kita kirimkan Al-Fatihah sebagai hadiah kepada Surya. Al-Fatihah..."

SURYAAAAA....

Terdengar suara teriakan seorang gadis dan itu adalah Celia. Seseorang terlihat segera membawa Celia ke ruang UKS.

Pasti Celia shock berat mendengar berita kematian Surya. Abi dan Mentari berniat menemui dan menjelaskan semuanya pada Celia usai pengumuman dan selebrasi kami.

Tak lama setelah Pak Kepsek turun mimbar sebuah tangan langsung menarik Abi keluar dari kerumunan. Ternyata itu tangan Mentari yang menariknya ke arah ruang UKS.

Tiga puluh menit berlalu. Abi dan Mentari menjelaskan semuanya pada Celia dengan disertai derai air mata kami bertiga. Ya... Kami yang menyayangi Surya. Tiba - tiba pintu ruang UKS terbuka dan muncullah Clara.

"Sayang... Ngapain sih kamu disini lama - lama... Pake acara nangis - nangis segala lagi. Mending kita sekarang hepi - hepi... Rayain kelulusan kita apa lagi kamu kan rangking 3 terbaik di sekolah ini." Ucap Clara dengan gaya manjanya dan sesekali memutar bola matanya. Membuat Abi jengah juga melihat tingkah Clara.

"Yuk ah tinggalin aj mereka. Kita hepi - hepi."

Clara membawa Abi keluar ruangan dan menutup ruang UKS dengan kasar. Abi keluar bersama Clara meninggalkan mereka berdua bersama duka mereka.

Flashback off

Abi dan Mentari sudah kembali memasuki mobil BMW i8 milik Abi. Sampai kemudian terdengar panggilan masuk dari ponsel Abi.

"Ya... Ada apa lagi?" Abi menjawab panggilan dengan malas. Terlihat dia memutar bola matanya dan menggeser layar ponsel sehingga panggilan kini berubah menjadi panggilan video.

"Lagi mau kemana sih sayang... Ko di dalem mobil... Katanya lagi males keluar rumah pas aku ajakin ke mall." Ucap Clara dengan nada manjanya.

"Mendadak kangen Surya jadi aku ke makam Surya deh." Jelas Abi.

"Surya lagi...Surya lagi...dia kan udah mati Abi sayaaaaang... Ngapain juga dikangenin. Mending juga kangenin gue yang cantik, manis, manja, seksi lagi." Ucap Clara dengan sedikit memutar bola matanya.

Sementara Mentari terlihat acuh tak acuh pada obrolan mereka sambil melihat keluar jendela. Kemudian Tari mengkode meminta ijin untuk keluar mobil agar pembicaraan mereka leluasa dengan menunjuk ke arah luar dengan ibu jarinya. Abi pun memberi jawaban dengan kode menggeleng, dan menepuk jok kursi yang artinya "Jangan, gausah, tetep disini aja."

"Kamu sama sapa sayang? Dan itu kayaknya mobilnya lain dari mobil yang biasanya." Selidik Clara melihat gelagat Abi dengan kode kodenya.

"Ini" sambil mengarahkan ponsel ke arah Tari.

Tari yang seperti orang terciduk gelagapan tersenyum dengan menunjukkan giginya dan menyapa dengan kedua tangannya.

"Ahh reaksi macam apa tadi." Kesal Tari Merutuki sikapnya tadi.

"Ooooooo... Jadi kamu ga mau aku ajak ke mall malah jadi supir cewek manja itu ke kuburan." Cerca Clara dengan nada tidak senang.

Clara memang tidak suka dengan kedekatan mereka bertiga. Dengan meninggalnya Surya, Clara merasa lebih bebas karena dia pikir dia bisa nempel terus di deket Abi. Clara berambisi memiliki Abi karena Abi anak pengusaha kaya. Pengusaha Properti ternama A&C corp. Dia menganggap Surya dan Mentari adalah kutu yang menghisap kekayaan Abi sedikit demi sedikit.

"Stop. Kamu keterlaluan Clara. Aku dah bosen ingetin kamu berkali kali. Mereka sahabat aku. Aku kenal mereka lebih dulu dibanding kenal kamu. Jadi kamu ga berhak ngatur kedekatan kami. Ngerti!!" Bentak Abi pada Clara. Dia mulai jengah dengan hubungan mereka. Clara selalu berusaha menjauhkan Surya dan Tari dari Abi.

"Kayaknya kita udahan aja. Kita putus Clara." Sambung Abi kemudian dengan nada bicara dan intonasi yang lebih rendah. Kemudian memutuskan panggilan dan menon-aktifkan ponselnya. Abi membuka tasnya dan mengeluarkan ponsel yang lain dan mengaktifkannya.

Abi melihat ke arah Tari dan ditanggapi dengan Tari yg mengangkat kedua bahunya. Kemudian Abi mulai memacu mobilnya. Keluar area pemakaman di Pondok Indah.

Terpopuler

Comments

Nika

Nika

mungkin akan jarang komen, tapi akan selalu baca dan like.
💖💖💖

2023-02-22

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!