Bab 4 Dilema

Hari menjelang magrib ketika, Jingga memasuki rumah masa kecilnya. Ya, di panti asuhan ini ia di besarkan bersama dengan anak-anak lainnya. Hanya bedanya Jingga masih memiliki kerabat dekat, yang mengelola panti asuhan sebagai tempatnya bernaung. Tante Soraya adik bungsu ibunya yang masih tersisa, keduanya merupakan anak yatim-piatu. Sehingga begitu ibunya meninggal, praktis tinggal Tante Soraya hidup hanya sendirian sembari mengasuh Jingga putri kakaknya.

Tante Soraya sudah berusia setengah abad, suaminya pergi bersama pelakor karena dia mandul. Untuk menghibur hatinya yang kesepian, dia membuka rumahnya untuk anak-anak yang ditinggalkan oleh orangtuanya atau ada juga yang menitipkannya karena tidak mampu.

Jingga masuk ke dalam rumah, sambil mengucap salam. "Assalamualaikum, Tan!"

"Waalaikumsalam, Jingga!" balas sang Tante lembut.

Jingga mengambil tangan tantenya, untuk di kecupnya dengan takzim. "Apa kabar, Tan?" tanya Jingga, sembari menjatuhkan tubuhnya di sofa dekat dengan wanita paruh baya yang membesarkannya.

"Alhamdulillah baik" balas sang Tante, merengkuh tubuh keponakannya penuh rindu. "Kamu gak mau menyapa kekasih mu, Randy" ucapnya, menengok ke arah kursi tunggal yang di duduki Randy. "Dia nunggu kamu dari tadi, lho!"

Jingga terlihat terkejut, ia tidak menengok kiri-kanan hingga kehadiran Randy luput dari pandangan matanya.

"Mau apa kamu kesini?" tanya Jingga seketika meradang begitu mata mereka saling memandang.

"Urusan kita belum selesai, Jingga" jawab Randy sabar.

"Ku rasa kamu lupa, Ran. Hubungan kita selesai, ketika kamu berkhianat" ucap Jingga. "Apa perlu, aku beritahu Tante Soraya?"

"Randy sudah bicara dengan Tante, Jingga" potong Soraya. "Dia khilaf, dan menyesali perbuatannya."

"Tan, kalo kesalahan lainnya mungkin akan ku maafkan? Tapi, tidak dengan penghianatan. Tentu Tante lebih memahami, sewaktu Om Wisnu berselingkuh."

"Om mu selingkuh karena memang hobinya mempermainkan wanita, sedangkan Randy di jebak oleh sahabat mu."

"Halah, bulshit! Randy itu playing victim, Tan."

"Jingga jangan begitu, Nak" ujar Tante Soraya, mengelus lengan keponakannya. "Coba beri kekasih mu itu kesempatan, mungkin dia akan berubah?"

"Bagaimana kalo gak berubah?" tanya Jingga sinis, melirik sekilas Randy yang tertunduk.

"Aku pasti berubah, Jingga" ucap Randy sungguh-sungguh.

"Janji seorang pembohong, mana bisa di percaya?"

"Beri aku kesempatan kedua Jingga, Please" mohon Randy bersimpuh di pangkuannya.

"Hentikan Randy! Jangan begini, aku gak suka cowok cengeng." ujar Jingga, sambil mengenyahkan kepala Randy.

"Jingga, kamu gak boleh begitu. Apa salahnya, memberi Randy kesempatan? Cobalah kalian bicara dari hati ke hati, Tante masuk dulu masih ada pekerjaan yang harus di selesaikan."

"Baiklah, akan aku pikirkan Tan" kata Jingga sendu, sembari memandang kepergian perempuan yang sudah membesarkannya dengan susah payah. Pandangannya lalu Ia arahkan pada lelaki yang masih setia bersimpuh di lantai dekat dengan kakinya, ada bara api yang memancar dari kedua bola mata coklatnya kala tatapannya bersirobok dengan mata hitam kelam milik Randy.

"Aku minta, kita jangan bertemu dahulu" suara Jingga terdengar lirih. "Aku perlu berfikir ulang tentang hubungan kita kedepannya. Hubungan ini sudah gak sehat, dimana kamu memasukkan perempuan lain dalam ikatan cinta kita."

"Aku pasti berubah, Yang" ucap Randy penuh keyakinan.

"Jangan terlalu yakin, karena ada perempuan lain yang kamu beri janji-janji manis mu selain aku. Tentunya Putri juga berharap kamu bertanggungjawab atas semua yang terjadi pada dirinya, terlepas kamu mengakuinya atau tidak sudah ada benih yang bersemayam di rahimnya. Aku sungguh terluka dan sakit hati, tapi kandungan pelakor itu akan membesar dan kamu gak bisa lari dari kenyataan. Sungguh rasanya dada ini tak kuat menahan kesakitan di khianati, karena di sini aku yang terluka. Aku sangat mempercayai mu dan menitipkan hatiku untuk kamu jaga, tapi dengan tanpa malunya kamu berhubungan dengan sahabatku sendiri. Kalau orang lain aku masih bisa memaafkan, tapi perempuan itu Putri. Kamu memang sudah gila Randy!" ucap Jingga emosi, sambil memukuli dadanya berkali-kali mengusir rasa sesak.

"Luapkan lah semua amarah mu, Jingga! Aku memang lelaki bejat juga hina, namun cinta dan sayang ku hanya untuk mu seorang" rayu Randy pasrah dengan kemarahan kekasihnya.

"Pergilah Randy! Aku muak, melihat wajah mu." ujar Jingga beranjak pergi meninggalkan Randy.

"Tunggu Jingga! Bukannya, kamu memberiku kesempatan kedua?!" teriak Randy, menghentikan langkah kaki perempuan berpostur tinggi semampai itu.

"Aku berubah pikiran" ujar Jingga. "Aku lebih baik mundur, untuk menjaga kewarasan ku."

"Aku akan meminta bantuan Tante Soraya, agar segera bisa menikahi mu..."

"Cukup Randy, simpan keinginan mu itu. Ada yang lebih berhak menyandang status sebagai istri mu. Tentang Tante Soraya, aku yang akan mengurusnya. Memberi beliau pengertian, bila kita tidak berjodoh dan mengikat janji seperti keinginannya."

Randy hanya pasrah melihat kepergian Jingga, semuanya memang kesalahannya. Seandainya ia tidak membalas perhatian yang di berikan Putri dan memberikan kesempatan pada sahabat Jingga, memasuki hubungan mereka berdua. Tentunya, akan lain ceritanya. Tetapi semua memang salahnya, membuka pintu hatinya untuk di masuki orang ketiga. Penyesalan berputar-putar mengelilingi kepalanya, hingga seakan pecah. Ia meremas rambutnya hingga acak-acakan, masih terpekur di ruang tamu menyesali perbuatannya.

Akhirnya setelah sekian menit Randy tenggelam dalam penyesalan, ia berdiri lunglai dan menyeret langkah kakinya meninggalkan ruangan yang menjadi saksi bisu putusnya hubungan dengan sang kekasih.

Namun sebelum pergi, Randy masih sempat mendekati pintu dan berbisik lirih. Karena ia tahu, perempuan yang sudah di sakitinya tengah berdiri di baliknya.

"Jingga bila aku harus menikahi Putri, itu karena permintaan mu. Maaf atas semua kesalahanku, mungkin setelah melahirkan aku akan menceraikannya."

Di belakang pintu tertutup yang jadi penghubung antara ruang tamu dan ruang keluarga, Jingga mendengar semua perkataan Randy. Ia menangis tanpa suara, membekap mulutnya agar isaknya tak terdengar. Sambil bersandar di daun pintu, ia menunggu sampai lelaki penghianat itu pergi. Setelah tidak terdengar lagi ada pergerakan di ruang tamu, ia kemudian keluar dari tempat persembunyiannya.

Bukannya ia sudah tak sayang dan cinta lagi pada kekasihnya, tetapi perbuatannya menyelingkuhi dirinya adalah kesalahan yang teramat fatal. Cinta dan sayang itu masih ada, tapi bila hanya luka yang di berikan buat apa di pertahankan.

Jingga berada dalam dilema, di satu sisi ia ingin memberi kesempatan pada Randy tapi bilik hatinya yang lain menentang keras pemikiran konyolnya.

Deru mesin mobil menyadarkannya dari lamunan, tersentak saat sadar hanya kepulan asap tertinggal di belakangnya. Ia menggenggam erat tirai yang menutupi kaca besar pada ruang tamu tempatnya berdiri, melihat kepergian lelaki yang pernah jadi bagian dari hidupnya.

'Selamat tinggal masa lalu.'

...****...

Terpopuler

Comments

vj'z tri

vj'z tri

selamat tinggal masa lalu aku kan melangkah ,maafkan lah kesalahan yang pernah ku lakukan pada mu owowowwowo 🥳🥳🥳

2025-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : kecurigaan yang terbukti
2 Bab 2 : Hati yang terkoyak
3 Bab 3 : Menolak kerjasama
4 Bab 4 Dilema
5 Bab 5 : Ancaman Putri
6 Bab 6 : Curhatan Mela
7 Bab 7 : Teguran Bara
8 Bab 8 : Bujukan Bara
9 Bab 9 : Penyesalan Randy
10 Bab 10 : Menikahi Bos
11 Bab 11 : Malam pertama yang gagal
12 Bab 12 : Mela berulah
13 Bab 13 : Gosip panas di kantor
14 Bab 14 : Di pecat
15 Bab 15 : Rumah baru
16 Bab 16 : Pesan di hp Bara
17 Bab 17 : Kecewa
18 Bab 18 : Ketahuan
19 Bab 19 : Bertemu ibu mertua
20 Bab 20 : Menjadi miliknya
21 Bab 21 : Pesan nyasar
22 Bab 22 : Curiga
23 Bab 23 : Menyelidiki
24 Bab 24 : Pengakuan Bara
25 Bab 25 : Bertemu Mela
26 Bab 26 : Sakit
27 Bab 27 : Sang penolong
28 Bab 28 : Marahnya Bara
29 Bab 29 : Hukuman Bara
30 Bab 30 : Nyaris ternoda
31 Bab 31 : Malu
32 Bab 32 : Keributan di club
33 Bab 33 : Terluka
34 Bab 34 : Bahagia berselimut duka
35 Bab 35 : Kedatangan Tante Dilla
36 Bab 36 : Disidang kakek
37 Bab 37 : Perundingan yang alot
38 Bab 38 : Menghindar
39 Bab 39 : Nasehat mantan
40 Bab 40 : Penolakan Jingga
41 Bab 41 : Pertolongan Tante Soraya
42 Bab 42 : Seperti Tom and Jerry
43 Bab 43 : Kabar gembira
44 Bab 44 : Ngidamnya bumil
45 Bab 45 : Berburu mangga muda
46 Bab 46 : Bumil lebih menggoda
47 Bab 47 : Tragedi mangga muda
48 Bab 48 : Kekesalan Bara
49 Bab 49 : Bara vs Henry
50 Bab 50 : Tamu yang tidak di harapkan
51 Bab 51 : Obsesi
52 Bab 52 : Back to office
53 Bab 53 : Karenina Iskandar
54 Bab 54 : Gagal bercinta
55 Bab 55 : Serba serbi di kantor
56 Bab 56 : Cemburu
57 Bab 57 : Family gathering
58 Bab 58 : Party
59 Bab 59 : Hani yang bar-bar
60 Bab 60 : Ketegasan Bara
61 Bab 61 : Perpisahan
62 Bab 62 : Pulang
63 Bab 63 : Kompromi
64 Bab 64 : Dunia gemerlap
65 Bab 65 : Malam bergelora
66 Bab 66 : Ancaman Bara
67 Bab 67 : Melepas ikatan janji
68 Bab 68 : Kecewanya Mela
69 Bab 69 : Ketemu mantan
70 Bab 70 : Tak seharusnya terjadi
71 Bab 71 : Rumor panas
72 Bab 72 : Teringat Jingga
73 Bab 73 : Kekacauan
74 Bab 74 : Penyelesaian
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 : kecurigaan yang terbukti
2
Bab 2 : Hati yang terkoyak
3
Bab 3 : Menolak kerjasama
4
Bab 4 Dilema
5
Bab 5 : Ancaman Putri
6
Bab 6 : Curhatan Mela
7
Bab 7 : Teguran Bara
8
Bab 8 : Bujukan Bara
9
Bab 9 : Penyesalan Randy
10
Bab 10 : Menikahi Bos
11
Bab 11 : Malam pertama yang gagal
12
Bab 12 : Mela berulah
13
Bab 13 : Gosip panas di kantor
14
Bab 14 : Di pecat
15
Bab 15 : Rumah baru
16
Bab 16 : Pesan di hp Bara
17
Bab 17 : Kecewa
18
Bab 18 : Ketahuan
19
Bab 19 : Bertemu ibu mertua
20
Bab 20 : Menjadi miliknya
21
Bab 21 : Pesan nyasar
22
Bab 22 : Curiga
23
Bab 23 : Menyelidiki
24
Bab 24 : Pengakuan Bara
25
Bab 25 : Bertemu Mela
26
Bab 26 : Sakit
27
Bab 27 : Sang penolong
28
Bab 28 : Marahnya Bara
29
Bab 29 : Hukuman Bara
30
Bab 30 : Nyaris ternoda
31
Bab 31 : Malu
32
Bab 32 : Keributan di club
33
Bab 33 : Terluka
34
Bab 34 : Bahagia berselimut duka
35
Bab 35 : Kedatangan Tante Dilla
36
Bab 36 : Disidang kakek
37
Bab 37 : Perundingan yang alot
38
Bab 38 : Menghindar
39
Bab 39 : Nasehat mantan
40
Bab 40 : Penolakan Jingga
41
Bab 41 : Pertolongan Tante Soraya
42
Bab 42 : Seperti Tom and Jerry
43
Bab 43 : Kabar gembira
44
Bab 44 : Ngidamnya bumil
45
Bab 45 : Berburu mangga muda
46
Bab 46 : Bumil lebih menggoda
47
Bab 47 : Tragedi mangga muda
48
Bab 48 : Kekesalan Bara
49
Bab 49 : Bara vs Henry
50
Bab 50 : Tamu yang tidak di harapkan
51
Bab 51 : Obsesi
52
Bab 52 : Back to office
53
Bab 53 : Karenina Iskandar
54
Bab 54 : Gagal bercinta
55
Bab 55 : Serba serbi di kantor
56
Bab 56 : Cemburu
57
Bab 57 : Family gathering
58
Bab 58 : Party
59
Bab 59 : Hani yang bar-bar
60
Bab 60 : Ketegasan Bara
61
Bab 61 : Perpisahan
62
Bab 62 : Pulang
63
Bab 63 : Kompromi
64
Bab 64 : Dunia gemerlap
65
Bab 65 : Malam bergelora
66
Bab 66 : Ancaman Bara
67
Bab 67 : Melepas ikatan janji
68
Bab 68 : Kecewanya Mela
69
Bab 69 : Ketemu mantan
70
Bab 70 : Tak seharusnya terjadi
71
Bab 71 : Rumor panas
72
Bab 72 : Teringat Jingga
73
Bab 73 : Kekacauan
74
Bab 74 : Penyelesaian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!