Bab 4: Kurayami no Shinjitsu (Kebenaran dalam Kegelapan)
Malam itu, hujan turun deras di Tokyo, membasahi jalan-jalan sempit distrik Akabane. Lampu-lampu jalan yang remang-remang memantulkan genangan air, memberikan atmosfer yang kelam. Jin Kazama berdiri di ujung gang kecil, memperhatikan sosok seorang wanita yang berjalan sendiri, payung merah di tangannya. Target berikutnya telah ditemukan.
---
Adegan di Markas Polisi
Di markas besar kepolisian distrik Shinjuku, Detektif Nakamura sedang memimpin rapat tim investigasi. Sebuah papan besar dengan foto-foto korban terpajang di depan mereka, dikelilingi oleh catatan-catatan kecil yang penuh dengan kemungkinan petunjuk.
"Minna, kono yatsu wa mada ugoku koto ga aru hazu. Konya no yoru mo, saikou ni tsuyoi hoshou wa hitsuyou da." (Semua, pelaku ini pasti masih bergerak. Malam ini kita harus meningkatkan kewaspadaan.) ujar Nakamura sambil menunjuk ke peta kota Tokyo yang tersebar di atas meja.
Rekan kerjanya, Sato, menyela dengan suara tegas.
"Nakamura-san, kamera wa Ginza to Akabane no aida de fushin na kage wo totta kedo, sono otoko no kao wa mada wakarimasen." (Detektif Nakamura, kamera menangkap bayangan mencurigakan di antara Ginza dan Akabane, tapi wajah pria itu masih tidak terlihat jelas.)
Nakamura menatap layar monitor yang menunjukkan rekaman CCTV dari malam sebelumnya.
"Kono angle wa akiraka ni fukai na. Shikashi, sore wa kanarazu kare no kako ni tsunagaru." (Sudut ini memang samar. Namun, pasti ada sesuatu yang menghubungkannya dengan masa lalu pelaku ini.)
Seorang petugas junior mengangkat tangannya.
"Nakamura-san, shinjitsu wa hoka no basho ni aru kamo shirenai. Tsugi wa shougen wo atsumeru no ga ii kamo." (Detektif Nakamura, mungkin ada kebenaran lain di tempat lain. Langkah selanjutnya sebaiknya kita kumpulkan saksi lagi.)
Nakamura mengangguk.
"Sou da. Sato, Akabane ni tsui ni shougen no jinken wo shikkou shite kudasai." (Benar. Sato, jalankan investigasi saksi di Akabane malam ini.)
---
Adegan di Apartemen Yumi Kato
Yumi Kato, seorang wanita muda berusia 28 tahun, duduk di ruang tamunya. Ia adalah seorang PSK yang telah bekerja di distrik Akabane selama dua tahun. Malam ini, ia merasa sedikit tidak nyaman. Entah mengapa, firasat buruk terus menggelayut di pikirannya.
Tiba-tiba, bel apartemennya berbunyi. Yumi mengintip dari lubang pintu dan melihat seorang pria dengan mantel hitam dan topi. Jin Kazama.
"Dare desu ka?" (Siapa Anda?) tanya Yumi dengan nada ragu.
"Gomen nasai, boku wa chotto michi ni mayoimashita. Tetsudatte kuremasu ka?" (Maaf, saya sedikit tersesat. Bisakah Anda membantu saya?) jawab Jin dengan nada lembut, wajahnya tertutup sebagian oleh bayangan topi.
Yumi membuka pintu sedikit, hanya cukup untuk melihat wajah Jin lebih jelas.
"Sumimasen, demo kono jikan ni wa hoka no hito wo tetsudau koto ga dekimasen." (Maaf, tapi saya tidak bisa membantu orang asing di jam seperti ini.)
Jin tersenyum kecil.
"Anata wa Yumi Kato-san desu ne?" (Anda Yumi Kato, bukan?)
Yumi terkejut, wajahnya memucat.
"Naze... watashi no namae wo shitte iru no?" (Kenapa... Anda tahu nama saya?)
Tanpa menjawab, Jin mendorong pintu dengan cepat, memaksa masuk ke dalam apartemen. Yumi menjerit, tapi Jin langsung menutup mulutnya dengan saputangan yang telah dibasahi cairan bius. Dalam beberapa detik, tubuh Yumi lemas dan tak sadarkan diri.
Jin mengangkat tubuhnya dan membawanya ke kamar tidur. Di sana, ia mengeluarkan pisau bedah dari tasnya.
"Yurushite kudasai, demo kore wa hitsuyou na mono desu." (Maafkan saya, tapi ini sesuatu yang harus dilakukan.) gumam Jin sambil mulai bekerja.
---
Adegan di Tempat Kejadian Perkara
Keesokan harinya, tubuh Yumi ditemukan oleh tetangganya yang curiga karena pintu apartemennya sedikit terbuka. Polisi segera dipanggil, dan Nakamura tiba di tempat kejadian bersama Sato.
Sato memeriksa tubuh Yumi yang tergeletak di tempat tidur, sementara Nakamura memperhatikan tanda-tanda lain di sekitar ruangan.
"Kondo wa motto hanashita rashii." (Kali ini, dia lebih berbicara.) ujar Sato sambil membaca catatan kecil yang ditemukan di meja.
Nakamura mengambil catatan tersebut. Isinya hanya satu kalimat dalam bahasa Jepang kuno:
"Kokoro wa shinjitsu no akashi." (Hati adalah bukti kebenaran.)
Sato mengerutkan kening.
"Kono imi wa nan desu ka? Kare wa nani wo tsutomeru tsumori desu ka?" (Apa artinya ini? Apa yang sebenarnya ingin dia sampaikan?)
Nakamura menghela napas panjang.
"Kare wa tada koroshitai wake janai. Kare no kodo wa shinjitsu wo mezasu." (Dia tidak hanya ingin membunuh. Tindakannya bertujuan mencari kebenaran.)
---
Adegan di Kuil Tua
Malam itu, Jin Kazama berada di sebuah kuil tua di pinggiran kota. Ia duduk di depan altar, menatap foto lama seorang wanita yang sudah usang. Wanita dalam foto itu adalah ibunya.
"Hahaue, watashi wa mada anata wo mamoru tame ni tatakatteimasu." (Ibu, aku masih berjuang untuk melindungimu.) gumam Jin dengan nada penuh emosi.
Di tangannya, ia memegang sekuntum mawar merah yang telah layu. Jin memejamkan mata, mengenang masa kecilnya yang penuh dengan kekerasan dan kehilangan.
Sebuah suara tiba-tiba terdengar dari belakang.
"Omae wa nani wo shiyou to shiteru?" (Apa yang sedang kau coba lakukan?)
Jin berbalik dan melihat seorang pendeta kuil berdiri di pintu.
"Kore wa watashi no michi desu. Daremo sore wo tomeru koto wa dekinai." (Ini adalah jalanku. Tidak ada yang bisa menghentikannya.) jawab Jin dengan tegas.
Pendeta itu menggelengkan kepala.
"Sono michi wa tada no horobi no michi da." (Jalan itu hanyalah jalan menuju kehancuran.)
Jin hanya tersenyum tipis sebelum meninggalkan kuil tersebut, bayangannya menghilang di bawah cahaya bulan yang redup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments