episode 2

Hari ini Lisa libur, tak ada pekerjaan yang menanti. Ia biasanya memanfaatkan waktunya untuk menemani sang buah hati bermain. Ashila sangat senang jika ibunya di rumah, ia akan mengajak ibunya bermain boneka Barbie sesuai hobinya.

"Mas mau ke ladangnya Pak Darno?" tanya Lisa pada Toni. Wanita itu sendiri tengah menemani putrinya yang sibuk bermain di teras rumah.

Toni menghampiri Ashila lalu mencium putrinya berkali-kali. "Aku mau nengok sebentar aja, mau cek apa Pak Mesran bohong atau cuma ngarang," ucap Toni pada Lisa.

"Aku lagi libur loh, Mas. Kok malah kerja, sih, kan jarang-jarang kita bisa kumpul begini," rengek Lisa yang selalu bersikap manja pada sang suami.

"Iya, maafin Mas. Sebentar aja, cuma mau cek. Habis itu aku langsung pulang. Nanti kita pergi ke Tanjung Karang, ya, ajak Shila main ke Transmart." Pria itu mendekati istrinya lalu mengecup lembut kening sang istri.

"Jangan lama, 15 menit aja." Lisa mencium punggung tangan suaminya sambil memajukan bibirnya. Toni merasa gemas pada sang istri, pria itu mencubit manja bibir istrinya, "iya, Sayang."

"Shila, Ayah pergi kerja dulu ya Sayang. Shila di rumah sama Ibu, Ayah cuma sebentar aja." Toni lalu pergi menggunakan sepeda motornya setelah putri kecilnya melambaikan tangan padanya.

Lisa ikut melambaikan tangan melihat sang suami pergi. Wanita itu merasa kesal karena sang suami yang sibuk bekerja di hari liburnya. Ia kemudian menemani putrinya kembali, bermain boneka.

Tak lama kemudian, ada pesan masuk ke ponsel Lisa. Pesan itu berasal dari Rio. [Mbak, bisa dateng ke studio nggak? Ada client nih, maunya Mbak yang ngerias. Soal tarif, dia mau bayar berapapun yang Mbak minta. Dia maunya MUA terbaik di Tulang Bawang Barat.]

Lisa mengerutkan keningnya, "dari mana Rio tahu kalau aku libur hari ini?" ucap wanita itu penuh tanya.

"Apa, Bu?" tanya Ashila penasaran karena ibunya tiba-tiba berucap, "ah, enggak, ini Ibu ngomong sama temen Ibu." Lisa mengangkat ponselnya demi memberi tahu sang anak kalau ia sedang berbicara di telepon.

Lisa lalu membalas pesan Rio. [Aku sibuk, Yo.]

[Tutik bilang hari ini Mbak libur, ayolah Mbak. Clientnya cuma mau sama Mbak, Mas Arif juga udah capek buat ngerayu dia. Dia anaknya Pak Samadi, Lurah kampung Tirta.] Rio masih berusaha merayu Lisa. Lisa menatap Ashila dengan tatapan sendu, ia tak tega jika harus meninggalkan anaknya itu di hari liburnya. Terlebih Toni mengajaknya untuk bepergian demi menyenangkan buah hati mereka nanti sepulang Toni dari kebun.

Lisa kembali membalas pesan Rio. [Tutik aja ya yang ke situ.]

[Dia maunya sama Mbak, ayolah Mbak. Bantu aku kali ini aja.] Balas Rio lagi. Lisa mengembuskan nafas panjang, lalu kembali mengirim pesan ke Rio.

[Ya udah, aku ke sana sekarang.]

Setelah membalas pesan Rio, Lisa langsung mencari kontak suaminya dan mencoba menghubunginya via panggilan video.

Di tempat lain, Toni tengah berkacak pinggang menghadapi pekerjanya. Ya, Toni menerima laporan dari salah satu pekerjanya mengenai pekerja lain yang mencoba berbuat curang. Pekerja yang biasa dipanggil Pak Darno itu dilaporkan tengah melakukan hal yang tak seharusnya ia lakukan.

"Pak Darno kan tahu, kalau gini caranya karet saya bisa cepet mati." Toni berteriak pada pria yang tengah gemetaran itu.

"Terus Pak Darno juga malsuin cek penjualan. Pak Darno nilep duitnya juga kan? Gini nih, karet saya rusak, duit saya Pak Darno ambil juga. Kalau begini caranya, mulai besok Pak Darno nggak usah nyadap di sini lagi." Toni sebenarnya hanya mengancam, ia sendiri tak tega melihat orang lain kesusahan.

Darno yang tengah gugup karena ketahuan menyadap karet milik Toni dengan cara curang, langsung berlutut di depan Toni. "Maaf, Pak Toni. Saya janji nggak akan nyuntik karet begini lagi, tolong jangan pecat saya."

Toni terkejut bukan main, ia tak menyangka kalau Darno yang jauh lebih tua darinya kini berlutut di depannya. Ia sama sekali tak menginginkan hal itu, bukan itu yang ia harapkan. Pria tampan itu memang tengah naik darah, namun bukan berarti ia ingin melihat orang yang jauh lebih tua darinya berlutut di depannya.

Ketika Toni hendak menyuruh Darno berdiri, ponselnya berdering. Panggilan video dari sang istri masuk. "Bangunlah." Toni lalu berjalan menjauh dari Darno yang beringsut berdiri.

"Assalamualaikum," sapa Toni setelah mengangkat panggilan video Lisa. "Waalaikumsalam, Mas. Bisa pulang sekarang enggak? Lisa ada job ini."

"Job apaan? Kok mendadak?" tanya Toni dengan kening yang berkerut indah. "Di studio Mas Arif, ada anaknya Pak Lurah Tirta. Nggak tahu juga ada acara apa, tapi maunya aku yang make-up-in."

"Ya udah, aku pulang sekarang," ucap Toni yang langsung menutup panggilan video sang istri setelah mengucapkan salam. Toni kembali menghampiri Darno. "Aku kasih Pak Darno kesempatan, tapi kalau Bapak berani berbuat curang, jangan berani-beraninya Bapak meminta ampun."

"Terima kasih, Pak. Saya janji nggak akan curang lagi," ucap Darno yang merasa lega karena Toni tak jadi memecatnya.

Toni langsung kembali ke rumahnya, tak butuh waktu lama baginya untuk segera tiba di rumah. Ketika ia sampai di rumah, istri dan anaknya sudah tak ada lagi di teras. Hanya ada beberapa boneka milik Ashila yang masih tergeletak di sana. Toni mengambil boneka-boneka tersebut untuk merapikannya dan menyimpannya di kotak mainan.

Tiba-tiba saja muncul seorang asisten rumah tangga. "Biar saya aja, Pak," ucap wanita yang memiliki badan gemuk itu. Toni tersenyum lalu memasukkan boneka milik anaknya itu ke kotak mainan yang kini dipegang asisten rumah tangganya.

"Ibu mana, Bik?" tanya Toni.

"Lagi beres-beres di kamar, Pak." Toni langsung pergi ke kamarnya, menghampiri sang istri yang tengah menenangkan Ashila yang merengek, tak mau ditinggal.

Bagi Lisa, ia lebih mudah pergi ketika Ashila masih tidur. Kali ini Ashila tahu kalau ia libur bekerja, anak Lisa itu menolak ditinggal ibunya. "Nggak mau, nggak mau." Shila menangis hebat. Toni menghampiri Ashila dan menggendong putrinya itu.

"Hati-hati, ya," ucap Toni tanpa bersuara sambil menggendong putrinya untuk menjauh dari Lisa yang tengah mengepak alat make-up miliknya.

"Shila ikut Ayah, ya. Kita jalan-jalan, nanti beli es krim juga." Toni begitu perhatian pada anak dan istrinya. Ashila akhirnya berhenti menangis setelah digendong ayahnya.

Lisa langsung pergi ke studio milik Arif yang jaraknya sekitar 20 menit jika ditempuh dengan menggunakan mobil dari rumahnya. Lisa menelepon Tutik-asistennya itu sambil menyetir mobilnya. Ia ingin asistennya itu datang membantunya, sekaligus meminta penjelasan bagaimana bisa Tutik bisa dekat dengan Rio.

Rio menyambut kedatangan Lisa dengan senyum lebar saat melihat mobil milik Lisa memasuki pekarangan studio milik bosnya. Rio senang karena memiliki kesempatan untuk bisa mendekati Lisa kali ini. Pemuda single itu semakin bersemangat mendekati istri Toni itu setelah usahanya yang mengirim foto seksinya diabaikan begitu saja oleh Lisa.

"Makannya apa sih, Mbak? Makin hari makin cantik aja." Lisa mengernyitkan keningnya. Baru saja ia masuk ke studio milik Arif itu, ia sudah disambut dengan rayuan Rio yang tak terduga.

Arif yang juga sudah menunggu kedatangan Lisa dari tadi, langsung menghampiri ibu satu anak itu. "Maaf, ya. Aku ganggu hari libur kamu. Tapi mau gimana lagi, anaknya Pak Lurah loh itu. Nggak enak aku mau nolak."

Lisa menoleh pada seorang wanita muda yang tengah sibuk dengan ponselnya. Wanita muda itu tak sendirian, ia bersama seorang pria muda yang tak lain adalah kekasihnya. "Mereka mau foto prewed, aku udah contact MUA lain. Nggak tahunya dia ngotot minta kamu yang make-up-in. Aku juga heran kok dia nggak hubungin kamu dulu." Arif mencoba menjelaskan pada Lisa tentang apa yang terjadi, Lisa hanya mengangguk saja.

Tanpa menunggu lama, Lisa mengangkat kotak kosmetiknya dan membawanya masuk ke ruang khusus yang biasa dipakai untuk merias. Ya, ini bukan kali pertama Lisa bekerja sama dengan Arif. Oleh sebab itu Lisa tahu di mana ia akan merias client.

Namun, Lisa merasa heran, kenapa bukan Arif yang menghubinginya kali ini. Kenapa harus Rio? Lali bagaimana bisa Rio dekat dengan Tutik? Lisa mulai berpikir kalau kemarin malam, Rio bukannya salah mengirim foto, melainkan dengan sengaja melakukannya. Untuk apa? Kenapa? Saat ini Lisa memiliki banyak pertanyaan untuk Rio.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

IG👉Salsabilagresya

IG👉Salsabilagresya

kakaaaaaakkkkkkkk.......

2020-12-09

0

❤️YennyAzzahra🍒

❤️YennyAzzahra🍒

Like like Likeeee..
Mantan Terindah minta boom like juga yach
Semangattt

2020-10-06

1

Gendon Sudarsono

Gendon Sudarsono

like aq

2020-09-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!