Cuek bukan berarti gue gak punya hati
.
.
.
Luna melihat Juan berjalan menuju bangku taman tempat dia duduk tadi
"ngapain loe ngikutin gue"
Tanya Juan saat sadar Luna berjalan di belakangnya
"siapa yang ngikutin, gue emng udh nunggu disini dari tadi"
Juan hanya diam lalu melanjutkan langkahnya, sesampainya disana Juan mendudukkan anak kucing yang digendongnya sejak tadi di bangku taman dan mencoba membersihkan luka di kaki kucing tersebut menggunakan sisa air minum dari botol miliknya, melihat kucing itu ternyata sedang terluka Luna dengan sigap mengeluarkan kotak pensil dari tasnya yang terdapat perban dan obat antiseptik
"Gue punya ini nih, aduh kasihan banget kucingnya, loe apain nih kucing"
Kata Luna dengan suara sedikit meninggi dan sambil mengobati luka kucing tersebut
"Jangan asal nuduh loe, justru gue yang nolongin nih kucing tadi nyangkut di pohon, ehh malah gue yang jatoh, sekali dilihat ternyata kucingnya lagi luka"
Jelas Juan dengan kesal
"Ooo... hehe kirain, ya sorry kalau gitu, tapi gue kagum deh, ternyata cowok cuek dan dingin kayak loe punya sisi kayak gini juga"
"Cuek bukan berarti gue gak punya hati"
Tukas Juan dengan wajah datarnya
"Hehe iya juga ya, tapi bener sih malah yang keliatannya baik aja belum tentu baik beneran, dan sejak awal liat loe gue tau kok loe sebenarnya orang yang hangat, terus kejadian ini semakin meyakinkan gue karna loe sampe rela ketiban tangga cuma karna kucing"
Luna terkekeh saat mengingat bagaimana kejadian tadi yang berhasil membuat Juan menggerakkan kepalanya menghadap Luna, sesaat mata mereka bertatapan
Tinn tinn!
Spontan Luna dan Juan menoleh ke arah bunyi klakson mobil tersebut
"Gue duluan ya, Assalamu'alaikum"
Luna berlari menuju mobil Ayahnya, Juan menjawab pelan salam Luna lalu menatap kepergian Luna hingga mobilnya tak terlihat
Di dalam mobil Luna menceritakan kejadian tadi pada Ayahnya
"Kita emang gak bisa nilai orang dari luarnya, dia cuek itu memang udah sifatnya dan bukan berarti dia gak baik, Ayah waktu masih sekolah juga cuek kok, gak banyak ngomong tapi apa Ayah jahat?"
Tanya Edi sambil tersenyum kecil dan menoleh sebentar pada Luna
"Nggak dong, Ayah itu Ayah yang paaaaalingg baik"
Jawab Luna dengan semangat, mendengar itu membuat Edi lantas menautkan tangan kirinya pada tangan kanan Luna dan mencium telapak tangannya
Keesokan harinya
"Ehh maaf permisi, Luna udah dateng belum ya?"
Tanya Vani kepada Juan yang Vani ketahui sekelas dengan sahabatnya Luna sedang lewat di depan kelasnya, sedangkan yang ditanya hanya memberi isyarat dengan mengangkat jempol kanannya ke arah kelasnya yang hanya berjarak 2 ruangan dari kelas Vani kemudian langsung melanjutkan langkahnya meninggalkan Vani yang meradang menahan rasa kesal terhadap teman sekelas Luna itu
Vani bergegas ke kelas Luna dan didapatinya Luna sedang membaca buku di atas bangkunya
"Gila nyebelin banget teman loe itu"
Ucap Vani dengan emosi di tengah sunyinya suasana kelas yang masih pagi tersebut, membuat Luna kaget dan menoleh heran pada Vani
"Apa-apaan sih loe ngangetin aja, siapa yang loe maksud"
Belum sempat Vani menjawab Juan datang menuju bangkunya yang berada tepat di depan Luna membawa air mineral yang baru dibelinya dari kantin
"Oo iya Juan, gimana keadaan kucing kemarin? Tadi aku manggil kamu tu karna mau nanya itu tapi kamu langsung keluar kelas gitu aja"
"Baik"
Singkat, padat, jelas. Itulah jawaban Juan, Luna hanya mendengus kesal mendengarnya dan tidak berminat bertanya lebih banyak lagi
"Loe mau ngomong apa tadi Van, sorry gue potong"
"Ngobrol di bangku depan kelas aja yuk, gue malu nih di kelas orang"
Ajak Vani dan langsung menarik tangan Luna keluar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments