Episode 4

Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 saat itu para sahabatnya sudah pulang ke rumah karena besok mereka akan berangkat pagi. Jarak rumah Lia ke rumah orang tuanya tidak terlalu jauh, hanya saja mereka ingin datang lebih pagi agar dapat menghabiskan waktu bersama lebih banyak karena sahabatnya itu tidak akan menginap di rumah orang tuanya.

Lia sudah membersihkan dirinya kemudian ia merebahkan dirinya di tempat tidur. Teringat akan sesuatu, ia pun mengambil ponselnya yang berada di dalam tas kemudian ia membuka ponsel tersebut. Saat sedang asyik memainkan ponsel, tiba-tiba ada telpon masuk ternyata itu dari Abangnya-Alfa. Dia pun menjawab telpon tersebut.

"Assalamu'alaikum, Abangku sayangg." Lia berucap dengan manis

"Wa'alaikumsalam!" balas Alfa dengan nada ketus

"Ih kenapa? Ko kaya engga ikhlas gitu?" tanya Lia bingung

"Bukan engga ikhlas, Abang cuma kesal sama kamu sampai engga ingat pulang. Dari rumah kamu ke rumah Ayah memang jaraknya sejauh apa sih?" Alfa kesal adiknya tidak mengerti

"Ya ampun Abang aku kira kenapa. Jaraknya dekat ko engga jauh-jauh banget," ucap Lia santai

"Kalau engga jauh-jauh banget kenapa engga pernah pulang? Sudah kaya bang Toyib kamu yang engga pulang-pulang!" kesal Alfa

"Bang Toyib laki-laki Abangku, lagian besok aku juga pulang ko." Hening beberapa saat kemudian

"Benar besok pulang? Engga bohong, kan?" tanya Alfa memastikan

"Benar ko, kalau engga percaya tanya saja ke Bunda."

"Engga usah, besok Abang tunggu aja kamu di rumah kalau sampai engga datang awas aja Abang jual rumah kamu itu." Alfa mengancam Lia

"Dih, jangan dong. Oh iya bang, tolong bilangin Bunda ya besok aku pulang tapi sahabat aku juga ikut katanya kangen Ayah sama Bunda," ujar Lia

"Iya nanti Abang bilang ke Bunda. Udah sana tidur sudah malam juga." ucap Alfa

"Ya udah, aku tidur dulu ya bang. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam, tidur nyenyak adikku." Sambungan pun terputus.

Kemudian Lia menyimpan ponselnya di meja sebelah tempat tidur setelah itu ia mematikan lampu utama dan menyisakan lampu tidur. Setelah selesai ia pun langsung tertidur.

_____________

Pagi pun tiba, Lia sudah bersiap untuk pulang ke rumah Bundanya dan dia pun sudah izin untuk tidak mengajar selama 3 hari ke depan. Jam menunjukan pukul 08.00, ia sedang menunggu sahabatnya itu. Setelah 10 menit menunggu mereka pun datang, Lia masuk ke dalam mobil kemudian mobil itu kembali melaju.

Perjalanan dari rumahnya ke rumah Bunda membutuhkan waktu 1 jam jika jalanan tidak macet. Perjalanan mereka di iringi dengan canda tawa sehingga tidak membosankan. Saat memasuki block perumahan Bundanya Lia mengabari Abangnya bahwa ia akan sampai sebentar lagi. Tak lama mereka sampai di sebuah rumah yang besar bertemakan alam, ya memang rumah Bundanya itu banyak tumbuh pepohonan sehingga rumah ini berkesan asri.

Mereka turun dari mobil di dekat pintu masuk utama rumah itu sudah ada Ayah, Bunda, Abang dan perempuan yang Lia tidak tau siapa. Mereka berjalan menghampiri Lia dan sahabatnya lalu Lia menyalami mereka begitupun para sahabatnya. Setelah penyambutan tersebut mereka langsung di bawa ke ruang tamu. Lia duduk di dekat Ayahnya, lalu percakapan pun di mulai.

"Bentar ya, Bunda buat minum sama ambil cemilan dulu biar enak ngobrolnya. Kalian duduk dulu ya," ucap Bunda

"Sudah berapa lama ini Putri ayah enggaa pulang?" tanya Ayah

"Hehe, maaf Ayah akhir-akhir ini Lia sibuk ngajar," menampilkan senyum terbaiknya

"Kamu ini, Ayah sudah bilang kan kamu kerja saja di perusahaan Ayah tapi kamu ngeyel malah ingin cari kerja sendiri," ucap Ayah

"Aduh Ayah, perusahaan Ayah kan sudah ada Abang yang urus. Masa enggaa bisa ngurus perusahaan sendiri?" sambil melihat ke samping tempat Abangnya berada

"Ya kamu juga harus ikut andil sayang, gimana pun kamu juga Putri ayah jadi ayah harus adil sama kedua anak ayah," ucap Ayah

"Ayah sudah adil ko, lagian Ayah aku kan engga paham masalah perusahaan-perusahaan gitu jadi lebih baik sudah aku jadi guru," jelas Lia

"Hmm, ya sudah. Tapi suatu saat kamu harus mau bantuin Abang kamu itu, kasihan dia pengen nikah tapi di tunda terus karena sibuk sama pekerjaan," ucap Ayah melirik ke Alfa

"Apa Ayah? Abang mau nikah? Sama siapa? Memang ada yang mau sama Abang?" tanya Lia, Alfa pun menatap tajam Lia yang di tatap hanya tersenyum.

"Itu perempuan yang duduk di sebelah Abang kamu, calon mantu papa." Lia menatap perempuan itu lalu berjalan ke arahnya, ia memaksa Abangnya untuk pindah tempat lalu ia duduk dekat perempuan itu.

"Kakak namanya siapa? Ko bisa kenal sama Abang?" tanya Lia

"Nama aku Olivia, aku kenal sama Alfa sudah lama pas waktu kuliah," jelasnya

"Wah lama juga ya, tapi kenapa baru di bawa ke rumah sekarang?" tanya Lia penasaran

"Kamunya aja yang engga pernah pulang, jadi engga tahu kalau Oliv suka datang ke sini." ucap Alfa dengan nada ketus.

"Ikutan aja ish, Kak Oliv kenapa mau sama orang kaya Abang? Nyebelin gitu." Semua yang ada disana tertawa termasuk Bunda yang baru datang karena tadi dia mendengar ocehan putrinya. Sedangkan Alfa, Abangnya itu malah menatap tajam Lia. Lia yang melihat itu hanya menjulurkan lidahnya.

"Sudah jangan ribut terus, ayo nak silahkan di makan." Semuanya memakan camilan yang dibawa oleh Bunda di selingi dengan canda tawa.

Saat sedang asyik mengobrol dan memakan camilan Bunda mengajak para perempuan untuk memasak dan laki-laki kembali melanjutkan obrolannya, saat sampai di dapur.

"Bun mau masak apa?" tanya Lia

"Makanan kesukaan kamu," ucap Bunda

"Aku sih mau aja tapi yang lain mau engga?" tanya Lia, Bunda pun menatap Vani, Tania dan Oliv. Mereka pun mengangguk kemudian membantu bunda menyiapkan bahan yang akan di masak. Sambil memasak Bunda mengajak mereka mengobrol.

"Oh iya sayang, Kevan kemana? Ko dia engga ikut?" Lia yang sedang memotong sayuran menghentikan aktivitasnya karena pertanyaan Bunda.

"Oh dia.. Dia ada ko Bun, lagi sibuk. Oh itu Bunda airnya udah mendidih Lia masukin sayurannya ya." Lia berusaha mengalihkan perhatian Bundanya agar tidak terus bertanya tentang Kevan. Vani dan Tania yang melihat itu merasa kasihan dan takut apa yang akan terjadi jika Bundanya tahu.

Sedangkan di ruang tamu, para lelaki sibuk membicarakan seputar pekerjaan. Saat sedang asyik mengobrol Ayah bertanya pada Putra.

"Put, Kevan ko engga ikut?" Putra yang di tanya seperti itu hanya terdiam, dia bingung harus menjawab apa,

"Dia pasti sibuk ya, padahal Ayah ingin bertemu dengan dia sudah lama kayaknya dia engga ke sini," ujar Ayah

"Ah ya Ayah, dia mungkin sibuk karena mengurus pekerjaannya." Putra jadi gugup sendiri

"Tapi... " Saat Ayah akan kembali bertanya Lia datang dan memotong pembicaraan Ayahnya

"Ayah itu makanan sudah siap kita makan yu, Putra juga," ajak Lia

"Abang ga di ajak de?" tanya Alfa

"Engga!" jawan Lia kemudian berlalu begitu saja. Ayahpun mengajak mereka makan bersama.

Di meja makan sudah ada makanan yang tersusun rapi mereka yang baru datang segera duduk di tempat masing-masing lalu Bunda mengambilkan Ayah nasi serta lauk pauknya. Setelah itu baru yang lainya mengambil nasi serta lauk pauk. Mereka makan dengan suasana yang hening hanya ada suara dentingan sendok saja. Selesai makan, Bunda dan Lia membersihkan tempat makan sedangkan yang lain pergi ke taman belakang yang ada di rumah itu. Semuanya sudah selesai Bunda dan Lia pergi menyusul mereka.

_______________

Di taman belakang yang terasa sangat sejuk itu mereka kembali bercengkrama, benar-benar menghabiskan waktu bersama sangat menyenangkan terutama saat mendengar ocehan Lia yang terus menjahili Abangnya itu.

"Kak Oliv jangan mau nikah sama Abang, dia kan gitu orangnya nyebelin, engga mau ngalah," ucap Lia

"Ko kamu gitu sih? jangan jelek-jelekin Abang dong de," ucap Alfa dengan nada merajuk

"Memang faktanya gitu." sambil menjulurkan lidah

"Sudahlah, kalian terus saja seperti ini kalau ketemu kalau ga ketemu bilang kangen," lerai Ayah

"Aku kan ngangenin Ayah," mereka hanya tertawa mendengar jawaban Lia itu.

"Oh iya kalian menginap kan?" bertanya pada sahabat putrinya

"Engga Ayah, kami nanti sore pulang besok kan harus masuk kerja lagi," jelas Putra

"Sayang sekali padahal kalau ada kalian tambah asyik," ucap Ayah

"Lain waktu kami menginap, Yah." Ucap Vani yang di angguki oleh Tania dan Putra

"Hemm, baiklah. Kalau gitu Ayah ke kamar dulu mau istirahat, kalian juga istirahat dulu ya biar engga terlalu cape," ucap Ayah kemudian beranjak pergi

"Iya Ayah." Mereka pun pergi ke tempat mereka masing-masing. Kemudian beristirahat.

_____________________________________________

Hai, teman-teman. Ini cerita yang baru pertama kali aku buat. Jangan lupa baca, kasih vote dan klik likenya ya,

Dan jangan lupa juga Add ke Favorit♥

_________Semoga kalian suka___________

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

next

2020-09-27

0

Rozh

Rozh

Siang Thor💖
semangat terus ya nulisnya 💪 semoga ide-ide nya selalu dapat🤗

Mampir juga ya di novelku "Suami Dadakan" makasih💖

Salam dari kisah danau hijau buatan kakek

2020-08-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!