Bab 2 : Hati yang terkoyak

Jingga dengan wajah kusut keluar dari tempat kost Randy, langkah kakinya terseok karena menahan amarah. Ingin hatinya menjerit keras, untuk melampiaskan segenap perasaan marahnya. Walau terlihat tegar di permukaan, nyatanya hatinya tetap rapuh. Ia hanyalah wanita yang mencoba bertahan untuk tidak menangis, tapi penghianatan yang dilakukan kekasihnya membuatnya tergugu menangis, meratapi nasibnya yang di selingkuhi. Dan yang paling dia benci adalah sahabatnya sendiri, yang jadi duri dalam hubungannya dengan Randy. Kurang apa dirinya? Sampai kekasihnya, tega bermain api di belakangnya.

Dengan langkah gontai seperti prajurit yang kalah perang, Jingga kembali menyusuri jalan keluar dari kost-an Randy. Hampir saja kakinya tergelincir dari tangga, karena tak kuat menopang tubuhnya ketika turun dari lantai dua. Untungnya ada sepasang tangan kokoh, yang menahan dirinya agar tak terjatuh.

"Hati-hati Nona!" ucapnya agak keras.

Jingga segera tersadar, serta melepaskan diri dari tangan yang mencekalnya. "Terimakasih" ucapnya pada sang penolong, ia melirik sekilas dan menemukan seraut wajah dengan sorotan mata tajam menatapnya.

"Apa perlu saya bantu anda untuk berjalan?" tanyanya, ketika melihat Jingga terdiam di undakan tangga terakhir.

"Enggak perlu, Mas" jawab Jingga tersipu.

"Perkenalkan, nama saya Bima Adiswara" cowok itu, mengulurkan tangannya.

"Saya Jingga Permata Dewi" balas Jingga menerima uluran tangan pria bernama Bima. "Maaf, saya harus pergi" lanjutnya.

"Oh ya , silahkan" ujar Bima mempersilahkan. "Tapi, tunggu dulu!" cegahnya.

"Iya, ada apa ya?" tanya Jingga heran.

"Ini bawalah, untuk menghapus airmata mu" Bima menyodorkan sebuah sapu tangan berwarna biru, pada gadis yang hendak pergi.

"Enggak usah, Mas. Saya hanya perlu pergi jauh dari sini."

"Jingga tunggu!" teriakkan itu, datangnya dari atas tangga. Randy yang sudah memakai kaosnya, berusaha mengejar kekasihnya. Di belakangnya menyusul Putri, dengan daster tipis bertali spaghetti.

Gegas Jingga melesat meninggalkan kost-kostan, ia berusaha menghindari kejaran. Namun langkah lebar Randy, berhasil menghentikan pergerakan Jingga.

"Sayang, please dengerin aku dulu" pinta Randy memohon.

"Sudahlah Ran, bukti sudah di depan mata. Untuk apa mengelak?" Jingga melepaskan dengan paksa, tangan yang memegangnya.

"Aku gak mau putus sama kamu, Jingga!" ucap Randy keras.

"Tapi kamu harus memutuskan dia, Randy" imbuh Putri, yang berdiri diantara keduanya.

"Jangan ikut campur urusan ku, dengan Jingga" ucap Randy ketus, pada Putri. "Kamu hanyalah salah satu perempuan, tempat ku melampiaskan hasrat."

Mendengar pengakuan Randy yang begitu terus terang, membuat hati Jingga seketika mencelos. Ia tidak menyangka, kelakuan lelaki yang pernah jadi tambatan hatinya demikian rusak. Meniduri banyak perempuan dengan bangganya, tanpa memikirkan akibatnya.

"Aku hamil anak mu, Ran!" pekik Putri. "Aku harus meminta pertanggungjawaban dari mu, terlepas dari status ku yang hanya objek pelampiasan." lanjutnya lantang.

Kembali Jingga terhenyak, kalimat Putri yang terlontar jelas membuatnya semakin membenci Randy.

"Dengarkan Put!" teriak Randy tak kalah keras. "Aku selalu menggunakan pengaman, jadi mustahil kamu hamil. Kalau pun sampai kamu hamil, itu bukan berasal dari benih ku. Waktu pertama kali kita tidur bersama, kamu sudah bukan perawan."

Jingga meninggalkan sepasang manusia tak berakhlak itu, dengan penuh perasaan marah. Untuk apa, mendengarkan pertengkaran mereka? Bukan sesuatu hal yang baik, yang mereka lakukan.

Begitu tiba di cafe yang berada di seberang jalan kost-an Randy, Jingga mengirim pesan pada Mela sahabatnya. Ia berharap Mela bisa menghiburnya, dan memberi solusi terbaiknya. Hubungannya dengan Randy sudah tidak sehat lagi, dan ia ingin segera lepas dari ikatan cinta lelaki itu.

Dimasukinya cafe yang sudah sepi, hanya beberapa pengunjung masih duduk-duduk santai di sana. Sebuah pesan masuk dari Mela, yang mengabarkan bahwa dia sudah dekat dengan tujuan. Seorang waiters menghampiri Jingga, dan memberikan daftar menu makanan. Setelah membuka-buka sejenak, di putuskan untuk memesan dua cappucino cincau gula aren serta roti bakar. Sambil menunggu pesanan datang, Jingga memandang sekeliling. Tangannya menopang dagu, dan raut wajahnya terlihat murung. Pupus sudah harapan indah yang di rancang bersama, untuk membangun mass depan bahagia. Pantas saja akhir-akhir ini, Putri selalu saja ingin tau hubungannya dengan Randy.

Ternyata Putri selain jadi sahabatnya, juga merangkap sebagai perusak hubungannya dengan Randy. Tetapi bukan salah Putri semata, tentunya ada campur tangan Randy yang ikut membuat hancurnya ikatan mereka. Ah, andai dulu dia tidak membalas perhatian Randy, tentunya rasa sakit itu tak akan pernah hadir. Tetapi hidup tak semata tentang bahagia saja, tentunya ada cobaan di dalamnya. Dan Tuhan menghadirkan Putri, sebagai racun dalam kehidupan percintaannya.

"Duh yang lagi ngelamun, anteng banget!" ujar suara lembut wanita, yang datang langsung duduk di depannya.

"Ish, ngagetin aja!" balas Jingga, sambil memukul tangan sahabatnya.

"Ada apa lo, nyuruh gue kemari?" tanya Mela. "Pasti ada hubungannya sama si Randy, kan!?" tebaknya jitu.

"Heum! Dia tidur dengan Putri, Mel" ucap Jingga pada intinya.

"Apa!" teriak Mela, dengan bola mata hampir keluar. "Enggak salah, Randy sama Putri. Bukannya, mereka saling membenci?"

"Sepertinya itu cuman sandiwara mereka, hanya akting supaya gue gak curiga."

"Bisa jadi! tapi gue benar-benar gak ngerti, tega banget Putri berbuat begitu sama lo. Padahal kurang apa lo, membela Putri ketika dia hampir di keluarin Bara dari kerjaan" ucap Mela berang.

"Entahlah! Gue gak habis pikir, si Putri yang pendiam ternyata adalah musuh dalam selimut" ujar Jingga. "Sebenernya gue ikhlas, kalo Randy emang udah gak cinta. Tinggal ngomong kalo pengen lepas dari gue, pastinya bakal gue kabulin permintaannya." lanjutnya, sembari memijat-mijat pelipisnya.

"Sekarang apa rencana, lo?" tanya Mela.

"Gue pengen resign dari kantor, cari kerjaan baru..."

"Enggak semudah itu, Jingga. Jaman sekarang, susah cari kerja" potong Mela cepat.

"Daripada gue liat kemesraan mereka di kantor, mendingan jadi pengangguran" bantah Jingga tegas.

"Gimana kalo gue bilang sama Bara?" tanya Mela.

"Buat apa? Ini urusan asmara, gak ada hubungannya dengan bos" tolak Jingga. "Yang ada gue bakalan malu, secara lo tau kan? Bara Mahendra si kulkas dua pintu, pria paling arogan yang pernah gue kenal seumur hidup."

"Maksud gue, lo mau gak di jodohin sama Bara."

"What! Enggak mau, gue nolak dengan tegas" ujar Jingga terkejut dengan usulan sahabatnya itu. "Yang ada, gue menderita seumur hidup."

"Lo belum coba, jangan nolak rejeki. Bara lagi cari calon istri, buat mendampinginya dan melahirkan seorang anak sebagai penerusnya."

"Gue gak mau! Cari aja wanita lain, yang mau jadi istrinya. Lagipula, kenapa lo yang repot? Bara udah dewasa, bisa mencari calon istri sendiri."

"Eh, lo lupa! Bara itu sepupu ku gue, jadi tau kriteria dia dalam mencari pasangan."

"Tetep gue nolak! Gue gak mau memenuhi ambisi dia. Emangnya, gue cewek apaan? Mau-maunya di jodohin, dengan cowok model Bara yang angkuh. Gue masih bisa cari sendiri, tampang gue juga gak jelek-jelek amat" ungkap Jingga geram pada sahabatnya Mela.

...****...

Terpopuler

Comments

vj'z tri

vj'z tri

aku mencium aroma aroma menyesat kan 🤭🤭🤭

2025-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : kecurigaan yang terbukti
2 Bab 2 : Hati yang terkoyak
3 Bab 3 : Menolak kerjasama
4 Bab 4 Dilema
5 Bab 5 : Ancaman Putri
6 Bab 6 : Curhatan Mela
7 Bab 7 : Teguran Bara
8 Bab 8 : Bujukan Bara
9 Bab 9 : Penyesalan Randy
10 Bab 10 : Menikahi Bos
11 Bab 11 : Malam pertama yang gagal
12 Bab 12 : Mela berulah
13 Bab 13 : Gosip panas di kantor
14 Bab 14 : Di pecat
15 Bab 15 : Rumah baru
16 Bab 16 : Pesan di hp Bara
17 Bab 17 : Kecewa
18 Bab 18 : Ketahuan
19 Bab 19 : Bertemu ibu mertua
20 Bab 20 : Menjadi miliknya
21 Bab 21 : Pesan nyasar
22 Bab 22 : Curiga
23 Bab 23 : Menyelidiki
24 Bab 24 : Pengakuan Bara
25 Bab 25 : Bertemu Mela
26 Bab 26 : Sakit
27 Bab 27 : Sang penolong
28 Bab 28 : Marahnya Bara
29 Bab 29 : Hukuman Bara
30 Bab 30 : Nyaris ternoda
31 Bab 31 : Malu
32 Bab 32 : Keributan di club
33 Bab 33 : Terluka
34 Bab 34 : Bahagia berselimut duka
35 Bab 35 : Kedatangan Tante Dilla
36 Bab 36 : Disidang kakek
37 Bab 37 : Perundingan yang alot
38 Bab 38 : Menghindar
39 Bab 39 : Nasehat mantan
40 Bab 40 : Penolakan Jingga
41 Bab 41 : Pertolongan Tante Soraya
42 Bab 42 : Seperti Tom and Jerry
43 Bab 43 : Kabar gembira
44 Bab 44 : Ngidamnya bumil
45 Bab 45 : Berburu mangga muda
46 Bab 46 : Bumil lebih menggoda
47 Bab 47 : Tragedi mangga muda
48 Bab 48 : Kekesalan Bara
49 Bab 49 : Bara vs Henry
50 Bab 50 : Tamu yang tidak di harapkan
51 Bab 51 : Obsesi
52 Bab 52 : Back to office
53 Bab 53 : Karenina Iskandar
54 Bab 54 : Gagal bercinta
55 Bab 55 : Serba serbi di kantor
56 Bab 56 : Cemburu
57 Bab 57 : Family gathering
58 Bab 58 : Party
59 Bab 59 : Hani yang bar-bar
60 Bab 60 : Ketegasan Bara
61 Bab 61 : Perpisahan
62 Bab 62 : Pulang
63 Bab 63 : Kompromi
64 Bab 64 : Dunia gemerlap
65 Bab 65 : Malam bergelora
66 Bab 66 : Ancaman Bara
67 Bab 67 : Melepas ikatan janji
68 Bab 68 : Kecewanya Mela
69 Bab 69 : Ketemu mantan
70 Bab 70 : Tak seharusnya terjadi
71 Bab 71 : Rumor panas
72 Bab 72 : Teringat Jingga
73 Bab 73 : Kekacauan
74 Bab 74 : Penyelesaian
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 : kecurigaan yang terbukti
2
Bab 2 : Hati yang terkoyak
3
Bab 3 : Menolak kerjasama
4
Bab 4 Dilema
5
Bab 5 : Ancaman Putri
6
Bab 6 : Curhatan Mela
7
Bab 7 : Teguran Bara
8
Bab 8 : Bujukan Bara
9
Bab 9 : Penyesalan Randy
10
Bab 10 : Menikahi Bos
11
Bab 11 : Malam pertama yang gagal
12
Bab 12 : Mela berulah
13
Bab 13 : Gosip panas di kantor
14
Bab 14 : Di pecat
15
Bab 15 : Rumah baru
16
Bab 16 : Pesan di hp Bara
17
Bab 17 : Kecewa
18
Bab 18 : Ketahuan
19
Bab 19 : Bertemu ibu mertua
20
Bab 20 : Menjadi miliknya
21
Bab 21 : Pesan nyasar
22
Bab 22 : Curiga
23
Bab 23 : Menyelidiki
24
Bab 24 : Pengakuan Bara
25
Bab 25 : Bertemu Mela
26
Bab 26 : Sakit
27
Bab 27 : Sang penolong
28
Bab 28 : Marahnya Bara
29
Bab 29 : Hukuman Bara
30
Bab 30 : Nyaris ternoda
31
Bab 31 : Malu
32
Bab 32 : Keributan di club
33
Bab 33 : Terluka
34
Bab 34 : Bahagia berselimut duka
35
Bab 35 : Kedatangan Tante Dilla
36
Bab 36 : Disidang kakek
37
Bab 37 : Perundingan yang alot
38
Bab 38 : Menghindar
39
Bab 39 : Nasehat mantan
40
Bab 40 : Penolakan Jingga
41
Bab 41 : Pertolongan Tante Soraya
42
Bab 42 : Seperti Tom and Jerry
43
Bab 43 : Kabar gembira
44
Bab 44 : Ngidamnya bumil
45
Bab 45 : Berburu mangga muda
46
Bab 46 : Bumil lebih menggoda
47
Bab 47 : Tragedi mangga muda
48
Bab 48 : Kekesalan Bara
49
Bab 49 : Bara vs Henry
50
Bab 50 : Tamu yang tidak di harapkan
51
Bab 51 : Obsesi
52
Bab 52 : Back to office
53
Bab 53 : Karenina Iskandar
54
Bab 54 : Gagal bercinta
55
Bab 55 : Serba serbi di kantor
56
Bab 56 : Cemburu
57
Bab 57 : Family gathering
58
Bab 58 : Party
59
Bab 59 : Hani yang bar-bar
60
Bab 60 : Ketegasan Bara
61
Bab 61 : Perpisahan
62
Bab 62 : Pulang
63
Bab 63 : Kompromi
64
Bab 64 : Dunia gemerlap
65
Bab 65 : Malam bergelora
66
Bab 66 : Ancaman Bara
67
Bab 67 : Melepas ikatan janji
68
Bab 68 : Kecewanya Mela
69
Bab 69 : Ketemu mantan
70
Bab 70 : Tak seharusnya terjadi
71
Bab 71 : Rumor panas
72
Bab 72 : Teringat Jingga
73
Bab 73 : Kekacauan
74
Bab 74 : Penyelesaian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!